Anda di halaman 1dari 19

Makalah Asuhan Keperawatan pada Penyakit Gagal Ginjal

Disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatn Medikal Bedah

Pengampu : Ibu Maulidita Karuningtyas W, Ns., M.Kep

Disusun Oleh

Kelompok 12

1. Asti lia ningsih (2005009)

2. Alma dhita vebriana (2005065)

3. Jemmy kasanofa (2005025)

4. Mohammad sugiono(2005031)

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2021/ 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, juga kepada orang tua kami
yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk menambah wawasan mengenai Asuhan Keperawatan bagi pembaca dan juga
bagi penulis. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, mengingat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami juga menharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
semangat, agar kedepan kami bisa membuat makalah dengan lebih baik. Dan kami pribadi
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, khususnya pembaca dan pihak yang
memerlukan pada umum nya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu Ibu Maulidta Karuningtyas W, Ns., M.Kep

Semarang, 23 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................................4

A. Latar belakang.........................................................................................................................4

B. Rumusan masalah....................................................................................................................4

C. Tujuan......................................................................................................................................4

D. Manfaat....................................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................6

A. Pengertian gagal ginjal............................................................................................................6

B. Etiologi......................................................................................................................................6

C. Patofisiologi..............................................................................................................................7

D. Manifestasi klinis.....................................................................................................................8

E. Pemeriksaan penunjang..........................................................................................................9

F. Pentalaksaan gagal ginjal......................................................................................................11

G. Pathway..............................................................................................................................14

H. Konsep asuhan keprawatan..............................................................................................14

I. Diagnosa keprawatan............................................................................................................15

J. Intervensi Keperawatan........................................................................................................16

K. Implementasi Keperawatan..................................................................................................16

BAB III...............................................................................................................................................17

PENUTUP..........................................................................................................................................17

A. Kesimpulan............................................................................................................................17

B. Saran.......................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal yang cukup ditakuti. Kondisi
ini terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi dengan
baik. Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal, di mana
kerusakan pada ginjal sudah cukup berat atau berlangsung lama, sehingga muncul
gangguan fungsi yang permanen. Kerusakan pada ginjal menyebabkan kegagalan
fungsi berupa fungsi pengaturan, fungsi hormonal dan fungsi ekskresi. Dampak
dari kegagalan fungsi ekskresi yaitu menumpuknya zat-zat toksik dalam tubuh
sehingga terjadi sindrom uremia. Sindrom uremia menimbulkan beberapa tanda
dan gejala, salah satunya yaitu kelebihan volume cairan.Tujuan, Untuk
menggambarkan asuhan keperawatan pada dua klien dengan gagal ginjal
kronikdengan fokus studi kelebihan volume cairan.Metode, Desain penelitian ini
adalah studi kasus dengan metode deskriptif. Jumlah responden dua pasiendengan
diagnosa gagal ginjal kronik yang mengalami kelebihan volume cairan dikelola
selama 3 x 24 jam. Instrumen yang digunakan lembar pengkajian perhitungan
keseimbangan cairan, lembar perhitungan Insensible Water Loss (IWL) dan
leafleat mengenai pembatasan cairan.Hasil, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya penurunan balance cairan dan derajat edema pada kedua klien.Tetapi nilai
ureum dan kreatininnya masih diatas normal. (ureum normal 10-50 mg/dL) dan
(kreatinin normal 0.50-1.10 mg/dL). Intervensi yang dilakukan adalahpengawasan
terhadap kepatuhan klien membatasi cairan, monitor input dan output cairan per
hari serta ukur balance cairan, lakukan pendidikan kesehatan mengenai
pembatasan cairan dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik serta
program hemodialisa.

B. Rumusan masalah
Masalah yang kami angkat makalah ini mengenai asuhan keprawatan pada pasien
penyakit gagal ginjal
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang
asuhan keprawatan pasien dengan pasien gagal ginjal

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian gagal ginjal
b. Mengetahui penyebab / etiologi
c. Mengetahui manifestasi klinis gagal ginjal
d. Mengetahui pemeriksaan penunjang
e. Mengetahuiin pentalaksanaan gagal ginjal
f. Mengetahui pathway
g. Mengathui konsep asuhan keprawatan
h. Mengetahui diagnosa keprawatan
i. Mengetahui intervensi keprawatan

D. Manfaat
a. Memeberikan informasi mengenai penyakit gagal ginjal
b. Memberikan informasi kepada pemerintah untuk dilakukan penanganan lebih
lanjut mengenai penyakit gagal ginjal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian gagal ginjal


Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit di mana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu menyaring pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium
dan kalium di dalam darah atau produksi urine.

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit
serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit ini lebih sering dialami oleh mereka yang berusia dewasa, terlebih pada
kaum lanjut usia.

Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk


menyaring cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan
cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak
diobati.Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk menyerupai kacang yang
terletak pada punggung bagian bawah. Fungsi utamanya adalah untuk menyaring
racun dan sisa-sisa makanan dan mengirimkannya ke usus, untuk kemudian dibuang
melalui air kemih. Jika ginjal tidak dapat berfungsi, karena penyebab yang akan
dijelaskan pada bagian berikutnya, maka kondisi gagal ginjal terjadi. Satu-satunya
cara untuk bisa sembuh dari kondisi ini adalah dengan melakukan cangkok ginjal.

B. Etiologi
Penyakit gagal ginjal biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya.
Berbagai penyakit tersebut kemudian menyebabkan kerusakan pada ginjal secara
bertahap. Umumnya, orang yang berisiko tinggi terkena gagal ginjal juga mengalami
diabetes dan hipertensi.Selain kedua penyebab utama tersebut, ada kondisi lain yang
mengakibatkan gagal ginjal terjadi berdasarkan jenisnya, yaitu sebagai berikut.
a) Penyebab cedera ginjal akut
Pada umumnya, cedera ginjal akut sangat mungkin terjadi karena berbagai faktor
di bawah ini.
 Aliran darah rendah yang terjadi akibat kondisi lain, seperti serangan jantung.
 Pembengkakan pada ginjal akibat reaksi terhadap infeksi atau obat
tertentu.Tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Masalah pada saluran kemih yang menyebabkan racun menumpuk di ginjal.
b) Penyebab gagal ginjal kronis
Sementara itu, penyakit ginjal kronis adalah kehilangan fungsi ginjal secara permanen
yang umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
 Tekanan darah tinggi,
 Glomerulonefritiskronis. Glomerulonefritis adalah nefritis akut atau kronik yang
berkaitan dengan inflamasi pada pembuluh darah glomeruli ginjal. Penyakit ini
bisa disebabkan oleh bermacam hal seperti infeksi, autoimun, vaskulitis, dan
idiopatik ,
 Diabetes,
 Penyakit lupus. Penyakit radang yang disebabkan ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang jaringannya sendiri. Lupus (SLE) dapat mempengaruhi sendi, kulit,
ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.Gejala bervariasi, namun dapat
berupa kelelahan, nyeri sendi, ruam, dan demam. Gejala ini secara berkala dapat
memburuk (kambuh) lalu berkembang. Meskipun lupus belum ada obatnya,
penanganan berfokus pada peningkatan kualitas hidup dengan mengendalikan
gejala dan meminimalkan kekambuhan, dimulai dengan mengubah gaya hidup,
termasuk pola makan dan perlindungan terhadap matahari. Manajemen penyakit
lebih lanjut berupa obat-obatan, seperti antiinflamasi dan steroid.
 Penyakit ginjal polikistik,
 Saluran kemih tersumbat, dan
 Infeksiginjal.

C. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefrin ( termasuk glomenulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak ( hiptosea nefron utuh ) nefron-nefron
yang utuh hipertrofia dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai
reabsorpsi walaupun dalam keadaan menurun GFR / daya sering. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak beban
bahan yang harus di larut menjadi lebih besar dari pada kegagalan ginjal bila kira-kira
fungsi ginjal telah hilang 80% - 90% pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kematian elerance turun sampa 15 ml/menit atau lebih rendah itu
Fungsi real menurun produk akhir metabolisme protein ( yang normalnya
diekresikan ke dalam urin ) tertimbun dalam darah terjadi urin dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh semakin banyak trimbun produk sampah maka gejala akan
semakin berat banyak gejala urinea membaik setelah dialisis.

D. Manifestasi klinis
a. Sistem hematopoietik: Anemia (cepat lelah) dikarenakan eritropoietin menurun,
trombositopenia dikarenakan adanya perdarahan, ekimosis dikarenakan
trombositopenia ringan, perdarahan dikarenakan koagulapati dan kegiatan
trombosit menurun

b. Sistem kardiovaskular: Hipervolemia dikarenakan retensi natrium, hipertensi


dikarenakan kelebihan muatan cairan, takikardia, disritmia dikarenakan
hiperkalemia, gagal jantung kongestif dikarenakan hipertensi kronik, perikarditis
dikarenakan toksin uremik dalam cairan pericardium
c. Sistem pernafasan: Takipnea, pernapasan kussmaul, halitosis uremik atau fetor,
sputum yang lengket, batuk disertai nyeri, suhu tubuh meningkat, hilar
pneumonitis, pleural friction rub, edema paru
d. Sistem gastrointestinal: Anoreksia, mual dan muntah dikarenakan hiponatremia,
perdarahan gastrointestinal, distensi abdomen, diare dan konstipasi
e. Sistem neurologi: Perubahan tingkat kesadaran (letargi, bingung, stupor, dan
koma) dikarenakan hiponatremia dan penumpukan zatzat toksik, kejang, tidur
terganggu, asteriksis
f. Sistem skeletal: Osteodistrofi ginjal, rickets ginjal, nyeri sendi dikarenakan
ketidakseimbangan kalsium-fosfor dan ketidakseimbangan hormon paratiroid
yang ditimbulkan
g. Kulit: Pucat dikarenakan anemia, pigmentasi, pruritus dikarenakan uremic frost,
ekimosis, lecet
h. Sistem perkemihan: Haluaran urine berkurang, berat jenis urine menurun,
proteinuria, fragmen dan sel urine, natrium dalam urine berkurang semuanya
dikarenakan kerusakan nefron
i. Sistem reproduksi: Interfilitas dikarenakan abnormalitas hormonal, libido
menurun, disfungsi ereksi, amenorea.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Sering merasa lelah
Ginjal adalah organ yang berguna untuk menyaring limbah atau racun dari
darah. Limbah ini kemudian dibuang dalam bentuk urine. Ketika ginjal tidak
berfungsi dengan baik, racun dapat menumpuk di dalam tubuh. Saat kinerja ginjal
terganggu, fungsi ginjal yang bertugas menghasilkan hormon pemberi kode pada
tubuh untuk memproduksi sel darah merah jadi terganggu. Jika produksi sel darah
merah berkurang, darah tidak bisa optimal mengirimkan oksigen ke otak dan otot.
Akibatnya, tubuh jadi gampang lelah, lemah, dan lesu terus-menerus.
2. Sleep apnea
pada pasien sleep apnea(CPAP) Studi menunjukkan masalah tidur apnea
(sleep apnea) sangat terkait dengan penyakit ginjal kronis. Sleep apnea yang membuat
penderitanya kurang oksigen saat tidur, saat terjadi berkepanjangan bisa merusak
ginjal. Sebaliknya, penyakit ginjal kronis lambat laun juga bisa menyebabkan sleep
apnea karena memicu tenggorokan bisa makin sempit, penumpukan racun, dll.
3. Kulit gatal-gatal
Ciri-ciri penyakit ginjal yang umum lainnya yakni timbul gatal-gatal pada
kulit. Kondisi ini bisa terjadi saat ginjal tidak dapat mengeluarkan racun dari dalam
tubuh, dan racun menumpuk di dalam darah. Penumpukan racun ini bisa memicu
ruam dan gatal-gatal pada kulit. Seiring berjalannya waktu, penyakit ginjal juga
membuat keseimbangan mineral dan nutrisi dalam tubuh terganggu. Kondisi ini bisa
membuat kulit jadi kering dan gampang gatal-gatal.
4. Kaki bengkak
Ketika ginjal tidak bisa membuang kelebihan natrium dari dalam tubuh tubuh,
cairan bisa menumpuk di berbagai bagian tubuh. Akibatnya, tangan, kaki,
pergelangan kaki, atau wajah jadi membengkak. Pembengkakan biasanya terjadi di
kaki dan pergelangan kaki.
5. Kram otot
Kaki atau bagian tubuh lain yang sering mengalami kram juga bisa jadi gejala
sakit ginjal. Ketidakseimbangan kadar natrium, kalsium, kalium, atau elektrolit
lainnya dapat menimbulkan gangguan pada otot dan saraf.
6. Sesak napas
Ketika seseorang memiliki penyakit ginjal, organ tubuh tidak bisa
menghasilkan hormon erythropoietin. Hormon tersebut bertugas memberitahu tubuh
untuk memproduksi sel darah merah. Tanpa hormon tersebut, Anda bisa mengalami
anemia dan sesak napas. Penyebab lain sesak napas yang jadi tanda-tanda penyakit
ginjal adalah, adanya penumpukan cairan di dalam tubuh. Terutama saat berbaring.
Penderita penyakit ginjal dapat merasakan dirinya susah bernapas seperti sedang
tenggelam.
7. Susah konsentrasi dan bingung
Ketika ginjal tidak dapat menyaring semua limbah di dalam tubuh,
penumpukan racun dapat memengaruhi otak. Selain itu, kurang oksigen karena tubuh
kekurangan sel darah merah pada penderita penyakit ginjal juga bisa menyebabkan
seseorang pusing dan susah konsentrasi. Terkadang, beberapa orang sampai bingung
atau linglung dan susah menyelesaikan tugas sederhana.
8. Bau mulut tak sedap
Ketika ginjal tidak dapat menyaring limbah dengan baik, tubuh bisa
mengalami uremia. Salah satu dampak penumpukan racun di aliran darah bisa sampai
ke mulut. Makanan atau asupan yang masuk ke mulut bisa terasa seperti logam atau
tidak enak. Tak pelak, penderita penyakit ginjal pun jamak mengalami bau mulut tak
sedap.
9. Tidak nafsu makan
Tak hanya menyebabkan bau mulut tak sedap, urimia juga bisa
menyebabkan seseorang tidak nafsu makan. Selain itu, penyakit ginjal juga
bisa memicu mual dan muntah yang bisa bikin perut tak nyaman. Kondisi
tersebut membuat penderita penyakit ginjal tidak doyan makan sampai berat
badannya menurun.
10. Sering kencin
peningkatan intensitas buang air kecil, terutama di malam hari, bisa
jadi tanda-tanda penyakit ginjal. Ketika saringan ginjal rusak, keinginan untuk
buang air kecil jadi meningkat. Namun, sering kencing bisa jadi tanda
penyakit lainnya. Di antaranya infeksi saluran kemih atau pembesaran prostat
pada pria.
11. Ada darah di urine
Ginjal yang sehat dapat mempertahankan sel-sel darah tetap di dalam
tubuh. Namun, saat filter atau saringan ginjal rusak, sel-sel darah dapat
"bocor" keurin. Selain memberi sinyal penyakit ginjal, darah dalam urin dapat
mengindikasikan tumor, batu ginjal, atau infeksi.
12. Urine berbusa.
Gelembung berlebihan dalam urine menunjukkan ada protein dalam
urine saat ginjal bermasalah. Busa pada urine penderita penyakit ginjal ini
tampak seperti busa yang saat telur dikocok. Busa dalam urine bisa mirip
dengan kocokan telur karena jenis protein keduanya sama, yakni albumin.
13. Mata bengkak
Adanya protein dalam urine menunjukkan gejala awal filter ginjal telah rusak.
Akibatnya, protein bisa bocor ke dalam urine. Bengkak di sekitar mata dan wajah ini
bisa disebabkan kebocoran protein dalam urine yang seharusnya tersimpan di dalam
tubuh. Jika Anda punya risiko sekaligus mengalami gejala atau tanda-tanda penyakit
ginjal di atas, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter

F. Pentalaksaan gagal ginjal


1. Perbaikan Status Cairan

Bila terdapat kekurangan cairan pada pasien dengan risiko atau sudah mengalami gagal
ginjal akut, sebaiknya resusitasi dilakukan dengan cairan kristaloid isotonik seperti cairan
salin normal dan ringer laktat. Pengobatan dengan diuretik tidak disarankan untuk
mencegah gagal ginjal akut, kecuali bila terbukti adanya kelebihan cairan tubuh.
Furosemid digunakan untuk mengeluarkan cairan pada saat ginjal masih berespon
dengan obat ini. Respon ginjal terhadap furosemid dapat dikatakan sebagai tanda
prognosis yang baik.

2. Perbaikan Tekanan Darah


Perbaikan tekanan darah dilakukan dengan target mean arterial
pressure  minimal 65 mmHg. Penggunaan dopamine dalam dosis rendah (≤ 5
mcg/kgBB/menit) tidak dianjurkan karena hanya memberikan efek sementara perbaikan
fisiologis ginjal dan tidak memberikan keuntungan klinis berikutnya.

3. Perbaikan Kadar Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa

Hiperkalemia berat (≥ 6.5 mmol/L) atau dengan perubahan EKG (contoh:


gelombang T tinggi) dapat diberikan 5-10 unit insulin dengan dextrose agar terjadi
pergerakan kalium ke intrasel. Kalsium glukonas (10 mL pada konsentrasi 10%)
diberikan dalam 5 menit secara intravena, digunakan untuk stabilisasi membran sel dan
menurunkan risiko aritmia. Hiperkalemia juga dapat diatasi dengan penggunaan sodium
polystyrene sulfonate atau furosemide.Gagal ginjal akut juga dapat menyebabkan
asidosis yang perlu dikoreksi dengan menggunakan bikarbonat.

4. Diet dan Kontrol Gula Darah

Pasien harus merestriksi asupan kalori dan protein. Total energi yang disarankan
untuk diberikan adalah 20 – 30 kkal/kgBB/hari. Total protein yang disarankan untuk
diberikan:

 0.8 – 1.0 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut tanpa dialysis


 1.0 – 1.5 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan atau memerlukan
dialysis
 Maksimum 1.7 gr/kgBB/hari pada gagal ginjal akut dengan continous
renal replacement therapy (CRRT)
Pasien juga harus membatasi asupan garam dan cairan. Pada pasien yang mengalami
hiperkalemia, pasien juga harus menjalani diet rendah kalium.

5. Hemodialisis

Terapi pengganti ginjal seperti cuci darah pada gagal ginjal akut dilakukan
secara segera (cito) apabila terdapat kondisi gagal ginjal akut yang mengancam nyawa,
seperti:
 Kelebihan cairan yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan
 Asidosis yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan
 Perikarditis atau pleuritis uremikum
 Keracunan dan intoksikasi, seperti keracunan lithium dan intoksikasi
alkohol
Gagal ginjal akut umumnya reversibel sehingga hemodialisis dapat dihentikan bila
sudah tidak diperlukan lagi.
G. Pathway
H. Konsep asuhan keprawatan
a) Pengkajian
Pengakajian pada pasiwn dengan kasus gagal ginjal meliputi :
1. Identitas, seperti : nama , tempat tanggal lahir/umur. Keluhan utama,
riwayat dahulu , riwayat sekarang.
2. Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh susah berjalan kram otot ganguan istirahat
dan tidur pada waktu melakukan aktivitas

 Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengeluh tidur dan kurang enak badan

1. Pemeriksaan fisik
1. TTV:
a. Tekanan darah
Pada dewasa normal sehat, tekanan sistolik normal berkisar
90-140 mmHg dan umumnya meningkat seiring usia. Nilai
normal tekanan diastole berkisar 60-90 mmHg. Tekanan pulsus
bervariasi diantara tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi
pada orang dewasa ditandai dengan tekanan darah sama atau
lebih besar dari 140/100 mmHg.
b. Nadi
Rata-rata pulsus orang dewasa normal adalah 60-80 kali
permenit. Jika pulsus lebih dari 100 kali permenit disebut
takikardia, sedangkan juka pulsus kurang dari 60 kali permenit
disebut bradikardia
c. Pernafasan
kecepatan respirasi normal Bayi adalah 24-30 siklus per menit,
Anak-anak adalah 20-24 siklus per menit, Remaja dan dewasa
muda adalah 12-18 siklus per menit ,Dewasa adalah 8-12
siklus per menit.
I. Diagnosa keprawatan
1. Resiko inkontinensia urin urgensi b/d ketidak efektifan kebiasaan berkemih
2. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makan)

J. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Resiko Inkontinensia Urin urgensi b/d Ketidakefektifan


Kebiasaan Berkemih dengan intervensi Manajemen Eliminasi Urin (manajemen eliminasi
urin adalahmengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi urine)

Diagnosa Defisit Nutrisi b/d Faktor Psikologis (mis. Stress,


keengganan untuk makan) dengan intervensi

a. Manajemen Nutrisi (manajemen nutrisi adalah mengidentifikasi dan


mengelola asupan nutrisi yang seimbang)

b. Edukasi diet (edukasi diet adalah mengajarkan jumlah, jenis, dan


jadwal assupan makanan yang diprogramkan)

K. Implementasi Keperawatan
a. Manajemen Eliminasi Urin
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontenensia urin
2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontenensia
urin
3. Memonitor eliminasi urin
4. Membatasi asupan cairan
5. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
6. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot otot panggul/ berkemihan

b. Manajemen Nutrisi
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
5. Melakukan oral hygiene sebelum makan
6. Mengajarkan diet yang diprogramkan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
c. Edukasi Diet
1. Mengidentifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
2. Mengidentifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masalalu
3. Mengidentifikasi perssepsi pasien dan keluarga tentang diet yang
diprogramkan
4. Menginformasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
5. Menganjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang
diprogramkan
6. Mengajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai dengan
program
7. Merekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit di mana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu menyaring pembuangan elektrolit
tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium
di dalam darahatau produksi urine.Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa
saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung
pada ginjal itu sendiri.Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal kehilangan
kemampuannya untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan.Saat kondisi ini
terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat
berakibat fatal jika tidak diobati.

B. Saran
Gagal ginjal merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Untuk itu perlu
pengetahuan yang mendalam tentang penyakit ini, sehingga tindakan pencegahan
dapat kita lakukan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.beritasatu.com/kesehatan/12855/gagal-ginjal-penyebab-dan-penanganannya

https://www.docdoc.com/id/info/condition/gagal-ginjal

https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/gagal-ginjal-akut/penatalaksanaan

https://amp.kompas.com/health/read/2020/06/08/080800668/13-tanda-tanda-penyakit-ginjal

https://hellosehat.com/urologi/ginjal/gagal-ginjal/?amp=1

Anda mungkin juga menyukai