Dosen Pembimbing:
Ns. Agnes S Marnum, M.Kep (ASM)
Disusun Oleh:
Kelompok 9
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1. Latar Belakang .................................................................................................
2. Rumusan Masalah ...........................................................................................
3. Tujuan Pembahasan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
1 Pengertian dialysis…………………………………………………………
2 Fungsi Dialysis………….…………………………………………………
3 Prosedur Dialysis……………………………………………………………
4 Waktu Yang dibutuhkan Untuk Melakukan Dialysis……………………………
5 Hal – hal yang harus di perhatikan dalam injeksi imsuli………………………..
6 Efek Samping…………………………………………………………………….
7 Komplikasi………………………..………………………………………………
Penulis
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ginjal, yang merupakan bagian dari sistem perkemihan, membuang limbah sisa
produk dan mengeluarkannya dalam bentuk urin. Ketika gagal ginjal, limbah dapat
menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kematian. Cuci darah adalah suatu
tindakan yang mengambil alih fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal yang berfungsi
untuk mengeluarkan limbah tubuh..
Gagal ginjal biasanya diakibatkan oleh Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang
digolongkan dalam lima stadium. Stadium 1 adalah stadium awal dari penyakit ini,
sementara stadium 5 PGK adalah ketika pasien membutuhkan transplantasi ginjal
atau cuci darah. Dialisis ginjal merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan
untuk membuang hasil metabolik atau kelebihan cairan tubuh dan memperbaiki asam
basa tubuh. Dialisis ginjal bisa dilakukan baik pada gagal ginjal akut maupun gagal
ginjal kronis.
2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu
1. Mahasiswa mengetahui pengertian Dialysis
2. Mahasiswa mengetahui Komplikasi Dialysis
3. Mahasiswa mengetahui lokasi Dialysis
4. Mahasiswa mengetahui jenis Dialysis
5. Mahasiswa megetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam Dialysis
3. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan yang akan kami bahas dalam makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Dialysis
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Komplikasi Dialysis
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan indikasi Dialysis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dialysis
2. Fungsi Dialysis
Umumnya, dialisis dilakukan bagi pasien penyakit ginjal, yaitu gagal
ginjal kronis. Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika ginjal mengalami
penurunan fungsi di bawah batas normal.
Jika Anda menderita gagal ginjal kronis, ginjal tidak lagi dapat menyaring
kotoran, tidak mampu mengontrol jumlah air, kadar garam, dan kalsium dalam
darah. Alhasil, zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan akan tetap tinggal
di dalam tubuh dan membahayakan kondisi Anda. Pada tahap ini, ginjal hanya
bekerja sekitar 10% dari seharusnya.
Prosedur cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang
tidak lagi dapat bekerja. Namun, perlu diingat bahwa dialisis tidak dapat
menyembuhkan penyakit ginjal atau kondisi lain yang memengaruhi kerja ginjal.
Oleh sebab itu, pengobatan dari dokter untuk mengatasi sakit ginjal juga tetap
diperlukan. Selain itu, prosedur ini juga perlu dilakukan selama sisa hidup, kecuali
Anda menjalani transplantasi ginjal.
3. Prosedur Dialysis
Sebelum dialisis dimulai, dokter akan melakukan serangkaian
pemeriksaan ginjal terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah Anda
membutuhkan cuci darah atau tidak. Setelah itu, berat badan Anda akan
ditimbang, begitu juga sesaat setelah prosedur dilakukan. Dengan begitu, dokter
dapat mengukur seberapa besar kelebihan cairan yang diambil dari darah Anda.
Umumnya, ada dua hal yang biasanya menjadi tolak ukur dokter, yaitu
kadar kreatinin dan kadar urea pada darah Anda. Jika dua komponen tersebut
berada di atas kadar normal, dokter akan merekomendasikan Anda untuk
menjalani dialisis. Persiapan untuk prosedur cuci darah juga tergantung pada
dialisis yang Anda perlukan. Sebagai contoh, pasien yang membutuhkan
hemodialisis akan menjalani bedah kecil di lengan mereka.
Pembedahan dilakukan untuk membuat jalur agar jarum yang dibutuhkan
dapat terhubung dengan sirkulasi darah ke mesin.
Sementara itu, pada dialisis peritoneal akan dilakukan dengan bantuan tabung
kecil (kateter) yang dipasangkan di tubuh. Dengan begitu, tabung akan
membantu mengalirkan senyawa yang membersihkan darah ke dalam dan ke luar
tubuh. Kebanyakan prosedur dialisis tidak menyebabkan rasa sakit. Namun,
Anda mungkin akan merasa tidak nyaman ketika jarum dimasukkan. Anda juga
mungkin merasa pusing atau sakit kepala dan kram.
Kondisi ini biasanya akan hilang setelah pengobatan dari dokter
dilakukan. Dialisis juga terkadang menimbulkan perasaan sedih atau tertekan
karena perubahan gaya hidup. Jika merasa terganggu dengan hal ini,
konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan solusi yang
tepat.
6. Efek samping
Dialisis umumnya termasuk prosedur yang aman. Namun, ada risiko dan
efek samping yang menyertai bentuk pengobatan gagal ginjal ini. Salah satu efek
samping cuci darah yang cukup umum adalah rasa lelah. Berikut ini beberapa
gejala-gejala yang mungkin Anda rasakan selama menjalani dialisis.
- Menggigil
Salah satu gejala yang dialami pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis
adalah rasa menggigil. Bahkan, terkadang efek samping ini juga dapat disertai
dengan demam yang disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh. Belum ada
penyebab pasti mengapa kondisi ini terjadi, entah itu karena kondisi tertentu,
sistem imun yang lemah, ataupun infeksi patogen dan bakteri.
Anda tidak perlu khawatir karena sama seperti prosedur medis lainnya,
demam dan rasa menggigil saat dialisis dapat diatasi dengan beberapa cara.
Berikut cara menangani demam yang disertai dengan menggigil setelah
penyebabnya diketahui.
Selain ketiga gejala di atas, ada beberapa efek samping lainnya yang
mungkin Anda rasakan di tengah perawatan cuci darah, yakni:
kram otot akibat cairan yang dibuang di akhir sesi dialisis, serta
restless leg syndrome (RLS) karena saraf dan otot tungkai terasa tidak nyaman.
7. Komplikasi
- Apa yang terjadi jika Anda telat cuci darah (Dialisys) ?
Jika Anda menderita penyakit ginjal kronis dan telat cuci darah, tentunya hal
ini dapat menyebabkan masalah serius. Berikut beberapa gangguan yang dapat
terjadi ketika Anda telat dialisis.
Kadar urea dan kreatinin meningkat akibat penumpukan limbah dalam darah.
Ginjal tidak dapat menyaring darah dengan baik, sehingga bisa menyebabkan
sesak napas.
Fungsi ginjal pelan-pelan melemah.
Lebih banyak jaringan ginjal dan sel organ lainnya yang rusak karena tidak
dapat bekerja sendiri.
Gejala dan risiko komplikasi seperti gagal jantung semakin parah akibat
kadar kalium darah melonjak naik.
Fungsi ginjal berhenti total yang dapat menyebabkan kematian.
Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir yang tidak melakukan dialisis atau
transplantasi ginjal dapat mengalami sindrom uremia. Sindrom uremia adalah
kondisi ketika racun terbentuk dalam darah dan ketika dibiarkan dapat
membahayakan jiwa.
Berikut beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan akibat pengobatan gagal
ginjal yang dihentikan sepenuhnya.
- Kesimpulan
Tujuan utama dari cuci darah adalah membuang limbah dari tubuh pasien, tanpa
menurunkan tingkat mineral yang penting. Untuk mengetahui apakah proses pencucian
darah bekerja dengan baik, pasien akan melakukan pengujian darah secara teratur. Dokter
akan memperhatikan tingkat nitrogen urea darah (NUD) dan menjaga NUD agar tidak
meningkat. Dokter juga akan memeriksa tingkat sodium, kalsium, potasium, dan
bikarbonat. Pasien cuci darah biasanya disarankan untuk mengonsumsi garam (sodium).
Mereka juga diminta untuk membatasi konsumsi makanan yang kaya akan fosfor dan
potassium. Diet berprotein tinggi biasanya direkomendasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mitch WE. Chronic kidney disease. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's
Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012:chap 132.