Oleh :
KOMAIRAH
NIM.2182B1015
Mahasiswa
KOMARIAH
Mengetahui,
Puji Syukur atas rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga dapat tersusun Laporan “Asuhan
Kebidanan pada Kehamilan” di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA
INDONESIA
Laporan Asuhan Kebidanan yang diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi
Bidan IIK STRADA INDONESIA Kediri yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi. Dengan
laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa pembimbing serta petugas kesehatan dalam
pemberian Asuhan Komperhensif terhadap persalinan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
Laporan Asuhan Kebidanan terhadap persalinan..
Akhimya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga dapat menambah khasanah perpustakaan di
lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................I
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................II
KATA PENGANTAR.........................................................................................III
DAFTAR ISI........................................................................................................IV
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
5.1 Kesimpulan...............................................................................................20
5.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada
suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah sat
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60%
kematian ibu terjadi setelah
melahirkandanhampir50%darikematianpadamasanifasterjadi24jam pertama setelah
melahirkan, diantaranya disebabkan oleh komplikasi masa nifas (Walyani dan Purwoastuti,
2015).
Gejala yang muncul pada hipertensi adalah nyeri kepala, kadang- kadang disertai mual
dan muntah, penglihatan kabur. Sedangkan penyebab kejadian hipetensi yaitu keturunan
atau genetic, obesitas, stress, dan pola makan yang salah (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Potensial yang akan terjadi apabila penanganan ibu nifas dengan hipertensi tidak segera
ditangani akan terjadi preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengumpulkan data dasar asuhan kebidanan nifas pada Ny ‘’S” P1A0 dengan
hipertensi di puskesmas toili 1 sulawesi tengah
2. Menginterprestasi data dasar asuhan kebidanan nifas pada Ny ‘’S” P1A0 dengan
hipertensi di puskesmas toili 1 sulawesi tengah
3. Menentukan masalah potential asuhan kebidanan nifas pada Ny ‘’S” P1A0 dengan
hipertensi di puskesmas toili 1 sulawesi tengah
4. Menentukan tindakan segera asuhan kebidanan nifas pada Ny ‘’S” P1A0 dengan
hipertensi di puskesmas toili 1 sulawesi tengah
1.3 Manfaat
1. Bagi fakultas
Tugas Askeb ini ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
2. Bagi mahasiswa
Tugas Askeb ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan dan referensi untuk
BAB II
TINJAUAN TEORI
b) HipertensiSekunder
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
6) Penatalaksanaan
Menurut Robson dan Waugh (2011), penatalaksanaan hipertensi pascapartum
yaitu:
a) Nifedipin dan labetanol sesuai untuk masa menyusui dan dapat dilanjutkan di
masapostnatal.
b) Saran tentang kontrasepsi dapat bergantung pada pengontrolan tekanandarah.
c) Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis untuk
memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan pra-kehamilan
jikaperlu.
d) Motivasi penggunaan obat antihipertensiberkelanjutan.
e) Dukung pemberianASI
f) Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan untuk
masamendatang.
7) Pencegahan
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum dapat dihindari dengan mengubah
kearah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan
seperti rendah garam, kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah
dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok, perbanyak makan mentimun,
belimbing, juice apel dan seledri di pagi hari (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2.1.3 Standar Asuhan Kebidanan
1. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Menurut Varney
a. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
1) Data subjektif/anamnesa
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas
Suku/bangsa : untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah
dalam melaksanakan tindakan kebidanan.
Agama : untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut
Pendidikan : untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan cara
yang sesuai dengan pendidikan.
Pekerjaan : untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.
2) Data Objektif
Keadaan umum : bagaimana keadaan pasien
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah pasien
Nadi : untuk mengetahui nadi pasien
Respirasi : untuk mengetahui respirasi Pasien
Suhu : untuk mengetahui suhu pasien
3) Pemeriksaan fisik
Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah
Mata : untuk mengetahui sclera dan konjungtiva
Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekrey dan
kelainan di hidung
Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen
Mulut : untuk mengetahui gigi, dan bibir dalam keadaan normal
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid ,
limfa, dan vena junggularis.
Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran keadaan putting
Abdomen : untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal
Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda infeksi dan
pengeluaran pada vagina.
Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
4) Pemeriksaan penunjang lab
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan pada
saat pemeriksaan
b. Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan tindakan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interprestasi yang benar
atas data-data yang dikumpulkan.Data dasar yang telah dikumpulkan
diidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spesifik.
Interprestasi data terdiri dari diagnose kebidanan, diagnose masalah dan diagnosa
kebutuhan. Interprestasi data pada adalah
1) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenlaktur diagnosa kebidanan. Dasar
diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang
sering lelah, lesu, lemas, lunglai.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik dan ginekologi serta
hasil pemeriksaan penunjang.Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data.
c. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Diagnosa potensial ditegakan berdasarkan diagnose atau masalah yang
telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak
terjadi.
d. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan
oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpangan abnormal.
e. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantidipasi .rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua
aspek kesahatan dan disetujui oleh kedua belah pihak.
f. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien dan Aman
Langkah ini merupakan pelaksaan dari rencana asuhan secara efesien dan
aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim
kesehatan lainnya.
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.
Pendokumentasian ( SOAP)
1. Subjektif
2. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji lain yang diirumuskan dalam data focus untuk mendukung
asuhan sebagai langkah kedua.
1. Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosis atau masalah
b. Antisipasi diagnosis/masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dari rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBJEKTIF
Anamnesa dilakukan oleh : Bidan Komariah Di : puskesmas toili 1
Tanggal : 07 Januari 2022 Pukul :09.00 wita
1.1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny “S” Nama Suami : Tn “F”
Umur : 33 th Umur : 35 Th
Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : .islamAgama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bumiharjo Alamat : Bumiharjo
Data Objektif
1. Kesadaran : Komposmentis
2. Tekanan Darah : 180/100mmHg
3. Suhu : 36,5 °C
4. Nadi : 94 x/menit
5. RR : 22 x/menit
6. BB (sebelum hamil) .50 kg sekarang: 60 kg
7. TB: 158 cm
8. Hb : 12,2gram/dl
9. Protein UrineNegatif
10. Lochea : Rubra
11. Kontraksi : blat dan keras
12. TFU : 2 jari bawah pusat
5. INTERVENSI
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan studi kasus pada Ny. S P1A0 dengan hipertensi dan pengelolaannya
dengan menerapkan menejemen kebidanan serta mengaitkan dengan teori-teori sebagai landasan dalam
melaksanakan menejemen kebidanan 7 langkah Varney yang meliputi
1. Pengkajian Data
Pengkajian pada ibu nifas dengan hipertensi dilakukan dengan pengumpulan data
subyektif dan obyektif. Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), gejala hipertensi yaitu
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan
muntah, penglihatan kabur. Pada kasus ibu nifas Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan
hipertensididapatkan data subyektif ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala
dan perutnya mulas. Sedangkan data obyektif diperoleh keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 180/100 mmHg, suhu 36,5 oC, nadi 80 x/menit, pernapasan 22
x/menit, Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan.
2. InterpretasiData
Diagnosa Kebidanan Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi. Masalah yang
muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Kebutuhan pada
ibu nifas dengan hipertensi adalah informasi, dukungan dan support mental (Rukiyah dan
Yulianti, 2010). Diagnosa kebidanan pada kasus ibu nifas yaitu Ny.S P1A0 umur 33 tahun
dengan hipertensi. Masalah yang muncul pada Ny.S P1A0 adalah Ibu mengatakan
pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas. Kebutuhan yang diberikan pada
Ny. S adalah memberi informasi tentang penyebab perutnya mulas, nyeri kepala, dan
menganjurkan banyak istirahat. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasusdilapangan.
3. DiagnosaPotensial
Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi preeklamsi
(Prawirohardjo, 2011). Pada kasus ibu nifas Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi
adalah preeklamsia masa nifas, tetapi tidak terjadi diagnosa potensial karena ibu sudah
mendapatkan antisipasi dan penanganan secara tepat. Jadi pada langkah diagnosa potensial
ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan.
4. TindakanSegera
Tindakan segera pada ibu nifas hipertensi adalah monitoring balance cairan, diet yang
tepat, pemberian obat anti hipertensi yaitu metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per
hari dan Nefedipin 30-90 mg per hari (Prawiroharjo, 2011). Pada kasus ibu nifas Ny. S
P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi ini adalah melakukan kolaborasi dengan dokter
SpOg dalam pemberian obat Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU, Amoxillin 3 x
500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg,monitoring balance cairan, diet yang tepat cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya. Pada langkah tindakan segera ini
terdapat adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan yaitu Metildopa tidak
diberikan tetapi di berikan Nifedipin 3 x 10 mg sesuai dengan anjuran dari dokter SpOg dari
pihak rumah sakit karena diberikan untuk dosis awal, Vitamin A 2 x 200.000 IU untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu Ibu), bayi lebih kebal dan jarang
kena penyakit infeksi, kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan, Amoxillin 3 x 500
mg untuk antibiotik agar tidak terjadi infeksi, Asam mefenamat 3 x 500 mg untuk
mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi menurut Prawirohardjo
(2011), Robson dan Waugh (2011) yaitu : Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja
sama dengan spesialis untuk memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan
pra- kehamilan jika perlu, Motivasi penggunaan obat antihipertensi berkelanjutan, Dukung
pemberian ASI, Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan untuk
masa mendatang, Monitoring balance cairan, Diet diberikan cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan roboransia prenatal, Terapi obat antihipertensi
yaitu : Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari, Nefedipin 30-90 mg per hari.
Sedangkan rencana asuhan pada Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi yaitu
Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, lochea, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri
(TFU) ibu dan monitoring balance cairan setiap 4 jam, Anjurkan pada ibu untuk menyusui
bayinya secara on demand, Berikan KIE tentang KB, Berikan KIE tentang nutrisi ibu nifas.
Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam secukupnya. Bila mengkonsumsi garam hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi
cairan yang banyak, berupa susu atau air buah, Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOg
dalam pemberian terapi oral: Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU, Amoxillin 3 x
500 mg, Asam mefenamat 3 x 500 mg, Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi terapi yang
sudahdiberikan.
Pada langkah rencana tindakan ini terdapat adanya kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan yaitu Metildopa tidak diberikan tetapi di berikan Nifedipin 3 x 10 mg sesuai
dengan anjuran dari dokter SpOg dari pihak rumah sakit karena diberikan untuk dosis awal,
Vitamin A 2 x 200.000 IU untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI (Air Susu
Ibu), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi, kesehatan ibu lebih cepat pulih
setelah melahirkan, Amoxillin 3 x 500 mg untuk antibiotik agar tidak terjadi infeksi, Asam
mefenamat 3 x 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi sesuai menurut
Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011). Sedangkan asuhan yang diberikan pada
Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipetensi sesuai dengan perencanaan yang telah
direncanakan.
Pada pelaksanaan terdapat adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan yaitu
Metildopa tidak diberikan tetapi di berikan Nifedipin 3 x 10 mg sesuai dengan anjuran dari
dokter SpOg dari pihak rumah sakit karena diberikan untuk dosis awal, Vitamin A dosis
yang kedua diberikan saat nifas hari ketiga 1x 200.000 IU untuk meningkatkan kandungan
vitamin A dalam ASI (Air Susu Ibu), bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi,
kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan, sedangkan menurut Marmi (2015)
Vitamin A dosis yang kedua diberikan 24 jam setelah minum dosis yang pertama, Amoxillin
3 x 500 mg untuk antibiotik agar tidak terjadi infeksi, Asam mefenamat 3 x 500 mg untuk
mengurangi rasa nyeri pada lukajahitan.
7. Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dari proses asuhan kebidanan dari pengkajian sampai
implementasi data. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S P1A0 umur 33 tahun
dengan hipetensi selama 3 hari di rumah sakit diperoleh hasil yaitu keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,6 oC, nadi 80 x/menit,
pernapasan 20 x/menit. Kemudian dilakukan kunjungan ulang setelah 7 hari dirumah sakit
didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, suhu 36,3oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, ekstremitas tidak oedema, ibu
sudah tidak ada keluhan sehingga pada evaluasi ini sudah sesuai dengan perencanaan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan observasi dengan memberikan menejemen Asuhan Kebidanan pada
ibu nifas Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan Hipertensi di puskesmas toili 1 dengan menggunakan
pendekatan tujuh langkah varney, dapat diambil kesimpulan :
1. Dari pengkajian pada Ny. S di dapatkan data subyektif yang didapatkan dari keluhan ibu yaitu
ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan peruutnya mulas. Sedangkan data
obyektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 180/100 mmHg, suhu
36,5oC, nadi 80 x/menit, pernapasan 22x/menit.
2. Dari interpretasi data pada kasus Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi masalah yang
muncul ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas. Kebutuhan
yang diberikan pada Ny. S adalah memberi informasi tentang penyebab perutnya mulas, nyeri
kepala, dan menganjurkan banyakistirahat.
3. Diagnosa potensial pada Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi adalah potensi terjadi
preeklamsia masanifas.
4. Antisipasi Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi yaitu kolaborasi dengan dokter SpOg
dalam pemberian terapi yaitu : melakukankolaborasi dengan dokter SpOg dalam pemberian
obat Nifedipin 3 x 10 mg, Vitamin A 2 x 200.000 IU, Amoxillin 3 x 500 mg, Asam
mefenamat 3 x 500 mg, monitoring balance cairan, diet yang tepat cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam secukupnya..
5. Rencana asuhan kebidanan Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi dilakukan
secara menyeluruh yaitu Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, lochea, kontraksi
uterus, tinggi fundus uteri (TFU) ibu dan monitoring balance cairan setiap 4 jam,
Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, Berikan KIE tentang
KB, Berikan KIE tentang nutrisi ibu nifas, Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi
cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya. Bila mengkonsumsi
garam hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu
atau air buah, Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOg dalam pemberian terapi oral:
6. Nifedipin ½ tablet, , Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi terapi yang sudahdiberikan.
7. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan pada Ny. S umur 33 tahun
denganhipertensi.
8. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipetensi
selama 3 hari di rumah sakit diperoleh hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,6 oC, nadi 80 x/menit, pernapasan 20
x/menit. Kemudian dilakukan kunjungan ulang setelah 7 hari dirumahsakit didapatkan hasil
yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu
36,3oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, ibu sudah tidak ada keluhan.
9. Dari hasil asuhan kebidanan terdapat kesenjangan terletak di antisipasi, perencanaan dan
pelaksanaan yaitu pemberian terapi obat metildopa tidak diberikan dan Vitamin A dosis yang
kedua diberikan saat nifas hariketiga.
5.2 Saran
1. Bagi BPM
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk kasus ibu nifas dengan
hipertensi sesuai dengan kewenangan dan kebijakan yang berlaku.
2. Bagi Bidan atau TenagaKesehatan
Diharapakan bidan atau tenaga kesehatan lainnya tetap mempertahankan serta
meningkatkan kualitas pelayanan khususnya untuk kasus ibu nifas hipertensi.
3. BagiKlien
Diharapkan klien perlu memahami tentang gejala hipertensi dan jika ibu mengalami
hipertensi segera mendatangi tempat pelayanan kesehatan.
4. BagiPendidikan
Diharapakan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan acuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya tentang ibu nifas dengan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Achyar, Khamidah, Rofiqoh, Isnaeni. 2016. Jurnal Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ambarwati, R.E, Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Angraini.2014. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. H P3A0 Umur 23 tahun dengan
hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Surakrta:
STIKES Kusuma Husada.
Annisa Nurul Ihsani. 2014. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. S P2A0 dengan
hipertensi di Pandan Arang Boyolali.Karya Tulis Ilmiah. Surakrta: STIKES
Kusuma Husada.Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: Salemba.
Heryani, Reni. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan - Ibu Nifas& Menyusui.
Jakarta : TIM.
Marliandiani, Y, Ningrum, N.P. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Rukiyah, Y.A, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: TIM.
Robson, E, Waugh, J. 2011. Patologi Pada Kehamilan : manajemen & asuhan kebidanan.
Jakarta: EGC.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PT.
Pustaka Baru.
Walyani, E.S, Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru