Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN KASUS GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN (PENYAKIT GINJAL KRONIK, BPH) :
DIALYSIS

Dosen Pembimbing:
Ns. Agnes S Marnum, M.Kep (ASM)
Disusun Oleh:
Kelompok 9

1. Desman Rezeki Telaumbanua (200204014)


2. Hety Yakin Naungi Lase (200204023)
3. Oktristita Selvin Laia (200204037)
4. Salvin Siastin Dachi (200204047)
5. Syarifah Kama Alfayet (200204051)
6. Wawan Fahrozi (200204053)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1. Latar Belakang .................................................................................................
2. Rumusan Masalah ...........................................................................................
3. Tujuan Pembahasan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
1 Pengertian dialysis…………………………………………………………
2 Fungsi Dialysis………….…………………………………………………
3 Prosedur Dialysis……………………………………………………………
4 Waktu Yang dibutuhkan Untuk Melakukan Dialysis……………………………
5 Hal – hal yang harus di perhatikan dalam injeksi imsuli………………………..
6 Efek Samping…………………………………………………………………….
7 Komplikasi………………………..………………………………………………

BAB III PENUTUP.........................................................................................................


Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN (PENYAKIT GINJAL KRONIK, BPH) : DIALYSIS” ini
dengan baik mesikipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima
kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Penulis

Kelompok 9
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ginjal, yang merupakan bagian dari sistem perkemihan, membuang limbah sisa
produk dan mengeluarkannya dalam bentuk urin. Ketika gagal ginjal, limbah dapat
menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kematian. Cuci darah adalah suatu
tindakan yang mengambil alih fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal yang berfungsi
untuk mengeluarkan limbah tubuh..
Gagal ginjal biasanya diakibatkan oleh Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang
digolongkan dalam lima stadium. Stadium 1 adalah stadium awal dari penyakit ini,
sementara stadium 5 PGK adalah ketika pasien membutuhkan transplantasi ginjal
atau cuci darah. Dialisis ginjal merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan
untuk membuang hasil metabolik atau kelebihan cairan tubuh dan memperbaiki asam
basa tubuh. Dialisis ginjal bisa dilakukan baik pada gagal ginjal akut maupun gagal
ginjal kronis.

2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu
1. Mahasiswa mengetahui pengertian Dialysis
2. Mahasiswa mengetahui Komplikasi Dialysis
3. Mahasiswa mengetahui lokasi Dialysis
4. Mahasiswa mengetahui jenis Dialysis
5. Mahasiswa megetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam Dialysis

3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang akan kami bahas dalam makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Dialysis
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Komplikasi Dialysis
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan indikasi Dialysis
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dialysis

Dialisis adalah prosedur yang dilakukan untuk membuang limbah


berbahaya di dalam tubuh. Normalnya, proses ini dilakukan secara alami oleh
organ ginjal. Ginjal akan menyaring darah dan memisahkan zat berbahaya serta
cairan berlebih dari tubuh untuk dikeluarkan melalui urine. Namun, ginjal yang
rusak tidak dapat melakukan fungsi utamanya, sehingga diperlukan alat bantu
berbentuk mesin.
Ada dua jenis utama dialisis, yaitu:
 Hemodialisis, darah akan diedarkan melalui mesin untuk dibersihkan, dan
 Dialisis peritoneal, cuci darah yang dibantu dengan membran peritoneal di perut
untuk menyaring darah.

2. Fungsi Dialysis
Umumnya, dialisis dilakukan bagi pasien penyakit ginjal, yaitu gagal
ginjal kronis. Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal mengalami
penurunan fungsi di bawah batas normal.
Jika Anda menderita gagal ginjal kronis, ginjal tidak lagi dapat menyaring
kotoran, tidak mampu mengontrol jumlah air, kadar garam, dan kalsium dalam
darah. Alhasil, zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan akan tetap tinggal
di dalam tubuh dan membahayakan kondisi Anda. Pada tahap ini, ginjal hanya
bekerja sekitar 10% dari seharusnya.
Prosedur cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang
tidak lagi dapat bekerja. Namun, perlu diingat bahwa dialisis tidak dapat
menyembuhkan penyakit ginjal atau kondisi lain yang memengaruhi kerja ginjal.
Oleh sebab itu, pengobatan dari dokter untuk mengatasi sakit ginjal juga tetap
diperlukan. Selain itu, prosedur ini juga perlu dilakukan selama sisa hidup, kecuali
Anda menjalani transplantasi ginjal.

3. Prosedur Dialysis
Sebelum dialisis dimulai, dokter akan melakukan serangkaian
pemeriksaan ginjal terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah Anda
membutuhkan cuci darah atau tidak. Setelah itu, berat badan Anda akan
ditimbang, begitu juga sesaat setelah prosedur dilakukan. Dengan begitu, dokter
dapat mengukur seberapa besar kelebihan cairan yang diambil dari darah Anda.
Umumnya, ada dua hal yang biasanya menjadi tolak ukur dokter, yaitu
kadar kreatinin dan kadar urea pada darah Anda. Jika dua komponen tersebut
berada di atas kadar normal, dokter akan merekomendasikan Anda untuk
menjalani dialisis. Persiapan untuk prosedur cuci darah juga tergantung pada
dialisis yang Anda perlukan. Sebagai contoh, pasien yang membutuhkan
hemodialisis akan menjalani bedah kecil di lengan mereka.
Pembedahan dilakukan untuk membuat jalur agar jarum yang dibutuhkan
dapat terhubung dengan sirkulasi darah ke mesin.
Sementara itu, pada dialisis peritoneal akan dilakukan dengan bantuan tabung
kecil (kateter) yang dipasangkan di tubuh. Dengan begitu, tabung akan
membantu mengalirkan senyawa yang membersihkan darah ke dalam dan ke luar
tubuh. Kebanyakan prosedur dialisis tidak menyebabkan rasa sakit. Namun,
Anda mungkin akan merasa tidak nyaman ketika jarum dimasukkan. Anda juga
mungkin merasa pusing atau sakit kepala dan kram.
Kondisi ini biasanya akan hilang setelah pengobatan dari dokter
dilakukan. Dialisis juga terkadang menimbulkan perasaan sedih atau tertekan
karena perubahan gaya hidup. Jika merasa terganggu dengan hal ini,
konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan solusi yang
tepat.

4. Waktu Yang dibutuhkan Untuk melakukan Dialysis


Proses cuci darah biasanya dilakukan di rumah sakit dan berlangsung selama
3-5 jam. Anda mungkin perlu datang untuk menjalani prosedur selama beberapa
kali dalam satu minggu, tergantung dari kondisi dan kebutuhan medis.
Pada beberapa kasus, dialisis untuk gagal ginjal sementara atau belum yang
memasuki masa akut dapat dihentikan saat ginjal berfungsi kembali. Akan tetapi,
hal ini tidak berlaku pada pasien gagal ginjal kronis.
Jika Anda mengalami gagal ginjal kronis stadium akhir, biasanya akan
membutuhkan transplantasi ginjal. Sayangnya, menemukan pendonor ginjal
yang cocok tidak mudah, sehingga Anda perlu tetap menjalani dialisis sampai
donor ginjal yang cocok tersedia.Ada kalanya, pasien juga memiliki kondisi
yang tidak cocok untuk menjalani operasi besar. Jika hal ini terjadi, dialisis
mungkin menjadi satu-satunya opsi pengobatan sakit ginjal untuk tetap bertahan
hidup.

5. Persiapan sebelum Melakukan Dialisis


Pada umumnya, cuci darah digunakan sebagai tindakan perawatan sementara
pada pasien berusia muda selagi menunggu giliran untuk transplantasi ginjal.
Namun, prosedur ini juga dapat bersifat permanen ketika cangkok ginjal tidak
lagi memungkinkan.
- Persiapkan mental
Kata-kata cuci darah mungkin terdengar menakutkan bagi sebagian
masyarakat di Indonesia. Akibatnya, kebanyakan dari mereka merasa enggan
dan takut menjalani dialisis. Usahakan untuk membekali diri sendiri dengan
dukungan dari keluarga dan teman. Jangan lupa cari informasi sebanyak-
banyaknya soal proses cuci darah. Selain mempersiapkan kondisi fisik,
kesehatan mental Anda juga tidak kalah penting.
- Merasa sehat dan tidak ingin menjadi pasien.
Selalu merasa sakit dan tidak ingin memiliki hidup yang berkualitas.
Sering merasa takut dan khawatir akibat tidak paham proses cuci darah.
Merasa marah pada dokter yang tidak segera mendiagnosis kondisi tersebut.
Tidak ingin merasa dikasihani oleh orang lain dan takut dianggap ‘cacat’.
Oleh sebab itu, persiapan mental cukup penting agar beberapa poin di atas tidak
terjadi pada Anda dan memperburuk kondisi kesehatan.

- Cari tahu lokasi dialisis


Anda mungkin berpikir cuci darah dapat dilakukan di rumah sakit manapun
yang memiliki fasilitas dialisis. Namun, upayakan mencari lokasi untuk
perawatan cuci darah di rumah sakit terdekat dengan rumah Anda. Hal ini
dilakukan agar Anda tidak perlu merasakan kelelahan yang tidak perlu.
Pasalnya, pasien gagal ginjal kronis yang menjalani cuci darah biasanya lebih
sensitif karena merasakan banyak hal di dalam tubuhnya. Dengan mencari
rumah sakit terdekat dapat membantu Anda menghindari rasa malas, jenuh, dan
bosan

6. Efek samping
Dialisis umumnya termasuk prosedur yang aman. Namun, ada risiko dan
efek samping yang menyertai bentuk pengobatan gagal ginjal ini. Salah satu efek
samping cuci darah yang cukup umum adalah rasa lelah. Berikut ini beberapa
gejala-gejala yang mungkin Anda rasakan selama menjalani dialisis.
- Menggigil
Salah satu gejala yang dialami pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis
adalah rasa menggigil. Bahkan, terkadang efek samping ini juga dapat disertai
dengan demam yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh. Belum ada
penyebab pasti mengapa kondisi ini terjadi, entah itu karena kondisi tertentu,
sistem imun yang lemah, ataupun infeksi patogen dan bakteri.
Anda tidak perlu khawatir karena sama seperti prosedur medis lainnya,
demam dan rasa menggigil saat dialisis dapat diatasi dengan beberapa cara.
Berikut cara menangani demam yang disertai dengan menggigil setelah
penyebabnya diketahui.

 Pemberian cairan infus dilakukan saat suhu tubuh meningkat.


 Pemeriksaan alat, bahan, dan metode cuci darah untuk mendeteksi penyebab
kontaminasi.
 Pemberian obat antibiotik jika menggigil disebabkan oleh infeksi bakteri.

- Pusing dan merasa lelah


Pusing dan merasa lelah mungkin kerap dirasakan oleh pasien penyakit
ginjal yang menjalani dialisis. Gejala yang berkaitan dengan tekanan darah
rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk kelebihan cairan di
tubuh. Jika Anda menyadari gejala-gejala ini, segera beri tahu dokter dan
perawat. Dokter mungkin akan menyesuaikan waktu dan frekuensi dialisis.
Selain itu, mereka juga akan merekomendasikan membatasi asupan cairan dan
makanan yang mengandung garam tinggi.
- Mual dan muntah
Mual dan muntah yang terjadi setelah Anda menjalani cuci darah mungkin
terjadi akibat adanya penumpukan racun dalam darah (uremia). Jika Anda
mengalami hal ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.

- Kulit kering dan gatal


Kebanyakan pasien yang menjalani dialisis juga merasakan kulit kering dan
gatal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk frekuensi
dialisis yang tidak pas atau alergi kulit. Kulit kering dan terasa gatal juga dapat
diakibatkan oleh kandungan fosfor dalam darah yang tidak terkendali dengan
baik. Oleh sebab itu, Anda mungkin perlu menghindari losion dengan tambahan
pewangi karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.

Selain ketiga gejala di atas, ada beberapa efek samping lainnya yang
mungkin Anda rasakan di tengah perawatan cuci darah, yakni:
kram otot akibat cairan yang dibuang di akhir sesi dialisis, serta
restless leg syndrome (RLS) karena saraf dan otot tungkai terasa tidak nyaman.

7. Komplikasi
- Apa yang terjadi jika Anda telat cuci darah (Dialisys) ?
Jika Anda menderita penyakit ginjal kronis dan telat cuci darah, tentunya hal
ini dapat menyebabkan masalah serius. Berikut beberapa gangguan yang dapat
terjadi ketika Anda telat dialisis.

 Kadar urea dan kreatinin meningkat akibat penumpukan limbah dalam darah.
 Ginjal tidak dapat menyaring darah dengan baik, sehingga bisa menyebabkan
sesak napas.
 Fungsi ginjal pelan-pelan melemah.
 Lebih banyak jaringan ginjal dan sel organ lainnya yang rusak karena tidak
dapat bekerja sendiri.
 Gejala dan risiko komplikasi seperti gagal jantung semakin parah akibat
kadar kalium darah melonjak naik.
 Fungsi ginjal berhenti total yang dapat menyebabkan kematian.

- Bagaimana jika dialisis dihentikan sepenuhnya?


Keputusan untuk menghentikan cuci darah menjadi keputusan yang perlu
dilakukan oleh dokter dan pasien. Jika Anda menjalani dialisis karena gagal
ginjal akut, proses pemulihan mungkin dapat dilakukan dan dialisis pun akan
dihentikan. Apabila Anda melakukan cuci darah karena gagal ginjal kronis,
menghentikan dialisis mungkin bukan pilihan yang tepat. Pasalnya, cuci darah
yang dihentikan tiba-tiba dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit yang
bisa berujung kematian.

Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir yang tidak melakukan dialisis atau
transplantasi ginjal dapat mengalami sindrom uremia. Sindrom uremia adalah
kondisi ketika racun terbentuk dalam darah dan ketika dibiarkan dapat
membahayakan jiwa.

Berikut beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan akibat pengobatan gagal
ginjal yang dihentikan sepenuhnya.

 Kehilangan nafsu makan.


 Tidur hampir sepanjang hari.
 Merasa gelisah dan bingung mengenali wajah yang familiar.
 Pola pernapasan berubah, bisa terengah-engah atau terlalu lambat.
 Perubahan warna dan suhu kulit.
BAB III
PENUTUP

- Kesimpulan
Tujuan utama dari cuci darah adalah membuang limbah dari tubuh pasien, tanpa
menurunkan tingkat mineral yang penting. Untuk mengetahui apakah proses pencucian
darah bekerja dengan baik, pasien akan melakukan pengujian darah secara teratur. Dokter
akan memperhatikan tingkat nitrogen urea darah (NUD) dan menjaga NUD agar tidak
meningkat. Dokter juga akan memeriksa tingkat sodium, kalsium, potasium, dan
bikarbonat. Pasien cuci darah biasanya disarankan untuk mengonsumsi garam (sodium).
Mereka juga diminta untuk membatasi konsumsi makanan yang kaya akan fosfor dan
potassium. Diet berprotein tinggi biasanya direkomendasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Correa-Rotter RC, Cueto-Manzano A, Khanna R. Peritoneal Dialysis. In: Taal


MW, Chertow GM, Marsden PA, Skorecki K, Yu ASL, Brenner BM. eds. Brenner
and Rector's The Kidney, 9th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:chap
65.

Mitch WE. Chronic kidney disease. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's
Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012:chap 132.

Tolkoff-Rubin N. Treatment of irreversible renal failure. In: Goldman L, Schafer


AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders;
2012:chap 133.

Anda mungkin juga menyukai