Disusun oleh
1. Benhur
2. Dedi
3. Edhi Kurniawan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. Y dengan Diagnosa Medis Cronik Kidhey Disease
Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit William Booth Surabaya
Mengetahui,
Kepala Bidang Keperawatan
Rumah Sakit William Booth Surabaya
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat
dan rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada wakyunya.
Penyusun telah berusaha agar makalah ini dapat selesai dengan sempurna, namun
karena keterbatasan kemampuan penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Maka dengan segala koreksi, kritik, dan saran yang diberikan untuk
perbaikan makalah kami ini yang berjudul CRONIK KIDNEY DISEASE.
Pada akhir kesempatan ini pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu serta memberi motivasi sehingga dapat terselesainya makalah ini,
semoga makalah ini berguna bagi mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan dalam
melakukan pengkajian dan menginfletasikan kepada pasien dengan gagal ginjal cronik.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit hemodialisa atau HD adalah suatu unit kesehatan yang melakukan proses cuci darah
bagi penderita disfungsi ginjal. Penyakit gagal ginjal adalah suatau penyakit dimana fungsi
organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali
dalam hal penyaringan pembuanagan elektrolit tubuh, menjaga keseimbanagan cairan dan zat
kimia tubuh seperti stadium kalium didalam darah atau produksi urine. CKD adalah
gangguan fungsi renal yang progersif dan irrevesible dimana kemampuan ginjal untuk
mempertahankan metabolisme dan elektrolit, menyebabkan uremia (retebsi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya
kegagaglan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk
mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan perlambatan perkembanagan penyakit.
Seorang penderita gagal ginjal perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium,
protein dan cairan.
Seseorang yang mengalami kegagalan ginjal perlu memonitor pemasukan (intake) dan
pengeluaran (autput) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat
dilakukan dengan baik. Dalam beberapa kasus serius, pasien akan disarankan atau diberi
tindakan pencucian darah. Kemungkinan lain adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal
atau transplantasi ginjal
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam makalah
kelompok ini yaitu : Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gagal ginjal dan proses pencucian darah atau analisis di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit William Booth Surabaya dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
C. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal ginjal
dan proses pencucian darah di ruang HD rumah sakit wiliam booth surabaya dari pengkajian
sampai dengan evaluasi pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui bagaimana pengkajian pada klien yang mengalami gagal ginjal.
2) Mengetahui bagaimana proses dialysis pada klien yang mengalami gagal ginjal.
3) Melakukan analisis data pada klien yang mengalami gagal ginjal.
4) Menyusun diagnosa keperawatan pada klien yang melakukan dialysis.
5) Menyususn rencana keperawatan pada klien yang melakukan dialysis.
6) Melaksanankan tindakan keperawatan pada klien yang melakukan dialysis.
7) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien yang melakukan dialysis.
8) Mendokumentasikan hasil dari tindakan keperawatan yangtelah diberikanbagi klien yang
melakukan dialysis.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah kelompok ini adalah:
1) Bagi peningkatan kualitas asuhan keperawatan
Analisis yang adekuat terhadap berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan dapat menjadi dasar bagi peningkatan kualitas
asuhan keperawatan dimasa yang akan datang.
2) Bagi perkembanagan IPTEK
Segala sesuatu yang terkait dengan study yang dilaksanakan tidak terlepas dari konsep-
konsep ilmiah dan tentu saja akan menyumbang terhadap ide-ide baru dalam pengembanagan
ilmu pengetahun dan membuka jalan untuk pemikiran baru dalam pengembanagan teknologi
untuk penanganan masalah yang terkait.
3) Bagi perkembanagan propesi keperawatan
Merupakan arena pembuktian terhadap konsep dari teori yang didapat dipendidikan sehingga
dapat dipastikan semua konsep yang ada merupakan langka yang efektif dalam penanganan
klien khususnnya dengan penyakit ginjal, sehingga profesionalisme keperawatan akan
berjalan seiring dengan perkembangan pengetahuan yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian hemodelisa
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita
dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan
jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan
buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan
(www.medicastore.com)
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan.
Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit
akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat
beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang
selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki
terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
(Christin Brooker, 2001).
B. Dasar-dasar Hemodialisis
Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal terminal
(GGT)/tahun.
Bila tidak diobati : meninggal dunia
Bila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahun-tahun.
Terapi Pengganti (TP) : 1. Hemodialisa
2. CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis)
3. Transplantasi ginjal
Hemodialisa merupakan salah satu bentuk terapi pada pasien dengan kegagalan
fungsi ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik sampai pada stadium gagal ginjal
terminal, dengan bantuan mesin hemodialisa. Ada 3 unsur penting yang saling terkait pada
proses hemodialisa yaitu : sirkuit darah (saluran ekstrakorporeal), ginjal buatan (dializer), dan
sirkuit dialisat.
Prinsip pada hemodialisis, mesin memompa darah dari tubuh pasien ke dalam
dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam dializer inilah
proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah dibersihkan dipompa kembali
kedalam tubuh. Untuk kelancaran dan keberhasilan proses hemodialisis dengan mesin
hemodialisis diperlukan suatu prosedur tentang tindakan hemodialisis.
C. Tujuan Hemodilisa
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari
dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.
D. Indikasi Hemodialisa
1. Indikasi segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi
maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
2. Indikasi dini
Gejala uremia
Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.
Laboratorium abnormal
Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100
120 mg %, TKK : 5 ml/menit.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa,
tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil jika:
Penderita kembali menjalani hidup normal
Penderita kembali menjalani diet yang normal
Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
Tekanan darah normal
Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.
E. Peralatan Haemodialisa
1. Arterial Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses
vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing
akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming
volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan yang diisikan
pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung
runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing
infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung
tumpul.
2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang
/kompartemen,yaitu:
Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah
Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat
Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.
Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping
untuk keluar masuk dialisat.
3. Air water treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air
ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus dimurnikan
dulu dengan cara water treatment sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the
Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session
hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.
4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu.
Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat
asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low
calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu
dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair
(siap pakai).
5. Mesin hemodialisis
Ada bermacam-macam mesin hemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya
sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri
dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya
kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control
ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.
6. Perlengkapan hemodilaisis lainnya
Jarum punksi, adalah jarum yang dipakai pada saat melakukan punksi akses vaskuler,
macamnya :
Single needle
Jarum yang dipakai hanya satu, tetapi mempunyai dua cabang, yang satu untuk
darah masuk dan yang satu untuk darah keluar. Punksi hanya dilakukan sekali.
AV Fistula
Jarum yang bentuknya seperti wing needle tetapi ukurannya besar. Jika
menggunakan AV Fistula ini, dilakukan dua kali penusukan.
F. Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi Penyebab
Demam Bakteri atau zat penyebab demam
(pirogen) di dalam darah
Dialisat terlalu panas
uremia
hipertensi dlm darahedema kardiomiopati lama hidup uremik anemia jaringan SDM
beban jantung koagulasi pruritus
edema Fe GI perifer gatal
CHF perdarahan metabolisme
Ggn integritas bakteri
Edema kulit risiko thp cedera
paru
Mual,muntah
anoreksia
nyeri dada risiko perdarahan
sesak saluran cerna
perubahan anemia
pola nafas
kelemahan otot
intoleransi aktifitas
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium, yang menunjukkan gangguan fungsi sinjal (hiperkalemia, hiponatremia,
asidosis metabolik, hipokalsemia, anemia dan azotemia)
B. Pemeriksaan BUN dan kreatinine
C. Sean renal
D. Biopsi ginjal
E. Osmolalitas serum
F. Pielogram ginjal
G. Arteriogram ginjal
H. Sistouretrogram berkemih
I. Ultrasonografi ginjal
Intervensi / Implementasi
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang kondisi, prognosis dan pengobatan saat
ini.
Rasional : Mengidentifikasi seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakitnya.
Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang keadaan saat ini.
Rasional : Mengurangi kecemasan, meningkatkan pengetahuan dan menghasilkan penerimaan dan
kerjasama yang baik dalam proses terapi.
Anjurkan pasien dan keluarga untuk memperhatikan anjuran dietnya.
Rasional : Diet yang tepat dan benar membantu dalam proses penyembuhan.
Dorong dan berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
Rasional : Meningkatkan proses belajar, meningkatkan pengambilan keputusan, dan menurunkan ansietas
sehubungan dengan ketidaktahuan.
Minta pasien dan keluarga untuk mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : Mengetahui seberapa jauh pemahaman pasien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
D. Evaluasi
1. Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat dengan nilai laboratorium normal.
2. Mempertahankan mobillitas atau fungsi optimal yang dapat dilakukan.
3. Berpartisispasi pada aktivitas sehari hari dalam tingkat kemampuan diri/keterbatasan
penyakit.
4. Mempertahankan pola fungsi usus normal.
5. Mengenal perubahan dalam berpikir/perilaku dan menunjukkan perilaku untuk
mencegah/meminimalkan perubahan.
6. Menyatakan perasaan cemas berkurang/terkontrol, menunjukkan ketrampilan pemecahan
masalah dan penggunaan sumber secara efektif, tampak rileks/dapat tidur dan istirahat secara
tepat.
7. Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negative pada diri sendiri,
menyatakan penerimaan terhadap situasi diri, menunjukkan adaptasi terhadap
perubahan/kejadian yang telah terjadi.
8. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan ; melakukan tindakan
secara benar dan dapat menjelaskan alasan tindakan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S2
Alamat : Jln. Jambu 3 E 48-49 PJI
Tgl. Masuk RS : 19-05-2011
Diagnosa : CKD stadium V
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama :
pasien mengatakan sesak nafas dan mual-mual.
C. GENOGRAM KELUARGA
Keterangan :
meninggal dunia
laki-laki
perempuan
pasien
tinggal serumah
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KEADAAN UMUM :
Pasien compos menthis, pasien sering menutup mata, acites, lemah, turgor kulit tidak baik,
bibir kering,mata cekung.
2. STATUS MENTAL :
a. Tingkat Kesadaran : compos menthis
b. Ekspresi wajah : gelisah
c. Bentuk Badan : gemuk/tinggi
d. Cara Berbaring/bergerak : telentang
e. Berbicara : kurang jelas
f. Suasana hati : tenang
g. Penampilan : cukup rapi
h. Fungsi kognitif
Orientasi Waktu : pasien tidak sadar sekarang siang hari
Orang : pasien tidak dapat membedakan antara perawat dan keluarga
Orientasi Tempat : pasien tidak tahu sekarang berada di rumah sakit
3. TANDA-TANDA VITAL
O
a. Suhu/T : 37 C
b. Nadi/HR : 98 x/mnt
c. Pernapasan/RR : 24 x/mnt
d. Tekanan Darah : 170/94 mmHg
4. PERNAPASAN (BREATHING) :
a. Bentuk Dada : simetris
b. Type Pernapasan : Dada
c. Irama Pernapasan : Teratur
d. Suara Nafas : ronchi +/+
e. Keluhan lainnya : pasien mengungkapkan sesak napas
5. CARDIOVASCULLER (BLEEDING) :
a. Capillary refill : < 2 detik
b. Suara jantung Normal,
S1 : lup pada ICS Iv-v clavikula kiri
S2 : dup pada ICs II-IIImid clavikula kiri
6. PERSYARAFAN (BRAIN) :
Nilai GCS : E : 4 membuka mata
V : 3 berorientasi
M : 5 dengan perintah
Total GCS : 12
Kesadaran : Compos Menthis
Pupil : Isokor
Refleks cahaya : Positif (Kanan dan kiri)
9. TULANG-OTOT-INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan Pergerakan sendi : ekstrenitas atas bebas, eksternitas bawah bebas
G. Post HD
1. Keadaan umum :
Kesadaran compos menthis, pasien tampak tenang, acites berkurang.
2. Tanda-tanda vital :
a. Suhu/T : 37c
b. Nadi/HR : 98 x/mt
c. Pernapasan/RR : 24 x/mt
d. Tekanan Darah/BP :170/94 mmHg
e. BB Post HD : 71 kg
f. Jumlah cairan yang dikeluarkan 3000 cc
Ds:-
Do:
3 pasien tidak bisa berorientasi dengan ruangan, Pola pikir
tempat dan orang Perubahan mental
pasien tidak dapat membedakan antra perawat
dan keluarga
pasien tidak mengetahui sedang berada di HD
PRIORITAS MASALAH
1) Kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mengekresi air dan
natrium yang ditandai dengan pasien mengatakan merasakan sesak napas, pasien acites
minum 1000cc, urin yang dikeluarkan 250 cc, kaki odem, ronchi +/+, Hb : 9,6, ureum
:176,2, kreatinn: 20,2. natrium: 134,3. kalium: 6,37.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d toksik uremik ditandai dengan pasien
mengatakan mual-mual, pasien lemah, bibir kering, nafsu makan berkurang, mata cekung,
turgor kuli tidak baik, HD 1x dalam 5 hari, BB sebelum HD: 71 kg, BB sesudah HD : 71
kg.
3) Perubahan mental b/d pola pikir ditandai dengan pasien tidak bisa berorientasi dengan
ruangan, tempat dan orang. Pasien tidak dapat membedakan antra perawat dan keluarga.
Pasien tidak mengetahui sedang berada di HD.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah kelompok ini yang dilaksanakan selama 3 hari diruangan
hemodialisa di rumah sakit william booth surabaya pada Tn.Y dengan diagnosa medis kronik
kidney disease dengan masalah keperawatan kelebihan polume cairan dan elektrolit
berhubungan dengan Ketidak mampuan ginjal mengekresikan air dan natrium,bersihan pola
napas tidak efektif berhubungan dengan sekret,bersihan pola napas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sekret,resiko tinggi integritas kulit berhubungan dengan uremia yaitu
setelah merencanakan tindakan asuhan keperawatan dari 3 diagnosa, diagnosa 1 masalah
teratasi sebagian, diagnosa 2 masalah belum teratasi, diagnosa 3 masalah belum teratasi.
B. SARAN
Untuk pasien yang mengalami gangguan ginjal perlu dimonitor pemasukan (intake)
dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat
dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, pasien akan disarankan atau diberikann
tindakan pencuci darah (hemodialisa/dialysis). Kemungkinan lainya adalah dengan tindakan
pencakokan ginjal atau transplantasi ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Burnama, Erawati F. 2007, Instalasi Dialisis RSUD Dr. Doris Silvanus. Palangka Raya.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed.3. Jakarta : EGC.
DR. Nursalam, M.Nurs (Hons). 2006. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
www.medicastore.com
Perencanaan keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan (criteria hasil) Intervensi
1 Kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d Setelah dilakukan1. jelaskan penyebab sesak 1) Sesa
ketidak mampuan ginjal mengekresi air dan tindakan keperawatan2. atur posisi pasien penu
natrium. jangka pendek selama 5 semifowler. yang
Ds: pasien mengatakan merasakan sesak nafas. jam diharapkan3. ttv tiap 1 jam sekali acite
Do: sesak berkurang 4. anjurkan pasien untuk2) untu
pasien acites dengan criteria hasil: timbang BB tiap hari jum
minum 1000cc pasien mengerti dan5. batasi pemasukan cairan tubu
urin yang dikeluarkan 250 cc mampu menjeleskan 6.ukur dan catat intek dan dan
kaki odem kembali tentang output yang
ronchi +/+ penyebab sesak. 7.kolaborsi dengan3) untu
RR 24 x/mt Pasien mengatakan sudah dokter/tim medis untuk perk
tidak ada sesak pemberian obat. dan
Lab tanggal 15-05-2011 RR : 20 x/mnt akan
Sesak berkurang sela
Hb : 9,6
Pasien tampaknyaman 4) Pem
ureum :176,2
pasien tidak acites akan
kreatinn: 20,2 idea
natrium: 134,3 5) Pem
kalium: 6,37 pent
peny
Tanda-tanda vital :
Jam 10.21 wib Suhu/T : 37c
Nadi/HR : 98 x/mt
Pernapasan/RR : 24 x/mt
Tekanan Darah/BP :170/94 mmHg
Tanda-tanda vital :
Suhu/T : 37c
Nadi/HR : 98 x/mt
Jam 11.21 wib Pernapasan/RR : 24 x/mt
Tekanan Darah/BP :170/94 mmHg
Tanda-tanda vital :
Suhu/T : 37c
Nadi/HR : 98 x/mt
Pernapasan/RR : 24 x/mt
Jam 12.21 wib Tekanan Darah/BP :170/94 mmHg
Tanda-tanda vital :
Suhu/T : 37c
Nadi/HR : 98 x/mt
Pernapasan/RR : 24 x/mt
Tekanan Darah/BP :170/94 mmHg
Jam 13.21 wib
Perencanaan keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan (criteria hasil) Intervensi
2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan 1.Berikan penjelasan pada1.penje
tubuh b/d toksik uremik tindakan keperawatan pasien tentang penyebab adek
Ds: pasien mengatakan mual-mual di ruang HD selama 5 nutrisi kurang dari mem
Do:-pasien lemah jam diharapkan kebutuhan tubuh pasie
-bibir kering kebutuhan nutris 2.berikan makanan dalam beke
-pasien malas makan terpenuhi dengan porsi kecil tapi sering 2.mak
-mata cekung criteria hasil: 3.timbang berat badan kecil
-turgor kulit tidak -pasien dapat mengerti sebelum dan setelah HD lamb
-HD 1x dalam 5 hari ttg nutrisi dan 4.Anjurkan passien makan- deng
menyebutkan sebab makanan dalam keadaan masu
Hasil Lab Tanggal 15-05-2011: kurang gizi hangat sedikit tapi sering 3.untu
-pre HD -pasien tidak mual 5.hindari makan sambil perb
HB:9,6 muntah minum sebe
Ureum:176,2 Pasien dapat 6.kalaborasi dengan tim dilak
Kreatinin:20,2 menghabiskan porsi gizi 4.Me
-mata cekung makanan yang7.kalaborasi dengan dokter mak
-HD 1x dalam5 hari disediakan untuk HD selanjutnya 5.me
-BB tidak turun dan mak
turgor kulit kembali 6.ber
normal indiv
7.un
Perencanaan keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan (criteria hasil) Intervensi
3 Perubahan mental b/d ketidak seimbangan Setelah dilakukan 1.kaji kesadaran pasien 1.untu
elektrolit tindakan keperawatan Contoh: orientasi waktu, ting
Ds:- selama 3x24 jamjam tempat dan orang pasi
Do:-pasien tidak bisa berorientasi dengan diharapkan tingkat 2.pertahankan penjelasan 2.untu
ruangan,tempat,orang fungsi mental pasien sederhana, orientasikan perk
-gangguan lapangan perhatian baik dengan criteria kembali dengan sering pasi
-pasien tidak mengetahui sedang berada di hasil: 3.berikan lingkungan aman, 3.aga
HD - meninggkat fungsi berikan pembatas tempat istir
mental tidur pada akhir periode tena
- pasien dapat keseimbanagan tertentu. 4.aga
mengidentifikasikan 4. anjurkan keluarga untuk tidak
cara untuk mendampingi pasien
mengkonpensasikan
ganguan
koknitif/deposit memori