Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PATOFISIOLOGI

PENYAKIT GINJAL KRONIK


Dosen Pengampu : Marselina, S.Farm, Apt

Disusun Oleh :

Dilla Salsabilla Syaqori

Nisa Oktaviona

Shakilla Noor Kamillah

Uswatun Hasanah

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Patofisiologi kami yang berjudul
“PATOFISIOLOGI PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK”. Untuk kedua kalinya
sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu
terlimpahkan. Amin.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Patofisiologi
yaitu ibu Marselina, S.Farm, Apt yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dan teman-teman yang lainnya atau bagi
pembacanya. Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini
yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini

Cikarang,15 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

2.1 Definisi.............................................................................................................................6

2.2 Gejala dan Penyebab........................................................................................................7

2.3 Patofisiologi......................................................................................................................8

2.3.1 Hipertensi...................................................................................................................8

2.3.2 Diabetes Melitus........................................................................................................9

2.4 Komplikasi.......................................................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease) merupakan penyakit ginjal dimana
terdapat penurunan fungsi ginjal yang selama periode bulanan hingga tahunan yang
ditandai dengan penurunan glomerulus filtration rate (GFR) secara perlahan dalam periode
yang lama. Tidak terdapat gejala awal pada penyakit ginjal kronis, namun seiring waktu
saat penyakit ginjal kronis memberat, akan timbul gejala-gejala seperti: bengkak pada
kaki, kelelahan, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, dan kebingungan.

Fungsi ginjal menandakan kondisi ginjal dan fungsinya dalam fisiologi ginjal. Glomerular
Filtration Rate (GFR) menandakan jumlah cairan yang di filtrasi oleh ginjal. Creatinine
Cleareance Rate (CrCl) menandakan jumlah kreatinin darah yang disaring oleh ginjal.
CrCl merupakan parameter yang berguna untuk mengetahui GFR dari ginjal Penyakit
Ginjal Kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan dunia
dengan peningkatan insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas.
Prevalensi global telah meningkat setiap tahunnya. Menurut data WHO penyakit ginjal
kronis berkontribusi pada beban penyakit dunia dengan angka kematian sebesar 850.000
setiap tahun. Penyakit tersebut merupakan penyebab ke-12 kematian dan ke-17 penyebab
kecacatan didunia.

Penyebab dari penyakit ginjal kronis dapat berupa diabetes melitus, tekanan darah tinggi
(Hipertensi), glomerulonephritis, penyakit ginjal polikistik (Polycystic Kidney Disease).
Factor resiko dari penyakit ginjal kronis dapat berupa riwayat penyakit keluarga pasien.
Diagnosis dari penyakit ginjal kronis secara umum berupa tes darah yang berfungsi untuk
mengetahui Glomerulus Filtration Rate (GFR), dan tes urin untuk mengetahui apakah
terdapat albuminuria. Pemeriksaan lebih lanjut dapat berupa ultrasound dan biopsy ginjal
untuk mengetahui penyebab dari penyakit ginjal kronis.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu gagal ginjal kronik ?
1.2.2 Bagaimana gejala yang timbul dan apa penyebab nya ?
1.2.3 Bagaimana Patofisiologi dari penyakit gagal ginjal kronik ?
1.2.4 Apa komplikasi yang bisa terjadi jika seseorang sudah terkena gagal ginjal kronik ?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik
1.3.2 Mengatahui gejala yang timbul serta penyebab dari penyakit GGK
1.3.3 Memahami Patofisiologi penyakit gagal ginjal kronik
1.3.4 Mengetahui apa saja komplikasi yang bisa saja terjadi jika seseorang sudah terkena
gagal ginjal kronik

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang menahun dan bersifat progresif, dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme atau keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia. Gagal ginjal kronik terjadi apabila Laju Filtrasi
Glomeruler (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama tiga bulan atau lebih. Berbagai
faktor yang mempengaruhi kecepatan kerusakan serta penurunan fungsi ginjal dapat
berasal dari genetik, perilaku, lingkungan maupun proses degeneratif.

Kejadian penyakit gagal ginjal kronik berhubungan dengan beberapa faktor. Faktorfaktor
tersebut diantaranya hipertensi, diabetes, dan konsumsi obat herbal. Salah satu penelitian
meninjukkan bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian gagal ginjal.
Penyakit tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengerut
sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan mengakibatkan kerusakan
sel-sel ginjal. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka selsel ginjal tidak akan
berfungsi lagi.

Diabetes Melitus (DM) dapat meningkatkan risiko dari penyakit ginjal . Obesitas,
kolesterol dan riwayat keluarga akan meningkatkan risiko ini. Dalam penelitian ini, jumlah
wanita dengan DM menderita gagal ginjal lebih besar dari lakilaki karena multifactors
seperti gaya hidup dan kelebihan berat badan pada pasien wanita. Tingginya prevalensi
CKD di pusat kota Shanghai mirip dengan yang ada pada pasien Barat, dan penyebab
CKD salah satunya adalah diabetes tipe 2.

Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan
ireversibel dari berbagai penyebab :

1. Infeksi : pielonefritis kronik.


2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis.
3. Penyakit vaskular hipertensif : nefroskeloris benigna, nefrosklerosisi maligna, stenosis
arteria renalis.
4. Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif.

6
5. Gangguan kongenital dan herediter : penyakit ginjal polikistik dan asidosis tubulus
ginjal.
6. Penyakit metabolik : diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
7. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesik dan nefropati timbal.
8.  Nefropati obstruktif : saluran kemih bagian atas (kalkuli, eoplasma, fibrosis
retroperitoneal) dan saluran kemih bagian bawah (hipertrofi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital apada leher kandung kemih dan uretra).

2.2 Gejala dan Penyebab


Gejala pada penderita gagal ginjal kronis stadium 1–3 biasanya tidak begitu terlihat.
Biasanya, gejala gagal ginjal kronis baru terasa ketika sudah mencapai stadium 4 dan 5 akibat
beratnya gangguan metabolisme tubuh.

Gejala awal penyakit gagal ginjal kronis

1) Kelelahan
2) Rasa tidak enak badan (malaise)
3) Mual
4) Kehilangan nafsu makan
5) Gatal pada kulit terus-menerus
6) Kulit menjadi kering

Gejala gagal ginjal kronis tahap lanjut

1) Kulit yang lebih gelap atau lebih terang dari biasanya


2) Nyeri tulang
3) Kesulitan konsentrasi, berpikir atau tetap waspada
4) Mati rasa pada tungkai
5) Bengkak pada kaki, tangan dan pergelangan kaki
6) Kedutan dan kram pada otot
7) Bau mulut
8) Mudah memar dan berdarah
9) Rasa haus yang berlebihan
10) Sering cegukan
11) Gangguan siklus menstruasi
12) Buang air kecil yang lebih sering atau lebih jarang dari biasanya

7
13) Sesak napas
14) Muntah
15) Kelelahan yang parah
16) Sulit tidur (insomnia)
17) Lemas
18) Disfungsi seksual
19) Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan jaringan ginjal yang dipicu oleh penyakit
jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal adalah diabetes,
tekanan darah tinggi, dan penyakit asam urat.

2.3 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang
utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai
poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah
hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun
sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal
menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin)
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin
banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

Secara umum penyebab dari penyakit ginjal kronis adalah penurunan aliran darah ke
ginjal yang umumnya disebabkan oleh Hipertensi , kerusakan sel mesangial oleh Diabetes
Melitus.

2.3.1 Hipertensi
Mekanisme kerusakan ginjal oleh hipertensi disebabkan oleh penebalan sel-sel
tunica intima pada glomerulus ginjal, penebalan sel tunica intima menyebabkan

8
mengecilnya vaskular yang berujung pada mengecilnya aliran pembuluh darah ke
bagian glomerulus, berkurangnya aliran pembuluh darah ke glomerulus
menyebabkan aktifnya system Renin- Angiotensin-Aldosteron yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah lebih lanjut sehingga terjadi kerusakan ginjal yang
permanen.

Awalnya mekanisme aktifasi system Renin-Angiotensin-Aldosterone dapat


mengkompensasi kurangnya aliran darah ke ginjal, namun seiring waktu akan
menyebabkan nekrosis pada sel ginjal. Kerusakan glomerulus ginjal dapat
menyebabkan Global sclerosis dimana terjadi kerusakan yang permanen dari
glomerulus atau Focal segmental necrosis yang merupakan system kompensasi
ginjal dimana terjadi pembesaran glomerulus pada suatu area karena kerusakan
nefron pada area lain pada ginjal. Secara kronik perubahan-perubahan pada
glomerulus ginjal akan menyebabkan kematian nefron yang akan menyebabkan
penurunan GFR secara perlahan.

2.3.2 Diabetes Melitus


Patofisiologi penyakit ginjal kronis untuk diabetes melitus melibatkan
hiperglikemia yang memicu pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan
Advanced Glycosylation End Products (AGE). Pembentukan AGE dan ROS
menyebabkan terjadi stress oxidative pada jaringan nefron ginjal. Peningkatan
stress oxidative pada nefron ginjal menyebabkan kenaikan permeabilitas ginjal lalu
terjadinya proteinuria, efek lain kenaikan permeabilitas glomerulus juga
mengaktifkan system RAAS yang menyebabkan kenaikan tekanan darah dan lebih
jauh meningkatkan permeabilitas ginjal dan memperparah kerusakan ginjal.

Mekanisme lain dari kerusakan ginjal dimana AGE dan ROS menstimulasi
pembentukan growth factor, growth factor yang terbentuk berupa TGF, VEGF, dan
PDGF. Pembentukan growth factor tersebut dapat menyebabkan terjadinya fibrosis
pada ginjal dan menurunkan GFR.

2.4 Komplikasi
Secara umum komplikasi pada penyakit ginjal kronis disebabkan oleh berkurangnya
kemampuan ginjal untuk mengekskresikan zat-zat berlebihan dalam tubuh. Zat-zat ini dapat
berupa: urea, kalium, fosfat. Penyebab komplikasi pada ginjal lain adalah berkurangnya
produksi darah akibat kematian jaringan ginjal yang ireversibel yang menyebabkan produksi

9
eritropoietin yang berkurang. Penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat penyakit ginjal
kronis adalah sebagai berikut:

- Sindrom Uremia: sindrom uremia disebabkan oleh akumulasi urea dalam darah.
Akumulasi ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan ginjal untuk
mengekskresikan urea sehingga urea diabsorbsi kembali ke peredaran darah dan
terakumulasi di darah. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh uremia
antara lain:
a. Sistem Saraf Pusat
b. System saraf perifer
c. Gastrointestinal
d. Hematologi
e. Kardiovaskular
f. Kulit
g. Nutrisi
- Hypoalbuminemia: hipoalbumin pada darah disebabkan oleh ekskresi albumin
yang berlebihan oleh ginjal yang ditandai dengan proteinuria pada urinalisis.
Secara umum gejala albuminuria ditandai dengan edema pada wajah atau tungkai,
dapat terjadi juga edema yang mengancam nyawa misalnya seperti edema paru
- Gagal Jantung Kongestif: penyakit ini juga disebut “high-output heart failure”
penyakit ini pada penyakit ginjal kronis disebabkan oleh tingginya volume darah
akibat retensi cairan dan natrium pada ginjal. Peningkatan volume darah
menyebabkan jantung tidak dapat memompa secara adekuat dan menyebabkan
gagal jantung.
- Anemia: Anemia pada penyakit ginjal kronis secara umumnya disebabkan oleh
penurunan produksi eritropoietin dalam ginjal dimana eritropoietin berfungsi
sebagai hormone untuk maturasi sel darah merah. Mekanisme lain anemia adalah
berkurangnya absorpsi besi dan asam folat dari pencernaan sehingga terjadi
defisiensi besi dan asam folat.
- CKD-MBD (Chronic Kidney Disease-Mineral Bone Disorder) : merupakan
kelainan tulang yang disebebkan oleh penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh
bebebrapa hal:
1. Kelainan pada mineral seperti kalsium, fosfat, dan kelainan pada
hormone paratiroid serta vitamin D:

10
2. Kelainan pada pembentukan tulang;
3. Kalsifikasi sel-sel vascular.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Definisi Penyakit Ginjal Kronis adalah penurunan fungsi ginjal secara kronis yang
memerlukan waktu bulanan hingga tahunan yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
(Glomerulus Filtration Rate) 30mg/g tidak terikat pada umur, tekanan darah, dan apakah
terdapat diabetes atau tidak pada pasien.

3.2 Saran
3.2.1 Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal kronik, diharapkan
masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit ini serta benar-benar
menjaga kesehatan melalui makanan maupun berolaharaga yang benar.

3.2.2 Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas mengenai
bahayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

"What Is Chronic Kidney Disease?". National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases. June 2017. Retrieved 19 December 2017.

"What is renal failure?". Johns Hopkins Medicine. Retrieved 18 December 2017.

Manski-Nankervis, J., Thuraisingam, S., Lau, P., Blackberry, I., Sluggett, J., Ilomaki, J., Bell,
J. and Furler, J. (2018). Screening and diagnosis of chronic kidney disease in people
with type 2 diabetes attending Australian general practice. Australian Journal of
Primary Health, 24(3), p.280.

"Chronic Kidney Disease Tests & Diagnosis". National Institute of Diabetes and Digestive
and Kidney Diseases. October 2016. Retrieved 19 December 2017

Ganong (2016). "Renal Function & Micturition". Review of Medical Physiology, 25th ed.
McGraw-Hill Education. p. 677. ISBN 978-0-07-184897

13

Anda mungkin juga menyukai