Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu masyarakat dapat


mengakibatkan terjadinya peralihan pola kehidupan masyarakat itu, dari pola hidup
tradisional ke pola hidup modern. Dengan demikian jenis penyakit yang timbul
beralih dari openyakit-penyakit yang disebabkan kekurangan gizi ke penyakit-
penyakit yang disebabkan kelebihan gizi, yang semakin meningkat gizinya.

Timbulnya pola hidup modern yang serba kompleks dalam kaitannya dalam
pola makan berkalori tinggi, serba cepat dan praktis mengakibatkan sebagian
anggota masyarakat mengalami kesulitan mengadakan penyesuaian diri, sehingga
pola hidup sehat terabaikan. Terjadinya penyakit kanker, serangan jantung, dan
diabetes di perkirakan disebabkan oleh bahan komsumsi yang tidak berimbang.

II. HIDUP SEHAT PADA USIA PRODUKTIF DIPENGARUHI OLEH


SIKAP, RASA DAN PIKIRAN.

Pada usia produktif ( Usia 15 64 tahun ), sikap, rasa dan pikiran


mempengaruhi kesehatan seseorang. Dahulu orang menganggap bahwa sehat
dalam arti kata tidak ada atau bebas dari penyakit sudah cukup, sehat demikian
disebut sehat statis, artinya sehat dalam keadaan diam, dimana mampu melakukan
pekerjaan atau menyelesaikan tugas tanpa menimbulkan kelelahan.
Seseorang yang mampu melakukan tugas, bekerja, berolahraga, tetap sehat dan
tanpa merasakan kelelahan yang berarti barulah ia benar-benar sehat.
Para Ahli menyelidiki bahwa rasa sedih yang timbul misalnya akibat kehilangan
seseorang akibatnya bukan hanya terhadap jiwa tapi juga pada kesehatan timbul,
terutama kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Sistem kekebalan tubuh
orang yang bersedih mendadak menjadi lemah maka tingkat kegiatan sel T
(Menurun), laporan studi I (1997) menunjukkan merosotnya system perubahan
tubuh setelah mengalami stress psikologi berat. Cikal bakal serangkaian penelitian
mengenai bagaimana benak, otak, tubuh dan kesosialan saling berkaitan.
Dalam keadaan stress tertentu, otak juga melepaskan sndofin, yaitu : zat kimia
mirip morfin yang meredakan rasa sakit, yang menurut bukti-bukti menekan
kekebalan tubuh. Menurut David Mc Clelland psikologi dari Universitas Boston
mengatakan bahwa kebutuhan seseorang untuk menguasai orang lain berhubungan
dengan tingkat kerentanan terhadap penyakit serta fungsi kekebalan tubuh orang
itu., Jika kebutuhan/keinginan oran ini tidak terpenuhi maka akan terjadi
perubahan dalam fungsi kekebalan tubuh.
Disamping itu perasaan yang diekspresikan maupun tidak juga ditemukan
berhubungan dengan daya tubuh dan penyakit. Kecemasan, rasa bermusuhan
memperburuk penyakit yang diderita. Seseorang menginterprestasikan efek
psikologi terhadap system kekebalan tubuh bukan hanya dari sikap, rasa dan
pikiran pribadi seseorang, tetapi dari hubungan pribadi orang itu dengan
lingkungan yang lebih luas.

III. PENGARUH GIZI TERHADAP USIA PRIODUKTIF

Untuk membentuk kualitas manusia di usia produktif yang memiliki


kemampuan kerja fisik baik, sudah tentu harus didukung oleh tingkat
keadaan gizin yang baik pula.
Tingkat keadaan gizi yang baik akan meningkatkan kualitas hidup
yang tinggi, akan mendukung hasil kerja yang efisien dan optimal.
Sebaliknya keadaan gizi yang kurang baik, akan mempunyai konsekuensi
fungsional, menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi serta
produktivitas kerja yang rendah. Dengan kata lain, keadaan kurang gizi
pada usia produktif dapat mengakibatkan frekuensi penyakit meningkat.
Salah satu indikasi keadaan kurang gizi, protein yang terdapat dalam
sel darah rendah jumlahnya dan anemia. Usia produktif pada seseorang
merupakan tahapan dalam proses kehidupan manusia, dimana
kesehatannya bisa menurun/mengalami penyakit.
Menurut ahli gizi patokan usia produktif tidak bisa memastikan lebih
sehat. Jika ditinjau dari usianya, kebiasaan makan sangat mempengaruhi
bagaimana kondisi fisik mental seseorang. Sejak usia 20 tahun dalam
tubuh manusia tidak ada lagi proses pertumbuhan, justru proses menua
sudah mul;ai. Sejak usia itu yang terjadi dalam tubuh adalah proses
pemeliharaan. Proses penuaan itu semakin meningkat pada usia sekitar
45 tahun keatas.
Secara umum seseorang dalam usia produktif membutuhkan sekitar
2400 2500 kalori perhari. Dengan pertumbuhan usia yang
mengakibatkan metabolism lebih menurun, aktivitas tubuh juga menurun,
akan mempengaruhi kebutuhan energi seseorang.
Sayur-sayuran, buah-buahan atau daging, banyak mengandung
mineral, karbohidrat, vitamin, protein, dan lemak. Jika makanan tersebut
diasinkan ataui diawetkan maka makanan tersebut telah mengalami
perubahan kimiawi. Menurut para ahli, lebih baik memakai bahan-bahan
yang segar karena disitu masih banyak vitamin, mineral, protein dan
karbohidrat. Kegunaannya cukup banyak yaitu untuk kesehatan tubuh
dan dapat mencegah penyakit.
Kini dengan segala fasilitas yang ada, gerak fisik mulai berkurang, di
usia produktif banyak yang mengkomsumsi makanan yang serba praktis
tanpa curiga akibat apa yang ditimbulkannya. Bahkan berbagai cara
dilakukan untuk merangsang nafsu makan yaitu dengan memberikan
penyedap rasa serta memilih makanan yang tinggi protein dan kalorinya
tanpa memperhatikan keseimbangan gizi, yang tentu saja makanan
tersebut belum tentu baik untuk kesehatan.
Untuk itu perlu adanya makanan yang segar, apakh dibuat dengan cara
di juice, dilalap, ataupun ditumis dengan waktu yang agak lama.
Sedangkan dengan cara menggoreng atau dipanggang akan
menghasilkan zat-zat yang tidak baik untuk tubuh. Makanan yang
diawetkan seperti daging, sosis dan humberger, melalui proses panjang
dengan memakai zat tambahan yang bermacam-macam, akan
menyebabkan penyakit kanker.
Bahan makanan sehari-hari mengandung empat sifat yaitu basa, basa
lemah, asam, dan asam lemah. Tubuh yang sehat harus dijaga dengan
basa lemah. Contohnya orang yang selalu capek, termasuk dalam kondisi
sifat asam dan dapat menimbulkan penyakit tekanan darah tinggi,
kencing manis. Oleh sebab itu sebaiknya makanan yang dimakan yang
bersifat basa, hal ini bisa meningkatkan semangat hidup.

IV. KEBUTUHAN GIZI DAN VITAMIN DI USIA PRODUKTIF

Kebutuhan gizi bagi usia produktif yakni : Hidrat arang, lemak, Protein,
vitamin mineral , serat gizi.
Diusia produktif ada baiknya mengikuti saran utama untuk diet seperti
makan dengan bervariasi, mencukupi pemasukan protein sampai 10 15
En% (=presentase dari jumlah energy yang dibutuhkan sehari), dengan
anjuran Ca 0,75 g/kgBB/hari, makan minimal 2 kali seminggu ikan
berlemak ( makril, tongkol, sardencis), membatasi pemasukan lemak
sampai 25 30 En% dengan maksimal 1/3 lemak jenuh/hewan,
pemasukan hidrat arang : 55 65 En%, membatasi pemasukan
cholesterol sampai 3 4 telur seminggu, terutrama kuning telur,
memakan sayuran dan buah-buahan secukupnya, yakni ca 200 g sayuran
sehari, sebaiknya dalam keadaan segar (sebagai lalap) dan 1- 3 butir
buah, mengkomsumsi vitamin dan mineral secukupnya, membatasi
pemasukan garam, dan minum air sekurang-kurangnya 2 liter sehari.

V. PEMERIKSAAN KESEHATAN DI USIA PRODODUKTIF

Medical check-up di usia produktif sangat efektif untuk mendapatkan


tingksat kesehatan secara dini. Sehingga jika memang ada penyakit yang tidak
dirasakan sebelumnya ditemukan secara dini.

Medical check up meliputi :

1. Simple ( riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, foto thorax laboratorium


sederhana).
2. Basic ( riweayat kesehatan, pemeriksaan fisik, EKG, foto thorax,
Laboratorium lengkap, Pap Smear).
3. Business (riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, EKG, foto thorax,
laboratorium lengkap, pemeriksaan USG dan treadmill test.
4. Adsvance ( riwayat kesehatan,pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit
dalam, penyakit bedah, penyakit mata, THT, dokter gigi, EKG, pemeriksaan
paru, dan laboratorium lengkap,.
5. Comprehensive (riwayat kesehatan, pemeriksaan oleh dokter spesialis, EEG,
treadmill test.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Sehat, tim penyusun pengembangan sumber daya manusia,


yayasan pendidikan Haster 2005.

Anda mungkin juga menyukai