Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA Tn. A dan Ny. A DENGAN MENANTI KELAHIRAN ANAK


PERTAMA
DI RT 12/RW 02 DESA GATAK KEMBANGSARI MUSUK BOYOLALI

Disusun Oleh : Kelompok 6


1. Devita Feby W.R (22018014)
2. Putri Tasya M (22018015)
3. Lilis Setiyowati (22018018)
4. Retna Puspitasari (22018021)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Makalah ini tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Menanti Kelahiran Anak Pertama
yang disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa
kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca baik itu mahasiswa maupun
masyarakat dan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan yang berguna untuk kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Boyolali , November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................6
2.1 Keluarga..............................................................................................................................6
2.2 keluarga childbearing..........................................................................................................7
2.3 Tipe-tipe keluarga...............................................................................................................7
2.4 Fungsi Keluarga..................................................................................................................9
2.5 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga.....................................................................9
2.6 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Childbearing................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................11
3.1 Pengkajian Keluarga.........................................................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................19
3.3 Sekroning dan Prioritas Masalah......................................................................................20
3.4 Perencanan Keperawatan..................................................................................................22
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................23
4.2 Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa yang tinggal dalam satu rumah dalam keadaan saling ketergantungan. Dari
uraian tersebut disimpulkan, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami, istri, dan anak yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan yang
erat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Diera kemajuan teknologi globalisasi keluarga
memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan informal selama dilingkungan
rumah, agar anggota keluarganya dapat memperhatikan kesehatan (WHO, 2012).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan
mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit yang berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi
oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup
dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal
kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan.
Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area
spesialis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan.
Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatan kesehatan keluarga secara
menyeluruh bagian anggota keluarga. Orang tua memiliki peran yang penting dalam
memberikan pendidikan informal selama dilingkungan rumah. Orang tua menginginkan
yang terbaik untuk anaknya baik dalam pendidikan maupun kebutuhan pribadi dari
anaknya (Ahmad, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Patonah, 2012). Study kasus ini membahas tentang
tahapan dan tugas perkembangan keluarga dengan “ChildBearing” (Kelahiran Anak
Pertama). Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi
perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan
yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranannya untuk memenuhi kebutuhan
bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus

4
perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi bapak
atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu (Mubarak danSantosa, 2014).
Periode Childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan
seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka system dalam
keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan. Interaksi
yang baik antara anak dan orang tua merupakan hal penting dalam masa perkembangan
anak. Interaksi yang baik ditentukan oleh kualitas pemahaman dari anak dan orang tua
untuk mencapai kebutuhan keluarga (Soetjiningsih, 2012).
Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain adalah mempersiapkan biaya
persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua, membagi peran dan tanggung jawab,
mempersiapkan berbagai kebutuhan anak, menata ruang untuk anak atau
mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan serta mengadakan kebiasaan agama
yang rutin. Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain adalah memberikan ASI
sebagai kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai
mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan
kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus
hubungan seks dan mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
(Mubarak danSantosa, 2014).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga
2. Untuk mengetahui pengertian keluarga childbearing
3. Untuk mengetahui tipe-tipe keluarga
4. Untuk menegetahui fungsi keluarga
5. Untuk mengetahui tahapan dan tugas perkembangan keluarga
6. Untuk mengetahui tahapan dan tugas perkembangan keluarga dengan childbearing
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi
antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kulu dan warga
atau keluarga yang berarti anggota kelompok kerabat (Padila, 2012). Keluarga
menurut sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat
yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer
yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi
interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi (Puspitawati, H.
2012).
Menurut WHO keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasar Undang-Undang 52
tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I
pasal 1 ayat 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu
dan anaknya (janda).
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan
bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Strees dari berbagai sumber
dapat berefek negative pada fungsi dan interaksi ibu dan bayi. Maka dari itu kelompok
tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan tumbuh kembang keluarga
chieldbearing. Menyusui merupakan proses fisiologis untuk memberikan nutrisi
kepada bayi secara optimal. Tidak ada hal yang lebih bernilai dalam kehidupan
seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak awal kehidupannya.
Air Susu Ibu merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan
perkembangan bayi secara optimal (Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI. 2010).

6
2.2 keluarga childbearing
Child-Bearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan
seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota keluarga
lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya anggota
keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga
akan berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan (Wignyosastro, H.2011)
Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
Pada periode childbearing (transisi), ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan
untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek
negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada
kesehatan fisik ibu dan bayi (Abi Muhlisin. 2012).

2.3 Tipe-tipe keluarga


Menurut Setiawati dan Dermawan, (2014) bentuk keluarga terdiri atas dua
jenis yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.Dalam penelitian ini
menggunakan jenis keluarga tradisional yaitu pasangan inti.Pasangan inti adalah
keluargayang terdiri dari suami dan istri.
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).

7
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mather, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Stepparent Family, keluarga
dengan orang tua tiri.
2) Commune Family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
3) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, keluarga yang hidup
bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
4) Gay And Lesbian Family, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami –istri (marital partners).
5) Cohibiting Couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
6) Group-Marriage Family, beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
7) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang –barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
8) Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
9) Homeless Family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
10) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

8
2.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berkaitan dengan peran dari keluarga yang bersifat ganda.
Friedman (1998 dalam Padila, 2012).
1) Fungsi afektif merupakan fungsi internal berhubungan secara langsung dan
menjadi dasar dari keluarga tersebut. Fungsi ini berguna untuk pemenuhan fungsi
psikososial
2) Fungsi sosialisasi, dimana keluarga merupakan tempat pertama individu memulai
sosialisasi. Individu belajar untuk disiplin dan mematuhi norma yang ada sehingga
mampu untuk melakukan interaksi sosial dimasyarakat.
3) Fungsi reproduksi, dimana keluarga memiliki fungsi untuk meneruskan keturunan
dan meningkatkan sumber daya manusia, hal ini dikatakan sebagai fungsi
reproduksi.
4) Fungsi ekonomi, dimana untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarganya
seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.
5) Fungsi perawatan kesehatan, dalam fungsi perawatan kesehatan, keluarga memiliki
peran untuk melakukan proteksi dikeluarganya terhadap penyakit.

2.5 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval
(Mubarak, Santoso, dkk, 2012) adalah :
a. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah.
b. Keluarga dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
c. Keluarga dengan anak prasekolah.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah.
e. Keluarga dengan anak remaja.
f. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat.
g. Keluarga dengan tahapan berdua kembali.
h. Keluarga dengan tahapan masa tua.
Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya terdapat delapan
tugas pokok yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga, yaitu keluarga bertanggung jawab menyediakan
tempat tinggal, pakaian yang sesuai dan makanan yang cukup bergizi, serta asuhan
kesehatan atau asuhan keperawatan yang memadai.
b. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, yaitu keuangan waktu
pribadi dan hubungan dengan orang lain.

9
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban antar anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga melalui hubungan di tempat ibadah,
sekolah, sistem politik, dan organisasi-organisasi lain.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga, yaitu dengan
menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh sehingga setiap anggota keluarga
merasa diterima, didukung, dan diperhatikan.
2.6 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Childbearing
Adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orang
tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, menata ruang untuk anak.
Tahap ini dimulai saat ibu hamil aampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas
perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu (duval, dalam buku santun
setiawati : 19 dan dalam buku mubarak, dkk : 87-88)
 Mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua dan merawat bayi
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Menata ruang umtuk anak atau mengebangkan suasana rumah yang menyenangkan
 Mempersiapan biaya atau dana childbearing
 Memfasilitasi rolle learning anggota keluarga
 Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
 Beradaptasi pada pola hubungan seksual
 Mensosialisasikan anak dengan lingkunagn keluarga besar masing-masig pasangan

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keluarga
I. Identitas Umum Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A Pendidikan: SMK
Umur : 21 Tahun Pekerjaan: Petani
Agama : Islam Nomor Telpon:
081617640xxx
Suku : Jawa
Alamat : Gatak RT 12 RW2 Kembangsari, Musuk, Boyolali
2. Komposisi Keluarga
N
Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan Ket
o
1. Tn. A L 21 tahun Suami Petani SMK -
2. Ny. A P 21 tahun Istri Buruh SMK -
3. pabrik
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

3. Genogram

11
Keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Garis Serumah
: Klien

: Klien

4. Tipe Keluarga
a. Jenis type keluarga: tradisional nuclear/ the nuclear family.
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut : tidak ada masalah
5. Suku Bangsa:
a. Asal suku bangsa : Jawa, Indonesia
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: Tn. A mengataka tidak ada
budaya yang bertantangan dengan kesehatan.
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Tn. A mengatakan selalu berusaha melaksanakan solat 5 waktu walaupun dalam
keadaan kurang sehat.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah: Kepala keluarga
2) Penghasilan : Rp. 1.500.000
3) Upaya lain : Tn. A memiliki peternakan sapi
4) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
• Perabotan rumah tangga lengkap
• Sepeda motor 2
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Tn. A mengatakan kebutuhan yang di
keluarkan setiap bulan seperti sandang, pangan
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga mengatakan setiap bulan sekali pergi untuk berekreasi.

II. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


12
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua): Tn. A
mengatakan belum memiliki anak dan saat ini istrinya sedang hamil.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Saat ini keluarga Tn. A dan Ny. A sebagai keluarga menanti kelahiran anak
pertama dan berncana memiliki 2 anak, menurut Ny. A saat ini dengan suaminya
berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan masyarakat
lain, menurut Ny. A dan suami mau bekerja mencari uang dulu baru merencakan
punya anak lagi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini: keluarga mengatakan Ny. A sering
pusing, mual dan muntah
b. Riwayat penyakit keturunan:
Keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Imunisasi
(BCG/Poli Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB o yang telah
Kesehatan Kesehatan
/DPT/HB/ dilakukan
Campak

1. Tn. A 21 62 kg Sehat Campak - -


tahun
50,9 kg
2. Ny. A 21 Kurang TT 2 Pusing, Periksa
tahun sehat mual, kesehatan.
muntah.

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


BPJS dari pemerintah
13
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. A mengatakan keluarga tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
III. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas Rumah : 12 x 15 m2
b. Type Rumah: Joglo
c. Kepemilikan: Milik sendiri
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 3 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 tempat
beribadah.
e. Ventilasi/jendela : 10 ventilasi dan 2 jendela.
f. Pemanfaatan ruangan: 2 kamar digunakan untuk tidur, 1 kamar digunakan
untuk gudang, tempat untuk ibadah.
g. Septic tank: ada letak di belakang rumah
h. Sumber air minum : Air dari pegunungan
i. Kamar mandi/WC: Ada, kamar mandi dan WC tidak terpisah dan berjumlah 1.
j. Sampah: Tn. A mengatakan sampah dibuang di belakang rumah dan dibakar.
k. Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah Tn. A Kurang bersih.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan: Gotong royong setiap minggu, dan kegiatan arisan setiap 1 bulan
sekali.
b. Aturan/kesepakatan : tamu 1x24 wajib lapor ke RT setempat.
c. Budaya : Gotong royong setiap minggu, dan Kenduri.
3. Mobilitas Geografi Keluarga:
Keluarga Tn A telah menempati rumah yang ditempatinya sejak menikah dengan
Ny A sampai sekarang. Keluarga Tn A belum pernah berpindah tempat tinggal.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Hubungan keluarga
dengan tetangga baik. Keluarga mengikuti perkumpulan di masyarakat
5. System Pendukung Keluarga : Tn. A mengatakan hubungan 1 anggota keluarga
dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola/cara Komunikasi Keluarga :

14
Keluarga Tn A dan Ny A termasuk orang yang terbuka dalam segala hal, apapun
selalu dimusyawarahkan dengan anggota keluarganya. Dalam keseharian keluarga
Tn A menggunakan bahasa jawa.
2. Struktur Kekuatan Keluarga:
Dalam keluaga Tn. A mempunyai pengaruh dan andil didalam keluarganya.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing - masing sesuai dengan
fungsinya. Tn A berperan sebagai kepala keluarga bagi istri Ny A berperan sebagai
ibu rumah tangga dan sebagai seorang istri Ny A menghormati Tn A.
4. Nilai dan norma keluarga
Seluruh anggota keluarga Tn A beragama islam dan menjalankan ibadah sholat 5
waktu dan berdoa. Keluarga Tn A menganggap bahwa apabila salah satu
keluarganya terkena penyakit, itu merupakan cobaan dari Allah SWT. Keluarga Tn
A mempercayakan kesehatan kepada tenaga kesehatan, selain mengobati secara
medis keluarga Tn A juga mencoba ke pengobatan alternatif yaitu pengobatan
modern.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga Tn. A menyayangi, mencintai, dan saling memiliki satu sama lain.
Jika ada persoalan/masalah maka akan dibicarakan jalan keluarnya. Keluarga berusaha
saling menghargai pendapat masing – masing.
2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga: Anggota keluarga mengatakan rukun
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Bermusyawarah
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: kepala
keluarga.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton TV dan Ngobrol
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial: Gerakan Lingkungan
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah
Keluarga Tn A mengatakan bahwa sudah pernah memperoleh informasi
mengenai perkembangan keluarga tapi belum begitu mengerti tentang
menanti kelahiran anak pertamanya.
b. Mengambil keputusan
Keputusan dalam keluarga Tn A diambil oleh Tn A selaku kepala keluarga,
tetapi juga dimusyawarahkan dengan anggota keluarga.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
15
Tn A mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
memeriksakan ke tim kesehatan terdekat yaitu mantri/bidan.
d. Memelihara/memodifikasi lingkungan
Ny.A membersihkan lingkungan rumahnya setiap hari.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak: 2
b. Akseptor: -
c. Akseptor: Belum ,alasannya karena ingin memiliki keturunan
d. Keterangan lain: -
5. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Tn. A mengatakan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan yang
cukup
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat:
Tn. A mengatakan selalu memanfaatkan sumberdaya di masyarakat seperti
lahan untuk bercocok tanam.
VI. Setres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek: Tn.A mengatakan menginginkan keluarga yang sehat dan
tau akan peran orang tua yang mengasuh anaknya.
2. Stressor jangka panjang : Tn. A mengatakan kurangnya pengetahuan tentang
peran sebagai orang tua dalam menanti kelahiran anak.
3. Respon keluarga terhadap stressor: Tn. A mengatakan jika ada masalah akan
berusaha menghadapinya dengan tenang dan Tn. A akan berkomikasi dengan baik
terhadap anggota keluarga.
4. Strategi koping : Tn. A mengatakan memecahkan masalah dengan pikiran yang
tenang dan dimusyawarahkan bersama-sama.
5. Strategi adaptasi fungsional: Tn. A mengatakan jika ada masalah dengan anggota
keluarga yang lain, Tn. A berusaha menyampaikan dengan baik dengan
keluarganya.

VII. Harapan Keluarga


a) Terhadap masalah kesehatannya: Harapan keluarga selalu sehat, jika ada salah
satu anggota keluarga sakit cepat diberi kesembuhan.

16
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada: Cepat Tanggap dan Disiplin, dengan
adanya petugas kesehatan yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat
dengan penyuluhan- penyuluhan seperti saat di harakapkan dapat membantu.
VIII. Pemeriksaan Fisik

NAMA ANGGOTA KELUARGA


NO VARIABEL
Tn. Ny.
1. Riwayat penyakit - -
saat ini

2. Keluhan yang - Pusing, Mual, Muntah dan


dirasakan Lemes

3. Tanda dan Gejala - -

4. Riwayat penyakit - -
sebelumnya

5. Tanda-tanda vital TD: 120/80 mmHg TD: 110/90 mmHg


Nadi: 80x/menit
Suhu: 36,

6. Kepala

7. Mata

8. Hidung Simetris, bersih, penciuman baik Simetris, bersih, penciuman baik

9. Mulut Bersih, mukosa bibir lembab Bersih, mukosa bibir lembab

10. Telinga Bersih, simetris kanan/kiri, Bersih, simetris kanan/kiri,


pendengaran pendengaran
11. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid
12. Paru Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada
penggunaan otot bantu nafas
penggunaan otot bantu nafas,
Palpasi: Vocal premitus
Vocal premitus kanan/kiri sama, kanan/kiri sama
Sonor, Bunyi nafas vesikuler Perkusi: Sonor
Auskultasi: Bunyi nafas
vesikuler

13. Jantung Ictus cordis normal, Ictus

17
cordis teraba di SIC V, bunyi
pekak, irama teratur , tidak ada
tamnbahan suara
TD: 120/80 mmHg

14. Abdomen a. Inspeksi: Tidak ada jejas


b. Auskultasi: Bising usus
10x/menit
c. Perkusi: Kuadran I redup,
II, III, IV tympani
d. Palpasi: Tidak ada nyeri
15. Genetalia Tidak ada kelainan pada
genetalia
16. Ekstremitas Tidak ada
kelainan pada kedua
ekstremitas atas/bawah, dan
dapat digerakkan secara
normal

3.2 Diagnosa Keperawatan


Nama KK : Tn. A
Alamat : Gatak RT 12 RW2 Kembangsari, Musuk, Boyolali
No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Problem
1 30/10/2020 Ds: Memenuhi Kesiapan
-Ny. A mengatakan Kebutuhan kebutuhan Peningkatan
sehari-hari belum terpenuhui. fisik,social dan Proses Keluarga
-Ny. A mengatakan tetapa pisikologis

18
menghargai Tn.A sebagai anggota keluarga
10.00 kepala keluarga pada Tn. A
-Tn.A dan Ny.A mengatakan
masih beradaptasi satu sama
lain
Do:
-Tn. A dan Ny. A sama – sama
berkerja
-Tn. A dan Ny. A sedang
menanti kelahiran anak pertama
2 30/10/2021 Ds: Ketidaktahuan Defisit
-Tn. A dan Ny. A mengatakan keluarga Tn. A Pengetahuan
ingin mengetahui lebih dalam dalam menentukan
tentang persiapan persalinan sumber informasi
-Tn. A dan Ny. A mengatakan
sudah pernah mendapatkan
10.00 informasi tentang menanti
kelahiran anak pertama tapi
belum begitu mengerti
Do:
-Tn.A dan Ny. A tampak
bingung

3.3 Skroning dan Prioritas Masalah


1. Dx.Kep : Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga b.d Memenuhi kebutuhan
fisik,social dan pisikologis anggota keluarga pada Tn. A
KRITERIA SKO BOBO NILAI PEMBENARAN
R T
Sifat masalah : 3 1 3/3 x1 = 1 Masalah kebutuhan pada
Aktual keluarga Tn. A memang belum
terpenuhi akan tetapi Tn. A dan
Ny. A berkerja untuk memenuhi
19
kebutuhan keluarga
Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Ny. A berkerja untuk membantu
masalah untuk diubah: Tn. A dalam memneuhi
Sebagian kebutuhan sehari-hari. Meskipun
Ny. A sedang hamil
Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = Masalah lebih lanjut belum
untuk dicegah: 2/3 terjadi, adanya keinginan Ny. A
Cukup untuk meneuhi kebutuhan
keluarga
Menonjolnya 1 1 ½x1=½ Keluarga tidak merasakan
masalah: Tidak perlu sebagai masalah

NILAI TOTAL 2 2/5

2. Dx.Kep : Defisit Pengetahuan b.d Ketidaktahuan keluarga Tn. A dalam menentukan


sumber informasi
KRITERIA SKO BOBO NILAI PEMBENARAN
R T
Sifat masalah : 3 1 3/3 x1 = 1 Tn. A dan Ny. A mempunyai
Aktual masalah ketidak mampuan
menentukan informasi tentang
menanti kelahiran anak pertama
Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Pendidikan Tn. A dan Ny. A
masalah untuk diubah: adalah SMK sehingga
20
Mudah memudahkan untuk menerima
informasi dan penjelasan yang
diberikan oleh petugas kesehatan
Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = Masalah lebih lanjut belum
untuk dicegah: 2/3 terjadi, adanya keinginan Ny. A
Cukup untuk mengamil keputusan serta
adanya dukungan dari keluarga
Menonjolnya 1 1 ½x1=½ Tidak ada masalah
masalah: Tidak perlu

NILAI TOTAL 3 2/5

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


1. Defisit Pengetahuan b.d Ketidaktahuan keluarga Tn. A dalam menentukan sumber
informasi
2. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga b.d Memenuhi kebutuhan fisik,social dan
pisikologis anggota keluarga pada Tn. A

3.4 Perencanan Keperawatan


Nama KK : Tn. A
Alamat : Gatak RT 12 RW2 Kembangsari, Musuk, Boyolali
DIAGNOSA KRITERIA
TUJUAN TUJUAN INTERVENSI
NO KEPERAWATA KRITER
UMUM KHUSUS STANDAR KEPERAWATAN
N KELUARGA IA
1 Defisit Setelah -kemampuan Menentu -identifikasi
Pengetahuan b.d dilakukan menjelaskan kan kesiapan dan
Ketidaktahuan tindakan pengetahuan informas kemampuan
keluarga Tn. A keperawatan tentang i. menerima
dalam salaam 1x24 menentukan informasi.
menentukan Jam masalah -berikan
sumber diharapkan -kemampuan kesempatan untuk

21
informasi(menant tidak ada menggambar bertanya
i kelahiran) hambatan kan -jelaskan
dalam pengalaman perubahan fisik
menentukan sebelumnya dan psikologis
informasi sesuai masa kehamilan.
dengan topic -jelaskan persiapan
-pernyataan persalinan.
tentang -anjurkan
masalah menerima peran
yang baru dalam
dihadapi keluarga.
-perilaku
sesuai
dengan
pengetahuan
dengan
cukup
meningkat.
2 Kesiapan Setelah -identifikasi
Peningkatan dilakukan - pemahaman
Proses Keluarga tindakan keluarga terhadap
b.d Memenuhi keperawatan masalah.
kebutuhan salaam 1x24 -fasilitasi
fisik,social dan Jam komuikasi terbuka
pisikologis diharapkan antar setiap
anggota keluarga dapat anggota keluarga.
pada Tn. A meningkatka -anjurkan anggota
n peran keluarga
keluarga mempertahankan
keharmonisan
keluarga.

22
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antara
anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kulu dan warga atau
keluarga yang berarti anggota kelompok kerabat (Padila, 2012). Keluarga menurut
sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang
merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer yang terdiri
dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubungan perkawinan, dan adopsi (Puspitawati, H. 2012).
Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Pada

23
periode childbearing (transisi), ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi
ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi (Abi Muhlisin. 2012).
Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu
(duval, dalam buku santun setiawati : 19 dan dalam buku mubarak, dkk : 87-88)
 Mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua dan merawat bayi
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Menata ruang umtuk anak atau mengebangkan suasana rumah yang menyenangkan
 Mempersiapan biaya atau dana childbearing
 Memfasilitasi rolle learning anggota keluarga
 Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
 Beradaptasi pada pola hubungan seksual
 Mensosialisasikan anak dengan lingkunagn keluarga besar masing-masig pasangan

4.2 Saran
Semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya, khususnya bagi kelompok kami. Kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan, demi kesempurnaan tugas berikutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abi Muhlisin, 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: gosyen publishing


Ahmad, 2010. Tujuan Keperawatan Keluarga. Bandung Alfaber
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2010. Mengenal keterlambatan
nperkembangan umum pada anak. Melalui http://idai.or.id/public
[11/2/2014]
Mubarak dan Santoso, 2014. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga
childbearing. Yogyakarta: Graha Ilmu
Patonah, 2012. Konsep dan Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :
Trans Info Media
Padila. 2012. Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Medikal Pada Keluarga Chieldbearing.
Jakarta : Nuha Medika
Puspitawati, H. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans
info media
Soetjiningsih, 2012. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga. Jakarta : Salemba
Medika

25

Anda mungkin juga menyukai