Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA NY.

S
UMUR 20 TAHUN G1P0A0 DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
RT 001 RW 007 DESA PAMIRITAN KECAMATAN BALAPULANG
KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH

Dosen Pembimbing :
Rusmini, S.Kep. Ns. M.H

Disusun oleh :
Nabila P1337424319003

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN PURWOKERTO


JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Keluarga dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga pada


Ny. S umur 20 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis RT 001 RW
007 Desa Pamiritan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal” telah diperiksa
dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Purwokerto,….September 2021

Koordinator

Praktik Kerja Lapangan

Rusmini, S.Kep,Ns.,M.H

Mengetahui

Pembimbing Lahan Ketua

Prodi DIII Kebidanan Purwokerto

Dini Ratnasari, Amd. Keb Rusmini, S.Kep,Ns.,M.H

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................2
C. Metode Pengumpulan Data................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................27
BAB V PENUTUP.....................................................................................30
A. Kesimpulan........................................................................................30
B. Saran.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31
LAMPIRAN...............................................................................................32

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Keluarga pada Ny. S umur 20 tahun G1P0A0
dengan Kekurangan Energi Kronis RT 001 RW 007 Desa Pamiritan Kecamatan
Balapulang Kabupaten Tegal”. Dalam penulisan Asuhan Kebidanan Keluarga ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan Asuhan Kebidanan Keluarga ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Kebidanan Keluarga ini


masih jauh dari kesmpurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan
Keluarga ini.

Semoga penulisan Asuhan Kebidanan Keluarga ini dapat bermanfaat bagi


pembaca dan dapat memberikan kontribusi dalam dunia kesehatan khususnya
kebidanan.

Purwokerto, September 2021

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian,
masalah tersebut antara lain anemia dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Status kesehatan di Indonesia belum menggembirakan ditandai
dengan Angka Kematian Ibu, Kematian Neonatal, Bayi dan Balita masih sulit
ditekan(Kemenkes RI, 2015).
Salah satu kekurangan zat gizi pada ibu hamil adalah Kurang Energi
Kronis (KEK). Ibu hamil dengan masalah gizi berdampak terhadap kesehatan
dan keselamatan ibu dan bayinya serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi
ibu KEK, berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses
persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan
perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu (Kemenkes RI.2015).
Masa kehamilan memerlukan perhatian khusus karena merupakan
periode penting pada 1.000 hari kehidupan. Ibu hamil termasuk salah satu
kelompok yang rawan gizi. Asupan gizi ibu hamil sangatberpengaruh terhadap
pertumbuhan janin. Status gizi yang baik pada ibu hamil dapat mencegah
terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan stunting (pendek). Asupan
energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan
Kurang Energi Kronis (KEK). Berdasarkan PSG tahun 2016, 53,9% ibu hamil
mengalami defisit energi (70% AKE) dan mengalami definisit ringan (80-99%
AKP). Salah satu identifikasi ibu hamil KEK adalah Lingkar Lengan Atas
(LILA) <23,5cm.

Persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang berisiko KEK di Indonesia


tahun 2017 adalah 10,7%, sedangkan persentase ibu hamil berisiko KEK
adalah 14,8%. Asupan gizi WUS yang berisiko KEK harus ditingkatkan
sehingga dapat memiliki berat badan yang ideal saat hamil. Sedangkan untuk
ibu hamil KEK sudah ada program perbaikan gizi yang ditetapkan pemerintah
yaitu dengan pemberian makanan tambahan berupa biskuit yang
mengandung protein, asam linoleat, karbohidrat, dan diperkaya dengan 11
vitamin dan 7 mineral sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51

1
Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi. Kecukupan konsumsi
energi ibu hamil dihitung dengan membandingkan dengan Angka Kecukupan
Energi (AKE) yang dikategorikan menjadi: Defisit jika kurang dari 70% AKE,
Defisit ringan antara 70 – 79% AKE, Cukup antara 80 – 119% AKE, Lebih jika
120% AKE atau lebih. (Kemenkes RI.2018)

Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Desa Pamiritan RT 01 RW 07


Kecamatan Balapulang didapatkan hasil keluarga Tn. A terdapat ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan pada kehidupan
secara langsung untuk memecahkan masalah yang dialami oleh keluarga
Ny. S pada RT 01 RW 07 Desa Pamiritan Kecamatan Balapulang
Kabupaten Tegal.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan di keluarga Ny.
S
b. Dapat merumuskan masalah-masalah kebidanan di keluarga Ny. S
c. Dapat membuat strategi pelayanan kebidanan di keluarga Ny.S
d. Dapat melaksanakan pelayanan kebidanan keluarga sesuai masalah-
masalah yang ditemukan.
e. Dapat melaksanakan evaluasi pelayanan kebidanan komunitas.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Pendataan dan identifikasi masalah dilakukan dengan:
a. Pengisian google from
b. Wawancara
Melakukan wawancara mendalam terhadap responden setiap KK.
c. Pemeriksaan fisik
Dilakukan bila perlu terhadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah dan keluhan terhadap kesehatan dan keperawatan.
2. Perencanaan intervensi bersama masyarakat dilakukan dengan penyajian
data beserta masalahnya

2
3. Perencanaan program (intervensi) pelayanan kebidanan komunitas di
tingkat keluarga
4. Pelaksanaan program (intervensi)
a. Penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok sasaran
b. Pemeriksaan fisik

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Suparmi, dkk. 2018; H:1)

2. Tipe keluarga
a) Keluarga inti (Nuclear Family)
Rumah tanga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak kandung/angkat
b) Keluarga besar (Extended Family)
keluarga inti ditambah dengan sanak saudara yang mempunyai
hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, paman, dsb.
c) Recontituted nuclear
pembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/isteri, tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya
baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru
d) Keluarga usia lanjut (Ageing Family)
suami-isteri dimana anak-anaknya sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/perkawinan/bekerja
e) Keluarga ‘dyadic’
Terdiri dari suama dan istri tanpa anak.
f) Single parent
terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) karena perceraian/kematian
pasangannya dan anak (kandung/angkat) yang dapat tinggal
serumah/di luar rumah.
g) Single Adult
Hanya tediri dari seorang dewas yang tinggal sendiri.
h) Dual carrier
suami-isteri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
i) Commuter married

4
suami-isteri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah,
keduanya saling bertemu pada waktu tertentu.
j) Three generation
tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k) Instituional
anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam satu panti.
l) Communal family
satu rumah terdiri dari dua atau lebih keluarga (tanpa pertalian darah)
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan/penggunaan fasilitas.
m) Cohibing couple
satu pasangan yang tinggal bersama tanpa perkawinan.

3. Peran Keluarga
a) Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan
mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan memberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
b) Peran ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga, pengasuh anak-anaknya dan
sebagai satu kelompok dari peran serta dari anggota masyarakat dan
pencari nafkah.
c) Peran anak
Anak melaksnakan perarahan psikososial sesuai tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

4. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
1) Berhubungan dengan fungsi internal keluarga, merupakan basis
kekuatan keluarga.
2) Anggota keluarga mempunyai gambaran diri yang positif,
perasaan dimiliki, perasaan berarti, mendapat kasih sayang,

5
dukungan dan penguatan yang semuanya dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi keluarga.
3) Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Tampak dari
kebahagiaan/kegembiraan dari seluruh anggotanya.
4) Merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga.
b) Fungsi sosialisasi
1) Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi sejak
lahir, termasuk internalisasi norma/nilai yang sesuai bagi setiap
individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
2) Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, perilaku
melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu
berperan di masyarakat.
c) Fungsi reproduksi
Meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit
terkontrol. Di sisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan
sehingga lahirlah keluarga baru dengan satu orang tua.
d) Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, rumah,
maka keluarga membutuhkan sumber keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga miskin.
e) Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
2) Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Menurut Fiedman, tugas kesehatan keluarga adalah:
(a) Mengenal masalah kesehatan
(b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
(c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
(d) Mempertahankan/menciptakan suasana rumah yang sehat.
(e) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan
masyarakat.

6
5. Tahap perkembangan keluarga
a) Tahap I, Pasangan baru
b) Tahap II, Keluarga ‘child bearing’/ mengasuh anak
c) Tahap III, Keluarga dengan anak pra sekolah
d) Tahap IV, Keluarga dengan anak sekolah
e) Tahap V, Keluarga dengan anak remaja
f) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
g) Tahap VII, Keluarga usia pertengahan
h) Tahap VIII, Keluarga usia lanjut

B. KEKURANGAN ENENRGI KRONIS (KEK)


1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu


menderita keadaan kekurangan kalori dan protein ( malnutrisi) yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil ( bumil).

KEK merupakan gambaran status gizi ibu di masa yang lalu,


kekurangan zat gizi pada masa kecil akan menyebabkan bentuk tubuh
yang kurus dan pendek (stunting).

2. Bagaimana mengidentifikasi Ibu Hamil Mengalami KEK


Untuk menentukan apakah wanita usia subur (WUS) 15 – 4 tahun
mengalami KEK diukur dengan pita LILA. WUS yang berisiko KEK jika
hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm
maka tidak berisiko mederita KEK.

3. Penyebab KEK pada Ibu Hamil


Kurang Energi Kronis pada ibu hamil disebabkan 2 faktor penyebab,
yaitu:
1. Faktor Penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi izi yang
tidak cukup dan penyakit.

7
2. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak
cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan yang tidak
memadai. Semua faktor langsung dan tidak langsung dioengaruhi
oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sedangkan
masalah dasar adalah krisis ekonimi, politik dan social.

Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil, dari
pra nikah (calon pengantin) bahkan usia remaja, kehamilan pada usia
remaja akan menimbulkan masalah antara lain:

a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin yang
dikandungnya.
b. Kekuragan zat gizi akan menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit
c. Organ reprosuksi remaja masih dalam proses tumbuh kembang,
seperti panggul belum berkembang maksimal (panggul sempit) yang
akan menyulitkan proses persalinan.
d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan
pola asuh yang tidak baik.

4. Bagaimana Cara Mengatasi KEK pada Ibu Hamil dan Pencegahanya

Penanganan KEK pada ibu hamil memerlukan perubahan pada


pola konsumsi makanan yang dilakukan selama ini dan bukan merupakan
hal yang instan. Upaya ini juga perlu dilakukan secara
berkesinambungan.

Beberapa penanganan KEK pada ibu hamil yang bisa dilakukan dengan
perubahan pola konsumsi makanan adalah:

1. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil


2. Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga
3. Penyuluhan mengenai pentingnya memenuhi kebutuha nutrisi
kehamilan
4. Perubahan kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh
5. Mengatasi gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutrisi.

8
Adapun makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energy kronis yang
bisa rutin dikonsumsi adalah biskuit ibu hamil, makanan tinggi kalori,
makanan tinggi protein hingga makanan yang megandung zat besi,
seperti: telur, ikan, daging, kentang, nasi, beras merah, umbi – umbian,
kacang – kacangan, susu.
Mendapatkan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) terpadu (10 T) di
pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) oeh tenaga kesehatan .
pelayanan antenatal trkait gizi yang wajib dilakukan adalah:
a) Penimbangan berat badan
b) Pengukuran tinggi badan
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas( LILA)
d) Pmeberian tablet tambah darah (tablet Fe)
e) Penyuluhan dan konseling gizi.

5. Dampak KEK pada Ibu Hamil


KEK pada ibu hamil berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu, bayi, dan proses persalinan.
1. Bagi ibu
Ibu hamil berisiko dan komplikasi seperti anemia, perdarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi bahkan meningkatkan kematian ibu
2. Bagi janin
Gangguan pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir meninggal, kematian neonatal, cacat bawaan,
asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
3. Bagi anak
Akibat KEK mengganggu tumbuh kembang anak, yaitu petumbuhan
fisik (stunting), otak dan metabolism yang menyebabkan penyakit
tudak menular di usia dewasa.
4. Proses persalinan
Kondisi KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu
proses persalinan sehingga berisiko terjadinya persalianan sullit dan

9
lama, persalinan premature/ sebelum waktunya, perdarahan post
partum, serta persalianan dengan tindakan operasi cesar cebderung
meningkat.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA Tn.A DENGAN FOKUS
PADA NY.S USIA 20 TAHUN G1P0A0 DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) RT 001 RW 007 DESA PAMIRITAN
KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 September 2021 Jam : 09.30 WIB
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. A
2. Alamat : Pamiritan RT 01 RW 07
3. Telepon : 089526864160
4. Pekerjaan : Karyawan swasta
5. Pendidikan : SMP
6. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Umur Hub.Dg Pendidikan Pekerjaan Status
KK kesehatan
1. Aikang L 34 Suami SMP Karyawan Baik
Fauzi tahun swasta
2. Maula Silvia P 20 Istri SMA Guru Baik
Ningsih tahun Madrasah

10
Genogram

50 47 466
49 5

34 30 24 28 25 16 6
20 209 12
8

20mgg

Keterangan :
= laki-laki

= Perempuan

= anak dalam kandungan

= tinggal satu rumah

7. Tipe Keluarga : termasuk Keluarga dyadic’ karena hanya baru


terdiri dari suami dan isti.
8. Tipe Bangsa : semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa

11
9. Agama : semua anggota keluarga menganut agama Islam dan taat
beribadah
10. Status Sosial Ekonomi keluarga :
KK : penghasilan KK Rp. 600.000 – Rp. 1. 000.000 per bulan
Menurut istri, penghasilan dari KK cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dalam sebulan.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga : umumnya semua anggota keluarga
menonton TV dan jalan – jalan 2 bulan sekali untuk refreshing
sebagai sarana rekreasi.

B. Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini : tahap II keluarga
Child bearing/mengasuh anak karena saat ini keluarga menantikan
kelahiran anak pertamanya.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tidak ada
3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Ny.S mengatakan dirinya dan
suami tidak menderita penyakit menular (Hepatitis, TBC,
HIV//AIDS), maupun penyakit kronis (jantung, DM, ginjal)
4. Riwayat keluarga lainnya :
Dari pihak keluarga asal KK : tidak ada yang menderita penyakit
menular atau kronis.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah,
- Luas tanah sekitar 120 m2
- Tipe rumah : Permanen
- Jumlah ruang : 8 (3 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi)
- Jumlah jendela rumah : 5 jendela
- Pencahayaan baik
- Tidak ada ruangan yang tidak dimanfaatkan
- Ruangan secara umum tampak rapi tetapi kurang bersih, dan
terdapat bungkus rokok dan asbak diruang tamu.

12
- Sumber air menggunakan sumur untuk kepentingan rumah
tangga dan kegiatan sehari – hari.
- Denah Rumah

1 1 1
4

2 6
5

1. Kamar tidur
2. Ruang tamu
3. Dapur
4. Kamar mandi
5. Tempat makan
6. ruang keluarga

= Jendela

= Pintu

1. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas


Keluarga tinggal di desa jarak rumah yang berdekatan. Di
lingkungan sekitar rumah Tn. A tergolong bersih dan tertata rapi.
Sebagian besar tetangga adalah penduduk setempat. Mayoritas
warga bekerja sebagai Tukang kayu. Kebanyakan lingkungan
sekitar rumah tetangga masih banyak yang belum bisa
menghindari merokok. Keluarga kadang-kadang mengikuti
pengajian/ yasinan setiap jumat dan rabu.
2. Mobilitas geografis keluarga
keluarga Tn. A selama menikah tidak pernah pindah rumah.

13
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
keluarga aktif mengikuti pengajian, dan acara yang ada di desa.
4. System pendukung keluarga :
KK = 2 orang. Keluarga memiliki fasilitas untuk menunjang
kesehatan yaitu BPJS. Tempat berobat keluarga adalah di
Puskesmas. Alat transportasi yang dimiliki yaitu sepeda motor.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunitas Keluarga
Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi yaitu bahasa jawa.
Jika ada masalah biasanya diselesaikan dengan baik.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
KK merupakan pengambil keputusan utama dalam keluarga jika
tidak ada orang tua, meskipun melalui musyawarah/kesepakatan
keluarga terlebih dahulu.
3. Struktur Peran
- Tn. A sebagai kepala keluarga menjadi sumber penghasilan
utama dalam keluarga, menjadi pengambil keputusan utama
dalam keluarga.
- Ny. S sebagai istri dan Ny. S bekeja sebagai guru madrasah,
dan disamping itu juga berperan sebagai ibu rumah tangga
seperti mencuci, memasak, menyetrika dll.

4. Nilai dan Norma Keluarga yang berhubungan dengan kesehatan:


Keluarga menyadari pentingnya kesehatan, dan jika keluarga ada
yang sakit akan datang ke tenaga kesehatan terdekat. KK belum
bisa menghilangkan kebiasaan merokok.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga memandang dirinya keluarga yang bahagia dan mampu
untuk memenuhi kehidupannya, dan tidak ada kekerasan dalam
keluarganya.
2. Fungsi Sosial

14
Interasksi dalam kelaurga berjalan baik dan belum pernah terjadi
konflik keuarga maupun konflik dengan tetangga. Keluarga selalu
berusaha membina hubungan baik dengan tentangga, terlibat
dalam setiap kegiatan masyarakat dan keagamaan terutama
karena tetangga sekitar masih lingkup keluarga, anggota keluarga
mematuhi semua yang ada dalam peraturan keluarga, dan
keluarga melakukan norma – norma dan perilaku sesuai budaya
yang ada.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga mengerti bahwa Ny.S sekarang sedang hamil dan selalu
periksa ke bidan untuk mengetahui perkembanganya, dan
keluarga sudah paham mengenai pengambilan keputusan dan
tindakan yang tepat ketika ada anggota keluarga yang sakit atau
mau melahirkan langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
4. Fungsi Reproduksi
Tn. A dan Ny. S mengatakan belum pernah menggunakan KB,
karena ini merupakan kehamilan pertamanya dan dinantikan
kehadirannya.
5. Fungsi Ekonomi
Keluaraga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Stress dan Koping Keluarga :
1. Stressor jangka pendek
Ibu khawatir terhadap janinya karena dirinya KEK.
2. Stressor jangka panjang
Ibu khawatir akan pertumbuhan bayinya nanti setelah sudah lahir.
3. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga selalu tenang dalam menghadapi hal apapun.
4. Strategi koping yang digunakan
Ibu Memberitahu suaminya bahwa hasil pemeriksaan dirinya
termasuk dalam Kekurangan Energi Kronis ( KEK ) sehingga dia
sering mengalami rasa letih dan harus memenuhi kebutuhan
nutrisinya dengan baik. selalu menjaga kesehatan, dan selalu
periksa ANC.

15
G. Harapan Keluarga terhadap tenaga kesehatan : selalu siaga dan
memberikan pelayanan dengan baik.

H. Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Ny. S Tn, A
Fisik
Umum : 120/80 mmHg Tidak dikaji
Tekanan Darah
Suhu Tidak dikaji Tidak dikaji
Nadi Tidak dikaji Tidak dikaji
Respirasi Tidak dikaji Tidak dikaji
BB 41 kg (sumber buku Tidak dikaji
KIA)
TB 150 cm (sumber buku Tidak dikaji
KIA)
LILA 22,5 cm (sumber buku Tidak dikaji
KIA)
Status Present:
Kepala : Tidak dikaji Tidak dikaji
Rambut dan kulit
Mata Tidak dikaji Tidak dikaji
Hidung Tidak dikaji Tidak dikaji
Mulut dan Tidak dikaji Tidak dikaji
tenggorokan
Telinga Tidak dikaji Tidak dikaji
Leher Tidak dikaji Tidak dikaji
Kelenjar tyroid Tidak dikaji Tidak dikaji
Vena jugularis Tidak dikaji Tidak dikaji
Dada Tidak dikaji Tidak dikaji
Paru - paru Tidak dikaji Tidak dikaji
Jantung Tidak dikaji Tidak dikaji
payudara Tidak dikaji Tidak dikaji
Abdomen : Tidak dikaji Tidak dikaji
Ekstremitas : Tidak dikaji Tidak dikaji
Atas

bawah Tidak dikaji Tidak dikaji

Status Obstetric Ny. S

16
1. Inspeksi

Muka : tidak ada cloasma gravidarum, dan tidak edema

Mamae : bersih, simetris, areola dan putting susu hitam,

putting susu meninjol, kolostrum belum keluar.

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi

Vulva : tidak terkaji

2. Palpasi

Leoplod I : Ballotemen (+)

Leoplod II :-

Leoplod III :-

Leoplod IV :-

TFU : 3 jari bawah pusat

TBJ :-

3. DJJ : belum diketahui secara pasti


4. Reflek patella : Kanan (+) / kiri (+)

I. Pola Kebiasaan Sehari – hari


Jenis pola
Nutrisi (pola makan) Makan 3x/sehari Makan 3x/sehari
dengan porsi dengan komposisi:
sedang, komposisi: nasi, lauk, sayur.
nasi, lauk, sayur. Minum 7 - 8 gelas
Minum 7 - 8 gelas perhari( air teh,
perhari( air teh, kopi, air putih)
susu, air putih)
Eliminasi ibu mengatakan mengatakan BAB
BAB 1x/hari, 1x/hari, konsisitensi

17
konsisitensi lunak, lunak, warna :
warna : kuning kuning kecoklatan.
kecoklatan. Ibu mengatakan
Ibu mengatakan BAK ± 4-5x/hari,
BAK ± 4-5x/hari, konsistensi cair,
konsistensi cair, warna kuning
warna kuning jernih.
jernih.
Personal Hygiene Ibu mengatakan mengatakan mandi
mandi 2 x/hari, 2 x/hari, keramas 3
keramas 3 x/minggu, ganti
x/minggu, ganti baju dan pakaian
baju dan pakaian dalam 2x/hari.
dalam 2x/hari .
Aktivitas Mengatakan tidur Mengatakan tidur
siang 1 jam, tidur siang 0, tidur
malam 7 jam malam 7 jam
Ketergantungan Mengatakan tidak Mengatakan tidak
obat/zat ada ketergantunagn ada ketergantunagn
obat. obat

II. DIAGNOSA KEBIDANAN


a. Analisa Data
DATA (S&O) PENYEBAB MASALAH
DS : .
Ny. S mengatakan BB Kurangnya Kekurangan Energi
hanya naik sedikit dan pengetahuan ibu Kronis (KEK)
sering letih mengenai
pemenuhan
DO : kebutuhan nutrisi
BB sebelum hamil : 38 pada ibu hamil
kg
BB selama hamil : 41
kg

18
TB : 150
LILA : 22,5

DS :
Ada anggota keluarga Asap rokok Resiko terjadinya
yang merokok penyakit ISPA

DO :
Ibu mengatakan
suaminya merokok
dalam 1 hari bisa 5-6
batang

b. PERUMUSAN DIAGNOSA
DIAGNOSA :
1. KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
2. Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok.
c. PENENTUAN PRIORITAS
1. Diagnosa : KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya
pengetahuan ibu mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.

No KRITERIA SCORE PEMBENARAN


1. Sifat Masalah 2/3x1=2/3 Bila keadaan tersebut
Skala :Ancaman tidak segera diatasi ibu
kesejahteraan bisa melahirkan anaknya
dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
2. Kemungkinan 1/2x2=1 Dengan menerapkan pola
masalah dapat makan gizi seimbang
diatasi pada ibu hamil masalah
Skala : sebagian dapat diatasi.
3. Potensi masalah 2/3x1=2/3 KEK pada ibu hamil dapat
dapat dicegah diatasi dengan

19
Skala : cukup pemenuhan nutrisi pada
ibu hamil dan diberikan
PTM berupa biskuit ibu
hamil.
4. Menonjolnya 2/2x1=1 Keluarga tidak
masalah mengetatahui bahwa KEK
Skala : ada adalah masalah serius.
masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani.
Total score 3

2. Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok


No KRITERIA SCORE PEMBENARAN
1. Sifat Masalah 2/3x1=2/3 Bila keadaan tersebut
Skala :Ancaman tidak segera diatasi akan
kesejahteraan membahayakan keluarga
yang lain.
2. Kemungkinan 1/2x2=1 Apabila keluarga bisa
masalah dapat mengurangi merokok
diatasi maka akan mencegah
Skala : sebagian penyakit ISPA.
3. Potensi masalah 2/3x1=2/3 Dengan diberikan
dapat dicegah penyuluhan diharapkan
Skala : cukup kelurga bisa mengurangi
merokok/ meokok diluar
rumah.
4. Menonjolnya 2/2x1=1 Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa asap rokok sangat
Skala : ada berbahaya.
masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani.
Total score 3

Berdasarkan data diatas maka prioritas masalah keluarga Tn. A adalah :

20
1. KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
2. Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok.

d. PERENCANAAN TINDAKAN
1. Diagnosa : KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya
pengetahuan ibu mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil.
Tujuan dan kriteria Rencana Tindakan
Tidak memperparah KEK pada
ibu hamil atau mengatasi KEK
pada ibu hamil
1. Aspek pengetahuan Memberikan penyuluhan kepada ibu
a. ibu dan Keluarga mengenai pemenuhan nutrisi pada
mengetahui pentingnya ibu hamil.
pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil
b. ibu dan keluarga
mengetahui apa itu KEK Memberikan penyuluhan kepada ibu
mengenai pengertian kek,
pencegahan dan mengatasi,
dampak dari KEK, dan penyebab
2.Aspek sikap KEK.
Keluarga mampu dan bersedia
untuk menerapkan Anjurkan ibu agar menerapkan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
ibu hamil hamil dengan gizi seimbang.

3.Aspek psikomotor
Ibu dapat mengatasi KEK, Memotivasi ibu untuk makan
dengan pemenuhan gizi makanan yang sehat dan memenuhi
seimbang gizi seimbang.

21
2. Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok
Tujuan dan kriteria Rencana Tindakan
Keluarga mampu menerapkan
pola hidup bersih dengan
mengurangi rokok.
1. Aspek pengetahuan Memberikan penyuluhan kepada ibu
a. keluarga menegetahui dan keluarga mengenai bahaya
bahaya merokok rokok.

2.Aspek sikap
Keluarga mampu dan bersedia Memberikan motivasi kepada ibu
untuk menerapkan pola hidup dan keluraga agar selalu
sehat dengan merokok diluar menerapkan pola hidup bersih dan
rumah. sehat.

3.Aspek psikomotor
Keluarga mampu mengurangi
rokok dan merokok di luar Memotivasi ibu untuk selalu hidup
rumah. bersih dan sehat tanpa asap rokok.

e. IMPLEMENTASI

Tanggal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi dan


Waktu Respon
13 September KEK pada ibu Menjelaskan Keluarga
2021 hamil disebabkan kepada ibu paham dan
karena mengenai mengerti
kurangnya pemenuhan mengenai
pengetahuan ibu nutrisi pada ibu pemenuhan
mengenai hamil. nutrisi ibu
pemenuhan hamil, dan ibu
kebutuhan nutrisi Menjelaskan mengetahui
pada ibu hamil. kepada ibu cara mengatasi

22
mengenai KEK dengan
pengertian kek, pemenuhan
pencegahan gizi pada ibu
dan mengatasi, hamil dengan
dampak dari gizi seimbang.
KEK, dan
penyebab KEK.

Memberikan
dukungan
kepada ibu agar
menerapkan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi ibu hamil
dengan gizi
seimbang.

13 September Resiko terjadinya Menjelaskan Keluarga telah


2021 penyakit ISPA kepada ibu dan mengetahui
karena asap keluarga bahaya
rokok mengenai merokok,
bahaya rokok. keluarga
Memberikan bersedia untuk
motivasi kepada menerapakan
ibu dan pola hidup
keluraga agar bersih dan
selalu sehat tanpa
menerapkan asap rokok.

23
pola hidup
bersih dan
sehat.
Memberi
dukungan
kepada ibu
untuk selalu
hidup bersih
dan sehat tanpa
asap rokok.
f. EVALUASI
Tanggal Diagnosa Evaluasi
dan Waktu
KEK pada ibu S :
hamil disebabkan Keluarga mengatakan sudah paham
karena kurangnya dan mengerti tentang pemenuhan
pengetahuan ibu nutrisi pada ibu hamil dan cara
mengenai mengatasi KEK dengan makan gizi
pemenuhan seimbang dan ibu sudah
kebutuhan nutrisi menerapkanya dikehidupan sehari-
pada ibu hamil. hari.

O:
TD : 120/90 mmHg
LILA : 22,5 cm, TFU : pertengahan
pusat, UK : 20 minggu
A:
Masalah Ny. S pemenuhan nutrisi ibu
hamil sudah teratasi.
P:
Memotivasi ibu untuk selalu
menerapkan pemenuhan kebutuhan
nutrisi ibu hamil dengan gizi seimbang
dalam kehidupan sehari-hari.
Resiko terjadinya S:

24
penyakit ISPA keluarga mengatakan kebiasaan
karena asap berhenti merokok belum bisa
rokok diterapkan, tetapi akan diusahakan
dengan merokok diluar rumah.
O:
Sudah mulai mengurangi rokok sehari
menjadi 4 batang rokok
A:
Masalah keluarga Tn.A sudah teratasi
sebagian.
P:
Motivasi untuk selalu menerpakan
pola hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari bebas asap
rokok.

25
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada pengkajian Keluarga Ny. S yang dilakukan pada tanggal 5
September 2020 yang meliputi data umum keluarga, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga
terhadap tenaga kesehatan yaitu Ny. S mengalami Berat badan hanya naik
sedikit, LILA ibu kurang dari batas normal yaitu 22,5 cm, batas normal LILA
minimal 23,5 cm, dan suaminya merokok. Dari permasalahan tersebut akan
mendukung dan menguatkan diagnosa.
B. Diagnosa Kebidanan
Pada penentuan diagnosa kebidanan dilakukan analisa data terhadap
masalah yang ditemukan, merumuskan masalah yang meliputi diagnose
actual dan diagnose resiko tinggi, kemudian menetukan prioritas dari kedua
masalah keluarga Ny. S dimana ditemukan mana yang harus menjadi
prioritas utama dalam penyelesaian masalah.
Pembahasan diperoleh dua diagnosa pada keluarga Ny. S yaitu KEK
pada ibu hamil dan Resiko terjadinya penyakit ISPA .
Prioritas utama pada kedua diagnosis ini adalah:

26
1. KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
2. Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok

C. Rencana Tindakan
Diagnosa 1
KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
Rencana Tindakan:
1. Memberikan penyuluhan kepada ibu mengenai pemenuhan nutrisi pada
ibu hamil.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu mengenai pengertian kek,
pencegahan dan mengatasi, dampak dari KEK, dan penyebab KEK.
3. Anjurkan ibu agar menerapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil
dengan gizi seimbang.
4. Memotivasi ibu untuk makan makanan yang sehat dan memenuhi gizi
seimbang.
Diagnosa 2:
Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok
Rencana Tindakan:
1. Memberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarga mengenai bahaya
rokok.
2. Memberikan motivasi kepada ibu dan keluraga agar selalu menerapkan
pola hidup bersih dan sehat.
3. Memotivasi ibu untuk selalu hidup bersih dan sehat tanpa asap rokok.
Pembahasan : setelah penegakan diagnosa kemudian dilakukan rencana
tindakan yang sesuai. Masing – masing persoalan dari kedua diagnosa
walau berbeda kasus namun satu pokok permasalahan yaitu kurangnya
pengetahuan. Sehingga masing – masing rencana tindakan dengan
memberikan penyuluhan maslah yang ada untuk memunculkan pemikiran
keluarga. Diharapkan keuarga berpikir bersama untuk memecahkan
masalah, kemudian di berikan penyuluhan agar keluarga tahu.

D. Implementasi

27
Diagnosa 1
KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
Implementasi :
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai pemenuhan nutrisi pada ibu hamil.
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai pengertian kek, pencegahan dan
mengatasi, dampak dari KEK, dan penyebab KEK.
3. Memberikan dukungan ibu agar menerapkan pemenuhan kebutuhan
nutrisi ibu hamil dengan gizi seimbang.
Diagnosa 2
Resiko terjadinya penyakit ISPA karena asap rokok
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai bahaya rokok.
2. Memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga agar selalu menerapkan
pola hidup bersih dan sehat.
3. Memberi dukungan kepada ibu untuk selalu hidup bersih dan sehat
tanpa asap rokok.
Pembahasan: Dilakukan implementasi dari rencana tindakan
sebelumnya. Respon keluarga Ny.S baik (kooperatif) dan diharapkan
pada keluarga Ny. S menjadi tahu dan nantinya akan
menerapkan/melakukan pendidikan kesehatan yang diberikan.

E. Evaluasi
Pada tanggal 15 September 2021 dilakukan evaluasi terhadap masing
– masing masalah kesehatan. Pada masalah Ny. S dapat teratasi karena ibu
mengatakan sudah paham dan mengerti tentang pemenuhan nutrisi pada
ibu hamil dan cara mengatasi KEK dengan makan gizi seimbang dan ibu
sudah menerapkanya dikehidupan sehari- hari. Masalah lain yang ditemukan
juga dapat diatasi bertahap yaitu pada masalah tentang kebiasaan merokok
keluarga mengatakan kebiasaan berhenti merokok belum bisa diterapkan,
tetapi akan diusahakan dengan merokok diluar rumah

28
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Ny. S pada
tanggal 5 September 2020 terdapat beberapa masalah dalam keluarga
seperti KEK pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan Risiko terjadi
penyakit ISPA akibat asap rokok.
Berdasarkan masalah yang ada telah dilakukan intervensi dengan
Asuhan Kebidanan Keluarga dengan langkag perencanaan, implementasi
dan evaluasi. Hasilnya keluarga Ny. S mengetahui penyebab KEK yaitu
karena kurangnya pemenuhan Zat gizi seimbang pada ibu hamil tetapi ibu
sudah mulai memenuhinya dan keluarga mencoba berperilaku hidiup bersih
dengan merokok di luar rumah.
B. Saran
a. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan asuhan kebidanan
keluarga, serta dapat melakukan praktek kebidanan sesuai dengan ilmu
yang diperoleh dalam proses pembelajaran
b. Bagi institusi pendidikan

29
Dapat lebih meningkatkan kualitas mahasiswa dalam berbagai aspek
yang di perlukan baik dalam segi teori maupun keterampilan praktek,
guna meningkatkan kualitas peserta didik yang mampu memberikan
pelayanan kebidanan sesuai dengan standar kebidanan yang telah di
tetapkan
c. Bagi KK binaan
Dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai KEK
dengan cara mengikuti penyuluhan dan konseling dari bidan ataupun
masyaraka

DAFTAR PUSTAKA

Simbolon. Demsa, Jumiyati, Rahmadi, A. 2018. Pencegahan dan


Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia pada Ibu
Hamil. Yogyakarta : Grup Penerbit CV BUDI UTAMA).

Suparmi, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Trans info media

Yuliani, dkk. 2017. Asuhan Kehamilan Terupadate. Jakarta: Trans info media

https://www.google.co.id/books/edition/Modul_Edukasi_Gizi_Pencegahan_dan_P
enang/1r6DDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=MATERI+TENTANG+KEK+PADA+IBU+HAMIL&pg=PA24&pri
ntsec=frontcover

30
LAMPIRAN

Lampiran 1 Logbook
Nama : Nabila
NIM : P1337424319003
Tempat praktik : Desa Pamiritan RT 01 RW 07

No Tanggal Kegiatan
1 30-31 Pembekalan
Agustus 2020
2 1-3 Pembuatan gfrom
september
2020
3 4 september Pendataan pada keluarga Tn. S
2020 Pendataan pada keluarga Tn. E
Pendataan pada keluarga Tn. I
4 5 september Pendataan dan intervensi pada
2020 keluarga Tn. M

31
Pendataan dan intervensi pada
keluarga Tn. A
5 6 september Pendataan pada keluarga Tn. T
2020 Pendataan pada keluarga Tn. M
6 7 september Pendataan pada keluarga Tn. A
2020 Pendataan pada keluarga Tn. R
Pendataan pada keluarga Tn. A
7 8-9 Pengolahan data
september
2020
8 10-12 MMD 1
september
2020
9 13-16 Bimbingan dan Responsi
september
2020
10 17-18 MMD 2
september
2020

Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. POKOK BAHASAN : Nutrisi Ibu Hamil

2. SUB POKOK BAHASAN : Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

3. WAKTU : 11.00 WIB

4. SASARAN : Ny. S

5. HARI/TANGGAL : Senin/ 13 September 2021

6. TEMPAT : Di rumah Ny. S

7. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini, klien dapat mengetahui dan


memahami tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil.

32
8. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Ibu dapat mengetahui dan memahami tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Ibu Hamil

9. METODE : Ceramah dan Tanya jawab

10. MEDIA : leaflet

11. KEGIATAN PENYULUHAN:

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Perkenalan darn Klien menyimak apa yang
penyampaian maksud dan disampaikan
tujuan pemberian
penyuluhan
2. 20 menit Penyampaian pokok Klien menyimak dan
materi tentang bahaya mmendengarkan
merokok penyuluhan.
3. 10 menit Diskusi atau Tanya jawab Klien mendengarkan,
memperhatikan dan
mengajukan pertanyaan
yang kurang jelas
4. 5 menit Penutup dan evaluasi Klien sudah mengerti

12. PERTANYAAN /EVALUASI


Klien memahami dan mengerti Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
setelah mendapatkan informasi kesehatan dan Tanya jawab
2. Contoh menu gizi seimbang?
13. POKOK MATERI
b. Pengertian Nutrisi
c. Tanda dan gejala kurangnya nutrisi ibu hamil
d. Akibat kekurangan nutrisi pada ibu hamil
e. Prinsip pemenuhan gizi pada ibu hamil
f. Komposisi gizi seimbang
g. Cara mengolah dan menyajikan makanan

14. SUMBER KEPUSTAKAAN

33
https://www.alodokter.com/kebutuhan-nutrisi-gizi-ibu-hamil-yang-harus-
dipenuhi

LAMPIRAN MATERI

1. Penegertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan,
menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya
secara normal.
2. Akibat kekurangan Nutrisi pada Ibu Hamil
Pada Janin:

a. Lahir premature
b. Lahir meninggal
c. Gangguan pertumbuhan dalam Rahim
d. Bayi lahir selamat tetapi ada hambatan pertumbuhan setelah kelahiran

Pada ibu hamil:

a. Anemia
b. Penurunan daya tahan tubuh
c. Perdarahan selama persalinan
d. KEK ( Kekurangan Energi Kronik )
3. Manfaat Nutrisi pada ibu hamil
Manfaat nutrisi pada ibu hamil sangat penting untuk :

a. Pertumbuhan janin dan ibu


b. Menyiapkan cadangan zat gizi untuk ibu dan bayi
c. Menjaga kesehatan yang optimum.
4. Prinsip pemenuhan Gizi pada Ibu Hamil
Yaitu dengan Gizi Seimbang yaitu dengan Isi Piringku
5. Komposisi Gizi Seimbang

34
a. Karbohidrat
Sebagai sumber energy
Sumber : beras, kentang, gandum, singkong, ubi jalar, jagung, kacang –
kacangan kering dan gula.
b. Protein
Membantu dalam memperbesar dan emnguatkan uterus, kelenjar susu,
dan jaringan lain yang mendukung saat kehamilan dan mempersiapkajn
saat menyusui.
Sumber : daging sapi, ayam, ikan atau makanan laut lainnya, telur, susu,
tempe dan kacang – kacangan.
c. Lemak
Sumber serat mempermudah ekskresi dan meningkatkan kekuatan otot
serta penambahan cairan tubuh.
Sumber : sayur dan buah - buahan
d. Vitamin
Membantu kebutuhan tubuh sebagai pengatur & membantu metabolisme
tubuh.
Sumber vitamin : Vitamin A, B, C, dan D

Sumber mineral : kalsium, fosfor, Fe, zinc dan asam folat


e. Mineral
Cairan digunakan untuk mencegah dehidrasi dan mencegah konstipasi
atau sembelit.
Sumber : cairan 2,5 -3 liter/ hari atau sekitar 8-12 gelas.
6. Cara mengolah dan menyajikan makanan
a. Pilih bahan makanan yang masih segar
b. Jangan merendam sayuran yang sudah dipotong terlalu lama, agar vitamin
B dan C tidak larut dalam air
c. Selalu gunakan peralatan memasak yang bersih
d. Memasak sayuran jangan diebus terlallu lama agar vitamin didalamnya
tidak hilang
e. Masaklah daging dan ikan sampe benar – benar matang
f. jangan menggunakan peralatan untuk menyajikan makanan panas dari
bahan plastik

35
g. hindari menghangatkan makanan berkali – kali

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. POKOK BAHASAN : Rokok


2. SUB POKOK BAHASAN : Bahaya merokok terhadap tubuh
3. WAKTU : 15.00 WIB
4. SASARAN : Keluarga Ny.S
5. HARI/TANGGAL : Senin/ 13 September 2021
6. TEMPAT : Rumah Ny. S
7. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini, klien dapat mengetahui dan


memahami tentang Bahaya Merokok

8. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Ibu dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya merokok

9. METODE : Ceramah dan Tanya jawab

10. MEDIA : poster

11. KEGIATAN PENYULUHAN:

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Perkenalan darn Klien menyimak apa yang
penyampaian maksud dan disampaikan
tujuan pemberian
penyuluhan
2. 20 menit Penyampaian pokok Klien menyimak dan
materi tentang bahaya mendengarkan
merokok
3. 10 menit Diskusi atau Tanya jawab Klien mendengarkan,
memperhatikan dan
mengajukan pertanyaan
yang kurang jelas

36
4. 5 menit Penutup dan evaluasi Klien sudah mengerti

12. PERTANYAAN /EVALUASI


Klien memahami dan mengerti bahaya merokok dan PHBS setelah
mendapatkan informasi kesehatan dan Tanya jawab
1. Bagimana cara menasihati agar bisa berhenti merokok?

13. POKOK MATERI


a. Pengertian Rokok
b. Kandungan dalam sebatang rokok
c. Bahaya Asap rokok bagi Perokok pasif
d. Risiko bahaya perokok pasif karena menghirup asap rokok
e. Risiko kesehatan bayi dan anak-anak yang menjadi perokok pasif
f. Dampak merokok pada perubahan penampilan
g. Tips berhenti merokok

14. SUMBER KEPUSTAKAAN

http://bprs.kemkes.go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/26%20PMK%20No.
%2028%20ttg%20Pencatuman%20Peringatan%20Kesehatan%20dan
%20Informasi%20Kesehatan%20Pada%20Kemasan%20Produk
%20Tembakau.pdf

http://p2ptm.kemkes.go.id/infografhic/kandungan-dalam-sebatang-rokok

https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/menghentikan-anak-
merokok/

37
LAMPIRAN MATERI

1. Penegertian Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana
rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin
dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Kandungan dalam Sebatang Rokok


Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari :
1. 4000 Jenis Senyawa Kimia,
2. 400 Zat Berbahaya,
3. 43 Zat Penyebab Kanker ( Karsinogenik )
4. KARBONMONOKSIDA ( CO )
Salah satu gas yang beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah,
sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya
5. TAR
Zat berbahaya penyebab kanker ( karsinogenik ) dan berbagai penyakit lainnya
6. NIKOTIN
Zat berbahaya penyebab kecanduan ( adiksi )

3. Bahaya Asap Rokok Bagi Perokok Pasif


Ada dua jenis asap rokok, yaitu asap mainstream dan sidestream.
Asap mainstream adalah yang dihirup langsung melalui ujung mulut rokok
oleh perokok.
Asap sidestream adalah yang berasal dari ujung rokok yang terbakar dan
menyebar ke udara.
Di antara keduanya, asap sidestream adalah yang paling berbahaya karena 4
kali lebih beracun dibandingkan dengan asap mainstream.

38
Pasalnya, asap sidestream mengandung tiga kali lipat karbon monoksida, 10-
30 kali lipat nitrosamin, dan 15-300 kali lipat amonia.
Biasanya, para perokok pasif menghirup asap sidestream dan asap yang
diembuskan langsung oleh para perokok di sekitarnya.
4. Risiko Bahaya Perokok Pasif karena Menghirup Asap Rokok
a. Kanker
b. Penyakit jantung
c. Mengganggu kesuburan wanita
d. Kehamilan
e. Keguguran, hamil anggur
f. Kelahiran Prematur
g. Berat Bayi Lahir Rendah

5. Risiko Kesehatan Bayi dan Anak-anak yang Menjadi Perokok Pasif


e. bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia
f. Asma
g. Sindrom kematian bayi mendadak
h. Infeksi telinga tengah
i. Penurunan fungsi paru
j. Gangguan kognitif
k. Gangguan perilaku

6. Dampak Merokok pada Perubahan Penampilan


b. Kerontokan dan perubahan warna rambut
c. Keriput dan kantung mata
d. Gigi Kuning
e. Kulit Kusam
f. Tampak lebih tua dari usia sebenarnya
g. Kuku Kuning

7. Tips Berhenti Merokok


a. Berhenti seketika ( Mencoba untuk menahan keinginan merokok )
b. Menunda merokok ( Menunda untuk merokok atau menunda merokok
beberapa jam sekali )

39
c. Mengurangi Jumlah Merokok ( Bisa dilakukan bertahap Hari pertama
mengurangi 1 rokok, hari kedua menggurangi 2 rokok dan seterusnya)
d. Melakukan Aktifitas Olahraga ( Mencari kesibukan dengan melakukan hal-
hal yang positif seperti olahraga )
e. Melihat Situasi dan Kondisi ( Mengingat bahaya merokok sangat besar
maka perokok aktif harus mampu melihat kondisi ketika banyak orang
usahakan untuk menunda keinginan untuk merokok)

Lampiran 3

Lampiran Presensi

Nama : Nabila
NIM : P1337424319003
Tempat praktik : Desa Pamiritan RT 01 RW 07

No Tanggal Kehadiran
1 30 september Hadir
2020
2 31 september Hadir
2020
3 1 september Hadir
2020
4 2 september Hadir
2020
5 3 september Hadir
2020
6 4 september Hadir
2020
7 5 september Hadir
2020
8 6 september Hadir
2020
9 7 september Hadir
2020
10 8 september Hadir
2020
11 9 september Hadir

40
2020
12 10 september Hadir
2020
13 11 september Hadir
2020
14 12 september Hadir
2020
15 13 september Hadir
2020
16 14 september Hadir
2020
17 15 september Hadir
2020
18 16 september Hadir
2020
19 17 september Hadir
2020
20 18 september Hadir
2020

Lampiran 4

Leaflet

41
Lampiran 5

Dokumentasi kegiatan

42
43

Anda mungkin juga menyukai