Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PUTRI DENGAN KEPUTIHAN

DI PUSKESMAS TOILI 1 SULAWESI TENGAH

KOMARIAH
NIM.2182B1015 

  
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
Pendahuluan
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu
yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan
menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat reproduksi sangat erat
hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA).
Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya
(fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan
bayi tanpa resiko apapun atau well health mother dan well
Tujuan
1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan remaja putri dengan keputihan di Puskesmas Toili 1
Sulawesi Tengah

2. Tujuan khusus

a. Mengumpulkan data dasar asuhan kebidanan pada remaja putri dengan keputihan di Puskesmas Toili
1 Sulawesi Tengah

b. Menginterprestasi data dasar asuhan kebidanan pada remaja putri dengan keputihan di Puskesmas
Toili 1 Sulawesi Tengah

c. Merencanakan asuhan kebidanan pada remaja putri dengan keputihan di Puskesmas Toili 1 Sulawesi
Tengah

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja putri dengan keputihan di Puskesmas Toili 1 Sulawesi
Tengah

e. Mengevaluasi asuhan kebidanan pada remaja putri dengan keputihan di Puskesmas Toili 1 Sulawesi
Tengah
Tinjauan Pustaka
Pengertian remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti
tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta
emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya
secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2016).
Tahap Perkembangan Remaja
1. Remaja Awal (10-12 tahun)
2. Remaja Madya (13-15 tahun)
3. Remaja Akhir (16-19 tahun)
Pengertian Kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan
fungsi, peran dan system reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi pria maupun wanita namun dalam hal ini wanita
mendapatkan perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi wanita. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang
berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang, selain itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta
permasalahan yang dihadapi oleh pria. Dalam setiap fase atau masanya wanita memiliki masalah yang berbeda-beda
Macam – macam gangguan reproduksi

1. Amenore

2. Disminore

3. Menoragi

4. Metroragi

5. Oligomenore

6. Sindrom Pramenstruasi Flour Albus

Pengertian Flour Albus

Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah (Sibagariang dkk, 2010).

Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih
atau bersenggama (Shadine, 2012)
Gejala Flour Albus

1) Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi terasa gatal, umumnya disebabkan oleh infeksi
jamur kandida dan biasa terjadi pada kehamilan, penderita diabetes dan akseptor pil KB.

2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan berbau tak sedap, kemungkinan disebabkan oleh
infeksi trikomonas atau ada benda asing di vagina.

3) Keputihan / Flour Albus yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau nyeri panggul belakang, kemungkinan terinfeksi
sampai pada organ dalam rongga panggul.

4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau terjadi saat hubungan seksual,
kemungkinan disebabkan oleh infeksi gonorhoe.

5) Sekret kecoklatan (darah) terjadi saat senggama, kemungkinan disebabkan oleh erosi pada mulut rahim.

6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel – sel mati, kemungkinan adanya sel – sel kanker pada serviks.
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEPUTIHAN DI
PUSKESMAS TOILI 1 SULAWESI TENGAH
PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBJEKTIF
Anamnesa dilakukan oleh : bidan Komariah Di : puskesmas toili 1
Tanggal : 3 januari 2021 Pukul : 10.15 wita
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Nn “A” Nama wali/orangtua: Ny “F”
Umur : 18 tahun Umur : 40 tahun
Suku/ Bangsa : Bugis Suku/ Bangsa : bugis
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : smp Pendidikan : SMA
Pekerjaan: IRT
Penghasilan :-
Alamat : karya jaya Alamat : karya jaya 
Alasan kunjungan saat ini
Nn. A mengatakan mengalami keputihan sejak 1 minggu yang lalu sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan
merasa gatal pada alat genetalianya

Keluhan utama
keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa gatal pada alat genetalianya
Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus menstruasi : 28-35 hari
Lama : 3-5 hari
Banyaknya darah : 3-4 kali ganti pembalut/hari
Dysmenorhoe : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi)
Flour albus : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah menstruasi

Bila ya: Warna putih/kuning/kehijauan/kecoklatan


Warna bening
HPHT : 25 Desember 2021 Berbau Gatal
Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan : Tidak Ada
Penyakit lain dalam keluarga : Tidak Ada
Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit menahun : Tidak Ada
Penyakit menurun : Tidak Ada
Penyakit menular : Tidak Ada
Latar belakang budaya dalam keluarga
Kebiasaan/upacara adat istiadat : tidak ada
Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada
Kebiasaan keluarga yang menunjang: tidak ada
Dukungan dari keluarga yang lain : tidak ada
Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Nutrisi : 4x/hari, Menu Seimbang : Ya Tidak
Keluhan yang dirasakan : tidak ada

Pola Eliminasi :BAK 2 x/hari, BAB Rutin Tidak Rutin


Keluhan yang dirasakan : susah bab

Pola istirahat tidur : 6-7 jam/Hari


Keluhan yang dirasakan : susah tidur siang dan malam

Pola Aktivitas : Ringan Berat


Keluhan yang dirasakan : tidak ada

Perilaku seksual : Pernah Tidak Pernah


Keluhan yang dirasakan : tidak ada
Perilaku Kesehatan
Obat-obatan terlarang : Ya Tidak
Jamu : Ya Tidak
Rokok : Ya Tidak
Alkohol : Ya Tidak
Personal Hygiene
Mandi, keramas, gosok gigi : 2 x/hari
Ganti celana dalam dan pembalut : 2 x/hari
Keluhan yang dirasakan : keputihan
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : kompos mentis
b. TD : 120/80 mmHg
c. Suhu : 36,6 o
C
d. Nadi : 70x/menit
e. RR : 22x/menit
f. BB : 50 Kg
g. IMT : Normal
kurus(<18,5 kg/m2 ), normal(18,5-24,99 kg/m2 ), berlebih (25-29,99 kg/m2 ) obesitas(≥30 kg/ m2 )
IMT = BB (kg)/TB (cm) = 20.81
TB : 155 Cm
LILA : 24,5 Cm
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Rambut : Merata Tidak Merata
Bentuk : Simetri Tidak Simetris
Kebersihan : Bersih Kotor

Muka :
Conjungtiva : Normal
Sklera : Normal

Mulut dan gigi: Bibir : Normal


Lidah : Bersih
gigi : Caries
Hidung : Simetris : Ya Tidak
Sekret : Ya Tidak Ada
Kebersihan : Ya Tidak

Leher : Pembesaran vena jugularis : Ya Tidak


Pembesaran kelenjar thyroid : Ya Tidak
Pembesaran kelenjar getah bening : Ya Tidak

Dada : pembesaran/benjolan : Ya Tidak

Perut : Pembesaran : Ya Tidak


Riwat bedah : Ya Tidak

Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Ya Tidak


Varises : Ya Tidak
Pemeriksaan laboratorium
- Hb : 13 gr/dl
- Golongan darah : AB
- Albuminuria :-
ANALISA DATA/DIAGNOSA:
Hari: senin Tanggal : 3 januari 2022 Jam: 10.wita

Diagnosa Analisa Data


Nn. A umur 18 Data Subjektif
tahun dengan 1. Nn. A berumur 18 tahun\
gangguan 2. Nn. A belum pernah menikah.
reproduksi Flour 3. Nn. A mengatakan mengalami keputihan sejak 1 minggu yang lalu sering
Albus. keluar kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa
gatal pada alat genetalianya. merasa cemas dan khawatir dengan
keadaannya.

Data Objektif
4. Kesadaran : kompos mentis
5. TD : 120/80 mmHg
6. Suhu : 36,6 Co

7. Nadi : 70 x/menit
8. RR : 22 x/menit
9. BB : 50Kg
10.TB : 155 Cm
11.LILA : 24,5 Cm
12.Pemeriksaan PPV : ada cairan lendir kental berwarna putih keruh, berbau
dan gatal
DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat jaringan luka.
 
EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA
Pemberian terapi obat oral antara lain :
R/ Calcium lactate 500 mg 2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore
Metronidazole 500 mg 2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore

INTERVENSI

Diagnosa Perencanaan dan Rasional


Nn. A umur 18 1. Beritahu Nn. A tentang hasil pemeriksaan
tahun dengan 2. Beri KIE tentang cara menjaga kebersihan
gangguan daerah kewanitaannya agar tetap bersih dan
reproduksi Flour kering
Albus. 3. Berikan support mental pada Nn. A
4. Beri penjelasan moril pada Nn A agar tidak
menggaruk daerah kewanitaannya bila terasa
gatal
5. Berikan terapi obat pada Nn. A
6. Anjurkan pada Nn. A untuk kontrol 3 hari lagi.
PENATALAKSANAAN
Diagnosa Penatalaksanaan
Nn. A umur 18 tahun dengan gangguan reproduksi 1. Memberitahu Nn. A tentang hasil pemeriksaan. Hasil: TTV:
Flour Albus. TD : 120/80 mmHg, R: 20 x /menit, N : 80 x /menit, S : 36,6 C
dan mengalami keputihan yaitu keluarnya cairan kental yang
berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan gatal didaerah
kewanitaa
2. Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah
kewanitaannya yaitu cebok dengan benar dari depan
kebelakang agar kuman yang ada di anus tidak berpindah ke
vagina, menggunakan celana yang pas, berbahan katun, selalu
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari / celana dalam
basah dan menghindari handuk yang berganti – ganti dengan
orang lain.
3. Memberikan support mental pada Nn. A supaya tidan cemas
bahwa keputihannya akan sembuh.
4. Memberikan penjelasan pada Nn. Aagar tidak menggaruk
apabila kewanitaannya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya luka agar terhindar dari infeksi.
5. Memberikan terapi obat oral yaitu : R/ Calcium lactate 500 mg
2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore Metronidazole 500 mg
2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore
6. Menganjurkan pada Nn. A untuk kontrol ulang 3 hari lagi yaitu
pada tanggal 6 januari 2022.
EVALUASI ( tgl 3 januari 2022 pukul 10.20 wita)

Subyektif Obyektif Assestment Planning


1. Nn. A berumur 18 tahun 1. Kesadaran: kompos mentis Nn. A umur 18 tahun 1. Nn. A telah mengetahui hasil
2. Nn. A belum pernah 2. TD :120/80 mmHg dengan gangguan pemeriksaan
menikah. 3. Suhu: 36,6 o reproduksi Flour 2. Nn. A mengerti dan paham cara
3. Nn. A mengatakan 4. Nadi:70x/menit Albus. menjaga kebersihan kewanitaannya.\
mengalami keputihan 5. RR : 22 x/menit 3. Nn. A sudah diberikan support mental
sejak 1 minggu yang lalu 6. BB : 50Kg dan Nn. M merasa lebih tenang
sering keluar kental 7. TB : 155 Cm 4. Nn. A bersedia untuk tidak menggaruk
yang berlebihan, 8. LILA : 24,5 Cm daerah kewanitaannya saat terasa gatal.
berwarna putih keruh, 5. Terapi obat sudah diberikan dan Nn. A
berbau dan merasa bersedia minum obat secara teratur.
gatal pada alat 6. Nn. A bersedia kontrol ulang 3 hari lagi
genetalianya. merasa pada tanggal 6 januari 2022.
cemas dan khawatir
dengan keadaannya.
 
Pembahasan
Pengkajian
Data Subyektif
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), pengkajian adalah langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Pengkajian meliputi data subyektif dan obyektif.
Pengkajian pada kasus dilakukan pada tanggal 3 januari 2022 didapatkan Data Subyektif adalah data yang mencakup identitas pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Data identitas pasien Nama Nn. A , umur 18 tahun. Keluhan utama adalah mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009). Pada kasus Flour Albus. keluhan utamanya Nn. M merasa tidak nyaman, gatal,
berbau dan bahkan terkadang terasa perih (Shadine, 2012). Pada kasus keluhan utama yaitu Nn M mengatakan mengalami keputihan sejak 1
minggu yang lalu sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan gatal pada genetalianya, sehingga terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
Riwayat Menstruasi menurut Irianto (2015) seseorang menjelang dan sesudah haid akan mengalami keputihan. Hal ini disebabkan
karena kelenjar didalam vagina aktif dan pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron. Pada kasus Nn. A mengatakan menjelang dan
sesudah haid mengalami keputihan, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
Data Obyektif
Pada kasus Nn. A data Obyektif adalah data yang didapatkan untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosa (Sulistawati, 2009).
Pemeriksaan tanda – tanda vital TD 120 / 80 mmHg, Nadi 80 x /menit, Pernafasan 22 x /menit, Suhu 36,6
Pada kasus Nn. A tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. Pemeriksaan
penunjang yaitu untuk melengkapi data yang telah dikumpulkan dan keperluan menegakkan diagnosis pasien. Pada kasus Flour Albus
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain pemeriksaan melalui sekret atau cairan pervaginam (Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus
Nn. M tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
Interpretasi Data
Diagnosa
Kebidanan Diagnosa dapat ditegakkan yang bekaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup, umur dan keadaan (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Diagnosa Kebidanan pada kasus didapatkan Nn. A Umur 18 tahun dengan gangguan reproduksi Flour Albus.

Masalah
Menurut Manuaba (2009), masalah yaitu pasien mengeluh merasakan cemas karena daerah genetalia yang selalu basah dan terasa gatal.
Masalah yang muncul pada Nn. A merasa cemas dengan keadaannya.

Kebutuhan
Menurut Sibagariang dkk (2010), kebutuhan yang diperlukan oleh ibu dengan gangguan reproduksi Flour Albus yaitu dukungan moril
dan KIE cara menjaga personal hygiene. Sedangkan pada Nn. A kebutuhan yang diberikan yaitu memberi support mental dan KIE cara
menjaga personal hygiene Sehinggan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan praktek dilahan.
Diagnosa Potensial

Pada diagnosa potensial yang mungkin terjadi dari Flour Albus yaitu menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat buang air kecil (Shadine, 2012). Pada kasus Nn. A dengan gangguan reproduksi Flour Albus diagnosa yang
ditegakkan adalah menimbulkan infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat jaringan luka, sehingga terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan.
Antisipasi
Menurut Sibagariang dkk (2010), antisipasi yaitu memberi terapi obat sesuai dengan kebutuhan yaitu golongan flukonazol untuk
mengatasi infeksi candidia dan golongan metronidazole untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Pada kasus Nn. A antisipasi yang diberikan
yaitu Calcium lactate 500 mg 2x1, Metronidazole 500 mg 2x1, sehingga terdapat kesenjangan teori dan praktek dilahan.

Perencanaan
1. Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya
2. Memberikan support mental pada Nn. A supaya tidan cemas bahwa keputihannya akan sembuh.
3. Memberikan penjelasan pada Nn. A agar tidak menggaruk apabila kewanitaannya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya luka agar terhindar dari infeksi.
4. Memberikan terapi obat oral yaitu : R/ Calcium lactate 500 mg 2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore Metronidazole 500
mg 2 x 1 (10 tablet) diminum pagi dan sore
Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pelaksanaan asuhan
kebidanan pada Nn. A gangguan reproduksi dengan Flour Albus belum sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat diatas. Ada langkah ini
penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilahan

Evaluasi

Evaluasi asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi Flour Albus diantaranya :

a. Flour Albus dapat sembuh dan telah diatasi dengan baik.

b. Klien sudah mengerti bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan genetalianya agar tetap bersih dan kering.

c. Klien bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan oleh Bidan.

d. Klien bersedia datang kembali jika ada keluhan. menjaga kebersihan daerah genetalianya dan Nn. A bersedia untuk kontrol ulang 3 hari
setelah pemeriksaan. Penanganan yang diberikan kepada klien maka dari hasil evaluasi tidak ditemukan kesenjangan anatar teori dan
praktek dilapangan
Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 januari 2022 didapatkan data Identitas Pasien Nama Nn. A umur 18 tahun. Keluhan utama yaitu Nn. M
mengatakan mengalami keputihan sejak 1 minggu yang lalu sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna ptih keruh, berbau dan
merasa gatal pada alat genetalianya. Data Psikologis Nn. A mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya.

2. Interpretasi Data Diagnosa Kebidanan pada kasus didapatkan Nn. M umur 18 tahun dengan gangguan reproduksi Flour Albus.

3. Data Subjektif Nn. M mengatakan bernama Nn. A dan berumur 18 tahun, Nn. M mengatakan belum pernah hamil, Nn. M mengatakan
mengalami keputihan sejak 1 minggu yang lalu sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna ptih keruh, berbau dan merasa gatal
pada alat genetalianya, data psikologis Nn. A mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya. Data Objektif Keadaan umum
Baik, Kesadaran Composmentis TTV meliputi tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 x /menit, Pernafasan 22 x /menit, Suhu 36,6 C, keluar
lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan terasa gatal pada alat genetaliannya. Masalah yang timbul adalah Nn. M
merasa cemas dengan keadaannya. Kebutuhan yang diberikan yaitu beri Support mental dan KIE cara menjaga personal hygiene.

4. Diagnosa Potensial yaitu infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat jaringan luka.

5. Antisipasi pada kasus dilakukan pemberian terapi obat oral berupa Calcium Lactate 500 mg 2 x 1 (10 tablet) dan Metronidazole 500 mg 2 x
1 (10 tablet) diminum pagi dan sore.

6. Perencanaan pada kasus memberitahu Nn. A tentang hasil pemeriksaan, beri KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya
agar tetap bersih dan kering, berikan support mental, beri penjelasan agar tidak menggaruk daerah kewanitaannya bila terasa gatal, berikan
terapi obat, anjurkan untuk kontrol 3 hari lagi
1. Pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

2. Evaluasi Nn. M telah mengetahui hasil pemeriksaan, Nn. A mengerti dan paham cara menjaga kebersihan kewanitaannya, Nn. A sudah
diberikan support mental dan merasa lebih tenang, Nn. A bersedia untuk tidak menggaruk daerah kewanitaannya saat terasa gatal, terapi
obat sudah diberikan dan Nn. A bersedia minum obat secara teratur, Nn. A bersedia kontrol ulang 3 hari lagi.

3. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan yaitu : Pada asuhan gangguan reproduksi pada Nn. A Umur 18 tahun
dengan Flour Albus di Puskesmas ytoili 1 sulawesi tengah didapatkan kesenjangan yaitu pada penulisan subyektif, pada keluhan tidak
merasakan perih, belum pernah hamil, tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun, tidak terjadi peradangan yang menimbulkan
rasa perih dan pedih saat BAK, tidak ada infeksi jamur, tidak melakukan olahraga berlebihan dan mengangkat beban berat. Pada data
obyektif pengeluaran pervaginam tidak terdapat rasa panas dan nyeri didaerah vagina dan paha, tidak dilakukan pemeriksaan inspeculo dan
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang melalui secret atau cairan pervaginam. Pada diagnosa potensial tidak terjadi peradangan di saluran
kencing yang menimbulkan rasa perih saat BAK. Pada antisipasi tidak diberikan terapi obat golongan flukanazol.

4. Penulis memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek yaitu : Penulis memberikan saran untuk lahan agar
pelayanan yang diberikan sesuai standar operasional pelayanan sesuai asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan Flour Albus.
Saran
Bagi Pasien

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan banyak membaca dan
mempraktekkan pola hidup yang sehat.

Bagi Profesi

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan mengembangkan asuhan kebidanan pada kasus Remaja
dengan Flour Albus.

Bagi Institusi

Puskesmas Diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan Flour Albus di Puskesmas Toili 1 sulawesi tengah

Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan, terutama asuhan kebidanan dalam penanganan
Flour Albus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai