Anda di halaman 1dari 13

Tugas Mandiri

Buku Saku Histologi


Pendahuluan dan Sel

Nama Kelompok:
Cendy Putri O 021511133015
Feby Ayu Lestari 021811133001
Harits Al Farizi Setiawan 021811133003
Alfira Putriana Dewi 021811133004
Azzahra Salsabila Adira 021811133005
Benedicta Chrysilla Mantilen L 021811133006
Rara Amorita Miranda 021811133007
Aisyah Novianti 021811133009
Arinda Sitania Mustamu 021811133010
Sheryn Marcha Ramaniasari 021811133011
Diina Sahar 021811133012
Lia Aulia Rachma 021811133013
Filienike Felicie Suyono 021811133014

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018/2019
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Histologi adalah ilmu studi anatomi mikroskopis sel dan jaringan organisme
hidup dan dilakukan dengan mengevaluasi sel atau jaringan yang dibelah, diwarnai dan
diamati melalui mikroskop.
Sel adalah kesatuan terkecil dari suatu makhluk hidup. Sel mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan. Sebagian besar reaksi kimia mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel
1.2 Tujuan
Tugas Mandiri Histologi I ini bertujuan untuk mengetahui dasar
pendahuluan histologi dan sel.
1.3 Manfaat
Bagi penulis diharapkan dapat memperoleh pengetahuan lebih dalam
mengenai dasar pendahuluan histologi dan sel. Bagi pembaca diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang dasar pendahuluan histologi dan sel.

HISTOLOGI

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel, jaringan, organ serta sistem organ.
Histologi mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh, baik manusia, hewan,
serta tumbuhan. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.

Mikroskop
1. Bright Field microscope
Mikroskop cahaya adalah alat untuk melihat sel mikroorganisme. Pada
umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil
dari 0,1 mm.
2. Phase Contrast Microscope
Mikroskop ini memiliki prinsip pada teknik mikroskop optik yang mengubah
pergeseran fasa dalam cahaya yang melewati spesimen transparan untuk
perubahan kecerahan pada gambar.
3. Polarizing Microscope  orientasi benukan sangat kecil.
4. Invisible Radiation
Di bagi menjadi 2 :
A. Menggunakan sinar UV yang memiliki kekuatan 2x lebih akurat.
B. Elektron Milk, menggunakan sistem cahaya yang tidak nampak (aliran
partikel yang tak kasat mata) 100x lebih kuat .
Cara Pembuatan Sediaan Biasa ( Preparat )
1. Pengambilan Bahan
Pengambilan bahan dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 4 jam postmortem agar
tidak terjadi degenerasi/ autolysis, menggunakan pisau yang tajam, tanpa tekanan dan
tipis serta besarnya 2 mm – 5 mm.
2. Fiksasi
Fiksasi yang paling umum digunakan adalah formalin (10% formaldehida yang
dilarutkan dalam air). Fiksasi bertujuan untuk menjaga agar sediaan tidak rusak dan
memperkeras jaringan agar terhindar dari traumatik atau akibat handling.
3. Dehidrasi
Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari jaringan. Proses dehidrasi dilakukan
dengan memasukkan jaringan yang sudah difiksasi kedalam larutan alkohol berturut-
turut dari kadar 70% sampai 100%.
4. Clearing
Clearing bertujuan untuk penjernihan menggunakan aceton, benzol, toluol, dan xilol.
Proses clearing dapat dilakukan selama 24 jam sehingga jaringan menjadi transparan.
5. Embedding
Embedding adalah proses memasukan jaringan kedalam parafin cair. Jaringan direndam
dalam parafin cair pada suhu dan waktu tertentu sehingga parafin dapat masuk
sempurna kedalam jaringan.
6. Dipotong dengan mikrotom
Sampel dipotong dengan ketebalan 3-10 mikrometer. Potongan diletakkan pada obyek
gelas (direkatkan dengan perekat yang terdiri dari putih telur dalam gliserin )
7. Staining
Menghilangkan parafin dengan memasukan preparat dalam xylol, kemudian dimasukan
kedalam alkohol, direndam dalam air dan kemudian dicat. Setelah dicat dilakukan
dehidrasi, kemudian dilakukan penjernihan (clearing), lalu diberi Canada Balsam dan
ditutup dengan cover glas dan kemudian dikeringkan, sehingga jadilah Sediaan.
CARA KERJA BAHAN CAT
Cara kerja bahan cat memiliki dua cara yaitu:
 Fisis; yaitu dengan cara adsorpsi, dan
 Kimia; dengan senyawa baru bahan cat bercampur bersama bahan dalam
jaringan.
Bahan cat yang biasa digunakan adalah garam netral.
Asidofilik merupakan pola pewarnaan sel jaringan tertentu yang merujuk pada sifat
struktur yang senang berikatan dengan zat warna asam. Zat warna asam selain eosin
adalah biru anilin dan acid fuchsin. Bagian sel yang sering menunjukkan sifat asidofilik
adalah sitoplasma sel.
Basofilik merujuk pada sifat struktur yang senang berikatan dengan zat warna basa.
Selain hematoxylin, zat warna basa lainnya adalah biru toluidin. Bagian sel yang
menunjukkan sifat basofilik adalah nucleus.
Preparat rutin: preparat jaringan yang diproses secara sederhana dan diwarnai dengan
pewarnaan hematoxylin-eosin (HE). Pewarnaan ini terdiri atas zat warna utama
hematoxylin dan eosin. Tekinik pewarnaan HE berdasarkan pada prinsip asam basa.
Larutan hematoxylin bersifat basa sedangkan larutan eosin bersifat asam. Sifat basa
pada larutan hematoxylin akan memungkinkan hematoxylin berikatan terutama dengan
komponen selyang bersifat asam. Cara lain yang dapat digunakan adalah FREEZING
METHOD. Metode ini dilakukan dengan membekukan jaringan dengan CO2,
kemudian jaringan langsung dipotong.
Keuntungan freezing method:
 Pengerjaan dengan metode ini cepat selesai, diperlukan untuk diagnose pada
tindakan operasi ; Dapat digunakan untuk pengecatan lemak ; Enzim-enzim pada
preparat tidak rusak
Kerugian freezing method:
 Sukar untuk potongan tipis ; Pembuatan masal sukar
Cara pengecatan pada jaringan hidup :
Deparafinisasi preparat yang telah kering dalam xylol sebanyak 3 kali (masing-
masing selama 10-15 menit).
Masukkan ke dalam alkohol 96% sebanyak 2 kali (masing-masing selama 5 menit).
Cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang.
Masukkan ke dalam cat hematoksilin selama 7-10 menit.
Cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur.
Celupkan ke dalam HCl sebanyak 2 kali celup untuk dekolorisasi.
Cuci kembali dengan air mengalir.
Rendam di dalam air sebentar sampai warna menjadi biru.
Masukkan ke dalam cat eosin selam 3-5 menit.
Cuci dengan air mengalir, masukkan ke dalam larutan alkohol 1.
Masukkan ke dalam larutan alkohol 2.
Cuci dengan air mengalir. Tekan preparat dengan kertas, lap dengan kapas.
Masukkan ke dalam xylol. Tekan kembali preparat dengan kertas, lap dengan kapas.
Lakukan Mounting, dan beri nomor laboratorium.
BAGIAN DARI MIKROSKOP

Lensa Okuler : Lensa Objektif : Kondensor :


5x 10x (u/ permulaan) Mengumpulkan
cahaya
10x (umum) 40-45x
15x 90-100x

Stage/landasan sediaan : Cermin:

Saat meletakkan sediaan, kaca Pembesaran kecil  cermin cekung tanpa


penutup harus menghadap atas kondensor
agar tdk pecah.
Pembesaran kuat  cermin datar +
kondensor

Artefak
Artefak adalah bentukan-bentukan yang timbul karena kekurangan atau kesalahan
teknik pada saat pembuatan sediaan.
Beberapa bentuk artefak :
 Artefak lipatan ; Artefak ruangan / robekan ; Artefak karena irisan yang tidak
sama tebal ; Artefak akibat jaringan yang patah karena terlalu keras ; Pengisutan
akibat fiksasi dan pemanasan yang berbeda pada komponen-komponen dari
jaringan rongga-rongga kosong ; Endapan kristal yang tertinggal dari bahan
fiksasi ; Kerutan-kerutan karena pemotongan yang sangat tipis, kadang-kadang
pada waktu pemaparan tidak sempurna ; Retak-retak sejajar karena adanya
lekukan / kotoran pada pisau mikrotom
MACAM PEWARNAAN
1. Pewarna Hematoksilin dan Eosin (HE)
- Nukleus berwarna biru ; Sitoplasma berwarna merah muda atau merah ; Serat
kolagen berwarna merah muda ; Otot berwarna merah muda
2. Pewarna Mallory-Azan (MA)
- Nukleus berwarna merah ; Jaringan ikat fibrosa, mucus, dan tulang rawan
hialin berwarna biru tua ; Sitoplasma berwarna merah pucat ; Eritrosit berwarna
merah-oranye
3. Pewarna Wright atau Giemsa
- Nukleus berwarna biru atau ungu gelap ; Sitoplasma berwarna merah muda ;
Pewarna Wright digunakan khusus untuk sediaan darah
4. VERHOFF van GIESON (VvG)
- Sabut elastis berwarna hitam ; Selain itu berwarna kuning pucat
5. Metode Impregnasi perak
- Sabut seperti jala-jala halus berwarna hitam ; Inti berwarna hitam ; Sabut
kolagen berwarna kuning sampai coklat
6. Pewarna Asam Osmat (Osmium Tetroksida)
- Lemak berwarna hitam ; Pengecatan pada saraf
7. Periodic Acid Schiff (PAS)
- Glikogen berwarna merah tua atau magenta ; Sabut-sabut retikuler + elastis
berwarna magenta
SEL
Sel adalah kesatuan terkecil dari suatu makhluk hidup.Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan. Sebagian besar reaksi kimia mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel.
A. Sel pada manusia
- Manusia berasal dari 1 sel telur yang dibuahi oleh 1 sel sperma.
- Sel telur dibuahi  terjadi pembelahan dan diferensiasi
- Pembelahan: 1 sel menjadi 2 sel
- Diferensiasi: pematangan sel dari yang tidak khusus menjadi jenis sel yang
memiliki fungsi khusus
B. BENTUK SEL
- Ada 3 macam bentuk sel, yaitu (1) bulat, (2) lonjong, (3) bercabang
- Satu golongan sel berbentuk hampir sama, contoh: sel lemak  bulat, sel
otot  panjang, dll.
- Sel telur  undifferentiated cell, belum berkembang menjadi sel
terspesialisasi.
- Sel telur adalah asal dari semua sel, bila terbuahi  totipoten cell, mampu
memberbanyak diri.
C. KOMPOSISI SEL
- Menurut Huxley, komposisi sel terdiri dari:
1. Basis fisis kehidupan  protein, karbohidrat.
2. Medium fisis kehidupan  air, lemak.
- Metabolisme protoplasma ada 2, yaitu:
1. Katabolisme  proses pemecahan bahan menjadi energi (ATP) dan sisa.
2. Metabolisme  proses penggunaan energi untuk pembentukan
protoplasma baru.
DEGENERASI SEL
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat
cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma
akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan reversible dapat diperbaiki
apabila penyebabnya segera dihilangkan, jika tidak dapat dihilangkan maka akan
menjadi kerusakan irreversible dan sel akan mati. Ciri-ciri kematian sel (rusak
ireversibel) adalah :
 Mitokondria rusak sehingga gagal reperfusi dan reoksigenasi yang membuat
menurunnya ATP dan penggumpalan inti sel ; Fungsi membran sel rusak berat
dan merupakan faktor sentral dari pathogenesis jejas irreversible.
Jenis degenerasi sel adalah
1. Subletal (proses degenerative)
Terjadi jika stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan perubahan
morfologis tetapi sel tidak mati. Perubahan bersifat reversible sehingga jika stimulus
dihentikan, sel akan kembali pulih seperti sebelumnya dna lebih sering mengenai
sitoplasma, sedangkan nucleus tetap dapat mempertahankan integritasnya.
2. Cedera letal
Bila stimulus menyebabkan cedera sel berat dan lama serta melebihi kemampuan sel
untuk beradaptasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat ireversibel
yangberlanjut pad akematian sel.
Secara morfologis ada 2 bentuk kematian sel :
1. Nekrosis = Terjadi pada sel yang mengalami jejas atau cedera. Ada 2 perubahan
penting yaitu pencernaan enzimatik dan denaturasi protein.
2. Apoptosis = Terjadi pada proses perkembangan sel dan sangat diperlukan dalam
regulasi, kepadatan populasi sel normal, serta dipicu oleh penambahan/penurunan
hormon mendadak/ faktor tropik lain.
Jenis nekrosis ada 4 yaitu
1. Nekrosis koagulativa
2. Nekrosis mencari/liquoefektif
3. Nekrosis pengejuan/ kaseosa
4. Nekrosis lemak
Urutan inti sel yang mengalami penghancuran progresif adalah
1. Piknosis = inti sel menyusut, batas tidak teratur, inti piknotik berwarna gelap.
2. Karioreksis = inti hancur, membentuk fragmen kromatin yang menyebar (inti
kariorektik).
3. Kariolisus = inti tidak dapat diwarnai dan inti hilang.
Indikator nekrosis yaitu hilangnya fungsi organ, peradangan disekitar nekrosis, demam,
malaise, lekositosis, dna peningkatan enzim serum.
Perbedaan apoptosis dan nekrosis adalah
PERUBAHAN POST MORTEM (setelah kematian somatik)
Pada umumnya kematian ada 2
1. Kematian somatik: tanda-tanda vital kehidupan seseorang telah berhenti
 Pergerakan tubuh, pernapasan, denyut jantung berhenti, nadi arteria radialis tidak
teraba.
 Suhu badan perlahan menurun, dan sama dengan suhu lingkungan, lalu teraba
dingin (Algor Mortis). Kecepatan pendinginan tubuh jenazah 1-1,5°F / jam
 Timbul Livor Mortis (lebam mayat), timbul setelah ± 20 menit setelah
meninggal pada bagian terendah dari badan akibat pengendapan darah dan
hemolisis.
 Timbul Rigor Mortis (kaku mayat) ± 2 jam post mortem dengan urutan dari
kepala-kaki. Setelah 16-20 jam lemas kembali dengan urutan sebaliknya (kaki-
kepala)
2. Kematian sel: tanda perubahan degenerasi sel dalam jaringan mulai tampak. Iklan
NUCLEAR SAP
Nuclear sap adalah cairan yang jernih di mana terdapat bahan kromatin,
nukleolus, dan partikel lainnya (medium inti sel). Setiap sel dalam tubuh akan
mengalami kerusakan dan kemudian beregenerasi.
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang ada di dalam sel dan terletak di luar inti sel. Terdiri
atas 2 bentukan yaitu organelles (hidup) dan inklusion (benda mati). Sifat fisik
sitoplasma:
 Efek tyndall : kemampuan memantulkan cahaya karena berbentuk transparan.
 Gerak brown : larutan koloid pada sitoplasma bergerak secara zig-zag.
 Gerak siklosis : gerak matrik sitoplasma seperti arus.
 Tegangan permukaan
Nukleolus
Nukleolus adalah bagian terkecil sel yang terletak di dalam nucleus dan
berfungsi untuk memproduksi komponen ribosom. Nucleolus dapat berjumlah satu atau
lebih, ada yang bulat atau persegi. Bentuk nucleolus lebih jelas pada inti open faced. Inti
sel atau nucleolus hanya terdapat pada sel eukaryotik. Pada nucleolus terdapat filamen
tebal disebut nukleolonema.
Selaput Inti Sel
Selaput inti mengandung kromatin yang berfungsi untuk membungkus nukleus.
Selaput inti terdiri dari dua jenis lapisan membrane, Selaput bagian luar akan
berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma. Selaput inti juga mempunyai
pori-pori yang disebut Nuclear Pores. Lubang lubang halus pada selaput inti ini
berfungsi untuk jalannya bahan-bahan. Nuclear Pores akan melakukan pertukaran zat
antara nukleus dan sitoplasma.
KROMOSOM
Kromosom adalah benang-benang halus yang tersusun dari asam nukleat,
Terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Biasanya diamati pada tahap metafase saat
pembelahan mitosis maupun meiosis.
Jumlah Kromosom
Terbagi menjadi 2 macam :
A. Polyploidity : Sel yang mempunyai jumlah kelipatan diploid (2n,4n)
B. Aneuploidity : Sel yang mempunyai jumlah bukan kelipatan diploid (3n,5n)
Sel Induk :
Jantan -> 23 Kromosom (Haploid)
Betina -> 23 Kromosom (Haploid)
Jadi: Jantan + Betina -> 46 Kromosom (Diploid)
 Haploid adalah sel yang memiliki 1 set kromosom
 Diploid adalah sel yang memiliki 2 set kromosom lengkap
Sex Chromatin
Sex chromatin adalah massa pada kromatin seks yang ada dalam nucleus. Jumlah Sex
Chromatin adalah 1 minus jumlah kromosom X dalam sel itu. Sex Chromatin terletak
didalam plasma inti dan hanya ditemukan pada manusia perempuan dan hewan betina.
Dengan Pengecatan:
1. Gelap -> Heteropiknotik positif
2. Terang -> Heteropiknotik negatif
Heteropiknotik adalah sifat pengikat warna
Sex Chromatin Test
Sex chromatin test adalah tes untuk menentukan jenis kelamin.
Cara:
1. Buat sediaan usapan pada mukosa pipi
2. Difiksir dalam 95% alcohol lalu diberi eter
3. Dehidrasi dengan alcohol yang konsentrasinya lebih rendah lalu diberi aquades
4. Di cat dengan pewarna Cresyviolet
MITOSIS
A. Pengertian Mitosis
Mitosis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Mitos = benang
Osis = proses / keadaan
Sehingga, Mitosis adalah Proses yang berhubungan dengan perubahan butir
kromatin menjadi benang-benang kromosom.
B. Ciri – Ciri Mitosis
1. Pembelahan mitosis hanya terjadi 1 kali.
2. Jumlah sel anak yang terbentuk 2.
3. Jumlah kromosom sel anak sama dengan induknya ( 2n atau diploid ).
4. Sifat sel anak sama dengan induknya.
C. Tujuan Mitosis
1. Pada makhluk hidup bersel 1, mitotsis untuk memperbanyak diri atau
reproduksi.
2. Pada makhluk hidup multiseluler, mitotsis untuk memperbanyak sel dan
pertumbuhan.
D. Fase – Fase Mitosis
1. Profase
 Nukleus dan Nukleolus hilang
 Butir kromatin hilang dan menjadi benang-benang kromosom dan setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan 1 sentromer.
 Pasangan sentriol yang ada di sentrosom berpisah dan bergerak menuju
kutub atau arah yang berlawanan.
 Terbentuk benang-benang spindle diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metaphase
 Pada saat fase Pro-metafase, kromosom mulai bergerak kea rah tengah sel
dan berkumpul di bidang equatorial atau bidang pembelahan.
 Pada saat fase Metafase, terlihat bahwa tiap kromosom terdiri dari 2
batang yang sama yang disebut sebagai kromatid.
3. Anaphase
 Sentromer membelah mejadi 2 bagian dan masing-masing belahan saling
menolak.
 Sabut-sabut spindle memendek dan akhirnya kedua kromatid berpisah
dengan pasangannya dan bergerak menuju arah yang berlawanan.
 Setelah semua kromatid sampai di kutub masing-masing, maka telah
dianggap sebagai kromosom baru dan ada 2 set kromosom yang identic.
4. Telophase
 Kromosom memanjang dan kromatid yang ada di masing-masing kutub
berubah menjadi benang-benang kromatin.
 Dinding inti terbentuk dan nucleolus membentuk 2 inti baru.
 Benang – benang spidle hialng.
 Selaput sel antara 2 inti baru menyempit dan menyebabkan kedua inti
memisah dan terbentuklah 2 sel yang baru yang memiliki kromosom dan
sifat yang sama dengan induknya.
Organel Sel
1. Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang berfungsi untuk respirasi aerob dan produksi
adenosin trifosfat (ATP). Setiap mitokondria terdiri dari membran luar dan membran
dalam. Membran dalam memperlihatkan banyak lipatan yaitu krista (cristae).
2. Retikulum Endoplasma
Ada dua jenis retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma kasar permukaan
sitoplasmanya terdapat molekul reseptor untuk ribosom yang berfungsi dalam sintesis
dan modifikasi protein kemudian dipadatkan. Retikulum endoplasma halus berfungsi
sintesis kolesterol dan lipid, juga detoksifikasi obat-obatan dan toksin tertentu.
3. Aparatus Golgi
Aparatus Golgi terdiri dari sistem sisterna (cisternae) yang terbungkus-membran,
halus, gepeng, bertumpul dan sedikit melengkung. Di dekat aparatus Golgi, banyak
vesikel kecil dengan protein yang baru disintesis dari retikulum endoplasmik dan
selanjutnya pindah ke aparatus Golgi untuk pemrosesan lebih lanjut.
4. Ribosom
Ribosom berperan dalam membaca atau menerjemahkan pesan genetik tersandi
dari nukleus untuk urutan asam amino protein yang disintesis oleh sel. Ribosom dan
mRNA membentuk suatu kompleks disebut polisom untuk sintesis protein.
5. Lisosom
Lisosom adalah vesikel bersalut membran yang berisi berbagai enzim hidrolitik
untuk memecahan makro-molekul intraselular, memfagosit partikel tertentu
(fagolisosom) dan autofagositosis zat (autofagolisosom).
6. Peroksisom
Peroksisom mengandung enzim katalase, yang mengeliminasi hidrogen peroksida
berlebihan dengan menguraikannya menjadi molekul air dan oksigen. Peroksisom juga
berfungsi detoksifikasi toksin tertentu.
7. Endosom
Endosom adalah kompartemen antara dalam sel, berguna dalam penghancuran
zat-zat yang mengalami endositosis, fagositosis atau auto-fagositosis sama seperti pada
pembentukan lisosom.
8. Proteasom
Proteasom berfungsi untuk mendegradasi polipeptida yang tidak diperlukan lagi
oleh sel.
PENUTUP
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari jaringan. Mempelajari jaringan
membutuhkan mikroskop dan sediaan. Tahapan membuat sediaan dimulai dari
pengambilan bahan, fiksasi, dehidrasi, clearing, embedding, pemotongan dengan
mikrotom, dan staining. Cara kerja bahan cat ada 2 yaitu fisis dan kimia. Saat membuat
sediaan biasanya terjadi artefak. Sel merupakan kesatuan terkecil dalam makhluk hidup.
Sel terdiri atas sitoplasma, inti, dan organel sel. Sel memperbanyak diri dengan mitosis.

Anda mungkin juga menyukai