Anda di halaman 1dari 14

TENTANG :

DIET PADA KLIEN GAGAL GINJAL


( RENAL FAILURE )

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 9 :

1. RISTA I.BAKOBO ( 2020073 )


2. MITA NATALIA ( 2020029 )
3. MOH. RIFKY D.GS ( 2020032 )
4. RUSLI LAGONA ( 2020046 )

D3 KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " DIET PADA KLIEN KEGAGALAN GINJAL
RENAL FAILURE " dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan kami tentang materi Gizi dan Diet.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Marwasariaty, S,Kep,M.Kep selaku Dosen
mata kuliah Gizi dan Diet yang telah memberikan tugas makalah ini. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada Ibu yang telah membantu menyelesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
memohon maaf sebesar-besarnya untuk itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 12 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..............................................................................................

KATA PENGANTAR. ...........................................................................................

DAFTAR ISI. ..........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN. ......................................................................................

1.1 Latar Belakang. ...................................................................................................

1.2 Rumusan masalah. ..............................................................................................

1.3 Tujuan . ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN. ...................................................................................................

2.1 Pengertian diet pada gagal ginjal. ..................................................................................

2.2 Diet rendah protein I-II dan sedang ...............................................................................

2.3. Nutrisi yang perlu dibatasi dalam diet gagal ginjal .......................................................

2.4. Makanan yang bleh diberikan ............................................................................

2.5. Cara menghitung kebutuhan gizi pada pasien hemodialisa. ..............................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

3.1 Kesimpulan. ........................................................................................................

3.2 saran. ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita penyakit


ginjal penting untuk diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita gangguan
ginjal,namun baik bagi mereka yang bertekad untuk menurunkan resiko terhadap
gangguanginjal.
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatik cairan,
elektrolit,dan bahan-bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses
filtrasi,reabsorpsi, dan sekresi. Disamping itu, ginjal mempunyai fungsi endokrin
penting.Saat organ ginjal terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik.
Penyakitginjal menyebabkan terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat gizi
yangdiperoleh dari makanan. Penetapan terapi nutrisi diklasifikasikan berdasarkan
jenisgangguan ginjal yang ada.
Seperti gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis,penyakit ginjal tahap akhir (gagal
ginjalterminal), sindroma nefrotik dan batu ginjal.Mengingat fungsi ginjal telah
terganggu, penatalaksanaan diet difokuskan pada pengaturan dan pengendalian asupan en
ergi, protein, cairan dan elektrolit natrium, kalium, kalsium dan fosfor.
Penyakit ginjal kronik adalah istilah umum untuk gangguan yang mempengaruhi
struktur dan fungsi ginjal, yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus < 60
mL/menit/1,73 m2 dan albuminuria dengan ratio albumin/kreatinin > 30 mg/g dalam 3
bulan atau lebih.(1,2) Berdasarkan Kidney Disease Improving Global Outcomes
(KDIGO) tahun 2012, prevalensi penyakit ginjal kronik di dunia mencapai angka 10%
sampai 16%.(3) Persatuan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) mencatat bahwa prevalensi
pasien penyakit ginjal kronik di Indonesia dari tahun 2007-2012 semakin meningkat.
Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia dan Sumatera Utara pada tahun 2012
sebesar 0,2%. Hal ini menandakan bahwa setiap 2 dari 1000 orang menderita penyakit
ginjal kronik. (4)
Penyakit ginjal kronik disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal dalam
pemeliharaan homeostatis di dalam tubuh, seperti pengeluaran urin, zat sisa, dan
elektrolit berlebih. Maka dari itu, ginjal memerlukan bantuan pengganti, seperti dialisis
atau transplantasi ginjal.(5,6) Terapi pengganti ginjal yang ideal adalah terapi yang dapat
menggantikan faal eksresi dan faal endokrin. Transplantasi ginjal dapat menggantikan
kedua faal ginjal ini sedangkan hemodialisis hanya dapat menggantikan faal ekskresi.
Walaupun transplantasi ginjal merupakan terapi yang optimal, ada banyak hal yang harus
diperhatikan. (6,7)
Pada pasien hemodialisis, malnutrisi merupakan suatu masalah yang sering
terjadi, serta merupakan suatu faktor resiko dan prognosis yang buruk yang berhubungan
dengan penurunan kualitas hidup, peningkatan untuk rawat inap, dan peningkatan
mortalitas. Banyak pasien hemodialisis yang mengalami malnutrisi akibat dari berbagai
faktor seperti pembatasan diet yang ketat, peningkatan katabolisme protein selama proses
inflamasi, nutrisi yang hilang selama menjalani dialisis, gangguan gastrointestinal, dan
anoreksia akibat penumpukan toksin ureum, terutama pada dialisis yang dianggap tidak
adekuat. Maka dari itu, untuk mengetahui kecukupan dosis hemodialisis terdapat suatu
metode yang dapat dilakukan, yang dikenal dengan istilah adekuasi dialisis. Adekuasi
dialisis dapat diukur dengan perhitungan urea reduction ratio (URR) atau dengan KT/V.
(6,10,11,12)
Terdapat banyak metode dalam penilaian status gizi pada pasien hemodialisis,
diantaranya dengan antropometri, biochemical markers (seperti serum albumin, zat besi,
ferritin, dan transferin), dan Subjective Global Assessment (SGA). Pada penelitian
Vanitha Rani N dkk tahun 2015 di India yang berjudul “Correlation Between
Anthropometry, Biochemical Markers and Subjective Global Assessment – Dialysis
Malnutrition Score as Predictors of Nutritional Status of the Maintenance Hemodialysis
Patients” menyatakan bahwa SGA-DMS mempunyai makna lebih besar dalam penilaian
status gizi pasien hemodialisis dibandingkan antropometri dan biochemical markers. (11)
Dr. Khurseed Jeejeebhoy menyatakan bahwa Subjective Global Assessment merupakan
suatu metode sederhana untuk menilai malnutrisi.
Validitas pada metode ini telah diuji pada beberapa kondisi medis, seperti pasien
yang menjalani pembedahan, pasien dengan kanker, pasien yang menjalani dialisis dan
yang berada di ICU.(15) Metode SGA telah direkomendasikan untuk penilaian status gizi
pada pasien hemodialisis oleh National Kidney Foundation-Kidney Disease Outcomes
Quality Initiative (NKF-K/DOQI) karena biayanya yang murah, cepat dikelola,
memerlukan sedikit pelatihan untuk wawancara, dan mempunyai hasil yang baik.(12)
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
hubungan adekuasi hemodialisis dengan status gizi pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis menggunakan metode Subjective Global Assessment atau SGA.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa diet rendah protein I-II dan sedang ?
2. Bagaimana makanan yang harus dibatasi ?
3. Apa makanan yang boleh diberikan ?
4. Bagaimana cara menghitung kebutuhan gizi pada pasien hemodialisa ?
2.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian diet gagal ginjal
2. Untuk mengetahui makanan yang harus dibatasi
3. Untuk mengetahui makanan yang boleh diberikan
4. Untuk mengetahui cara menghitung kebutuhan gizi pada pasien hemodialisa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diet Pada Gagal Ginjal

Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena ginjal


mempunyai fungsi regulasidan ekskresi, serta mengekskresikan kelebihannya (sisa
metabolisme) sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sisa metabolisme (seperti
urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimiaasing. Akibat suatu hal ginjal dapat
mengalami ganguan fisiologis, salah satunya adalah gagalginjal.Gagal ginjal dapat
terjadi secara langsung (akut) atau dalam jangka waktu yang lama(kronis).

Gagal ginjal akut terjadi akibat penurunan fungsi glomerular dan tubular yang
terjadisecara mendadak, berakibat pada kegagalan ginjal untuk mengekresikan pro-duk
sisa nitrogendan menjaga homeostasis cairan dan elektrolit.Gagal ginjal akut dapat
disebabkan karena terjadinya penurunan aliran darah, yangdapat merupakan akibat
dari infeksi yang parah (serious injury), dehidrasi, daya pompa jantung menurun
(kegagalan jantung), tekanan darah yang sangat rendah (shock), ataukegagalan hati
(sindroma hepatorenalis). Gagal ginjal akut juga dapat dikarenakan olehadanya zat-zat
yang menyebabkan kerusakan atau trauma pada ginjal, seperti kristal, proteinatau
bahan lainnya dalam ginjal.

Penyebab gagal ginjal akut lainnya yaitu terjadipenyumbatan yang


menghalangi pengeluaran urin dari ginjal, misalnya karena adanya batuginjal, tumor
yang menekan saluran kemih, atau pembengkakan kelenjar prostat.Berdasarkan
penyebabnya, gagal ginjal akut dapat dibagi menjadi prerenal, intrarenaldan postrenal.
Klasifikasi faktor penyebab prerenal adalah akibat turunnya aliran darah
yangmendadak ke ginjal seperti gagal jantung, shock atau kehilangan darah akibat lesi
atau trauma.Faktor intrarenal yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut antara lain
infeksi, racun, obatatau trauma langsung yang dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan ginjal

Ginjal adalah salah satu organ pada tubuh yang penting untuk kelangsungan
hidup bagian tubuh ini harus dijaga agar tidak mengalami penyakit. Salah satu
penyakit yang dapat terjadi pada ginjal adalah gagal ginjal. Seseorang yang
mengidap gagal ginjal harus menjaga pola makannya. Pasalnya, jika pola makan tidak
dijaga dan gemar makan sembarang, penyakit pun akan semakin parah.

Gagal ginjal adalah sebuah kondisi yang terjadi akibat menurunnya fungsi
ginjal secara perlahan-perlahan, sehingga tidak dapat menjalankan
tugasnya. Ginjal mempunyai tugas yaitu membersihkan darah dari racun,
menyeimbangkan garam dan mineral pada darah, mengatur tekanan darah,
menghasilkan sel darah merah, dan menghasilkan vitamin D aktif untuk menjaga
tulang tetap sehat.

Diet adalah pengaturan pola makan dan menu makanan. Diet bagi penderita
ginjal bertujuan untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, mineral, dan cairan di dalam
tubuh agar meringankan beban kerja ginjal yang telah mengalami kerusakan dan
penurunan fungsi.

Penderita gagal ginjal membutuhkan pengaturan makan khusus, karena organ


ginjalnya tidak lagi bisa mengeluarkan zat-zat sisa dan racun dari dalam tubuh.
Pengaturan diet gagal ginjal biasanya akan dilakukan oleh dokter spesialis gizi.
Tujuan diet ini adalah agar ginjal tidak semakin rusak dan tidak terjadi komplikasi
akibat gagal ginjal, misalnya penyakit jantung atau edema paru.

2.2 Diet rendah protein I-II dan sedang

Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan atau
konsumsi sehari-hari. Pada diet ini, asupan proteinnya lebih rendah dari kebutuhan
normal. Diet rendah protein diberikan kepada seseorang yang mengalami penurunan
fungsi ginjal menahun atau penyakit gagal ginjal kronis. Pasien gagal ginjal memang
harus menjaga pola makannya dengan cukup ketat.

Alergi, Kesehatan Jantung, Kesehatan Pernapasan, Kanker, Urologi, Penyakit


Diabetes, Kesehatan Kulit, Kesehatan Muskuloskeletal, Penyakit Kelainan Darah,
Kesehatan Mata, Kesehatan THT, Kesehatan Otak dan Saraf, Penyakit Infeksi, Kesehatan
Pencernaan, Kesehatan Seksual, Nutrisi

➢ Manfaat dan Panduan Diet Rendah Protein

Pola makan yang sering kali dianjurkan bagi pasien gagal ginjal yaitu diet sehat
dengan kandungan rendah protein. Apa itu diet rendah protein? Simak penjelasannya
di bawah ini. Diet rendah protein diberikan kepada seseorang yang mengalami
penurunan fungsi ginjal menahun atau penyakit gagal ginjal kronis. Pasien gagal
ginjal memang harus menjaga pola makannya dengan cukup ketat. Hal tersebut
dikarenakan banyak makanan yang mungkin bergizi untuk orang yang tidak
mengidap gagal ginjal justru bisa memperparah kondisi penyakit ini.

➢ Tujuan diet ini menurut Kementerian Kesehatan RI yaitu:

- mencukupi kebutuhan zat gizi agar sesuai dengan fungsi ginjal,


- mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit,
- memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut, serta
- menjaga stamina agar pasien dapat beraktivitas normal.
- Mengapa pasien gagal ginjal harus membatasi asupan protein?

Membatasi asupan protein pada pasien gagal ginjal bukanlah tanpa sebab.
Protein yang Anda konsumsi akan dicerna dan dipecah menjadi asam amino oleh
tubuh dengan bantuan enzim sistem pencernaan. Proses pencernaan protein akan
dimulai dari lambung lalu berlanjut ke usus. Asam amino yang dicerna oleh tubuh
akan lantas dibawa oleh aliran darah dan dikirim ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkan. Tubuh sendiri membutuhkan jumlah asam amino berbeda tergantung
jenisnya. Protein yang selesai dicerna akan diproses oleh ginjal dan dibuang jika
tidak diperlukan lagi. Zat pembuangan hasil pencernaan protein yang dikeluarkan
oleh ginjal yaitu urea pada urine (air kencing). Semakin banyak protein dicerna
tubuh, semakin banyak pula asam amino yang disaring oleh ginjal dan membuat
ginjal bekerja lebih keras. Hal tersebut akan berbahaya bagi pasien gagal ginjal
kronis yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Inilah alasannya
kenapa pasien gagal ginjal harus membatasi asupan protein.

2.3 Makanan yang harus dibatasi


Dalam diet gagal ginjal, ada beberapa nutrisi yang perlu dibatasi asupannya karena
ginjal tidak mampu lagi membuang kelebihan nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang
perlu dibatasi adalah:

1. Protein

Pada penderita gagal ginjal, konsumsi makanan sumber protein dalam jumlah
tinggi akan memperberat kerja ginjalnya dan memperparah kerusakan ginjal. Selain
itu, sisa metabolisme protein yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui urine tidak
bisa lagi disaring dan dibuang oleh ginjal. Oleh karena itu, pembatasan asupan protein
perlu dilakukan untuk mengurangi penumpukan zat ini di dalam darah.

2. Natrium

Natrium (sodium) banyak terkandung di dalam garam. Natrium dapat menahan


cairan di dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Pada penderita gagal ginjal,
hal ini akan membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Diet rendah natrium
penting untuk mencegah pembengkakan organ tubuh akibat penumpukan cairan,
tekanan darah tinggi, dan gagal jantung.

3. Kalium

Normalnya, kalium dibutuhkan oleh tubuh untuk pergerakan otot dan menjaga
irama jantung. Sumber utama klien antara lain bayam, buncis, apel, alpukat, pepaya,
jeruk, pisang, susu dan produk olahannya, serta jenis garam tertentu.
Namun, pada penderita gagal ginjal, konsumsi kalium yang terlalu banyak bisa
berbahaya. Ginjal yang rusak tidak lagi mampu menyeimbangkan kadar kalium di
dalam darah, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut hiperkalemia (tingginya
kadar kalium dalam darah). Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan otot,
gangguan irama jantung, atau bahkan serangan jantung.

4. Fosfor dan kalsium

Ginjal yang sehat akan menyaring kelebihan fosfor dari dalam darah. Jika ginjal
rusak, fungsi tersebut tidak lagi berjalan dengan baik, sehingga bisa terjadi
hiperfosfatemia (tingginya kadar fosfor dalam darah).
Kadar fosfor yang tinggi dapat menyebabkan gatal-gatal dan menarik kalsium dari
tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan kalsium menumpuk di pembuluh darah,
paru-paru, mata, dan jantung.
Sedangkan penumpukan kalsium (hiperkalsemia) tidak hanya dapat menimbulkan
nyeri dan kelemahan otot, tapi juga sesak napas, detak jantung tidak beraturan,
penurunan daya ingat, dan kerusakan ginjal lebih lanjut
Fosfor dan kalsium banyak terkandung di dalam:

• Daging ayam.
• Daging unggas.
• Daging ikan.
• Susu dan produk olahannya, seperti keju, krim, dan mentega.
• Kacang kedelai dan produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang.
• Sayuran, seperti brokoli, kol, bayam, dan okra.
• Minuman bersoda.

5. Cairan

Selain pengaturan menu makanan, pengaturan jumlah cairan juga sangat


diperlukan pada penderita gagal ginjal kronis stadium akhir, karena konsumsi
cairan dalam jumlah normal sekalipun dapat menyebabkan sesak napas akibat
penumpukan cairan di paru-paru (edema paru ).
Batasan cairan dihitung berdasarkan kondisi penderita, jumlah urine yang
keluar, dan prosedur dialysis (cuci darah) yang digunakan. Cairan yang dimaksud
bukan hanya air yang diminum, tetapi juga air yang terdapat dalam masakan dan
makanan/minuman beku apabila dicairkan. Oleh karena itu, pada diet gagal ginjal,
lebih disarankan makanan yang dipanggang, ditumis, atau dikukus.
Mengikuti diet gagal ginjal memang bisa terasa berat. Meski begitu, pembatasan
jenis makanan tertentu sangat diperlukan untuk mengurangi penumpukan zat-zat
sisa metabolisme yang berpotensi menimbulkan komplikasi dan menyebabkan
kerusakan ginjal lebih lanjut.
2.4 Makanan Yang Boleh Diberikan

➢ 7 Jenis Protein Dalam Tubuh dan Fungsinya masing-masing yaitu :

Seperti apa diet rendah protein bagi pasien gagal ginjal? makanan terbaik
untuk kesehatan jiwa Asupan protein harian yang dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal
harus berbeda dengan orang yang tidak memiliki masalah pada organ ginjal. Menurut
Kementerian Kesehatan, asupan protein dalam satu hari yang direkomendasikan untuk
pasien gagal ginjal yakni 0,6 gram per kilogram berat badan.

Dari rekomendasi tersebut, usahakan agar 60 persennya berasal dari protein


hewani seperti telur dan daging ayam, daging sapi, ikan, dan susu. Bahkan, telur
disebut-sebut sebagai sumber protein yang sempurna karena mempunyai kandungan
asam amino yang persis seperti asam amino yang ada di tubuh. Panduan menu makan
yang bisa dicoba .

Di bawah ini panduan menu makanan yang direkomendasikan oleh


Kementerian Kesehatan RI untuk pasien gagal ginjal kronis. Menu-menunya memiliki
nilai gizi energi 2.030 kkal, protein 40 gram, lemak 60 gram, dan kalori harian 336
gram.

• Pagi

100 gram nasi (¾ gelas)

75 gram telur balado (1 butir kecil)

40 gram madu (2 sachet)

20 gram susu (4 sdm)

13 gram gula (1 sdm)

Pukul 10.00

50 gram kue talam (1 porsi)

Teh

13 gram gula (1 sdm)


• Siang

150 gram nasi (1 gelas)

50 gram daging sapi (1 potong sedang)

50 gram setup buncis wortel (½ gelas)

100 gram setup nanas (1 potong)

Pukul 16.00

50 gram puding (1 potong sedang)

3 sdm fla

• Malam

150 gram nasi (1 gelas)

40 gram ayam panggang (1 potong sedang)

50 gram cap cay goreng (½ gelas)

100 gram pepaya (1 potong)

2.5 Cara Menghitung Kebutuhan Gizi Pada Pasien Hemodialisasi

Kebutuhan kalori Pasien gagal ginjal :BMR : 30 kkal x BB ideal (laki–


laki): 25 kkal x BB ideal (perempuan)BB ideal : (TB – 100 ) 10%Kebutuhan protein Pasien
gagal ginjal : BB X 0,6 – 0,8 Kg/hariKebutuhan protein Pasien gagal ginjal yang telah
dialisis:BB X 1,2 – 1,3Kg/hari.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

1. Masalah gizi pada pasien adalah kekurangan intake energi, kekurangan intake mineral
Fe, penurunan kebutuhan zat gizi protein, penurunan zat gizi purin, kekeliruan pola
makan, kekurangan intake makanan dan minuman oral, dan kurangnya pengetahuan
mengenai makanan dan zat gizi.

2. Pemberian diet pada pasien yaitu dengan diet Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa
pada diet ini protein diberikan rendah yaitu 1,2 karena pasien hanya melakukan
hemodialisa dalam waktu 1x/minggu, natrium hanya diberikan 1000 mg/hari mengingat
pasien mengalami hipertensi sejak lama dan bentuk makanan biasa.

3. Status gizi pasien kurang hal ini menunjukkan bahwa walaupun pasien melakukan
hemodialisa 2x/minggu dengan durasi hemodialisa 4 jam tidak adekuat. Berat badan
pasien juga mengalami penurunan saat setelah hemodialisa dan pada saat hemodialisa
kedua mengalami kenaikan berat badan karena adanya penumpukan cairan.

4. Berdasarkan penambahan berat badan pasien antara dua waktu interdialitik didapatkan
hasil 4,3% hal ini menunjukkan bahwa penambahan berat badan pasien termasuk dalam
kategori sedang. Dan penambahan berat badana anatar dua waktu interdialitik juga
dapat menimbulkan berbagai dampak sehingga perlu dilakukan pemantauan asupan
cairan.

5. Hasil monitoring asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien selama 3 hari
tergolong defisit, karena pasien membatasi asupan makan, serta pasien kurang mentaati
dalam anjuran diet yang diberikan serta kurang nya kesadaran keluarga dan fisik/klinis
pasien tergolong sudah membaik dengan dibuktikan bahwa selama 3 hari nafsu makan
pasien terus meningkat.

3.2 saran

Perlunya pendampingan terhadap pasien rawat jalan secara berkala yaitu dbantu
dengan anggota keluarga dengan memberikan dukungan agar pasien mempunyai semangat
hidup serta agar pasien menjalankan terapi diet yang sesuai, seperti anjuran makan yang
diperbolehkan maupun tidak kemudian ketepatan jadwal makan pasien sehingga bisa
mengetahui pola makan pasien guna membantu pasien untuk meningkatkan status gizi
pasien.
DAFTAR PUSAKA

Baradero, Mary, Dayrit, Mary Wilfrid, Siswadi, Yakobus. 2009. Klien Gangguan Ginjal.
Jakarta : EGC

Bayhakki, Y. H. (2017). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Inter-Dialytic


Weight Gain ( IDWG ) pada Pasien Hemodialisis LongTerm Relationship In Hemodialysis
With Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG ) On Hemodialysis Patients. Jurnal Keperawatan, 5,
242–248. Retrieved from http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/646 82

CNN Indonesia. 2018. Catatan Kesehatan Indonesia Sepanjang 2018. Berita online diunduh
dari https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20181217130400-255-354250/catatan-
kesehatan-indonesiasepanjang-2018

Damayanti, A. Y. (2017). Hubungan Asupan Protein dengan Kadar Kreatinin Penderita Gagal
Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis. Darussalam Nutrition Journal , 1 (1), 33-40.

Anda mungkin juga menyukai