PEMERIKSAAN
BIOLOGI MOLEKULER
(SERUM, LCS, URIN)
ANGGOTA KELOMPOK
Pemeriksaan biologi molekuler menggunakan berbagai jenis sampel untuk analisis. Beberapa
sampel yang digunakan dalam pemeriksaan biologi molekuler adalah serum, LCS, dan urin. Beberapa
sampel tersebut harus diambil dan ditangani serta disimpan dengan baik untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang baik.
SPESIMEN SERUM
Serum merupakan bagian yang ada di dalam darah serta
memiliki komposisi pembuatnya sama dengan pembuat plasma darah.
Namun serum darah ini tidak termasuk memiliki fungsi dalam
membekukan darah. Hal ini membuat serum tidak menggumpal
seperti plasma darah. Jika ingin melihat keberadaan dari serum darah
ini bisa dilakukan dengan cara membekukan semua agen yang ada di
dalam darah kemudian agen tersebut dilakukan pemutaran progesif
atau juga bisa dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dan
bagian darah yang menggumpal diambil. Bagian yang tidak diambil
itulah yang dinamakan sebagai serum darah. Zat yang ada di dalam
serum darah mencakup elekrolit termasuk protein. Hal ini disebabkan
protein tidak bisa menggumpalkan darah.
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
8. Cairan jernih (serum) dipisahkan dari bekuan darah lalu tabung diberi identitas.
PENANGANAN SAMPEL
Sel-sel dan faktor pembekuan harus dikeluarkan dari sampel darah dengan
memberikan waktu yang cukup agar bekuan dapat terbentuk. Sebagian besar produsen
sistem pengumpulan sampel serum merekomendasikan waktu 30-60 menit pada suhu kamar
agar gumpalan dapat terbentuk dan lebih lama lagi jika subjek mengonsumsi antikoagulan
apa pun saat pengambilan sampel.
Jika sampel yang kita simpan adalah darah, serum atau plasma, penyimpanan
pada suhu ruang hanya bertahan selama 1-2 hari. Penyimpanan pada lemari beku suhu
4C, hanya bertahan hingga 7 hari. Penyimpanan untuk 1 bulan, sampel dapat
dibekukan pada suhu -20C. Penyimpanan terbaik adalah pada suhu -80C, sampel
dapat bertahan lebih dari 5 tahun. Umumnya, penyimpanan lama, akan menurunkan
kemurnian dari DNA genom.
Bahan sampel terutama dalam bentuk cairan, harap disimpan dalam bentuk
alikuot atau ditaruh di lebih dari 1 tabung. Hal ini bertujuan mencegah kerusakan
bahan sampel akibat proses cair-beku-cair ("thawing") saat melakukan isolasi genom
DNA.
SPESIMEN LCS
Cairan serebrospinal aktif dari epitel . LCS dibentuk dari kombinasi filtrasi
kapiler dan sekresi hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi
konsenuasi Na , K , bikarbonat , Cairan , glukosa yang lebih kecil dan
konsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph LCS lebih rendah dari darah.
PENGAMBILAN SAMPEL
1. Kumpulkan baki pungsi lumbal yang steril , larutan antiseptik ( misalkan povidon iodine),
anastesi lokal ( misalkan lidokain ) , sarung tangan steril dan perekat.
2. Minta pasien melakukan posisi " janin " , yaitu berbaring menyamping punggung
membungkuk , dagu menempel ke dada , dan lutut didekatkan ke perut . Pasien juga bisa
duduk dengan tubuh bersandar ke depan atau memeluk bantal.
5. Dipantau tekanan cairan spinal dengan menggnakan manometer yang dipasang pada jarum . Petugas
harus mengambil 9-12 ml total cairan spinal . Masukkan 3 ml dalam tabung nomor 1 , 3 ml dalam
tabung nomor 2 , dan 3 ml dalam tabung nomor 3. Tabung pertama mungkin terkontaminasi ( dengan
darah yang berasal dari pungsi spinal ) , dan tidak boleh digunakan untuk mengukur hitung sel , kultur
atau kandungan proteinnya
6. Mengumpulkan spesimen berdasarkan urutan numerik tabung uji . Jangan mengacak nomornya
Tabung uji pertama mungkin berisi sel darah merah karena injeksi jarum . Untuk uji kultur , dapat
digunakan tabung uji kedua atau ketiga . Untuk hitung sel dan protein , gunakan tabung uji ketiga .
Beri identitas pasien ditabung uji dan segera bawa ke laboratorium untuk diperiksa
PENANGANAN SAMPEL
Untuk cairan otak setelah diambil dan ditampung dalam tabung yang telah disiapkan, pada
masing – masing tabung dicantumkan tanggal dan jam saat pengambilan cairan.
Hal ini sangat penting karena analisis cairan otak harus dilakukan segera setelah bahan
diambil. Keterlambatan dalam pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Sebagai contoh, kadar glukosa akan menurun secara signifikan
setelah 1 jam pengambilan, serta kadar protein akan meningkat akibat destruksi sel. Oleh sebab
itu cairan otak sebaiknya dikirim ke laboratorium segera setelah dilakukan pengambilan. Apabila
cairan tidak dapat segera diperiksa, harus disimpan pada suhu 40C
PENYIMPANAN SAMPEL
1. Lakukan desinfeksi dengan alkohol swab pada selang kateter yang terbuat
dari karet, jangan terbuat dari plastik.
2. Aspirasi urine dengan memakai spuit steril sebanyak ±10 ml.
3. Masukkan kedalam wadah yang disediakan dan tutup rapat.
4. Sampel segera diserahkan kepetugas laboratorium.
PENANGANAN SAMPEL
Penanganan spesimen meliputi prosedur penampungan urine
dalam wadah spesimen, pemberian identitas spesimen, pengiriman
atau penyimpanan spesimen. Penanganan yang tidak tepat dapat
menyebabkan hasil pemeriksaan yang keliru. Metode yang paling
rutin digunakan untuk penyimpanan spesimen urine adalah
pendinginan 2-8°C yang dapat mengurangi pertumbuhan dan
metabolisme bakteri. Perlu diperhatikan bahwa pendinginan dapat
meningkatkan berat jenis bila diukur dengan urinometer.
Pendinginan juga akan mengakibatkan pengendapan fosfat amorf.
PENYIMPANAN SAMPEL
Pada sampel urin hal yang perlu diperhatikan adalah penyimpanan sampel urin
pada waktu pengiriman hingga sampai diterima di laboratorium. Degradasi
metamfetamin dapat dicegah dengan penambahan NaN3 sebagai bahan pengawet
sehingga urin dapat disimpan pada suhu penyimpanan 25oC.
Sampel urin juga dapat disimpan pada suhu 4oC tanpa penambahan apapun,
menunjukkan hasil tidak adanya degradasi metamfetamin secara signifikan ditandai
dengan kadar metamfetamin yang tidak mengalami penurunan yang drastis.
DAFTAR PUSTAKA
● Adhiyanto, Chris., dkk. 2020. Pengenalan Dasar Teknik Biomolekuler. Yogyakarta : Deepublish Publisher.
● J Proteom Res. 2009. Prosedur Operasi Standar Pengumpulan Serum dan Plasma: Pernyataan Konsensus
Jaringan Penelitian Deteksi Dini Kelompok Kerja Integrasi Prosedur Operasi Standar. Jurnal Pubmed Central,
113-117.
● Mukharomah, L., & Apriani, A. (2022). PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DARAH HEMOLISIS DAN NON
HEMOLISIS. Jurnal Medical Laboratory, 1(1), 1-5..
● Ananda, H.D., & Nuralang. 2022. Bundelan Praktikum Biomolekuler dan Sel. Jambi : Laboratorium Bioteknologi dan
Rekayasa Universitas Jambi.
● Raihand, Muhammad. 2021. “Analisis Cairan Otak Fix”,
https://id.scribd.com/presentation/496368271/analisis-cairan-otak-Fix, diakses pada 07 Januari 2024 pukul 19.00.
● RSUD M. NATSIR. 2019. SPO Prosedur Pengambilan Spesimen Urine. Sumatera Barat : RSUD M.NATSIR.
● Yulianti, Y., Bandu, N., & Thahir, S. (2018). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin Segar dan Urin Tunda
Dua Jam pada Penderita Diabetes Melitus Metode Carik Celup. Jurnal Media Laboran, 8(1), 29-32.
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
content by Eliana Delacour