Anda di halaman 1dari 8

Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt

TINGKAT KEBERHASILAN HEMODIALISA DENGAN PEMASANGAN AV-


SHUNT

VIVA NURJANAH
Poltekkes Kemenkes Malang
Jl. Besar Idjen No. 77C Malang 65112
e-mail : vivanurjanah04@gmail.com

ABSTRAK

Pemasangan AV-Shunt membutuhkan pematangan selama 4-6 minggu tetapi banyak kasus setelah
akan dipakai untuk proses hemodialisa terjadi kegagalan karena pembuluh darah yang digunakan
tidak matur, tentu ini akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dari pembersihan ureum dalam tubuh.
penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan One-Group Pretest-
Posttest Design pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sample 36 responden dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani
Hemodialisa dan terpasang AV-Shunt. Pengumpulan data dengan melihat dokumen pasien seta
wawancara dan pengukuran jumlah ureum dengan menggunakan lembar observasi. Analisa
menggunakan deskriptif dengan uji Wilcoxon. Hasil obsevasi menunjukkan rata-rata 228,98
ml/menit dengan standar deviasi 21,15 dan hasil pengukuran adekuasi hemodialysis dengan rumus
URR ditemukan rata-rata 67,61 standar deviasi 7,98 dan pangukuran adekuasi hemodialysis dengan
rumus Kt/V ditemukan rata-rata 1,35 standar deviasi 0,30. Terdapat perbedaan kadar ureum sebelum
dan sesudah hemodialisa dan menunjukkan dengan penggunaan AV-Shunt hasilnya lebih akurat
dilihat dari kadar ureum yakni hasil pengukuran adekuasi hemodialisis menunjukkan bahwa 57,4%
responden tidak adekuat dan 42,6% dapat mencapai adekuasi hemodialisis p value = 0,03. Saran
untuk peneliti selanjutnya dapat mengukur keberhasilan dengan pemasangan CDL (Catheter Double
Lument).

Kata kunci : AV-Shunt, Gagal Ginjal, Hemodialisa, Ureum

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
HEMODIALISA SUCCESS LEVEL WITH AV-SHUNT INSTALLATION

ABSTRACT

Installation of AV-Shunt requires maturation for 4-6 weeks but many cases after it will be used for
the hemodialysis process fail because the blood vessels used are not mature, of course this will affect
the success rate of urea cleansing in the body. this study uses the Quasi Experimental design with
One-Group Pretest-Posttest Design in this design, there is a pretest, before being given treatment so
the treatment results can be known more accurately, because it can compare with the situation before
being treated and after being treated. The sampling technique used was purposive sampling with a
sample size of 36 respondents with chronic kidney failure who underwent Hemodialysis and attached
AV-Shunt. Collecting data by looking at patient documents after interviews and measuring urea
numbers using the observation sheet. Descriptive analysis using the Wilcoxon test. The results of
observation showed an average of 228.98 ml / minute with a standard deviation of 21.15 and the
results of measurement of the adequacy of hemodialysis with the URR formula found an average of
67.61 standard deviations of 7.98 and the size of adequacy of hemodialysis with the formula Kt / V
found average 1.35 standard deviation of 0.30. There were differences in urea levels before and after
hemodialysis and showed that the use of AV-Shunt results were more accurate in terms of urea levels
which decreased a lot the results of the measurement of hemodialysis adequacy showed that 57.4% of
respondents were inadequate and 42.6% were able to achieve adequate hemodialysis p value = 0.03.
Suggestions for future researchers can measure success by installing CDL (Catheter Double Lument).

Keywords: AV-Shunt, Kidney Failure, Hemodialysis, Ureum

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
Pendahuluan dalam keadaan asupan diet normal (Warianto,
2011b). Penderita yang berada pada stadium
Ginjal adalah sepasang organ akhir untuk mempertahankan kelangsungan
retroperitoneal yang integral dengan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu
homeostasis tubuh dalam mempertahankan hemodialisis (HD), peritoneal dialysis
keseimbangan, termasuk keseimbangan fisika mandiri berkesinambungan Continuos
dan kimia. Ginjal membuang sisa Ambulatory Peritoneal dialysis (CAPD) atau
metabolisme dan menyesuaikan ekskresi air transplantasi ginjal (Warianto, 2011a). Saat
dan pelarut. Ginjal mengatur volume cairan ini terapi pengganti yang banyak digunakan
tubuh, asiditas, dan elektrolit sehingga adalah terapi hemodialysis.
mempertahankan komposisi cairan normal Hasil penelitian berdasarkan Indonesian
(Baradero, 2009). Ginjal normal bisa Renal Registry (IRR) tahun 2016, sebanyak
melakukan semua tugas dengan baik, tetapi 98% penderita gagal Ginjal menjalani terapi
lain hal dengan ginjal yang sakit. Penyakit Hemodialisis dan 2% menjalani terapi
gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana Peritoneal Dialisis (PD). Penyebab penyakit
fungsi organ ginjal mengalami penurunan Ginjal kronis terbesar adalah nefropati
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja diabetik (52%), hipertensi (24%), kelainan
sama sekali dalam hal penyaringan bawaan (6%), asam urat (1%), penyakit lupus
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga (1%) dan lain-lain. Jumlah pasien
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh hemodialisis baik pasien baru maupun pasien
seperti sodium dan kalium didalam darah atau aktif sejak tahun 2007 sampai 2016
produksi urin. Penyakit gagal ginjal mengalami peningkatan, terutama pada tahun
berkembang secara perlahan kearah yang 2015 hingga 2016. Berdasarkan usia, pasien
semakin buruk dimana ginjal sama sekali hemodialisis terbanyak adalah kelompok usia
tidak lagi mampu bekerja sebagaimana 45-64 tahun, baik pasien baru maupun pasien
fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 aktif (KEMENKES RI, 2018). Diperkirakan
macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal jumlah penderita PGK di Indonesia sekitar
akut dan gagal ginjal kronis (Warianto, 70.000 orang dan yang menjalani
2011a). hemodialisis 10.000 orang (Hasneli, 2017).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah Hemodialysis merupakan salah satu
suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang terapi pengganti ginjal yang digunakan untuk
bersifat kronik, progresif dan menetap membuang produk sisa metabolisme berupa
berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan larutan dan air yang ada pada darah ketika
ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk ginjal tidak mampu melaksanakan proses
mempertahankan volume dan cairan tubuh tersebut melalui membrane semipermeable

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
atau dialayser. Prinsip kerja perpindahan lainnya (Siwy, 2016). Berdasarkan
larutan dan air pada hemodialysis adalah pengalaman (Tola’ba, 2017) sebagai perawat
difusi, osmosis dan ultrafultrasi (Tola’ba, yang bertugas di Ruang HD RS Stella Maris,
2017). Hemodialisis adalah pengobatan untuk jenis akses vaskuler 90% menggunakan AV
gagal ginjal yang menggunakan mesin untuk fistula (Cimino), 10% menggunakan akses
mengirim darah pasien melalui filter, yang vena femoral dan CDL untuk pasien yang
disebut dialyzer, di luar tubuh. Untuk baru menjalani HD.
meyambungkan pembuluh darah yang akan Keberhasilan hemodialisis ditentukan
mengalirkan darah dibutuhkan sebuah akses dengan terpenuhinya dosis hemodialisa sesuai
pembedahan vena yang dibuat untuk dengan kebutuhan pasien. Jika dosis
mengeluarkan dan mengembalikan darah hemodialisis tidak mencukupi maka pasien
selama hemodialisis. Sebuah akses vaskular akan mengalami berbagai gangguan seperti,
harus dibuat beberapa minggu atau bulan sesak nafas, sakit kepala, kaki kram, mual dan
sebelum pengobatan hemodialisis pertama. muntah, hipotensi dan pruritus (Locatelli et
Dua jenis akses vaskular yang dirancang al., 2005). Kecukupan dosis hemodialisis
untuk penggunaan jangka panjang termasuk diukur dengan istilah adekuasi hemodialisis
arteriovenous (AV) fistula dan graft AV. Jenis (Septiwi, 2011) menyatakan bahwa
ketiga dari akses vaskular adalah vena kateter ketidakadekuatan hemodialisis dapat dinilai
untuk penggunaan jangka pendek (Samiadi, dari kadar urea yang tidak opimal sehingga
2017). Akses vaskular yang ideal memberikan dapat mengakibatkan peningkatan
dosis optimal, Arteriovenous Fistula (AVF) progresivitas kerusakan ginjal.
merupakan salah satu teknik akses vaskular Penilaian adekuasi hemodialysis secara
yang paling sering digunakan dan kuantitatif dapat dihitung menggunakan
memberikan hasil yang lebih baik rumus Urea Reduktion Ratio (URR) atau
dibandingkan dengan teknik yang lainnya. menggunakan rumus Kt/V. URR merupakan
Dibutuhkan penempatan yang tepat bagi akses presentasi dari ureum yang dapat dibersihkan
AVF. Operasi cimino dan AV-shunt cubiti dalam sekali tindakan hemodialysis. Kt/V
merupakan teknik operasi AV fistula. Operasi merupakan rasio dari bersihan ureum dan
cimino merupakan pilihan pertama pada durasi hemodialysis dengan volume ureum
teknik AVF sedangkan AV shunt cubiti yang terdistribusi pada cairan tubuh pasien.
merupakan pilihan kedua (Sulangi, Limpeleh, Target Kt/V untuk HD 3 x per minggu selama
& Monoarfa, 2014). AV shunt lebih banyak 3 - 4 jam adalah 1,4 minimal 1,2, target URR
dipilih karena persiapannya mudah, bisa 70% minimal 65% dan Kt/V 1,8, URR 80%
digunakan dalam waktu lama dan memiliki untuk HD 2 kali perminggu selama 4-5 jam
risiko infeksi yang lebih kecil dibanding yang perkali HD (Tola’ba, 2017).

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
Penelitian (Amini et al., 2011) terhadap Metodologi Penelitian
pada 4004 pasien pada 127 senter dialysis di
Iran untuk mengevaluasi adekuasi Desain penelitian ini menggunakan
hemodialysis pada pasien hemodialysis. Hasil desain penelitian Quasi Eksperimental
penelitian ditemukan Kt/v kurang dari 1,2 dengan One-Group Pretest-Posttest Design.
(56,7%) dan URR< 65% (65,2%) sehingga Pada desain ini terdapat pretest, sebelum
disimpulkan bahwa adekuasi hemodialysis di diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
Iran belum memadai dibandingkan dengan perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
KDOKI guideline dan penelitian yang dapat membandingkan dengan keadaan
dilakukan oleh (Sulangi et al., 2014) sebelum diberi perlakuan.
menyimpulkan bahwa penelitian yang Populasi dalam penelitian ini adalah
dilakukan pada 22 pasien cimino dan 15 pasien pasien dengan indikasi pemasangan AV-Shunt
AV-Shunt Cubiti di RSUP Prof Kandou di RS X dengan jumlah 36 pasien yang
ditemukan prosentase keberhasilan penggunaan melakukan operasi AV-Shunt pada periode 2
Cimino sebesar 63,6 % dan prosentase bulan terakhir (Januari 2019 – Februari 2019),
keberhasilan penggunaan AV-Shunt cubiti dengan metode pengambilan sample adalah
sebesar 66,7% dengan purposive sampling dengan jumlah
Berdasarkan hal diatas penulis melihat sample yang diambil adalah sebanyak 36
bahwa pemasangan AV-Shunt Cubiti masih responden.
belum sepenuhnya berhasil karena Peneliti menggunakan dokumen pasien
berdasarkan penelitian (Sulangi et al., 2014) untuk mengetahui identitas pasien, diagnosa,
diatas masih harus menunggu waktu sekitar 4- serta lembar observasi kadar ureum pre post
6 minggu untuk menunggu AV-Shunt matang HD dimana cara pegumpulan data dengan
dan selanjutnya siap dilakukan pemasangan melakukan pengamatan langsung pada
kanulasi yang akan digunakan dalam proses responden penelitian untuk mencari
HD, hal ini tentu akan berpengaruh kepada perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
keberhasilan dari proses HD yaitu Pengujian akan dilakukan dengan
pembersihan ureum yang maksimal bantuan SPSS dengan signifikansi value >
dikarenakan banyak yang menggunakan AV- alpha (0,05) dengan menggunakan uji
Shunt setelah akan dilaksanakan tindakan HD Wilcoxon.
terjadi kegagalan. Sampai saat ini belum ada
yang melakukan penelitian mengenai kasus Hasil Penelitian
ini, maka dari itu penting dilakukan penelitian Hasil pengukuran adekuasi hemodialisis
Pengaruh Pemasangan AV-Shunt Terhadap menunjukkan bahwa 57,4% responden tidak
Tingkat Keberhasilan Hemodialisa Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik.
Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019
Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
adekuat dan 42,6% dapat mencapai adekuasi infeksi atau kemerahan pada daerah akses
hemodialisis. dan thrill (denyut dan aliran darah) yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata teraba kuat saat dipalpasi. Akses vaskular
responden yang mencapai adekuasi akan berfungsi dengan baik apabila
hemodialisis adalah 188,7 dengan standar pemeliharaannya juga baik, sehingga dapat
deviasi 41,4, sedangkan rata-rata responden bertahan dalam jangka waktu yang lama,
yang tidak mencapai adekuasi adalah 184,3 dapat meningkatkan laju aliran darah (Qb)
dengan standar deviasi 45. Analisis lebih serta mencapai adekuasi yang optimal.
lanjut pada alpha 5% terdapat pengaruh yang Berdasarkan hasil obsevasi dan analisis
bermakna pemsangan AV-Shunt terhadap peneliti, tidak tercapainya adekuasi
adekuasi hemodialisis (p=0,03, α=0,05). hemodialisis pada 64,3% responden yang
sudah terpasang cimino dapat disebabkan
Pembahasan oleh belum maksimalnya pengaturan Qb.
Hasil analisis hubungan antara tipe akses Bila adanya sarana akses vaskular yang
vaskular dengan adekuasi hemodialisis memadai tidak ditunjang dengan pengaturan
diperoleh bahwa 26 orang (57,4%) responden Qb yang optimal, tentu hal ini akan
yang terpasang cimino telah mencapai mempengaruhi pencapaian adekuasi
adekuasi hemodialisis, dan 10 orang (42,6%) hemodialisis.
yang terpasang cimino belum mencapai
adekuasi hemodialisis. Analisis lebih lanjut Simpulan
pada alpha 5% terdapat hubungan yang Hasil penelitian ini diperoleh pasien yang
bermakna antara tipe akses vaskular dengan mencapai adekuasi hemodialisa adalah
adekuasi hemodialisis (p=0,03, α=0,05). sebanyak 26 orang dan 10 orang belum
Akses vaskular cimino (Arterio Venousa mencapai adekuasi ini di pengaruhi juga
Shunt) merupakan akses yang paling dengan pengaturan Qb dalam mesin dialisa.
direkomendasikan bagi pasien hemodialisis. Saran unruk peneliti selanjutnya untuk
Hal ini sesuai dengan pendapat (Septiwi, mengambil jumlah sample yang lebih banyak
2011) menyatakan adanya hubungan antara mengingat perbedaan yang diteliti saat ini
akses vaskular dengan adekuasi hemodialisis sangat tipis dan pastikan kembali untuk
dan berpengaruh terhadap kualitas hidup menyamakan jumlah Qb yang ada.
pasien hemodialisis. Akses vaskular cimino
yang berfungsi dengan baik akan Daftar Pustaka
berpengaruh pada pencapaian adekuasi (KDIGO), K. D. I. G. O. (2013). KDIGO
dialisis. Patensi akses atau akses vaskular 2012 Clinical Practice Guideline for the
yang adekuat ditandai dengan tidak adanya Evaluation and Management of Chronic

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
Kidney Disease, Kidney international. Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian
CKD Work Group, 3, 1–150. Keperawatan dan Tekhnik. Analisis
Amini, M., Aghighi, M., Masoudkabir, F., Data. Jakarta: Salemba Medika.
Zamyadi, M., Norouzi, S., Rajolani, H., KEMENKES RI. (2017). Diagnosis,
… Pourbakhtyaran, E. (2011). Klasifikasi, Pencegahan, Terapi Penyakit
Hemodialysis adequacy and treatment in Ginjal Kronis. In p2ptm kemkes.
Iranian patients: a national multicenter Retrieved from
study. Iran J Kidney Dis, 2, 103–109. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiata
Retrieved from n-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan -
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2 pembuluh-darah/diagnosis-klasifikasi-
1368388 pencegahan-terapi-penyakit-ginjal-
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian kronis
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. KEMENKES RI. (2018). Cegah Dan
Rineka Cipta. Kendalikan Penyakit Ginjal Dengan
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Cerdik Dan Patuh. In depkes. Retrieved
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: from
Rineka Cipta. http://www.depkes.go.id/article/print/
Baradero, M. (2009). Klien gangguan 18030700007/cegah-dan-kendalikan-
Endokrin. Jakarta: EGC. penyakit-ginjal-dengan-cerdik-dan-
Baradero, M., Dayrit, W., & Siswandi, Y. patuh.html
(2009). Klien Gagal Ginjal : Seri Asuhan Locatelli, F., Buoncristiani, U., Canaud, B.,
Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran Köhler, H., Petitclerc, T., & Zucchelli, P.
EGC. (2005). Haemodialysis with on-line
Hasneli, Y. B. (2017). Hubungan Lama monitoring equipment. Transplant
Menjalani Hemodialisis dengan Inter- NephrolDial, Transplant Nephrol, 285–
Dialytic Weight Gain ( IDWG ) pada 296. Retrieved from
Pasien Hemodialisis Long-Term https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
Relationship In Hemodialysis With 5632348
Inter-Dialytic Weight Gain ( IDWG ) On Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Hemodialysis Patients. Jurnal Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Keperawatan Universitas Padjajaran, Cipta.
5(3), 242–248. Retrieved from Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian
jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/articl Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
e/view/646 (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019


Viva_Tingkat Keberhasilan Hemodilaisa Dengan Pemasangan AV-Shunt
Samiadi, L. A. (2017). Yang Perlu Anda Tola’ba, Y. (2017). Hubungan antara Quick
Ketahui Tentang Penyakit Ginjal Kronis. of blood dengan Adekuasi Hemodialisis
Retrieved from Pada Pasien ESRD. Magister Ilmu
https://hellosehat.com/pusat- Keperawatan Universitas Hasanuddin,
kesehatan/penyakit-ginjal/semua- (6), 67–72.
tentang-penyakit-ginjal-kronis/ Warianto, C. (2011a). Gagal Ginjal. Skp
Septiwi, C. (2011). Hubungan Antara Unair Repository. Retrieved from
Adekuasi Hemodialisa Dengan Kualitas http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Hidup Pasien Hemodialisis Di Unit Indonesia/
Hemodialisis RS PROF. Dr. Margono GagalGinjal_ChaidarWarianto_20.pdf
Soekarjo Purwokerto. Program Pasca Warianto, C. (2011b). Gagal Ginjal Karya
Sarjana FIK UI. Retrieved from Tulis Ilmiah. Airlangga: Universitas
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/202802 Airlangga.
93-T Cahyu Septiwi.pdf
Siwy, A. (2016). Hubungan Lama
Pemasangan Av Shunt Dengan
Aneurisma Pada Pasien Hemodialisis Di
Ruang Hemodialisa Rsud Kabupaten
Cilacap. Prezi. Retrieved from
https://prezi.com/1d-
zi4g4dqgg/hubungan-lama-pemasangan-
av-shunt/
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sulangi, W., Limpeleh, H., & Monoarfa, A.
(2014). Persentase Keberhasilan Operasi
Cimino Dan Av-Shunt Cubiti Pada
Pasien Hemodialisa Di Rsup Prof
Kandou Periode Januari 2013 –
Desember 2013. Ejournal Unsrat.
Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ec
linic/article /view/3673/3199

Jurnal Polkesma Januari – Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai