Anda di halaman 1dari 17

PEWARNAAN PREPARAT JARINGAN

PEWARNAAN RUTIN HE

Pewarnaan ini hampir selalu digunakan dalam diagnosis suatu penyakit seabagai
pelayanan rumah sakit atau klinik dan juga digunakan pada penelitian.

Terdapat banyak sekali jenisnya:

Deals HE, meyers HE (yang sering digunakan), haris HE.

Pewarnaan HE memiliki sifat khsuus untuk mewarnai:

Hematoksilin adalah zat yang berwan biru tua dan bersifat basa serta bermuatan positif,
dengan begitu akan memberikan warna kebiruan pada DNA atau RNA yang ada di
dalam sel. Ikatan DNA atau RNA berasal dari asam fosfat yang berada di dalamnya. Inti
berwarna biru karena bersifat basa.

Eosin adalah zat yang berwana pink bersifat asam serta bermuatan negatif, dengan
begitu akan mewarnai protein-protein yang terdapat pada sel. Merah/pink sitoplasma.

Pigmen melanin berwana coklat (yang mengganggu)yang berasal dari melanin.

TAHAPAN PEWARNAAN HE

1. Deparafinase : menghilangkan farafin dari slide


2. Dehidrasi : untuk mengeluarkan air dan zat warna masuk pada sel
3. Pewarnaa HE : mewarnai selnya

4. Defarafinasi : untuk melarutkan semua lilin dengan xilen


5. Dehidrasi : unutk menghilangkan xilen, untuk melarutkan farafin dengan alkohol
kemudian di bilas oleh air
6. Pewarnaan HE : untuk pewarnaann inti selnya
7. Bluwing : penambahan zat unutk lebih menempelkan HE
8. Diferensiasi : menghilangkan background dari pewarnaan dilakukan dengan asam lemah
dan pembilasan
9. Eosin : penambahan warna eosin untuk memberikan warna pada sitoplasma berwana
merah
10. Dehidration, clearing, dan cover sleeping : slide dilewatkan beberapa perubahan alkohol
untuk menghilangkan semua jejak air kemudian di bilas dengan xilen utuk membersihkan
jaringan dan menjadi transparan lalu di tambah polisitrenmounten kemudian di tutup
dengan kaca penutup.

TROUBLESOOTING

 Bintik putih terlihat di bagian setelah langkah deparaffinisasi. Jika mereka


tidak dikenali pada titik ini, pewarnaan ini atau tidak teratur akan terlihat
secara mikroskopis pada bagian yang ternoda. Solusi: Slide tidak tetap
dalam xylene cukup lama untuk menghilangkan parafin sepenuhnya, Slide
harus dikembalikan ke xylene untuk waktu yang lebih lama, Bagian tidak
dikeringkan sebelum tahap xylene dengan benar, Slide harus dikeringkan
dan kemudian mundur dengan xylene untuk menghilangkan paraffin

 Hematoksilin terlalu ringan (nukleinya terlalu pucat).


 Potongan tidak cukup lama pada hematoxylin  Bagian harus
diulang pewarnaannya
 Kemanjuran hematoxylin hilang / berkurangBuang hematoxylin
dan ganti dengan yang segar.
 Langkah diferensiasi terlalu Panjang ulang pewarnaan
 Nukleus pucat pada bagian tulang mungkin merupakan hasil dari
dekalsifikasi berlebihtidak ada solusi
 Hematoxylin terlalu gelap (inti terlalu overwarna) atau pewarnaan hematoklin
difus sitoplasma
 Bagian diwarnai terlalu lama dalam hematoxylin  Dekolorisasi
bagian tersebut dan simpan kembali, lakukan penyesuaian yang
sesuai pada waktu pewarnaan hematoxylin.
 Bagian terlalu tebalPotong ulang bagian itu.
 Langkah diferensiasi terlalu pendek.-->Dekolorisasi bagian tersebut
dan simpan kembali, lakukan penyesuaian yang sesuai pada waktu
diferensiasi
SITOPATOLOGI

TUJUAN PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI

Evaluasi sitologis adalah analisis sel-sel dari tubuh di bawah mikroskop. Ini
dilakukan untuk menentukan seperti apa sel itu, dan bagaimana mereka terbentuk
dan berfungsi.
Tes ini biasanya digunakan untuk mencari kanker dan perubahan prekanker. Ini
juga dapat digunakan untuk mencari infeksi virus dalam sel. Tes berbeda dari biopsi
karena hanya sel yang diperiksa, bukan potongan jaringan.
Tes sitologi dapat digunakan untuk:
• Tes diagnostik
• Tes skrining
• Sebagai tindak lanjut untuk berbagai penyakit
• Untuk penentuan berbagai faktor prognostik dalam diagnosis neoplasia

JENIS PEMERIKSAAN

• Sitologi ginekologi: PAP-Smear


• Sitologi non-ginekologi

TEKNIK SAMPLING

Teknik dasar pengambilan spesimen sitologi eksfoliatif (spontan dan mekanik) dan
aspirasi benang halus (FNA)

Spesimen sitologi eksfoliatif (spontan dan mekanik)

- sel-sel itu secara spontan terlepaskan oleh tubuh (“pengelupasan spontan”)


- secara manual digores dari permukaan dalam tubuh (“pengelupasan mekanik”)
Keuntungan :
o prosedur cepat dan sederhana.
o metode alternatif dari biopsi untuk situasi tertentu.
o didapatkan dari permukaan tubuh yang banyak mengandung sel, seperti bagian
dalam mulut, saluran reproduksi wanita dan lainnya.
o Untuk menganalisis kehadiran sel-sel abnormal atau atipikal, atau sel-sel ganas.
o berguna untuk pemeriksaan sel permukaan dan sering memerlukan analisi.
o sitologi tambahan untuk mengkonfirmasi hasil.
- Pengelupasan Spontan :
Merupakan spesimen yang berisi sel-sel yang terlepas dengan sendirinya akibat
mekanisme tubuh atau periode sel tersebut. Jenis-jenis spesiman sel eksfoliatif
spontan adalah cairan peritoneal, cairan pleura, cairan perikardium, urin, kista,
pencucian (peritoneal, kandung kemih).
- Pengelupasan Mekanik :
Spesimen sel eksfoliatif mekanik merupakan suatu spesimen yang didapat dari
mekanisme mekanik.

Mekanisme mekanik yang dimaksud adalah sikatan, penyemprotan dan kerokan.

Spesimen sel eksfoliatif mekanik antara lain adalah servikal Pap smear,
brushings (bronkial, lambung, empedu, mulut, dan lain-lain).

ASPIRASI (FNA)

Aspirasi jarum halus adalah jenis prosedur biopsi. Pada aspirasi jarum halus, jarum
tipis dimasukkan ke dalam area jaringan atau cairan tubuh yang tampak tidak
normal. Seperti jenis biopsi lain, sampel yang dikumpulkan selama aspirasi jarum
halus dapat membantu membuat diagnosis atau menyingkirkan kondisi seperti
kanker. Aspirasi jarum halus umumnya dianggap sebagai prosedur yang aman.
Komplikasi jarang terjadi.
Biopsi dengan aspirasi, juga dikenal sebagai biopsi aspirasi jarum tipis atau halus
(FNA), telah menjadi teknik diagnostik yang penting, kadang-kadang menggantikan
tetapi sering melengkapi patologi jaringan dalam banyak situasi klinis. Sasaran dari
biopsi aspirasi sekarang mencakup semua organ tubuh manusia. Hanya mereka
yang memiliki keahlian dalam patologi jaringan yang sepenuhnya memenuhi syarat
untuk menafsirkan sampel yang disedot tanpa membahayakan pasien.
Aspirasi menggunakan jarum halus (rentang ukur 21-25) tanpa tekanan negatif atau
jarum suntik. Teknik ini juga dikenal sebagai "teknik Perancis" dan dokter, ahli
radiologi dan ahli patologi yang menggunakan metode ini percaya bahwa itu kurang
traumatis daripada yang lain dan menghasilkan sel diagnostik yang cukup dengan
tekanan kapiler belaka. Aspirasi menggunakan jarum suntik dan jarum tanpa
tekanan negatif. Metode ini memungkinkan tekanan kapiler yang disebutkan di atas
untuk mendorong sel-sel di pusat jarum menghindari trauma tekanan negatif.
Dipercaya bahwa menambahkan jarum suntik akan memungkinkan pengumpulan
cairan jika lesi berubah menjadi kistik. Aspirasi menggunakan jarum suntik dan
jarum dengan pemanfaatan tekanan negatif. Jumlah tekanan negatif bervariasi;
Namun, 2-3 cm. tekanan negatif dalam jarum suntik 10 ml umumnya digunakan. Ini
adalah metode yang digunakan penulis tanpa pistol dan memasukkan jarum secara
melingkar untuk mengambil sampel seluruh area lesi.

1. Jarum halus di bawah tekanan negatif


2. Relatif tidak menimbulkan rasa sakit dan murah
3. Dapat memberikan diagnosis tegas dalam sebagian besar situasi
4. Resiko komplikasi yang rendah
5. Cocok untuk pasien yang lemah, multiple dan mudahdi ulang

Diagnosa pada FNAC

1. Prosedur teknik yang tepat, persiapan asupan, fiksasi, pewarnaan


2. Evaluasi mikroskopis apus
3. Korelasi morfologi dengan gambaran klinis (riwayat, gambaran, klinis, radiologi dan
temuan lab)

EKSPOLIATIF

1. Female genital tract: apusan servik dan apusan vagina


2. Saluran pernafasan: sitologi dahak, bronkoskopik
3. Daerah lain: lesi oral, nasofariing, laring, cairan keluar dari puting, perut, esofagus.

Sitologi eksfoliatif didasarkan pada pengelupasan spontan sel-sel yang berasal dari
lapisan organ ke dalam rongga tubuh, di mana sel-sel itu dapat dihilangkan dengan
cara non-abrasif. Pengelupasan sel adalah fenomena yang didasarkan pada
pembaruan konstan lapisan epitel organ. Dalam sampel, usia sel-sel ini tidak dapat
ditentukan: beberapa sel mungkin telah dikeluarkan baru-baru ini, yang lain
mungkin telah dikeluarkan beberapa hari atau bahkan beberapa minggu
sebelumnya.
Contoh khasnya adalah apusan vagina yang dibuat dari sel-sel yang dikeluarkan
dari forniks posterior vagina. Sel-sel yang terakumulasi dalam fornix vagina berasal
dari beberapa sumber: epitel skuamosa yang melapisi vagina dan portio vagina
serviks uterus, lapisan epitel kanal endoserviks, dan sumber lain seperti
endometrium, tuba, peritoneum , dan situs yang bahkan lebih jauh. Sel-sel ini
terakumulasi dalam bahan mukoid dan sekresi lain dari rahim dan vagina. Apusan
vagina sering mengandung leukosit dan makrofag yang dapat menumpuk sebagai
respons terhadap proses inflamasi, dan berbagai mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, virus, dan parasit yang mungkin menghuni saluran genital bagian bawah.
Contoh lain dari sitologi eksfoliatif adalah sputum. Sputum adalah kumpulan bahan
mukoid yang mengandung sel-sel yang berasal dari rongga bukal, faring, laring,
dan trakea, pohon bronkial dan alveoli paru, serta sel-sel inflamasi,
mikroorganisme, bahan asing, dll
Keuntungan eksfoliatif sitologi
1) Tidak menggunakan anestesi
2) Pengambilan jaringan adalah sel-sel yang terlepas secara fisiologi
3) Pemeriksaan hanya pada lesi epitel saja
Manfaat bagi pasien
1. Secara psikologis lebih mudah diterima dibandingkan biopsi sebab
prosedur klinisnya lebih sederhana
2. Tidak membuat luka dan tidak menakutkan bagi pasien
3. Relatif tidak mahal
4. Metoda diagnosa yang cepat dan mudah
5. Dapat diinterpretasikan dalam waktu cepat
Metode Pengambilan Eksfoliatif Sitologi Mulut
1. Imprint
 Cara ini dilakukan terhadap lesi yang letaknya ada dipermukaan dan
mudah dijangkau, misalnya seperti ujung lidah dan mukosa bibir.
 Lesi dibersihkan dengan larutan normal saline
 Objek glas yang telah diberikan nomor kode ditempelkan ke lesi.
 Lesi yang diambil adalah lesi permukaan
 Objek glas dibiarkan sebentar
 Fiksasi dengan alkohol 96%
 Kirim ke laboratorium PA
2. Kapas Lidi
 Lesi dibersihkan dengan larutan Normal Saline
 Selanjutnya dengan kapas lidi steril, ambil sedimen lesi dengan cara berputar
dari mulai ujung atas sampai ke ujung bawah object glass.
 Pemindahan sedimen ke object glass harus rata, tipis dan tidak berulang-
ulang.
 Selanjutnya preparat object glass siap untuk difiksasi.
 Kirim ke Laboratorium PA
3. Cytobrush
 Pengunaan teknik ini merupakan suatu teknik modern sitologi eksfoliasi
rongga mulut yang khusus didesain secara tersendiri dari bulu sikat
berbentuk sirkuler.
 Dibandingkan dengan keempat cara sitologi sebelumnya di atas,
penggunaan teknik ini lebih memberikan akurasi yang tinggi mencapai
90%, karena dapat mengambil seluruh lapisan epitel termasul lapisan
basal sel.
 Lesi dibersihkan dengan Normal saline.
 Sedimen yang diambil dengan menggunakan teknik ini adalah dengan
cara memberus secara berputar 360o.

 Kemudian sedimen yang ada pada cytobrush diberuskan ke atas object


glass secara berputar mulai dari ujung kaca slide paling atas sampai ke
ujung yang paling bawah.
 Selanjutnya dapat dilakukan fiksasi.
 Kirim ke Laboratorium PA
4. Smear/Spatel
 Lesi dibersihkan dengan Normal Saline.
 Lesi diskraping dengan spatula kayu atau cement spatle, kemudian
sedimen lesi dipindahkan ke object glass secara paralel dan digerakkan
dengan cara menarik spatula dari ujung atas sampai dengan ujung bawah
object glass.
 Selanjutnya preparat ini siap untuk difiksasi.
 Kirim ke Laboratorium PA
Klasifikasi Papanicolaou
 Pap I : Sel normal
 Pap II : Sel abnormal dengan batas jinak
 Pap III : Sel abnormal yang masih diragukan keganasannya
 Pap IV : Suspek ganas (sel sedikit)
 Pap V : Suspek ganas (banyak)
PREPARAT SITOPATOLOGI

1. Persiapan pasien

Ginekologi ( pap Smear )


- Wanita yang telah menikah (kontak seksual)
- Tidak dalam keadaan haid
- Dua hari sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya tidak melakukan
- kontak seksual, douching vagina, penggunaan tampon dan jelly/cream
vagina

non ginekologi

2. Pengumpulan dan pengelolaan sampel

Ginekologi

1. Konvensional

Konvensional smear diperoleh dengan menggunakan kombinasi


spatula. Spatula yang ada digunakan di laboratorium terbagi menjadi
spatula kayu dan spatula

2. Berbasis Cairan

Pengambilan spesimen servikal smear berbasis cairan merupakan


Suatu pengembangan metode yang ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kekurangan-kekurangan yang terjadi ketika
pembuatan sediaan konvensional dilakukan.

Non ginekologi
Sputum

Spesimen dahak dapat diperoleh dari pasien baik secara spontan atau dengan
metode yang diinduksi aerosol. Spesimen pagi yang dihasilkan dari akumulasi
sekresi semalam menghasilkan hasil terbaik. Sampel sputum tiga hingga lima
hari berturut-turut harus diperiksa untuk memastikan akurasi diagnostik
maksimum. Spesimen segar yang tidak difiksasi lebih baik daripada prefixed
spesimen dalam 70% etil alkohol atau fiksatif pelapis seperti karbowaks atau
fiksatif sarcoma (Welfare, 2005).

Dahak harus diperiksa dengan hati-hati dengan menuangkan spesimen ke dalam


cawan petri dan memeriksa pada latar belakang yang gelap. Pilih partikel
berdarah, berubah warna atau padat, jika ada, tempatkan sebagian kecil dari
setiap partikel pada slide mikro, sebarkan merata dan segera fiksasi. Prefixed
Spesimen harus dioleskan pada slide yang dilapisi albumen atau polylysine
(Welfare, 2005)

a) Kumpulkan dahak pagi hari dalam wadah bermulut lebar.

b) Tidak diperlukan fiksatif.

2. Spesimen Bronkoskopi

Spesimen yang diperoleh dengan bronkoskopi adalah sekresi (lavage bronchio-


alveolar), aspirasi jarum langsung dari daerah yang mencurigakan dan
penyikatan dan pencucian bronkus. Post sputum bronkoskopi adalah salah satu
spesimen yang paling berharga untuk mendeteksi lesi paru (Welfare, 2005).

3. Urin

Untuk evaluasi sitologis kandung kemih, tiga sampel urin pagi hari (masing-
masing 50 - 100 ml) direkomendasikan untuk memperoleh pada hari-hari
berturut-turut. Centrifuge urin selama 10 menit dan tempatkan satu atau dua
tetes sedimen pada kaca slide, sebarkan materialnya dan segera fiksasi. Sampel
yang dikateterisasi juga dapat diterima

4. CSF

CSF dan cairan lain dengan volume kecil memiliki pengaruh yang besar pada
akurasi diagnostik, semakin besar sampel semakin baik hasilnya. Jika beberapa
sampel diperoleh, yang kedua atau ketiga harus digunakan untuk sitologi.
Penambahan jumlah yang sama dari etil alkohol ke CSF direkomendasikan jika
penundaan dalam pemrosesan diantisipasi. Mempertimbangkan volume dan
seluleritas yang rendah, spesimen CSF harus diproses dengan sitosentrifugasi

5. Sikatan bronkus

Non ginekologi
1. Spesimen dengan kadar lendir yang tinggi seperti sputum, aspirasi
bronkial, cairan mukokel dapat disimpan selama 12 hingga 24 jam jika
didinginkan. Pendinginan memperlambat pertumbuhan bakteri yang
menyebabkan kerusakan sel. Lendir tampaknya melapisi sel, melindunginya
dari degenerasi yang cepat. Sel-sel dalam spesimen yang diencerkan dengan
air liur tidak terlindungi dengan baik dan dapat memburuk lebih cepat
(Welfare, 2005).
2. Spesimen dengan kandungan protein tinggi seperti cairan pleural,
peritoneal atau pericardial dapat disimpan selama 24 hingga 48 jam dengan
pendinginan. Cairan kaya protein di mana sel-sel dimandikan bertindak
sebagai media kultur jaringan dalam mempertahankan morfologi seluler
(Welfare, 2005).
3. Spesimen dengan kandungan lendir atau protein yang rendah seperti urin
atau CSF akan dipertahankan hanya 1-2 jam bahkan jika didinginkan. Media
cairan di mana sel-sel ini dimandikan mengandung agen enzimatik yang
mampu menyebabkan kerusakan sel. Pendinginan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tetapi tidak melindungi sel (Welfare, 2005).
4. Spesimen dengan pH rendah, seperti bahan lambung, harus dikumpulkan
di atas es dan diproses dalam beberapa menit setelah pengumpulan untuk
mencegah kerusakan sel oleh HCl (Welfare, 2005)

3. Troubleshooting

Ginekologi (pap smear)

- Sifat lesi tidak jelas


- Kadang lokasi lesi / luka sulit merujuk ke sitology (tidak bisa secara
jelas darimana)
- Ukuran lesi tidak dapat dibandingkan sebagai suatu gambaran
sitology
- Jenis lesi belum pasti
Non ginekologi

PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA
TUJUAN PEWARNAAN IHC

Metode untuk mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel suatu jaringan
dengan menggunakan prinsip pengikatan antara antibodi (Ab) pada jaringan hidup. Jika
kita membuat irisan dari suatu jaringan lalu kita warnai tidak dapat keliatankarna
preparat histologi atau jaringan hanya dapat melihat morfologi suatu jaringan atau pola
dari epitel saja.sedangkan imonohistokimia dapat melihat pengikatan dari antigen dan
antibodi pada jaringan hidup. Antigen dalam tubuh antibodi yang dimaksud disini adalah
antibodi yang dibuat

untuk memastikan bahwa sudah terjadi keganasan dengan melihat biomarker


(protein) suatu Ag dalam tubuh yang menyebabkan kanker tersebut.

PRINSIP IHC

Perpaduan antara reaksi imunologi, kimiawi, dimana reaksi imunologi ditandai reaksi Ab
dan Ag. Reaksi kimiawi ditandai dengan reaksi enzim dan substrat.

PERSIAPAN SAMPEL

Persiapan membuat preparat ajringan dari jaringan yang masih segar

1. Mendapatkanjaringan yang masih segar


2. Fiksasi: direndam di larutan fiksatif (formaldehid, NBF 10%)
3. Dehidrasi – menrik air – alkohol terangkat
4. Clearing : pergantian alkohol dengan xylol. Zat yang dapatmenghantarkan parafin
5. Embeding; memasukan jaringan ke parafin cair
Impreghation – jaringan masuk ke parafin cair
Blocking – parafin di padatkan
Trimming – memotong blok parafin (tebal 10-15mikron) sampai terlihat jaringan
6. Sectioning : pemotongan jaringan tebal (4-6mikron) hasil pita lembaran jaringan
7. Mounting: menempelkan potongan jarinan ke objek glas
8. Defarafinisasi: Ag retrieval umtuk membalikan komponen protein Ag yang tertutup
pada proses fiksasi

FIKSASI, CROMOGEN, COUNTERSTAINING, OUNTING MEDIA, INACTIVASI DAN


BLOCKING

1. Fixation

2. Tissue Sectioning

3. Parafin Embedding
4. Inactivation and Bloking

Inaktivaksi  jika enzim horseradish atau sistem alkalin pospatase digunakan dalam
IHC, aktifasi enzim endogen harus diblokir atau dihambat untuk menghindari terjadinya
ikatan yang tidak spesifik yang akan menggagu pewarnaan  menginkubasi dalam
H202 3% 10 menit

Pemblokiran  residu pada jaringan dapat berikatan dengan antibodi sekunder


sehingga menghasilkan positif palsu, dilakukan pemblokiran menggunakan antibodi
sekunder yang berasal dalamserum

Biasanya dilakukan pada suhu kamar selama 10- 30 menit

5. Antigen Retrieval

Proses ini bertujuan untuk mengembalikan komponen protein/ antigen yang tertutup
pada proses fiksasi. Metode yang digunakan : Protease induced epitop retrieval (PIER)
dan Heat induced epitop retrieval (HIER)

6. Detention

7. Chromogens, Counterstains, and Mounting

5. Deteksi dan troubleshooting


No staining:

1. antibodi primer dan sekunder tidak sesuai

2. antibodi cocok untuk protokol ihc

3. antibodi kedua tidak disimpan di ruang gelap


4. antibodi pertama tidak cukup mengikat protein yang dituju

5. tidak ada protein di sekitar jaringan

6. protein yang dituju adalah protein inti sehingga antibodi tidak bisa
menembus inti

7. deparafinasi tidak mencukupi

8. formalin menutupi antigen

9. kontaminasi PBS

High background:

1. Blocking tidak cukup

2. konsentrasi antibodi primer pekat

3. ikatan non spesifik dari antibodi sekunder

4. pencucian tidak kuat

5. aktivitas endogenous peroksidase

6. terlalu banyak penambahan substrat

7. kromogen bereaksi dengan pBS


8. membran rusak akibat permeabilitas dan membran protein terhapus

# Ab ga cukup atau ga match -> warna pudar

# Non specific staining -> kelebihan Ab jadi positif palsu


TROUBLESHOOTING

1. Tidak terwarnai dengan penyebab:


Ab primer dan sekunder tidak cocok
Ab tidak suitable untuk IHC protokol
Ab sekunder tidak disimpan di tempat yang gelap
Ab primer tidak cukup untuk protein target
2. Backgriund kegelapan
Blocking tidak cukup
Ab primer konsentrasinya terlalu pekat
Ab sekunder mengikat secara tidak spesifik
Terlalu banyak substrat
Pencucian tidak adekuat
3. Pewarnaan tidak spesifik:
Konsentrasi Ab primer dan sekunder terlalu tinggi
Aktivitas peroxidase endogen
Potongan jaringan sudah kering
HISTOLOGI MOLEKULER

TUJUAN PEMERIKSAAN MOLEKULER PADA HYSTOLOGY

Histologi molekuler ini ditujukan untuk diagnosis molekuler berbasis jaringan atau sel.
Untuk melihat agen penyebab dari suatu penyakit bisa dari bakteri, virus maupun jamur
dan yang dilihat adalah molekulernya yang di lihat adalah nukleuacid nya, DNA, atau
RNA.

Tujuan isolasi molekul (asam nukleat dan protein) dari preparat histologi

 Mengisolasi molekul yang menjadi sumber sampel dan mengidentifikasi molekul


spesifik yang terlibat dalam peristiwa biologi di dalam sel atau jaringan.
 Jika terikat penyakit -> identifikasi molekul, ekspresi gen , mutasi, yang terlibat
pada etiologi; memberikan manfaat diagnosis yang lebih akurat dan pengembangan
terapi yang lebih baik.
 Mendapatkan sampel (DNA atau protein) yang relatif murni untuk pemeriksaan
lebih lanjut (misal: PCR, sekuensing, ekspresi protein)

ANALISIS DNA PADA TUMOR

Pemeriksaan DNA yang di isolasi dari sediaan jaringan histologi memiliki tujuan isolasi
molekul yang akan di periksa dari preparat histologi untuk mengidentifikasi marker-
marker atau molekul yang lebih spesifik misalnya RNA, DNA maupu pada protein.
Contohnya identifikasi gen: ada tida gen tertentu misalnya pada kejadian kanker
payudara kemudian kita ingin melihat presigennya kita lihat pada level DNA berarti
yang kita harus isolasi adalah DNA nya, kemuadian membandingan gen antara orang
sehat dengan orang yang terkna kanker payudara apakah pada yang sehat itu normal
sedangkan pada yang kanker payudara ada mutasi misalnya juga dapat diperiksa apabila
memisahkan atau mengisolasi molekul-molekul tersebut dari jaringan histologinya.
Kita dapat melihat penanda-penanda tadi etiologi atau kejadian penyakit.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN DNA DARI BLOK PARAFIN

Isolasi DNA dari preparat histologi jika sudah di buat blok parafin, tentu saja blok
parafin tersebut di potong-potong kemudian di letakakan pada slide, untuk pemeriksaan
histologi biasanya pemotongannya 3-5mikron, kalau untuk isolasi sampai 10mikron.
Slide histologi bisa langsung dari slide parafin langsung dii warna, langsung di kerok
kemudian disimpan pada tabung mikrocup itu kalau menurut protokolnya kkita tidak
harus memisahkanbagian tertentu misalnnya pada kanker, tapi pada pemeriksaan kanker-
kanker tertentu harus diambil sel tumornya saja kita harus melakukan yang namanya
anotasi, jika kita memiliki 10 slide dan hanya membutuhkan 6 slide maka 1 slide kita
warnai dengan pewarnaan HE dan dilihat di bawah mikroskop juga bekerja sama dengan
patologi dan meminta untuk menandai bagian yang tejadi tumor, selelah di tandai kita
pindahkan pada slide yang belum di warnai kita blat. Tergantung protokolnya bisa 6 slide
atau 10 slide kemudian di masukan pada mikrocup.

Anda mungkin juga menyukai