DIANA SARI
(NIM: 1540120001)
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Jam :
Mahasiswa
(DIANA SARI)
Mengesahkan,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Mengetahui
Universitas Qamarul HudaBagu Lombok Tengah
Ketua Program Studi D III Kebidanan
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas komunitas yang di laksanakan di wilayah kerja puskesmas muncan
kecamatan kopang kabupaten Lombok tengah yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS PADA IBU NIFAS NY ‘S” DENGAN PUTING
SUSU LECET KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2023” dapat di
selesaikan
Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. TGH.L.M.Turmuzi Badaruddin Selaku Pembina Yayasan Pondok Pesantren
Qamarul Huda Bagu.
2. Dr. H.Menap, SKp., M.Kes, Selaku rektor Universitas Qamarul Huda
Badaruddin Bagu.
3. Apt. Lalu Jupriadi,M.Si. Selaku dekan Universitas Qamarul Huda Badarudin
Bagu.
4. Bq. Reni Pratiwi.,S.ST.,M.Kes Selaku Ketua program studi D-III Kebidanan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu.
5. Fuji Khairani,S.ST.,M.Kes. Lia Arian Aprian,S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb. Diah Ulfa
Hidayanti, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb dan Ismiati, S.ST.,M.Keb. Selaku
Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan saran serta motivasi
selama penyusunan laporan ini.
6. Baiq.Sri Sulanti,S.Keb,Bd Amd.selaku bidan koordinator dan pembimbing
lahan di UPTD puskesmas Ubung yang telah banyak memberikan saran serta
motivasi selama penyusunan laporan ini.
7. Institusi Pendidikan Universitas Qamarul Huda Badarudin Bagu selaku
penyelenggara pendidikan D-III Kebidanan.
8. Rekan-rekan mahasiswa DIII-Kebidanan terima kasih atas masukannya dalam
penyusunan laporan ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun memberikan
sumbangsih dalam penyelesaian laporan ini.
iii
10. Kedua orang tuaku dan keluargaku tersayang yang telah memberikan Doa
serta semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan
ini dapat berguna bagi kita semua, Aamiin.
( Diana Sari)
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................2
C. Manfaat ..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................3
A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas.............................................3
B. Konsep Dasar Keluarga..................................................................8
C. Konsep Dasar kehamilan................................................................10
D. Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)............................................21
E. Konsep Dasar Letak Sungsang.......................................................25
F. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil...............30
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................47
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................78
BAB V PENUTUP..........................................................................................80
DAFTAR FUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asi adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh
bayi.produksi asi dipengaruhiboleh beberapa faktor,baik yang lang langsung
misalnya,perilaku menyususui,psikologis ibu,ataupun yang tidak langsung
misalnya,sosial kultural dan bayi,yang akan berpengaruh terhadap psikologis
ibu (Yasni, 2020). Pengalaman dalam upaya meningkatkan pemberian ASI
menunjukkan bahwa hambatan utama dalam pemberian ASI kepada bayi
adalah kurangnya informasin yang benar tentang ASI. Adanya mitos yang
menyesatkan mengenai menyusui dan cara menyusui yang kurang tepat
merupakan hal yang sering menghambat pemberian ASI.
ASI adalah makanan ideal untuk bayi agar dapat tumbuh secara
optimal,baik di otak maupun di perkembangan. Sampai usia 6 bulan,bayi ,asih
tumbuh sesua standar .pada periode ini bayi bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi Air Susu Ibu. Untuk
bayi. ASI memiliki begitu banyak keunggulan yamg dianjurkan kepada bayi
sampai usia 2 tahun dan direkomendasi untuk bayi 6 bulan usia bayi esklusif
(istianu,rusilanti,wahyuti dkk 2020). Kandungan ASI antaralain
immunoglobulin,protein,vitamin,laktosa,dan lemak. Kandungan ini sangat
bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh bayi,pertumbuhan dan
perkembangan bayi. (Anonim, 2019)
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi asi,bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puimg susu
lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Bila
bayi jarang menyusu karena bayi ennggan menyusu akan berakibata kurang
baik,karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Namun serimgkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang
manfaat asi dan tentang teknik menyusui dengan benar (Ramaita,2021)
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah pada kasus
ini adalah “Bagaiman Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Puting Susu
Lecet?
C. Tujuan
2 1. Tujuan Umum
3 Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien
dengan Puting Susu Lecet secara optimal.
4 2. Tujuan Khusus
5 a. Dapat melakukan pengkajian data dengan tepat pada Ny. E di
6 Praktek Mandiri Giopani.
7 b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada Ny. E di Praktek
8 Mandiri Bidan Giopani.Dapat membuat diagnosa potensial dengan
9 tepat pada Ny. E di Praktek Mandiri Bidan Giopani
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting
dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhubungan laki–laki dan perempuan, perhubungan yang mana sedikit
banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak–
anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan suatu kesatuan sosial
yang terdiri dari suami, isteri dan anak–anak (Ahmadi, 2019).
Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2019), keluarga adalah
dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
2. Bentuk Tipe Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Kelarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak keluarga misalnya : kakek, nenek, keponakan, sepupu,
paman, bibi, saudara, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (Composit) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
e. Keluarga Kabisat (Cabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa perkawinan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a. Patrikal
Adalah kekuasaan yang dominan yang dipegang oleh pihak ayah.
b. Matriakal
Adalah kekuasaan yang dominan yang dipegang oleh pihak ibu.
9
c. Equalitarian
Adalah kekuasaan yang dipegang bersama/seimbang antara ayah dan
ibu.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemelih Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera, pelayanan kebidanan komunitas adalah
bagian upaya kesehatan keluarga.Keluarga sehat adalah kondisi yang
mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan, 2017).
Gambaran keluarga sehat dapat ditemukan sebagai berikut
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.
10
Waktu masa nifas yang paling lama paling lama pada wanita umumnya adalah 40
hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan ( yang disertai tanda –
tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti –
henti atau tetap keluar darah, maka perhatikanlah bila keluarnya di saat ‘adah
(kebiasaan) haidh, maka itu darah haidh. Akan tetapi jika darah keluar terus dan
tidak pada masa – masa (haidh) haidhnya dan
darah itu terus dan tidak berhenti mengalir, perlu diperiksakan ke bidan atau
dokter.
Beberapa konsep tentang pengertian masa nifas antara lain :
1) Menurut Depkes (2019), menuliskan bahwa peurperium adalah waktu
mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak
pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam
keluarga.
2) Saifuddin (2019), mengatakan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil, berlangsung 6 minggu.
3) Pusdiknakes (2019), mengatakan bahwa masa nifas adalah masa
dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
melahirkan
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2) Melaksakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,
nutrisi, kb, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan
bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan kb
5) Mendapatkan kesehatan emosi (Angraini, 2019)
c. Tahapan Dalam Masa Nifas
1) Peurperium dini ( immedilate peurperium ) : waktu 0- 24 jam post
partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri da
berjalan jalan. Dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2) Peurperium intermedial ( early peurperium ) : waktu 1-7 hari post
partum. Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
3) Remote peurperium ( later peurperium ) : waktu 1-6 minggu post
partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
kompikasi. Waktu untuk bisa berminggu- minggu, bulan atau tahun
(Angraini, 2019). Menurut Yani (2019),
d. Kunjungan Pada Masa Nifas
12
bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah aerola, tertekan di
gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
c) Refleks menelan (Swallowing rekleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
2) Peneluaran ASl (Oksitosin)
Selama bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pda glandula pituitaria posterior sehingga
mensekresi hormon
oksitosin.Hal ini menyebabkan sel- sel mioepitel di sekitar alveoli akan
berkontraksi dan mendorong ASl masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran
oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak
pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflekstoris oksitosin dikeluarkan
oleh hipofisis (Maritalia, 2019).
d. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) Dapat membantuk memulai kehidupan dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASl mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir. Pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas.
b) Mengandung antibodi
c) Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai
berikut:
Apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan
akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut
mammae associated immunocompetent lympoboid tissue (MALT).
d) ASl mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan 6 bulan pertama.
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan 6 bulan pertama.
e)Mengurangi kejadian karies dentis
insiden karies dentis pada bayi yang nendapat susu formula jauh lebih tinggi
disbanding yang mendapat ASl, karena biasa menyusui dengan botol dan dot
terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gizi lebih lama kontak dengan susu
formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
f) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke
kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang
labih baik.
g) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system lgE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASl tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6
bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
h) ASl meningkatkan kecerdasan bayi
15
Lemak pada ASl adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel- sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat asi eksklusif
akan timbuh optimal dan bebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan tehindar dari kerusakan sel- sel saraf otak(Maritalia, 2012).
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu meragsang ujung saraf sensorik sehingga
post aterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke idung telur,
menekan produksi estrogen akibatnnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 89% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI
saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu meragsang ujung saraf sensorik sehingga
post aterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke idung telur,
menekan produksi estrogen akibatnnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 89% metode kontrasepsi
yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI
saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
b) aspek kesehatan ibu
Isapan bayi ada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencengah teradinya
pendarahan pasca persalinan, Penundaan haid dan berkurangnya pendarahan pasca
persalinan mengurangi prevaensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Mencengah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusif.penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil
dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang mmenyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
berat nadan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah
berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh,
cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam
proses produksi ASI. Nah, dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih
banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga
akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut berat badan ibu akan
cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, terapi uga untuk ibu.
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutukan oleh semua
manusia(Maritalia, 2019).
Mencengah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusif.penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil
dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif.
16
2. Pelayanan bayi
3. Pelayanan anak balita
4. Pelayanan anak pra sekolah
Kewenangan
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi Menyusui Dini (IMD), injkesi
vitamin K1.
2. Perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat.
3. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
pemberian imunisasi rutin sesuai dengan program pemerintah
pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan
Kewenangan
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana di atas khusus yang menajalnkan
Program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi:
a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi dibawah kulit.
b. Asuhan anastesi terintekrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu (dilakukan di bawah supervisis Dokter).
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan.
d. Melakukan pembinanaan peran serta masyarakat. dibidang kesehatan
ibu dan anak, usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak pra sekolah dan
anak sekolah.
f. Melakukan pelayanan kebidanan komunitas.
g. Melakukan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyukuhan
terhadap infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom,
dan penyakit lainnya.
h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi.
i. Pelayanan Kesehatan Lain yang Meruapakan Program Pemerintah
Khusus utnuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan balita sakit, dan
pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi
Menuluar Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalah gunaan
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat
dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut
selain itu, khusus di daerah (Kecamatan atu Kelurahan/Desa) yang belum ada
dokter, didan juga diberikan kewenangan sementara untuk diberikan kewenangan
untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan
20
dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
2. Dokumentasi SOAP
SOAP merupakan urutan yang dapat membantu mengorganisasi fikiran dan
memberi asuhan yang menyeluruh. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,
jelas, logis, dan tertulis. Seorang bidan hendak menggunakan SOAP setiap kali
mengkaji pasien. Selama masa antefartum bidan dapat menulis satu catatan SOAP
untuk setiap kali kunjungan, sementara dalama masa itrapartum bidan boleh
menulis lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Bidan juga harus
memiliki catatan SOAP terdahulu bila merawat seseorang klien untuk
mengevaluasi kondisinya yang sekarang. Sebagai peserta didik, bidan akan
mendapat lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan terjadi secara alamiah
(Amellia, 2019).
Telah dibahas sebelumnya bahwa alur berfikir saat menghadapi pasien melipui 7
langkah. Agar orang lain dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis dan kritis, maka hasil asuhan di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu :
a. Subjektif
Subjek adalah pendokumentasian yang termasuk subjektif yaitu menggambarkan
hasil pengumpulan data klien melalu anmnesa sebagai langkah satu menurt
varney.
b. Objektif
Pendokumentasian yang termasuk objektif yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium, juaga hasil
tes diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah satu varney.
c. Assesmen
Pendokumentasian yang termasuk assesmen yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam
suatu identifikasi, baik itu diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis atau
masalah konvensial. Selain itu, juga memuat identifikasi mengenai perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi, atau rujukan
sebagai langkah II,III,IV menurut varney.
d. Pleaning
Pendokumentasian termasuk pleaning menggambarkan pendokumentasian dari
tindakan 1 dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesmen sebagai langkah 5,6,7
menurut varney. Beberapa alasan penggunaan metode SOAP dalam
pendokumentasian adalah karena pembuatan grafik metode SOAP merupakan
perkembangan sistematis yang mengorganisasi penemuan serta pendapat seorang
bidan menjadi suatu
rencana. Selain itu, metode ini juga merupakan intisari dari proses pelaksanaan
kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kunjungan I
Hari : SELASA
Tanggal : 18-07-2023 jam 09,00 wita
Tempat : Rumah Tuan “M" di desa Labulia
I. Pengkajian
1) Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn “M”
2. Umur : 50 thn
3. Alamat : Olor agung
4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : Petani
6. Struktur Keluarga
Hubun
Pekerjaan
gan Pendi Keadaan
Nama Umur Sex
dengan dikan Utama Tambahan Sekarang
KK
Suparman KK 50 L SD Petani Tidak ada Hidup
Thn
Fitriani Istri 45 thn P SD` IRT Tidak ada Hidup
Aditya Anak 1 23 thn P SMA Tidak Tidak ada Hidup
ada
23
: Garis Keturunan
: tinggal serumah
1) Tipe Keluarga
Keluarga Tn “M” termasuk keluarga inti (Mini Family) dimana
anggota keluarganya terdiri dari suami, istri dan anak. Pemegang
kekuasaan dalam keluarga Tn “M” sesuai dengan tipe partikal
dimana dominan dalam pengambil keputusan dipihak suami.
24
2) Suku Bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku sasak asli.
3) Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam.
4) Status social Ekonomi
Tn “M” : Bekerja di sawah sendiri
Penghasilan perbulan : ± Rp1.000.000.
Ny “S” (Istri) : IRT
5) Aktifitas rekreasi keluarga
Kebanyakan waktu keluarga berada dirumah untuk
melakukan pekerjaan rumah sehari-hari. Bila ada waktu
senggang keluarga Tn “M" pergi rekreasi dan silaturrahim
ketempat keluarga yang lain.
6) Riwayat kesehatan keluarga 1 tahun terakhir :
a) Tn “M" (Suami/KK) : Tn “M” Megatakan dalam satu tahun
ini tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung,
Anemia, Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginjal,
Asma, Thipes, dll.
b) Ny “S” (Istri) : Ny “S” mengatakan dalam satu tahun ini
tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginja, Asma,
Thipes, dll
c) An “A” (Anak 1 ) : An “A” mengatakan dalam satu tahun ini
tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginja, Asma,
Thipes, dll
d) An “N” (Anak 2 ) : An “N” mengatakan dalam satu tahun ini
tidak pernah menderita penyakit seperti, Jantung, Anemia,
Hipertensi, Hepatitis, Diabetes, TB Paru, Ginjal, Asma,
Thipes,
2) Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
25
bersekolah
An “N” Umur 1minggu dengan tinggi badan 52 cm, BB
4 kg,
j) Pola Eliminasi
Tn “M” ( KK)
BAB
Frekuensi 1-2 kali sehari
Konsistensi Padat
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada
29
BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada
ADITYA(Anak)
BAB
Frekuensi 1 kali sehari
Konsistensi Lembek
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada
BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada
Nisa (Anak)
BAB
Frekuensi 1 kali sehari
Konsiste5TPnsi Lembek
Warna Kuning
Keluhan Tidak ada
BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada
Keterangan :
a. Kamar tidur
b. Kamar tidur
c. Ruang tidur
d. Ruang tamu
e. Dapur
f. Kamar mandi
32
2. Sumber air
a. Sumber air yang digunakan air sumur
b. Penggunaan air minum air sudah di masak
c. Tempat penyimpanan air ember/ gentong
d. Jarak sumber air dengan pembuangan jamban jauh
e. Kualitas air baik tidak berbau tidak berasa.
3. Tempat pembuangan sampah
a. Saluran pembuangan limbah : Ada
b. Jamban/WC : Ada
4. Karateristik tetangga dan komunitasnya
Hubungan Tn “M” dengan anggota keluarga dalam
lingkungan sekitar cukup baik . Bahasa yang di gunakan sehari-
hari dalam berkomunikasi yaitu : Bahasa sasak, sedangkan sarana
yang dimiliki Tn “M” adalah HP dan motor
Istri berada dirumah dan suami mencari nafkah atau bekerja
sebagai buruh disebuah mesin huller . Keluarga Tn ”M” sekali
setahun pergi rekreasi dan berkunjung kerumah keluarga.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Suami mengikuti perkumpulan bapak-bapak dimasjid dan ibu
dirumah, dan interaksi dengan masyarakat baik.
6. Sistem pendukung
Disekitar rumah tidak terdapat gardu listrik atau pemancar
telpon tetapi hanya ada saluran listrik.
Kesehatan Lingkungan Keluarga: halaman rumah bersih
tidak ada kandang hewan atau binatang peliharaan.
Hubungan Tn “M” dengan anggota keluarga dalam
lingkungan sekitar cukup baik . Bahasa yang di gunakan sehari-
hari dalam berkomunikasi yaitu : Bahasa sasak. Sedangkan sarana
yang dimiliki Tn “M” adalah HP dan motor
Istri berada dirumah dan suami mencari nafkah atau bekerja
sebagai buruh huller keliling Tn ”M" sekali setahun pergi rekreasi
dan berkunjung kerumah keluarga.
33
4) Sturktur Keluarga
1. Struktur peran (formal dan informal)
Tn “M” sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai
buruh keliling dan pengambil keputusan adalah suami, Ny ”M”
ibu rumah tangga, kadang —kadang membantu suami bekerja,
serta mengurus keluarga
2. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn “M” memeluk agama islam dan setiap hari
menjalankan ibadah. Jenis pelayanan kesehatan yang paling
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan adalah
keperawat.
3. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Tn “M” pengambilan keputusan
dilakukan oleh suami dan dalam memecahkan suatu masalah
dilakukan secara musyawarah berdua dengan istri.
4. Stuktur kekuatan keluarga
Keluarga belum terlalu mengerti masalah kesehatan
yang dihadapi dan jarang memeriksakan diri ke bidan dan
apabila dalam keluarga ada yang sakit jarang keluarga
membawa ke bidan/ tenaga kesehatan.
5) Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn “M” kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh
suami yang bekerja sebagai buruh keliling, pemanfaatan
penghasilan adalah untuk membeli kebutuhan bahan pokok
rumah tangga. Fungsi mendapatkan status sosial yaitu:
a. Kepala keluarga tidak mempunyai kedudukan dalam
masyarakat
b. Partisipasi anggota keluarga dalam kemasyarakatan, suami
istri aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
c. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat baik.
34
2. Fungsi pendidikan
Suami istri bertanggung jawab terhadap kerukunan
rumah tangga, dalam keluarga, Tn “M" berhak menyekolahkan
anak-anaknya hingga jenjang pendidikan lebih tinggi.
3. Fungsi sosialisasi
Hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat
sekitar terjalin baik. Apabila dalam anggota keluarga
khususnya istri melakukan kesalahan diberikan peneguran
secara baik, dengan cara Tn “M” mengajak istri mengobrol
berdua, dan disela waktu Tn “M" bersendaugurau agar suasana
tidak terlalu tegang.
4. Fungsi pemenuhan (perawat/ pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga Tn
“M” saat ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan sungsang
b. Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Apabila dalam keluarga ada yang mengalami sakit
maka Tn “M" pergi ke puskesmas muncan untuk berobat
c. Kemampuan merawat anggota keluarga
Tn“M” membawa anggota keluarga yang sakit
kepelayanan kesehatan atau perawat terdekat.
d. Kemampuan keluarga memelihara /modifikasi lingkungan
rumah yang sehat.
Yang mengurus rumah adalah Tn “M” dan Ny“S”
bertugas menjaga kesehatan keluarga dan memelihara
lingkungan sekitar yang mana dilakukan secara bersama-
sama, sehingga tercipta lingkungann yang bersih dan
nyaman.
5. Fungsi religious
Suami istri kadang-kadang melakukan solat berjamaah
bersama, dan mengaji alqur,an.
35
6. Fungsi rekreasi
Tn “M" dan Ny “S" satu kali setaun pergi rekreasi
bersama keluarga dan mengunjungi keluarga yang lain.
7. Fungsi efektif
Seluruh anggota keluarga saling melindungi, saling
menyayangi dan menjaga ketentraman dan keamanan dalam
keluarga.
6) Strees dan Koping Keluarga
Setiap permasalahan yaitu masalah ekonomi, dan masalah
yang terjadi dalam keluarga dapat diselesaikan dengan baik,
dengan cara musyawarah bersama dengan anggota keluarga.
7) Pemeriksaan Kesehatan tiap individu anggota keluarga.
a. Tn “M'” ( Suami) Umur 50 Thn
1. Data Subyektif
Tn “M” : Mengatakan tidak mengeluh apa-
apa.
2. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda vital.
TD : 120/80 mmhg.
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 20x/menit
3. Status Present
1) Kepala.
Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam, rapi,
rambut bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
36
2) Wajah
Inspeksi : Bersih,tidak pucat
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.
3) Mata
Inspeksi : Seklera mata tidak icterus
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
Konjungtiva tidak pucat
4) Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) 6) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak
ada secret.
7) 8) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan
limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
9) Dada : Simetris, pernafasan normal
Tanda-tanda vital.
TD : 100/70 mmhg.
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 20x/menit
3. Status Present
a. Kepala.
Inspeksi : Distribusi merata, warna hitam, rapi,
rambut bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok. Tidak ada
ketombe, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : Bersih, tidak pucat
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
mandibularis, dan maksilaris.
c. Mata
Inspeksi : Seklera mata tidak icterus
Palpasi : Oedema tidak ada pada prontalis,
Konjungtiva tidak pucat
d. Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak ada
secret.
6) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan
limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
7) Dada : Simetris, pernafasan normal
d. Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, bibir lembab,
pucat/berdarah, tidak ada caries/gigi
berlubang.
5) Telinga : Simetris. Tidak ada serumen, tidak ada
secret.
6) Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan
limpe, tidak ada bendungan vena
jogularis
7) Dada : Simetris, pernafasan normal
Pekerjaan IRT
Alamat Olor agung
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2. Riwayat menstruasi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lama : 7-8 hari
d) Teratur : Ya
e) Sifat darah : Merah segar
f) Keluhan : Tidak ada
a. .
3. Riwayat kebutuhan biologis
a. Respon suami dan keluarga terhadap persalinan :
Tn “M" (suami) : Tn“M" sangat senang dengan kehamilan
b. Dukungan suami/keluarga terhadap persalinan: Tn “M" (suami)
dan keluarga mendukung ibu dengan membantu mengerjakan
pekerjaan ibu sehari-hari dan mengantar ibu untuk
kepolindes/posyandu
4. Riwayat KB: KB suntik 3 bulan
5. Pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Makan Sebelum hamil Saat hamil
Frekuaensi 3.x/hari 3-4 x/ hari
Minum
Frekuensi 6-7 x/ hari 7-8 x/hari
Porsi 1 gelas 1 gelas
Jenis Air putih + the Air putih + teh
b) Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi 1-2 kali 1-2 x/hari
Warna Kuning Kuning
Konstitensi Padat Padat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi 5-6 kali 6-7 x/ hari
Konstitensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
c) Pola Istirahat
Tidur siang
Lama 1-2 jam 1-2 jam.
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Tidur Malam
Lama 7 jam 6-7 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
BB sebelum hamil : 61 kg
42
c. Mata
Inspeksi : Sklera mata tidak icterus konjungtiva tidak
pucat
Palpasi : Tidak dilakukan
DATA PERKEMBANGAN I
(DOKUMENTASI SOAP)
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:00 wita
S: Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan cepat lelah saat beraktifitas
2. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi menyusui yang benar
3. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi menyusui yang benar
4. Ibu mengatakan merasakan sedikit pusing
5. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan sesuai petunjuk
O: Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmetis
3. Vital Sign: TD: 110/70 mmhg, N: 80 x/menit, S: 36.5 ºC, R: 20 x/menit
A: Assesment
Ny “S” P2A0H2 umur 45 tahun dengan putting susu lecet
P: Planning dan Penatalaksanaan
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:05 wita
1. Beritau ibu hasil pemeriksaan.
Memberitau ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya baik
2. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan tehnik menyusui yang benar
3. Berikan ibu motivasi agar tidak terlalu cemas
Memotivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan putting susu yang lecet
4. Anjurkan ibu untuk tetap minum obat yang sudah di berikan
Menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat yang sudah diberikan yaitu,
kalk 500 mg 10 tablet 1x1 sehari, tablet Fe 60 mg 10 tablet 1x1 sehari dan
Vit C 1000 mg 1x1 pada malam hari sebelum tidur
5. Beritau ibu bahwa akan dilakukan kunjangan ulang Memberitau ibu
bahwa akan dilakukan kunjungan ulang
Evaluasi
Tanggal 18 juli 2023 Jam 16:30 wita
1. Ibu mengatakan sudah mengerti dengan putting susu lecet
2. Ibu bersedia melakukan tehnik menyusui yang benar
47
DATA PERKEMBANGAN II
(DOKUMENTASI SOAP)
Evaluasi
Tanggal 24 April 2022 Jam 09:30 wita
1. Ibu sudah mengetahui bahwa kehamilannya sudah kembali normal dimana
kepala sudah berada dibawah
2. Posisi menyusui yang benar sudah berhasil dilakukan
3. Ibu bersedia untuk tetap meminum obat
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas NY "S"
umur 45 tahun dengan puting susu lecet. Pembahasaan ini disusun dengan
pendekatan manajment kebidanan menurut varney yang terdiri dari 7 langkah dan
SOAP antara lain:
1. IDENTIFIKASI DATA DASAR
Data yang diambil oleh mahasiswi DIII Kebidanan Universitas
Qamarul Huda Bagu dilakukan secara terfokus pada masalah yang dialami NY
"S" sehingga intervensi yang dilakukan dapat terfokus pada masalah yang
diangkat dimana NY "S" dan keluarga serta bidan yang ada di Desa Labulia
Kabupaten Lombok Tengah dapat memberikan informasi secara terbuka
sehingga mempermudah dalam pengambilan data
2. INTERPRETASI DATA DASAR
Berdasarkan konsep dasar bahwa dalam menegakkan diagnosa harus
berdasarkan anamnese, pemeriksaan fisik, dan dignostik penunjang
(Laboratorium). Diagnosa lebih sering di identifikasi oleh bidan dan di
fokuskan pada apa yang dialami oleh klien, sedangkan masalah lebih sering
dihubungkan dengan bagaimana klien menguraikan apa yang dia rasakan. Dari
hasil pengumpulan data NY "S" mahasiswi dapat mengidentifikasikan
diagnosa masalah yaitu P2A0H2 dengan puting susu lecet, yang dilakukan
dari hasil pemeriksaan subyektif dan objektif
Pada tahap ini mahasiswi tidak menemukan kesenjangan yang berarti
antara teori dengan kenyataan dilapangan, dimana dapat di lihat dari gejala
dan tanda yang didapatkan pada NY "" memiliki persamaan dengan gejala dan
tanda pada landasan teori.
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Berdasarkan data yang diproleh dari pengkajian adalah tidak
ditemukan adanya kesenjangan/perbedaan antara masalah potensial yang
terdapat dilandasan teori dan masalah potensial yang ditemukan pada khasus.
78
50
Adapun masalah potensial yang dapat terjadi pada ibu dengan kehamilan letak
sunsang
4. TINDAKAN SEGERA
Dalam masalah ini mahasiswi memberi KIE tentang tekhnik menyusui
yang benar.
5. RENCANA ASUHAN MENYELURUH
Pada tinjauan manajemen kebidanan, perencanaan adalah proses
penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang
didapat dan antisifasi diagnosa/masalah potensial yang mungkin terjadi,
perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan kreteria
keberhasilan yang telah didapatkan. Rencana asuhan yang diberikan kepada
NY "S" adalah memberikan KIE tentang Teknik menyusui yang benar.
6. PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Pada tinjauan manajemen kebidanan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana tindakan yang selalu berorientasi pada rencana tindakan dengan
mengadakan kerjasama antara petugas kesehatan lain dan atas persetujuan
klien.
Dalam tahap ini mahasiswi tidak menemukan hambatan atau masalah
yang berarti karna seleruh tindakan sudah berorientasi pada kebutuhan klien,
sehingga tujuan dapat tercapai. Hal ini ditunjang pula oleh klien yang
komperatif dalam menerima semua sasaran.
7. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Dimana evalusi merupakan langkah terakhir dalam prores majemen
kebidanan dimana tahap ini untuk menilai adanya kemajuan dan keberhasilan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. Evaluasi mahasiswa tidak
menemukan permasalahan atau kesenjangan. Evaluasi dari asuhan yang telah
diberikan menunjukkan adanya kemajuan yang dapat dilihat dari semula
puting susu lecet mwnjadi tidak.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penerapan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn
”M” khususnya Ny ”S” tentang Kehamilan putting susu lecet, mahasiswa
dapat menjelaskan dengan jelas tentang penanganan putting susu lecet
dengan posisi yang benar dan tehnik menyususi yang benar.
1. Dengan menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn "M"
khususnya Ny ”S” merupakan cara efektif untuk meningkatkan
pemahaman terhadap permasalahan dan kebutuhan selama masa
menyusui.
2. Ny ”S”dapat mengurangi resiko terhadap putting susu lecet
B. Saran
1. Untuk instensi pendidikan
Untuk masa yang akan datang perlu di kaji ulang mengenai konsep
pelayanan yang akan diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat
sehingga dapat memberikan pelayanan dan identifikasi masalah lebih
sfesipik/khusus mengenai masalah kebidanan dan memberikan waktu yang
lebih panjang lagi utuk mahasiswa agar bisa melalukan asuhan.
2. Untuk lembaga kesehatan
Petugas kesehatan harus banyak lagi mengkaji dan
mengidentifikasi permasalahan yang di hadapi masalah khususnya bagi
ibu dan remaja sehingga penyuluhan dapat dilakukan sebagai salah satu
prevetitif terdapat masalah yang akan di hadapi masyarakat
3. Untuk mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan
kebidanan komunitas di masyarakat, menambah pelajaran yang lebih luas
lagi tentang asuhan kebidanan komunitas pada ibu dengan kehamilan
sungsang
80
52
Semoga laporan ini sebagai lahan rujukan bagi kita semua bahwa
pelayanan kebidanan komunitas sangat penting bagi kesehatan ibu dan
masyarakat.
53
DAFTAR FUSTAKA
Setelah ibu diberikan penjelasan tentang tehnik menyusui ang benar ibu merasa
terbantu
2. TIK (Tujuan Instruksioal Khusus)
Setelah diberikan penjelasan ibu mengerti dengan putting susu lecet ibu lngsung
memeragakan tehnik menyusui yang benar
LAMPIRAN I
KEGIATAN PENYULUHAN
Uraian Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Mahasiswa Klien
I. MEDIA
1. Lampiran
II. EVALUASI :
1. Ibu mengetahui tentang konsep tehnik menyusui yang benar
2. Ibu mengetahui tentang penatalaksanaan menyusui dengan tahnik atau
posisi menyusui yang benar.
LAMPIRAN II
56