Anda di halaman 1dari 9

Program studi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Kusuma Husada Surakarta
2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD (CHRONIC


KIDNEY DISEASE) DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN

Hanifah Naim Ayu Assahra1*, Prima Trisna Aji2


1
Mahasiswa/ Fakultas Ilmu Kesehatan/ Program Studi D3 Keperawatan/
Universitas Kusuma Husada
2
Dosen/ Fakultas Ilmu Kesehtan/ Program Studi D3 Keperawatan/
Universitas Kusuma Husada Surakarta

*Email penulis: Hanifahnaim11@gmail.com

Abstrak

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan kegagalan fungsi ginjal dalam


mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit.
Permasalahan yang sering timbul pada pasien CKD yaitu hipervolemia.
Penatalaksanaan nonfarmakologi salah satunya dengan implementasi lembar
monitor cairan (bartocar) untuk memantau cairan dan menciptakan pembatasan
asupan cairan pada pasien CKD. Implementasi bartocar merupakan pemantauan
jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan jumlah cairan yang keluar
dari tubuh (output) selama 24 jam dengan menggunakan bartocar. Tujuan dari
studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pasien
CKD dalam pemenuhan kebutuhan cairan. Jenis pengambilan kasus ini adalah
deskriptif dengan studi kasus. Subjek studi adalah satu pasien CKD yang
mengalami kelebihan volume cairan di HCU RSUD Karanganyar. Hasil studi
kasus pada pasien CKD dengan masalah hipervolemia setelah dilakukan tindakan
implementasi bartocar selama 3x 24 jam menunjukkan adanya penurunan balance
cairan dari +810 cc menjadi +560 cc. Terjadi penurunan hasil balance cairan juga
dilakukan tindakan pembatasan cairan. Rekomendasi: pemantauan cairan intake
output dengan bartocar dan batasi asupan cairan efektif pada pasien CKD dengan
kelebihan volume cairan.

Kata kunci : Chronic Kidney Disease (CKD), Hipervolemia, Implementasi Lembar


Monitor Cairan (Bartocar)
NURSING CARE IN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
PATIENTS IN FUILLMENT OF FLUID NEED

Hanifah Naim Ayu Assahra1*, Prima Trisna Aji2


1
Student/ Faculty Of Healty Sciences/ Dipmola 3 Nursing Study/ Universitas
Kusuma Husada
2
Lecturer/ Faculty Of Healty Sciences/ Dipmola 3 Nursing Study/
Universitas Kusuma Husada Surakarta

*Email penulis: Hanifahnaim11@gmail.com

Abstrak

Chronic Kidney Disease (CKD) is a failure of kidney function in maintaining metabolism


and fluid balance and electrolyte. The problem that most often arises in patient with CKD
is that hypervolemia. The non pharmacological management is implementation bartocar
to monitoring fluid and limiting fluid. Implementation bartocar is monitoring fluid intake
and fluid output for 24 hours by using bartocar. This type of research was descriptive
with a case study approach. The subject was one CKD patient who experienced excess
fluid volume in HCU Hospital Karanganyar. The study results of the nursing care in
CKD patients in fulfilling fluid needs with problem hypervolemia by implementation
bartocar for 3x24 hours found decrease in fluid balance results from amount of fluid
balance +810 cc to +560 cc. occur decrease in fluid balance results as well measure
limiting fluid restriction. Recommendation: monitoring of fluid output and intake with
bartocar and limiting fluid are effective for CKD patient with excess fluid volume.

Keywords: Excess Fluid Volume, Fluid Output and Intake Monitoring, Chronic Kidney
Disease (CKD)

PENDAHULUAN serta keseimbangan cairan dan


Kerusakan pada ginjal berakibat elekrolit sehingga terjadi uremia
terjadinya kegagalan fungsi ginjal yang dapat mengarah pada kematian
yang dapat berupa penyakit Chronic (Padila, 2012).
Kidney Disease (CKD). Chronic Menurut World Health
Kidney Disease (CKD) merupakan Organization (WHO, 2017) penyakit
penyakit ginjal tahap akhir yang gagal ginjal kronik menduduki
bersifat progresif dan irreversible peringkat ke 12 dan diperkirakan
dimana kemampuan tubuh gagal sebanyak 1,1 juta orang di dunia
meninggal akibat Chronic Kidney Pemantauan cairan pada pasien
Disease (CKD). Menurut Riskesdas gagal ginjal kronis atau Chronic
(2018) menyatakan bahwa penyakit Kidney Disease (CKD) bisa
Chronic Kidney Disease di Indonesia menggunakan lembar monitor cairan
meningkat 0,2 % menjadi 0,38 % atau bartocar. Bartocar merupakan
atau 713.783 pasien terdiagnosis lembar yang berisi waktu, cairan
dokter mengalami gagal ginjal yang masuk (kuah/ makanan berair,
kronis. minum, jumlah dalam 24 jam),
Prevalensi gagal ginjal kronis di cairan yang keluar (urine/ muntah
Jawa Tengah berdasarkan diagnosis dalam 24 jam, feses, IWL dalam 24
dokter pada penduduk umur ≥ 15 jam), keseimbangan cairan, tekanan
tahun yaitu 0, 42% atau 96.749 darah, dan. Dilakukan tindakan
pasien terkena penyakit gagal ginjal pemantauan cairan dengan bartocar
kronis (Riskesdas, 2018). Penyakit untuk memudahkan pasien dalam
Chronic Kidney Disease (CKD di memantau cairan dan pengontrolan
Ruang HCU RSUD Karangayar pada asupan cairan yang masuk (Arofiati
tahun 2019 sebanyak 108 kasus & Sriyati, 2019).
(Rekam Medis, 2019). Menurut hasil penelitian Arofiati
Implementasi yang bisa dilakukan & Sriyati (2019) Penggunaan
pada pasien dengan Chronic Kidney bartocar di sangat efektif untuk
Disease (CKD) yaitu dengan mencegah terjadinya overload cairan
melakukan tindakan pemantauan pada penderita gagal ginjal kroni.
cairan. Pemantauan cairan Selain itu, hasil penelitian dari
merupakan tindakan memonitor atau Angraini dan Putri (2016)
memantau cairan yang masuk (intake menyebutkan pemantauan intake
cairan) dan cairan yang keluar dari output cairan pasien Chronic Kidney
tubuh (output cairan) selama 24 jam. Disease (CKD) dengan
Pemantauan cairan penting dilakukan menggunakan fluid intake output
untuk mencegah kelebihan volume chart terbukti efektif untuk
yang akan berakibat pada perburukan menangani overload cairan pada
ginjal (Nair & Peate, 2015).
klien Chronic Kidney Disease Chronic Kidney Disease (CKD)
(CKD). menimbulkan komplikasi
ensefalopati uremikum. Ensefalopati
METODE PENELITIAN uremikum merupakan salah satu
Studi kasus ini dilakukan untuk bentuk dari ensefalopati metabolit.
mengetahui gambaran asuhan Ensefalopati metabolit merupakan
keperawatan pasien Chronic Kidney suatu kondisi disfungsi yang global
Disease (CKD) dalam pemenuhan sehingga menyebabkan terjadi
kebutuhan cairan. Pengambilan data perubahan kesadaran, perubahan
yang dilakukan dalam mengelola perubahan tingkah laku, dan kejang
studi kasus ini meliputi: wawancara, yang diakibatkan karena tingginya
observasi, dan studi dokumentasi. kadar ureum dalam darah >50 mg/dl
Subjek dalam studi kasus ini adalah (Lohr, 2016).
satu pasien Chronic Kidney Disease Pengkajian didapatkan hasil
(CKD) dengan masalah pemenuhan adanya edema ditangan dan kaki
kebutuhan cairan. Tempat dengan pitting edema +1.
pengelolaan studi kasus ini di HCU Permasalahan hipervolemia dapat
RSUD Karanganyar pada tanggal 24 terjadi karena adanya stimulasi
Februari – 26 Februari 2020. kronis ginjal untuk menahan natrium
dan air serta fungsi ginjal mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN abnormal dengan terjadinya penurun
Subjek seorang perempuan eksresi natrium dan air. Gejala
berinisial Ny. P, berusia 49 tahun meliputi sesak napas, peningkatan
dengan diagnosa medis Chronic tekanan darah, asites, edema, adanya
Kidney Disease (CKD). Hasil ronkhi, dan terjadi distensi vena leher
pengkajian didapatkan data (Tarwoto & Wartonah, 2015).
berdasarkan keluhan utama yaitu Riwayat kesehatan dahulu
sesak nafas kemudian mengalami keluarga pasien mengatakan bahwa
penurunan kesadaran. Tingkat pasien memiliki riwayat diabetes
kesadaran pasien somnolen dengan mellitus. Peningkatan kadar glukosa
nilai GCS 7 E2V2M3. Penyakit dalam darah yang tidak terkontrol
bisa memicu kerusakan glomerulus dalam kondisi overload pasien CKD
sehingga akan terjadi gangguan (Musyahida, 2016).
fungsi ginjal dalam membuang sisa Diagnosa keperawatan yang akan
metabolisme tubuh yang ditandai dibahas pada studi kasus ini adalah
dengan peningkatan ureum dan diagnosa ketiga. Diagnosa tersebut
kreatinin dalam darah (Rivandi & yaitu kelebihan volume cairan
Yonata, 2015). berhubungan dengan gangguan
Pemeriksaan laboratorium berupa mekanisme regulasi. Diagnosa ketiga
darah rutin pada Ny. P, didapatkan ini didukung dengan menentukan
hasil bahwa ureum 83 mg/dL data objektif saja karena pasien
(tinggi), oleh karena itu pasien dalam kondisi penurunan kesadaran.
dengan Chronic Kidney Disease Data objektif : terdapat edema pada
(CKD) akan mengeluh sesak napas. tangan dan kaki (pitting edema +1),
Fokus pengkajian pada bladder tekanan darah: 150/90 mmHg, RR 28
menunjukkan pasien mengalami x/menit, pada pemeriksaan auskultasi
oliguria, urine pasien 400 ml/ 24 jam. paru terdengar ronchi pada lobus
Smeltzer & Bare (2010) menyatakan inferior kiri, urine pasien ±400 ml/
dengan teorinya bahwa Chronic 24 jam (oliguria), intake : 2125cc,
Kidney Disease (CKD) dimanifestasi output : 1315 cc, balance cairan : +
kliniskan dengan oliguria. Oliguria 810 cc, kreatinin 5,61 mg/100 ml
(urine kurang dari 400 ml/hari) serta (tinggi), ureum 83 mg/dL (tinggi).
sering dijumpai pada pasien Chronic Berdasarkan hasil pengkajian
Kidney Disease (CKD). keperawatan yang muncul dapt
Penatalaksanaan medis yang dirumuskan diagnosa keperawatan
sudah dilakukan pada pasien yaitu hipervolemia berhubungan dengan
terapi furosemide 20 mg/ 12 jam. gangguan mekanisme regulasi.
Furosemide merupakan obat Intervensi keperawatan yang akan
golongan loop diuretic yang dilakukan penulis dengan tujuan dan
memiliki efek diuresis sehingga kriteria hasil, setelah tindakan
dapat mempengaruhi produksi urin keperawatan dilakukan selama 3x24
jam diharapkan masalah
keseimbangan cairan meningkat 2016). Sehingga dilakukan juga
(L.03020) dengan kriteria hasil tindakan pembatasan cairan.
edema menurun, tekanan darah Pembatasan cairan yang masuk pada
membaik, turgor kulit membaik, klien penting untuk diperhatikan
denyut nadi radial membaik, karena apabila tidak diperhatikan
membran mukosa membaik (SLKI, dapat menimbulkan masalah
2019). gangguan kelebihan volume cairan
Intervensi keperawatan yang (Nur & Emaliyawati, 2018). Adanya
dilakukan penulis dengan pembatasan cairan masuk pada
menggunakan manajemen pasien diharapkan akan membuat
hipervolemia (I.03114). Diantaranya: balance cairan pasien juga
periksa tanda dan gejala mengalami penurunan.
hipervolemia, monitor intake dan Penggunaan lembar monitor
output cairan, batasi asupan cairan cairan atau bartocar juga bisa
dan garam, anjurkan cara mencatat diberikan pada pasien dan keluarga
dan mengukur asupan dan haluaran pasien dengan cara memberikan
cairan, ajarkan cara membatasi edukasi mengenai cara pengisian
cairan, serta kolaborasi pemberian lembar monitor cairan dan cara
diuretik (SIKI, 2018). menghitung keseimbangan cairan.
Tindakan keperawatan yang Menurut Arofiati & Sriyati (2019)
dilakukan yaitu pemantauan cairan penggunaan lembar monitor cairan
intake dan output cairan pada pasien dapat digunakan di rumah sakit
selama 24 jam dengan bartocar dan maupun di rumah. Sehingga pasien
dilakukan pembatasan cairan yang dan keluarga dapat memantau secara
masuk pada pasien. Pemantauan mandiri keseimbangan cairannya
intake output cairan bertujuan untuk guna mengurangi komplikasi yang
mencegah terjadinya overload cairan lebih lanjut Chronic Kidney Disease.
pada klien karena jumlah asupan Serta mengurangi kelebihan volume
cairan klien bergantung kepada cairan yang tertahan pada tubuh
jumlah urine selama 24 jam pasien.
ditambah IWL (Anggraini & Putri,
Evaluasi keperawatan yang implementasi keperawatan
dilakukan pada Ny. P dengan pemantauan cairan dilakukan selama
diagnosa keperawatan hipervolemia 3x24 jam untuk menangani masalah
berhubungan dengan gangguan hipervolemia terbukti efektif.
mekanisme regulasi. Setelah Pemantauan cairan menggunakan
dilakukan tindakan pemantauan bartocar menjadi sangat penting
cairan dengan bartocar selama 3 x 24 dilakukan untuk mengurangi
jam didapatkan hasil terjadi terjadinya risiko komplikasi yang
penurunan balance cairan pasien bisa terjadi. Selain itu perlu adanya
mengalami penurunan signifikan dukungan sosial dari perawat dan
pada hari kedua dan pada hari ketiga keluarga untuk menjaga agar pasien
juga telah mengalami penurunan. tetap konsisten terhadap
Terjadi juga penurunan asupan cairan pengontrolan cairan. Adanya inovasi
yang masuk pada pasien karena keperawatan dengan lembar monitor
dilakukannya tindakan pembatasan cairan diharapkan akan mencegah
cairan pada pasien. munculnya faktor komplikasi yang
Menurut Angraini & Putri (2016) semakin akan memperparah kondisi
yang menjelaskan jika penggunaan pasien tersebut (Arofiati & Sriyati,
lembar monitor cairan efektif 2019).
dilakukan karena terjadi penurunan Tabel Hasil Pemantauan Cairan
balance cairan dari hari pertama Hari ke Hari ke Hari ke
Evaluasi
1 2 3
hingga hari ketiga. Terjadi Jumlah
2125 cc 2025cc 1975cc
penurunan balance cairan intake

dikarenakan dilakukannya Jumlah


1315 cc 1415 cc 1415 cc
output
pembatasan cairan yang masuk atau
Balance
minum pasien. Asupan cairan yang +810cc + 610cc + 560cc
cairan
masuk atau intake harus dibatasi
karena cairan menumpuk pada tubuh
Berdasarkan tabel diatas dapat
akan menyebabkan edema bagian
diketahui bahwa setelah dilakukan
ekstremitas dan akan menyebabkan
implementasi bartocar selama 3x24
terjadinya overload cairan. Sehingga
jam dapat hasil terjadi penurun
jumlah intake cairan dikarenakan Rekomendasi tindakan pemantauan
terdapat pembatasan cairan. intake output cairan dengan bartocar
Penurunan balance cairan dari +810 terbukti efektif untuk dilakukan pada
cc menjadi +560 cc. Menurut pasien CKD dalam pemenuhan
Arofiati & Sriyati (2019) kebutuhan cairan.
implementasi bartocar dapat
mengurangi kelebihan volume cairan SARAN
pada pasien serta dapat digunakan di 1. Bagi institusi pendidikan
rumah sakit maupun di rumah. keperawatan
Dapat menambah wacana dan
KESIMPULAN DAN SARAN pengetahuan tentang
Pengelolaan asuhan keperawatan perkembangan ilmu keperawatan,
pasien Chronic Kidney Disease terutama tentang asuhan
(CKD) dalam pemenuhan kebutuhan keperawatan pada pasien Chronic
cairan dengan diagnosa keperawatan Kidney Disease (CKD) dengan
hipervolemia berhubungan dengan pemanantauan cairan dan
gangguan mekanisme regulasi. Telah pembatasan cairan.
dilakukan tindakan pemantauan 2. Bagi intitusi pelayanan kesehatan
intake output cairan selama 3x24 jam (Rumah Sakit)
berturut-turut dengan bartocar dan Dapat memberikan masukan pada
pembatasan cairan. Didapatkan hasil rumah sakit dalam meningkatkan
terjadi penurunan balance cairan mutu pelayanan kesehatan
yang signifikan. Adanya penurunan terutama penanganan masalah
balance cairan juga dilakukannya pada klien dengan Chronic
pembatasan cairan. Selain itu Kidney Disease (CKD).
pemberian edukasi mengenai 3. Bagi pasien dan keluarga
pengisian dan pencatatan bartocar Diharapkan pasien dan keluarga
pada pasien dan keluarga pasien dapat memberi pengetahuan
diahrapkan dapat membantu mengenai gambaran umum dan
memantau cairan pada pasien saat perawatan yang tepat tentang
keluar dari rumah sakit. Chronic Kidney Disease (CKD).
Sehingga pasien dan keluarga Prespektif Health Beief Model.
Vol. 5. No. 3. pp 99-106
dapat melakukan tindakan
tersebut secara mandiri. Padila., (2012). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar. (2018).
Anggraini, F & Putri, A. 2016. Laporan Riskesdas 2018.
Pemantauan Intake Output Jakarta: Kemenkes RI
Cairan pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Dapat Rivandi & Yonata. (2015).
Mencegah Overload Cairan. Hubungan Diabetes Dengan
Vol. 19 No.3 pp 152-160 Kejadian Gagal Ginjal Kronik.
No. 2 Vol 4 pp27-34
Arofiati, F & Sriyanti., (2019).
Implementasi Inovasi
PPNI. (2018). Standar Intervensi
Keperawatan “Bartocar”
Keperawatan Indonesia:
Untuk Pasien Gagal Ginjal.
Definisi dan Tindakan
Vol. 3. No. 2 pp. 337-342
Keperawatan (edisi 1). Jakarta:
DPP PPNI
Lohr, JW., (2016). Uremic
Enchepslophaty. USA: Medscape
PPNI. (2019). Standar Luaran
https://emedicine.medscape.com/a
Keperawatan Indonesia:
rticle/239191-overview.
Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (edisi 1). Jakarta:
Musyahida, Robiatul. (2016). Studi
DPP PPNI
Penggunaan Furosemid Pada
Pasien Gagal Ginjal Stadiun V.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2010).
Jurnal Keperawatan : Universitas
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Airlangga
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi
8. Jilid 2. Jakarta: EGC
Nair, M & Peate, I., (2015). Dasar-
dasar Patofisiologi Terapan:
Panduan Penting Untuk
Mahasiswa Keperawatan Dan
Kesehatan (edisi ke 2). Jakarta:
Bumi Medika

Nur, S., & Emaliyawati, E. (2018).


Kepatuhan Pembatasan Cairan
Dan Diet Rendah Garam
(Natrium) Pada Pasien GGK
Yang Menjalani Hemodialisa;

Anda mungkin juga menyukai