Anda di halaman 1dari 15

Proses Menua dan keadaan Post Power

Syndrom

Nama Anggota :
1. Erni Yuliyanti (22018009)
2. Devy Ica Saputri (22018013)
3. Rina Agustina (22018028)
4. Rinta Nevi Andriyani (22018034)
Definisi Proses Menua
Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau
berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami
pada semua makhluk hidup. Memasuki usia tua banyak mengalami
kemunduran misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
menjadi keriput, rambut memutih, pendengaran berkurang,
penglihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas menjadi
lamban, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain juga
mengalami kemunduran.
Aging Process adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan thd infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
TEORI PROSES MENUA
Teori Biologi
1. Teori Genetik Clock
Menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program
jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka
waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka
akan menyebabkan berhentinya proses mitosis.
2. Teori Error
Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh menumpuknya
berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat
kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang
dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara
perlahan.
3. Teori Autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca
tranlasi yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition)
Lanjutan…
4. Teori “Free Radical”
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas
dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2),
Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal
bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi
dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh.
5. Wear Teori Biologi
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
6. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan .dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
Teori Psikososial
1. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
2. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu
pola prilaku yang meningkatkan stress.
3. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan
masyarakat, hubungan dengan individu lain.
4. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat
proses penuaan.
5. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut
penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.
6. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
7. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimumnya.
8. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan
sesuai dengan usianya
Teori Lingkungan
1. Teori Radiasi
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar UV maupun dalam
bentuk gelombang-gelombang mikro yang telah menumbuk tubuh tanpa terasa yang dapat
mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.
2. Teori Stress
Stres fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran neurotransmitter tertentu
yang dapat mangekibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan mengalami
kekurangan O2 dan mengalami gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan
jumlah cairan dalam sel dan penurunan eksisitas membran sel.
3. Teori Polusi
Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh mengalami gangguan pada sistem
psikoneuroimunologi yang seterusnya mempercepat terjadinya proses menua dengan
perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.
4. Teori Pemaparan
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip dengan sinar ultra yang
lain mampu mempengaruhi susunan DNA sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa
terjadi.
POST POWER SYNDROM
Definisi Post Power Syndrom
Menurut Elia (2013), Post-Power Syndrome adalah kumpulan gejala.
Power adalah kekuasaan. Jadi, terjemahan dari Post-Power Syndrome
adalah gejala pasca kekuasaan. Gejala ini umumnya terjadi pada
orang-orang yang tadinya mem-punyai kekuasaan atau menjabat satu
jabatan, namun ketika sudah tidak men-jabat lagi, seketika itu terlihat
gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang stabil. Gejala itu
biasanya bersifat negatif, itulah yang diartikan Post-Power Syndrom.

Post-Power Syndrome adalah gejala ketidakstabilan psikis seseorang


yang muncul pada dirinya setelah hilangnya jabatan atau kekuasaan.
Gangguan ini terjadi pada orang yang merasa dirinya sudah tidak
dianggap dan tidak dihormati lagi.
Masalah Post Power Syndrom
1. Masalah Fisik
Bagi orang-orang yang menderita Post-Power Syndrome biasanya tampak menjadi
jauh lebih cepat tua dibandingkan pada waktu dia masih menjabat. Tanpa diduga
tiba-tiba rambutnya menjadi putih, berkeriput, menjadi pemurung dan mungkin
sakit-sakitan
2. Masalah Psikososial
Sindrom ini membuat individu menampakkan perilaku negatif seperti suka marah
di muka umum, senang mengkritik, dan senang menceritakan masa kejayaannya.
Selain itu,individu yang mengalami post power syndrome juga merasakan
perasaan kecewa, kesal, perasaan kosong, merasa tidak dibutuhkan, tidak berdaya,
tidak berarti,merasa sendirian, dst.
3. Masalah psikoseksual
Psikoseksual pada lansia yang mengalami post power syndrom, biasanya merasa
kurang percaya diri, stress, perubahan suasana hati, keinginan yang dirasakan
berubah-ubah dan mengalami kelemahan fisik maka psikoseksualnya menurun
bahkan tidak menginginkan aktivitas seksual sama sekali
Faktor yang Mempengaruhi Post Power
Syndrom
1. Kepuasan kerja dan pekerjaan
Ketika seseorang sudah memasuki masa pensiuan secara otomatis kepuasan dalam
diri mereka untuk bekerja menjadi salah satu faktor mengalami Post-Power
Syndrome.
2. Usia
Usia memang menjadi faktor penentu dalam mengalami gejala Post-Power
Syndrome. Karena ketika usia semakin lanjut, maka pola pikir dan perilaku pun
akan semakin menurun.
3. Kesehatan
Jelas sekali kesehatan akan memengaruhi gejala Post-Power Syndrome pada diri
seseorang. Semakin tua seseorang, maka gejala kesehatan yang menurun pun akan
terlihat.
4. Status sosial sebelum pensiun
Biasanya orang yang menderita gejala Post-Power Syndrome mengalami depresi
yang cukup akut, karena dalam status sosial mereka akan terpengaruhi,
sebagaimana menjadi orang biasa lagi.
Faktor Penyebab Post Power Syndrom
1. Faktor Eksternal
Kejadian traumatik merupakan penyebab terjadinya post power syndrom, bila seseorang
tidak mampu menerima keadaan yang dialaminya, maka seseorang akan menderita post
power syndrom. Pensiun dini dan PHK adalah salah satu faktor tersebut. Bila orang yang
mendapatkan pensiun dini tidak bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah tidak
dipakai lagi, walaupun menurutnya dirinya masih bisa memberi kontribusi yang
signifikan kepada perusahaan, post power syndrom akan dengan mudah menyerang.
2. Faktor Internal
• Kehilangan harga diri karena dengan hilangnya jabatan seseorang merasa
kehilangan perasaan memiliki atau dimiliki.
• Kehilangan latar belakang kelompok eksklusif, misalnya kelompok manager,
kelompok kepala seksi, dan lain-lain yang memberikan perasaan kebanggaan
tersendiri.
• Kehilangan perasaan berarti dalam satu kelompok tertentu. Jabatan memberikan
perasaan berarti yang menunjang peningkatan kepercayaan diri seseorang.
• Kehilangan sebagian sumber penghasilan yang terkait dengan jabatan yang dipegang.
Ciri-Ciri Post Power Syndrom

Penderita post power syndrom cukup mudah dikenali karena mempunyai


beberapa ciri-ciri antara lain:
1. Mempunyai kecenderungan untuk selalu dihargai dan dihormati.
2. Selalu membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya.
3. Menaruh arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada kemampuan untuk
mengatur hidup orang lain menganggap kekuasaan itu segala-galanya.
4. Mempunyai gejala fisik yang terlihat lebih tua dibandingkan waktu ia masih
bekerja.
5. Mempunyai gejala emosi yang tidak stabil.
6. Memiliki gejala perilaku yang cenderung ke arah negatif
Strategi dan Penatalaksanaan Post Power
Syndrom
• Cara penanganan eksternal
Dukungan dan pengertian dari orang-orang tercinta sangat membantu penderita. Bila penderita melihat
bahwa orang-orang yang dicintainya memahami dan mengerti tentang keadaan dirinya, atau
ketidakmampuaanya mencari nafkah, ia akan lebih bisa menerima keadaannya dan lebih mampu berfikir
secara dingin. Hal itu akan mengembalikan kreatifitas dan produktifitasnya, meskipun tidak sehebat dulu.
Akan sangat berbeda hasilnya jika keluarga malah mengejek dan selalu menyindirnya, menggerutu,
bahkan mengolok-oloknya.
Bila seorang penderita post-power syndrome dapat menemukan aktualisasi diri yang baru, hal itu sangat
menolong baginya. Misalnya seorang manajer terkena PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru
yang dirintisnya (agrobisnis misalnya), ia akan terhindar dari resiko post-power syndrome.
• Cara penanganan internal
Sejak menerima jabatan, seseorang tetap menjaga jarak emosional yang wajar antara diri dan jabatan
tersebut, artinya memang karier setinggi mungkin tetap harus kita jangkau dan menjadi cita – cita demi
kepuasan batin, namun bila karier telah dicapai melalui kesempatan menduduki jabatan tertinggi,
tempatkanlah jabatan tersebut dalam posisi wajar.
Cadangkanlah sisa energi psikis bagi alternatif fokus lain. Dengan demikian bila status formal dalam
bentuk jabatan hilang, masih ada fokus lain bagi penyaluran energi psikis yang sehat.
Tanamkanlah dalam diri bahwa jabatan hanya bersifat sementara. Memang dalam pelaksanaan jabatan
diperlukan sikap serius dan sungguh – sungguh, namun tetap sadarilah bahwa sifat sementara dalam
menjabat tetap berlaku.
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai