penyakit
Disusun Oleh: Kelompok 5
Anggun Dineti (F0G019001)
Popi Monika (F0G019005)
Ellen Meilani (F0G019014)
Rapika Sapitri (F0G019017)
Lindayani (F0G019020
Rica pustika (F0G019029)
Ella Dwi Sokov (F0G019031)
Reka Putri Agustin (F0G019041)
A. Definisi deteksidini atau skrining
1. Umur pertama kali kawin yang relatif muda ( dibawah 20 tahun ).Dikatakan bahwa pada usia
muda epitel serviks uteri belumcukup kuat untuk menerima rangsangan spermatosoa.
2. Jumlah kelahiran per-vagina yang cukup banyak, dimanamelahirkan anak lebih dari tiga kali
akan mempertinggi resiko.
3. Higiene atau kebersihan alat genital yang kurang baik, sehingga memudahkan
terjadinyaservisitis yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kankerserviks.
4. Spermatosoa terutama yang mempunyai kandungan protein tinggiakan merubah susunan
biokimia sel epitel yang siap tumbuhmenjadi kanker.
5. Smegma, yang berdasarkan penelitian ditemukan pada kelompokYahudi yang mempunyai
kebiasaan melakukan sirkumsisi padabayi pria yang baru lahir, ternyata insiden kanker serviks
uteriditemukan sangat sedikit pada istri-istri mereka.
6. Hubungan seksual yang terlalu sering, terlebih dengan pasanganyang berbeda- beda akan
meninggikan resiko.Berbagai virus ( virus herpes simpleks tipe-2, human papillomavirus )
disebut-sebut juga menyebabkan terjadinya kanker ini.
C. Tanda dan Gejala Kanker Serviks
1. Jauhi rokok
2. Pencucian vagina
Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks.Iritasi berlebihan dan terlalu sering akan
merangsangterjadinya perubahansel,yang akhirnya jadi kanker.
3. Nutrisi
Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akanmembuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain,
sepertibeta karoten, vitamin C, dan asal folat.
4. Seks yang Aman
Hubungan seksual pada usia di bawah 17 tahun diketahuidapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada
organkandungan perempuan, karena pada rentang usia 12-17 tahun,perubahan sel dalam mulut rahim sedang
aktif sekali.
5. Tidak Berganti — ganti pasangan
Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengankemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunyaHuman
Papilloma Virus (HPV).
6. Sunat pada Lelaki
Beberapa penelitian membuktikan, bahwa sunat mengurangi risiko pria dan pasangannya dari penularan berbagai
penyakittermasuk kanker serviks
8. Vaksinasi
Cervari adalah vaksin kanker serviks terbaru di Indonesia yang ditujukan baik bagi remaja putri maupun
D. Metode deteksi dini kanker serviks
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat
dipergunakan adalah:.
· IVA negative = Serviks normal.
· IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
·3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena
temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-
sedang-berat atau kanker serviks in situ).
·4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan sta-
dium kanker serviks, masih akanbermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
b. Papsmear
Tes Pap diperkenalkan 1928 oleh Dr George Papnicolau.Sejak dilakukan tes Pap,
kejadian kanker serviks menurun drastis.Angka kematian akibat kanker serviks di
negara maju menurun sekitar 75 persen (dari 1940an ke 1980an).
Tujuan Pemeriksaan
1) Deteksi dini dan diagnosis kanker serviks
2) Mengetahui perubahan perkembangan sel leher rahim, sampai mengarah pada
pertumbuhan sel kanker sejak dini
Kapan pemeriksaan dilakukan :
1) Saat wanita berusia diatas 20 tahun yang telah menikah atau sudah melakuka
senggama, dianjurkan sekali setahun secara teratur seumur hidup.
2) Bula pemeriksaan tahunan 3x berturut — turut hasilnya normal, pemeriksaan
selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Tanpa melihat usia anda, jika anda memiliki faktor resiko anda perlu melakukan tes
setiap tahun.
LANJUTAN
1. Riwayat aktivitas seksual saat remaja, khususnya jika anda memiliki lebih dari
1 pasangan seks
2. Saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple)
3. Pasangan yang memulai aktivitas seksual sejak dini dan yang memiliki
banyak pasangan seksual 53 sebelumnya
4. Riwayat penyakit menular seksual
5. Riwayat keluarga dengan kanker serviks
6. Diagnosis kanker serviks atau Pap smear memperlihatkan sel prakanker
7. Infeksi human papilloma virus (HPV)
8. Perokok
9. Terpapar dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir
10. Infeksi HIV
11. Sistem imun yang lemah karena beberapa faktor seperti transplantasi organ,
kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid kronis.
3. Skrining Kanker Payudara
a.Pengertian kanker payudara
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara,
bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun
komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah dan persarafan jaringan
payudara.
b.Faktor penyebab kanker payudara
a)Faktor Genetik
·Riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang terkena kanker payudara atau kanker
indung telur maka dapat meningkatkan risiko.
b)Terbukti positif mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 pada pemeriksaan genetik terhadap
darah.
c)Faktor Hormon
·Riwayat kehamilan. Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai
risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibanding perempuan yang melahirkan
anak setelah 30 tahun atau tidak memilki anak sama sekali.
· - Riwayat menyusui. Risiko kanker payudara akan menurun jika perempuan sering
menyusui dan dalam jangka waktu yang lama.
· - Riwayat haid. Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum
usia 12 tahun) atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki risiko tinggi.
LANJUTAN
·Penggunaan hormon estrogen eksternal seperti terapi sulih hormon, pil KB yang
mengandung estrogen saja. Faktor risiko akan meningkat jika penggunaan dilakukan
terus-menerus dalam jangka waktu lama
d)Faktor Diet
·diet tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara.
Sedangkan diet yang mengandung omega 3 (ikan), buah, sayur, makanan yang
mengandung fitoestrogen (tahu, tempe), dan vitamin antioksidan (vitamin A, C, E) dapat
menurunkan faktor risiko.
·Alkohol dan merokok dapat meningkatkan faktor risiko melalui jalur hormonal.
e)Faktor Lingkungan
·Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena pada usia sebelum 40
tahun, misalnya pada penderita limfoma hodgkin yang mendapat terapi sinar
(radioterapi) di dada.
·Tidak ada hubungannya antara penggunaan pestisida atau berada pada lingkungan
yang terpapar dengan medan elektromagnetik dengan kejadian kanker payudara.
LANJUTAN ..
C. Ada beberapa tanda dan gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai, seperti:
·Benjolan pada payudara atau pengerasan yang berbeda dari jaringan sekitar.
·Perubahan pada ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
·Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan.
·Retraksi atau inversi dari puting payudara.
·Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara.
·Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara, yang dapat menyerupai kulit jeruk.
D.MEtode Skrining kanker payudara
Skrining kanker payudara adalah prosedur yang dilakukan untuk mendeteksi kanker
payudara sebelum gejalanya dialami oleh pasien.
Metode skrining kanker payudara umumnya terdiri dari beberapa prosedur di bawah ini:
LANJUTAN
1. SADARI
SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia 20 tahun.
Prosedur periksa payudara sendiri (SADARI) dapat Anda lakukan secara mandiri di depan cermin.
Berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1
· Berdiri tegak.
· Cermati ada tidaknya perubahan pada bentuk serta permukaan kulit payudara, pembengkakan
dan/atau perubahan pada puting.
· Jika bentuk atau ukuran payudara kanan dan kiri tidak simetris, hal ini termasuk normal dan tidak
perlu dikhawatirkan.
Langkah 2
· Angkat kedua lengan, tekuk siku, dan posisikan kedua telapak tangan di belakang kepala.
· Dorong kedua siku ke depan dan cermati payudara.
· Kemudian dorong siku ke samping kiri dan kanan.
· Lalu cermati bentuk maupun ukuran payudara.
Langkah 3
· Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang (berkacak pinggang).
· Condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung.
· Dorong kedua siku ke depan.
· Kencangkan otot dada.
LANJUTAN
Langkah 4
·Angkat tangan kiri ke atas, lalu tekuk siku agar telapak tangan menyentuh punggung bagian
atas (di bawah leher).
·Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba dan menekan payudara
·Lakukan gerakan atas-bawah, melingkar, dan lurus dari pinggir payudara (dekat ketiak) ke
arah puting serta
·Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan dengan memakai tangan kiri.
Langkah 5
·Cubit kedua puting perlahan-lahan.
·Cermati apakah ada cairan yang keluar dari puting atau tidak. Bila ada cairan yang keluar
padahal Anda tidak sedang menyusui, berkonsultasilah ke dokter.
Langkah 6
·Berbaringlah dan letakkan bantal di bawah pundak kanan Anda.
·Letakkan telapak tangan kanan di belakang kepala.
·Cermati payudara kanan dan lakukan gerakan atas-bawah, melingkar, serta lurus dari pinggir
payudara (dekat ketiak) ke arah puting, lalu sebaliknya.
·Pakai ujung jari-jari tangan kiri, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
·Kemudian ulangi langkah yang sama di payudara kiri.
LANJUTAN
2. Mammografi
Prosedur mammogram umumnya baru dianjurkan ketika wanita berusia 45 hingga 50 tahun. Pasalnya, hasil
mammografi pada jaringan payudara yang padat (misalnya, pada wanita usia muda) bisa memberikan
kurang akurat untuk mendeteksi sel kanker.
Mammogram menggunakan pencitraan dengan sinar-X untuk memeriksa payudara. Prosedurnya meliputi:
·Teknisi medis akan memposisikan payudara pada alat mammografi.
·Payudara akan ditekan dengan kompresor yang terdiri atas piringan plastik.
·Meski terasa tak nyaman, pasien akan diminta untuk tidak bergerak selama payudara ditekan.
Hasil mammografi berupa gambar payudara dari tampak samping dan atas-bawah.
3. MRI payudara
Pada wanita dengan risiko tinggi, skrining dengan MRI payudara dan mammografi akan dimulai pada usia
30 tahun dan dilanjutkan selama pasien dalam keadaan sehat.Risiko tinggi kanker payudara tersebut
meliputi:
·Adanya mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, yang dideteksi dari tes BRCA
·Riwayat keluarga kandung (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang mengidap kanker payudara
·Penyakit sindrom genetik, seperti sindrom Li-Fraumeni atau sindrom Cowden
LANJUTAN
4. USG payudara
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara menjadi pilihan bagi wanita
berisiko tinggi kanker payudara yang:
· Tidak bisa menjalani MRI
· Sedang hamil dan tidak boleh terpapar radiasi pada pemeriksaan
mammografi
USG dapat mendeteksi area payudara yang sulit diperiksa dengan
mammografi.Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah benjolan
pada payudara merupakan tumor yang padat atau berisi cairan.Prosedur
USG payudara dilakukan dengan cara-cara berikut:
· Pasien akan diminta untuk berbaring di atas meja pemeriksaan.
· Dokter akan mengoleskan gel pada payudara pasien.
· Alat khusus bernama tranducer lalu digerakkan memutar di atas
payudara pasien, dan gambar yang dihasilkan akan muncul pada layar
monitor.
LANJUTAN
Dalam tes BRCA, tenaga medis akan mengambil sampel darah pasien. Berikut
prosedurnya:
·Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan
antiseptik untuk membunuh kuman. Lokasinya biasa pada siku bagian dalam.
·Lengan atas akan diikat dengan perban elastis agar aliran darah di lengan dapat
terkumpul dan pembuluh darah vena mudah ditemukan.
·Setelah vena ditemukan, darah akan diambil dengan cara menyuntikkan jarum steril
ke pembuluh darah.
·Tabung khusus kemudian dipasang di belakang jarum untuk menampung sampel
darah.
·Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik
akan ditutup dengan perban.
Khusus pada tes genetik kanker payudara, hasilnya dapat menunjukkan ada
tidaknya mutasi gen BRCA1 atau BRCA2.Pasien dengan mutasi gen tersebut
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara atau kanker ovarium.
Demikain pula dengan keluarga kandung pasien.
LANJUTAN