1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu.
“Perkenalkan nama saya Nurlyanti, panggil saja perawat Liyan. Saya adalah
mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes kaltim bu.
“Hari ini saya dinas pagi dari pkl. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat ibu
Nama ibu siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang saya akan panggil ibu
Ainun saja, ya”
“Bagaimana ibu sarapan paginya hari ini?”
b. Evaluasi/validasi
“Kalau boleh tahu, sudah berapa lama ibu Ainun di sini ? Apakah ibu Ainun masih
ingat siapa yang membawa kesini ? bagaimana perasaan ibu saat ini? Saya lihat ibu
sering tampak marah dan kesal, sekarang ibu masih merasa kesal atau marah ?”
c. Validasi Kontrak :
- Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat Ibu
Ainun marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok.bu?”
- Waktu
“Berapa lama Ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
- Tempat
“Ibu senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Ibu
merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, bu”.
- Tujuan
“Agar Ibu dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan
latihan fisik 1 : teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri
sendiri maupun orang lain.
2. Fase Kerja
“Nah, sekarang coba Ibu ceritakan, Apa yang membuat Ibu Ainun merasa marah?
Apakah sebelumnya Ibu pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?”
“Lalu saat Ibu sedang marah apa yang Ibu rasakan? Apakah Ibu merasa sangat
kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin
mengamuk? ”
“Setelah itu apa yang Ibu lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal Ibu dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa
kerugian yang Ibu Ainun alami?”
“Menurut Ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Ibu belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Ibu. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Ibu dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas
dalam”
”Begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Ibu rasakan,
maka Ibu berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan/tiup perlahan – lahan melalui mulut”
“Ayo bu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, Ibu berdiri atau duduk dengan
rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali. “
“Ibu sekali, Ibu sudah bisa melakukannya”
“ Nah…. Ibu Ainun tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan
teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya Ibu terlihat sudah
lebih rileks”.
- Evaluasi Obyektif
”Coba Ibu sebutkan lagi apa yang membuat Ibu marah, lalu apa yang Ibu rasakan
dan apa yang akan Ibu lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan
pada saya cara teknik nafas dalam yang benar.
- “Wah...bagus, Ibu masih ingat semua...”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang mengontrol amarah
dengan cara minum obat ?
b. Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali keuntungan minum obat secara teratur, kerugian tidak
minum obat dan coba sebutkan juga 5 benar cara minum obat….???
“Bagus .. ibu masih bisa mengingatnya..!
c. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap ibu dapat memahami dan melakukan cara mengontrol amarah dengan
patuh minum obat seperti yang telah saya jelaskan. Dan ibu masukan kedalam
jadwal kegiatan harian.
d. Kontrak yang akan datang
- Topik :
- Nah, Ibu. Cara yang kita praktikkan tadi baru 2. Masih ada cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi marah Ibu. Cara yang ke-3 yaitu dengan latihan
fisik pukul bantal atau kasur.
- Waktu :
“ibu, mau jam berapa kita bertemu dan berapa lama ? Jam 10.00 selama 15 menit
yah.
- Tempat :
Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau disini lagi (tempat
makan) ? Baik sampai jumpa besok selamat beristirahat
Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat siang ibu ? masih ingat dengan saya ? bagaimana tidurnya semalam...?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apakah ibu sudah melalukan cara mengendalikan
amarah bapak dengan Latihan fisik I ( Tarik nafas dalam )Ya bagus....!!!
b. Validasi Kontrak
- Topik :
ibu, sesuai janji kita kemarin, siang ini kita akan berbincang-bincang untuk
mendiskusikan cara mengendalikan amarah ibu dengan cara latihan fisik II yaitu
dengan cara pukul bantal / kasur.!!!
- Waktu :
Sesuai yang sudah kita sepakati, kita akan berbincang-bincang selama 15 menit
- Tempat :
” ibu setuju kita berbincang-bincang di meja makan ?”
- Tujuan :
Agar ibu dapat mengetahui cara yang lain untuk mengendalikan amarah ibu yaitu
dengan cara pukul bantal / kasur.
Fase Kerja
”Baiklah ibu kita mulai saja perbincangan kita kali ini, sebelumnya saya akan menjelaskan
caranya terlebih dahulu yah....jika ibu merasa kesal atau jengkel terhadap sesuatu
sebaiknya bapak ambil bantal atau kasur, kemudian ibu pukul bantal tersebut sampai
emosi ibu mereda, karena itu tidak membahayakan seseorang dan lebih baik dari pada ibu
pukul pintu atau kursi, karena bisa menyebabkan tangan ibu bisa sakit. ibu mengerti ?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah berbincang-bincang tentang latihan
fisik II yaitu pukul bantal ?
- Evaluasi Objektif
“Coba bpk Praktekan kembali cara mengendalikan amarah ibu dengan latihan fisik
II ?
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nah...Saya harap ibu dapat melakukan cara latihan fisik II dengan cara pukul bantal
atau kasur jika perasaan marah atau jengkel itu muncul dan masukan kedalam jadwal
kegiatan harian ibu !
Kontrak yang akan datang
- Topik :
“ibu, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi untuk mendiskusikan
cara mengendalikan amarah ibu dengan cara yang lain yaitu dengan cara verbal
tanpa menyakiti orang lain.
- Waktu :
“bapak, mau berbincang-bincang jam berapa ? Selama berapa lama ? Bagaimana
kalau jam 10 selama 15 menit.
- Tempat :
“Dimana kita berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang makan saja (di
tempat ini), sampai jumpa besok, selamat beristirahat.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi ibu? masih ingat dengan saya?? Bagaimana tidurnya semalam??
Nyenyak tidak??.”
. Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apa yang sudah ibu lakukan dengan cara yang
sudah saya ajarkan sebelumnya?? Bagus.
b. Validasi Kontrak
- Topik :
” ibu, sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
mengendalikan amarah bapak dengan cara verbal tanpa menyakiti orang lain dan
diri sendiri ”
- Waktu :
Sesuai yang sudah kita sepakati, kita akan berbincang-bincang selama 15 menit..
ibu setuju?
- Tempat :
Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan berbincang-bincang di ruang makan !!!
- Tujuan : Agar ibu mengetahui cara yang lain untuk mengontrol amarah ibu. . .
yaitu dengan cara verbal.
2. Fase Kerja
” Baiklah ibu kita mulai saja perbincangan kita hari ini, kemarin kita telah mendiskusikan
cara amarah ibu dengan cara tarik nafas dalam dan pukul bantal. Dan sekarang kita akan
mendiskuisikan cara yang lain yaitu dengan cara verbal, sebelumnya saya akan
menjelaskan terlebih dahulu, jika ibu sedang kesal atau marah ibu bisa melakukan dengan
cara berbincang-berbincang dengan teman tanpa melukai orang yang ibu ajak bicara,
misalnya ibu mengajak ngobrol perawat yang ada disini dan bapak menceritakan keluh-
kesal ibu, ,atau kata lainnya curhat. ibu mengerti !
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
- Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara
mengontrol amarah dengan cara verbal??”
- Evaluasi objektif
”Coba ibu sebutkan kembali apa yang telah kita diskusikan tadi?”
b. Rencana Tindak Lanjut
”Saya harap besok ibu dapat melakukan cara yang sudah saya ajarkan tadi yaitu
mengontrol amarahnya dengan cara verbal !”
c, Kontrak yang akan datang
- Topik :
” ibu, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol amarah dengan cara spiritual !!!”
- Waktu :
ibu, mau berbincang-bincang jam berapa ? Berapa lama ? Bagaimana kalau jam
10.30 selama 15 menit ?
- Tempat :
Dimana kita berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di sini lagi (di tempat
makan) ? Sampai jumpa besok, selamat beristirahat.