Anda di halaman 1dari 13

KEBUGARAN KLIEN USIA LANJUT TERAPI

MODALITAS FISIK

Ika Purnamasari ( 22018003 )


Bella Yulia QuitaMawar ( 22018010 )
Intan Prasetyanti ( 22018026 )
Yuzril Assiddiqie R.S ( 22017043 )
M.Irfan Arya P ( 22018017 )
Kemunduraan Fisik Usia Lanjut

Kemunduran yang dialami oleh lansia serta kurangnya dukungan dari keluarga
sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia itu sendiri seperti , karena
kualitas hidup itu sendiri dipertimbangkan melalui status fisik, psikologis,
sosialnya seperti yang dikatakan oleh para ahli seperti Polinsky.(Rofifah, 2020)
Yang mengatakan bahwa untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup
seseorang maka dapat diukur dengan mempertimbangkan status fisik,
psikologis, sosial dan kondisi penyakit. Kualitas hidup lansia telah menjadi
relevan dengan pergeseran demografi ke arah masyarakat penuaan. Ada
indikasi bahwa konsep dan kekhawatiran yang terkait dengan kualitas hidup
pada orang-orang lanjut usia yang berbeda dengan populasi umum.
Mayoritas orang tua mengevaluasi kualitas hidup yang positif atas dasar
kontak sosial, ketergantungan, kesehatan, keadaan material, dan
perbandingan sosial
Modalitas Fisik bagi Usia Lanjut
Terapi modalitas merupakan terapi berupa kegiatan yang dilakukan lanjut
usia guna mengisi waktu luang, dengan tujuan meningkatakan kesehatan
lanjut usia, meningkatkan produktivitas lanjut usia, meningkatkan interaksi
sosial antar lanjut usia serta mencegah terjadinya masalah pada psikologis
dan mental pada lanjut usia.Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah
perilaku klien dari yang maladaptive ke adaptif. Dilakukan untuk
memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu bertyahap dan
bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat selitar dengan harapan klien
dapatt terus bekerja /berkatifitas dengan keluarga, teman dan system
pendukung.
Seorang lansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial, dengan cara mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan
secara fisik. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan
baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
Kegiatan atau aktifitas fisik yang dapat dilakukan
oleh lansia yaitu diantaranya:
1. Melakukan aktivitas fisik sedang berupa:
jalan kaki jarak dekat,membersihkan rumah,
bersepeda, naik tangga hingga berkebun.
2. Untuk aktivitas yang berat bagi lansia yang
masih bugar yaitu: berenang , jogging, jalan
cepat, gendong anak, sampai bulu tangkis
Pemilihan kegiatan harus disesuaikan oleh
kemampuan yang dimiliki atau juga bisa atas
saran dokter supaya tidak membebani tubuh.
Ambulasi Menggunakan Alat
Pada usia lanjut atau lansia semakin bertaambahnya usia maka
kemampuan untuk melakukan aktivitas atau mobilisasi menurun
dikarenakan menurunnya fungsi organ-organ tubuh. Untuk
memfasilitasi ambulansi (jalan atau berpindah tempat) pada lansia
digunakan alat :
- Alat bantu jalan kruk, untuk membantu keseimbangan lansia dan
mengurangi beban pada anggota gerak pada lansia yang bermasalah
- Alat bantu ambulansi dengan walker
membantu menahan beban atau menopang tubuh pada lansia
- Alat bantu ambulansi kursi roda
untuk lansia yang sudah tidak kuat untuk berjalan lagi. Sehingga
untuk mempermudah bila ingin bepergian menggunakan kursi roda
- Alat bantuu ambulansi berupa tongkat
Untuk mencegah jatuh pada lansia
Olahraga Pada lansia
Olahraga dapat menjadi salah satu solusi untuk
meningkatan kualitas hidup lansia dalam hal kesehatan, salah
satunya dengan senam lansia. Semua senam dan aktivitas
olahraga ringan memiliki manfaat untuk memperlambat
proses degeneratif pada lansia. Senam sangat dianjurkan
untuk semua usia khususnya mereka yang memasuki usia
pralansia (45 tahun) dan usia lansia (65 tahun ke atas).
Orang dengan usia lanjut melakukan senam secara teratur
akan mendapatkan kebugaran jasmani yang baik yang terdiri
dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan
gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular
fitness. Senam lansia di samping memiliki dampak positif
terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh
dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah
latihan teratur
Masalah Gizi Lanzia
Semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia dengan
berbagai masalah gizi dan peningkatan jumlah penduduk lanjut
usia akan memberikan banyak konsekuensi bagi kehidupan
terhadap masalah kesehatan, ekonomi, serta sosial budaya
yang cukup dari pola penyakit sehubungan dengan proses
penuaan, seperti penyakit degeneratif, penyakit metabolik dan
gangguan psikososial.
Lansia merupakan kelompok yang rentan gizi hal tersebut
disebabkan karena adanya proses penuaan secara biologis, fisik,
dan psikologis pada lansia, oleh karena itu asupan gizi yang
adekuat dan seimbang sangat berperan terhadap status gizi dan
kesehatan lansia dalam jangka waktu lama, dengan asupan zat
gizi yang tercukupi diharapkan dapat meningkatkan status gizi
lansia ke taraf yang lebih tinggi menurut Arisanti dkk, 2014
Masalah gizi pada lansia misalnya
1. Penurunan nafsu makan
2. Penurunan berat badan
3. Perubahan indera pengecap
4. Gangguan mengunyah
5. Gaangguan menelan
6. Konstipasi
7. Kelebihan berat badan atau obesitas
Pengukuran Gizi Lansia
Menurut Supariasa (2012), pada dasarnya penilaian status gizi
dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung.
1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
penilaian yaitu : antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung
• Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
• Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.
• Statistik vital merupakan pengukuran dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian bedasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu.
Upaya Pemenehuhan Gizi Lansia

Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting.Pada usia lanjut menunjukkan
bahwaasupan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi ketahanan tubuh.
Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama
adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada
kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan lebih baik. Perubahan
status gizi pada lanjut usia disebabkan perubahan lingkungan maupun faali
dan status kesehatan mereka. Perubahan ini makin nyata pada kurun usia
dekade 70an. Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi
ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun, isolasi sosial berupa
hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan rendahnya pemahaman gizi
menyebabkan mundurnya atau memburuknya keadaan gizi lanjut usia.
Perubahan gizi lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi,
hal ini terjadi oleh beberapa faktor antara lain : perubahan pola makan, faktor
ekonomi keluarga,perubahan fisik dan mental lanjut usia. Perubahan fisik dan
penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat
gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia yang mempunyai efek dari
penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas dan menurunkan kekebalan
tubuh
Upaya pemenuhan gizi lansia antara lain:
1. Lakukan pendidikan kesehatan pada lansia untuk
melakukan pencegahan konsumsi gula , garam dan
lemak secara berlebihan.
2. Anjurkan pada lansia untuk melakukan latihan fisik
berupa olahraga , atau senam sesuai kemampuan
tubuhnya.
3. Berikan anjuran untuk menjaga pola makan teratur 3
kali sehari. Atau makan sedikit tapi sering untuk
mencegah adanya gangguan pencernaan pada lansia.
4. Memastikan lansia mendapat kecukupan gizi yang
seimbang dan makanan kaya akan nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
• Bawono, G. wahyu maulana dan M. nur. (2021). PENINGKATAN IMUNITAS
TUBUH LANSIA MELALUI OLAHRAGA PADA SAAT PANDEMI COVID-19
Gandhi Wahyu Maulana Mokhamad Nur Bawono. Keolahragaan, S Ilmu
Olahraga, Fakultas Ilmu Surabaya, Universitas Negeri Keolahragaan, S Ilmu
Olahraga, Fakultas Ilmu Surabaya, Universitas Negeri, 09(03), 211–220.
• Effendi, & Pustaka, A. T. (2011). Tinjauan Pustaka Tentang Masalah Gizi
Pada Lansia Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. (1), 75–90.
• Handoyo. (2021). Perbedaan Efektivitas Chair-Based Exercise dan Senam
Lansia dalam Meningkatkan Fleksibilitas Lumbal Lanjut Usia. Medica
Hospitalia : Journal of Clinical Medicine, 8(1), 1–6.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v8i1.552
• Rofifah, D. (2020). Gerontik 1. Paper Knowledge . Toward a Media History
of Documents, (October), 12–26.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai