Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN SEL

OLEH

JULLYA TOYA 2004112912

ILMU KELAUTAN - A

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2020 – 2021
TUGAS MAHASISWA

Jawablah pertanyaan dibawah ini, tulislah dengan MS Word (ditulis tangan juga
boleh dan kemudian difoto) dan diunggah di Classwork di Google Classroom
masing-masing. Silahkan mencari informasi tentang pembuatan preparat di internet.
Jelaskan cara membuat preparat segar untuk pengamatan:

a. Sel hewan
b. Sel tumbuhan
c. Sel darah
d. Plankton air
Pendahuluan
Preparat adalah objek glass (kaca objek) berisi sampel penelitian, yang selanjutnya
diamati menggunakan mikroskop sehingga memudahkan pengamat dalam melakukan
identifikasi.

Preparat terbagi atas 3 jenis:

1. Preparat segar adalah preparat yang setelah proses penyayatan langsung


diamati dibawah mikroskop tanpa adanya proses pengawetan.
2. Preparat semi permanen adalah preparat yang dibuat dengan proses
pengawetan namun tidak bertahan lama contoh menggunakan gliserin, metode
cetakan, dan metode smear/squash.
3. Preparat permanen adalah preparat yang dibuat dengan proses pengawetan
dan perekat (Entelan/Canada balsam) dan mampu disimpan sampai puluhan
tahun contoh preparat yang dibuat dengan paraffin dan cryostat.

Teknik Pembuatan Sayatan Preparat Segar


Bentuk sel epidermis dan organel-organel sel pada sampel dapat diamati dengan
membuat preparat anatomi sayatan segar pada objek yang akan digunakan. Pertama,
objek yang akan diteliti disayat dengan sayatan yang sangat tipis, kemudian sayatan
tersebut diletakkan diatas kaca objek atau object glass yang telah diberi air atau
reagen lain setelah itu ditutup perlahan dengan cover glass.

Cara Membuat Preparat Segar


Pada prinsipnya ada tiga macam irisan berdasarkan bidang potongan yaitu :

1. Irisan melintang yaitu irisan dengan arah tegak lurus sumbu horizontal dari
objek.
2. Irisan membujur yaitu irisan dengan arah tegak lurus sumbu vertikal objek.
3. Irisan tengah yaitu irisan sejajar dengan atau tegak lurus pada bagian tengah
suatu objek.
A. SEL HEWAN
Berdasarkan literatur, sel epitel termasuk dalam sel hewan. Sel hewan adalah
nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan
berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak
memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang
lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel
hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan.
Sel hewan terdiri dari vesikel, mitokondria, sentriol, nukleus, nukleolus,
kromatin, ribosom, retikulum endoplasma,mikrotubulus, membran plasma,
vacuola, sitosol, selaput inti, badan golgi, lisosom, dan vesikel.
Sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama akan membentuk suatu
jaringan tertentu. Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan vertebrata adalah
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

1.1 Alat dan Bahan Praktikum


Alat dan bahan praktikum untuk pengamatan sel epitel mukosa mulut:
 Alat Praktikum :
1. Mikroskop elektron atau mikroskop cahaya
2. Pipet
3. Tusuk gigi
4. Kaca preparat (object glass)
5. Kaca penutup (cover glass)
 Bahan Praktikum :
1. Metilin blue
1.2 Langkah Kerja
1. Ambil tusuk gigi, gunakan untuk mengorek rongga mulut
bagian samping untuk mencari sel epitel.
2. Jika tidak menemukan, ulangi beberapa kali sampai
mendapatkan sel yang berwarna putih.
3. Letakkan sel tersebut di atas kaca preparat.
4. Ambil metilin blue dengan menggunakan pipet.
5. Tetesi sel dengan metilin blue, tutup dengan kaca penutup.
6. Amati sel di bawah mikroskop elektron atau mikroskop
cahaya.
B. SEL TUMBUHAN
2.1 Macam-Macam Sayatan yang Biasa Digunakan pada Pengamatan
Anatomi Tumbuhan
1. Transverse section/cross section (sayatan melintang) yaitu bagian tanaman
disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman. bagian
yang digunaakan seperti daun, kulit kayu (Bark), rhizoma, akar, buah dan
biasanya tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melihat susunan
jaringan.
2. Longitudinal Tangensial section yaitu bagian tanaman dipotong tegak
lurus terhadap bagian radial longitudinal dan tidak sampai bagian tengah
organ. bagian yang digunakaan dapat berupa batang, rhizoma dan lain-
lain. pada bagian batang sayatan ini digunakan untuk mengamati struktur
vessel, trakeid, parenkim aksial.
3. Longitudinal Radial section (sayatan radial/membujur) yaitu bagian
tanaman dipotong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu
utama (vertical). sayatan digunakan untuk mengamati struktur parenkim
radial (sel baring dan sel tegak)
4. Paradermal section (sayatan paradermal) yaitu bagian tanaman disayat
pada permukaan organ tanaman sejajar dengan permukaan. bagian yang
digunakan dapat berupa batang, daun, buah atau endocarp. Sayatan ini
biasa digunakan untuk pengamatan stomata atau bentuk epidermis, cork
pada batang atau bentuk sklereid pada endocarp kelapa.
2.2 Metode-Metode Pembuatan Preparat pada Tumbuhan
 Whole Mount; Metode ini digunakan untuk membuat preparat organisme utuh
atau sebagian kecil yang nantinya akan diamati di bawah mikroskop tanpa
atau dengan penyayatan. Contoh dari tumbuhan yang dapat dibuat preparat
menggunakan metode ini adalah lumut, sori paku, trikoma dan stomata

 Squash (pencet); merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan


suatu sediaan dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca
preparat. 
 Smear (apus); metode terbatas pada beberapa penerapan pada sel-sel yang
tidak disatukan dengan kuat satu sama lain, seperti pada lamela tengah. Pada
tumbuhan tingkat tinggi seperti pada mikrosporosit yang  mulai membulat.

 Paraffin ; metode ini mengharuskan membuat sayatan setipis mungkin untuk


pengamatan objek dengan bidang penyayatan yang berbeda ditanam di dalam
lilin paraffin  dan disayat dengan mikrotom.
 Maserasi; metode ini yaitu memisahkan ikatan antar dinding sel dengan cara 
direndam dalam larutan asam dan dipanaskan. Misalnya maserasi batang
untuk pengamatan serat dan komponen-komponen pembuluh angkut.

 Mikrokimia (Microchemist);  yaitu suatu metode menggunakan suatu zat


warna untuk mengetahui suatu kandungan kimia pada jaringan tumbuhan
misalnya untuk mengetahui keberadaan pati pada suatu jaringan tumbuhan,
dapat ketahui dengan  ditetesi Lugol. Keberadaan  pati ditandai dengan
perubahan warna objek menjadi ungu.

2.3 Prosedur/Langkah-langkah Pembuatan Preparat Sel Tumbuhan


Alat dan bahan : 1. Batang tumbuhan
2. Silet
3. Selotip
4. Air
5. Kaca objek
6. Kaca penutup.
Prosedur pembuatan preparat sel tumbuhan bagian batang:
1. Satu sisi dari silet  ditutupi oleh selotip (panah) untuk menghindari
tersayatnya jari secara tidak sengaja.
2. Untuk memotong spesimen harus dipegang oleh ibu jari, pada sudut
kanan ke jari telunjuk.
3. Silet dan spesimen harus basah untuk mengurangi gesekan selama
pemotongan. Posisi spesimen di salah satu ujung pisau seperti yang
ditunjukkan oleh panah.
4. Bagian yang terpotong (panah) di pindahkan ke kaca objek kemudian
ditetesi air dan ditutup dengan cover glass kemudian diamati.

5. Setelah proses pembuatan spesimen selesai, maka akan dilakukan


proses pengamatan.
C. Sel Darah
Sel darah merah yang matang sangat mudah dikenali disebabkan oleh
morfologinya yang unik. Pada keadaan normal, bentuk sel darah merah adalah
dwi cekung dengan diameter rata-rata 8µm, ketebalan 2µm dan volumenya sekitar
90 fL. Ia tidak mempunyai nukleus atau mitokondria, dan 33% dari pada
kandungannya terdiri daripada protein tunggal yaitu hemoglobin. Tanpa nukleus
dan jalur metabolik protein, sel ini mempunyai masa hidup yang singkat yaitu
selama 100-120 hari. Tetapi, struktur sel darah merah matang yang unik ini
memberikan daya lenturan yang maksimal saat sel ini melewati pembuluh darah
yang sempit (Hillman, Ault dan Rinder, 2005).

Pengamatan sel darah merah dilakukan dengan cara membuat preparat yang
diperoleh dengan mengambil beberapa tetes darah, kemudian diteteskan pada
kaca objek lalu ditambahkan aquades atau larutan NaCl 0,3 atau 0,5, kemudian
ditutup dengan kaca penutup.

Eritrosit berbentuk bulat bikonkaf berukuran 7,5 um-7,7 um dan tidak


memiliki inti. Eritrosit memiliki pigmen respirasi yang dinamakan hemoglobin.
Hemoglobin berperan dalam mengikat oksigen (O2) sehingga membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Ikatan oksihemoglobin menyebabkan warna merah pada
darah.

Sel-sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukan ke dalam larutan
hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukan ke dalam cairan hipertonis,
sedangkan di dalam larutan yang isotonis sel-sel darah tidak akan mengalami
perubahan apa-apa.
3.1 Alat dan Bahan:
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca objek (object glass)  
3. Kaca penutup (cover glass)
4. Jarum penusuk
5. Kapas
6. Aquades.

3.2 Prosedur/Langkah-langkah Pembuatan Preparat Sel Darah


1. Disediakan kaca objek yang bersih.
2. Dibersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas yang sudah dibasahi alkohol
3. Dengan menggunakan alat tusuk, tusuk jari tersebut hingga
mengeluarkan darah. 
4. Diletakkan tetesan darah tadi di atas kaca objek dan ratakan. 
5. Ditetesi dengan aquades pada kaca objek yaitu di atas sel darah merah. 
6. Ditutup dengan kaca penutup yang bersih. 
7. Dilakukan pengamatan preparat dengan mikroskop cahaya.

D. PLANKTON AIR
Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan
disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890. Definisi tentang plankton telah banyak
dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama yakni, seluruh
kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau
melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak
dapat melawan arus.

Individu plankton (plankter) umumnya berukuran mikroskopis, meskipun


demikian ada plankter yang berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat
mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang 25 meter. Plankton dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal,
ukuran dll. Pengelompokan plankton yang paling umum didasarkan pada cara
makannya. Berdasarkan cara makan plankton dapat dibedakan menjadi
saproplankton, fitoplankton, dan zooplankton. Di perairan, peran plankton tersebut
sangat penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton dapat berfungsi
sebagai pakan alami yang ramah lingkungan.
4.1 Pengambilan Sampel Plankton di Perairan
Teknik pengumpulan plankton dari perairan yang paling mudah umumnya dapat
dilakukan dengan menyaring sejumlah massa air dengan jaring halus (planktonet).
Tergantung pada tujuannya sampling plankton dapat dilakukan secara kualitatif
atau kuantitatif.

4.2 Pembuatan Preparat Plankton


Alat :
1. Kaca objek (object glass)
2. Kaca penutup (cover glass)
3. Pipet tetes
4. Botol semprot

Bahan :

1. Sampel plankton
2. Tissue
3. Aquades
Prosedur :
1. Object glass dan cover glass dikalibrasi menggunakan aquades kemudian
dilap secara searah menggunakan tissue.
2. Sampel plankton dikocok secara perlahan, kemudian diambil menggunakan
pipet tetes lalu diteteskan ke permukaan object glass sebanyak 1 tetes.
3. Tutup object glass dengan cover glass dengan sudut kemiringan 40o agar
memperkecil kemungkinan terjadi gelembung.
4. Jika terdapat gelembung dalam pembuatan preparat sebaiknya diulangi agar
pengamatan dibawah mikroskop menjadi lebih jelas dan mudah.

4.3 Pengamatan Plankton di bawah Mikroskop


Alat : Preparat plankton dan Mikroskop
Prosedur :
1. Preparat plankton yang sudah jadi diletakkan diatas meja objek mikroskop
2. Sebelum dinyalakan, dipastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada
frekuensi terkecil, jika sudah bisa dinyalakan.
3. Cahaya diperjelas dengan memutar pengatur cahaya dan bukaan diafragma,
kemudian pilih perbesaan yang diharapkan (40x, 100x, 400x, 1000x)
4. Menemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan halus sedemikian rupa
sehingga preparat terlihat jelas, untuk perbesaran 1000x menggunakan minyak
emercy agar tidak terjadi gesekan dan memperjelas objek.

Anda mungkin juga menyukai