PENGAMATAN SEL
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
A PENGERTIAN
Fungsi dari mikroskop cahaya adalah untuk melihat benda-benda kecil atau untuk
melihat jaringan hewan dan tumbuhan secara detail.
Preparat merupakan sediaan awetan yang dibuat dari objek tumbuhan, hewan atau
organisme lain. Sediaan atau preparat adalah sesuatu yang akan diperiksa dibawah
mikroskop. Pembuatan preparat awetan dapat dilakukan dengan suatu teknik pembuatan yang
dilakukan secara mikroskopis atau disebut mikroteknik (Harijati et al., 2017). Pembuatan
preparat harus dilakukan sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang sesuai dengan
metode pembuatan preparat yang digunakan. Menurut Djukri (2003), metode dalam
pembuatan mikroteknik ada beberapa macam yaitu metode maserasi, metode squash, metode
section, metode wholemount, metode pollen, dan metode apus.
Untuk mengamati benda-benda kecil tersebut, harus disiapkan sediaan atau preparat segar.
Adapun cara menyiapkan preparat segar adalah dengan cara menyayat tipis bagian tubuh
tersebut. Contoh: preparat usap darah, sel epithel pipi, jaringan daun, akar dan lain-lain.
Sediaan ini langsung dibuat
dari spesimen segar dan langsung diamati serta tidak menggunakan pengawet apapun
juga sehingga tidak dapat disimpan lama.
B PEMBAGIAN SEDIAAN ATAU PREPARAT
2. Preparat tempel : jaringan tubuh ( misalnya epithel pipi ) langsung diambil atau
dikerok dan ditempelkan pada objek glass.
3. Preparat iris / sayatan : jaringan tubuh diiris sangat tipis (dan kecil, hanya sekitar
1-2 mm) dan ditempel pada objek glass.
a. Preparat basah. Preparat basah biasanya digunakan pada waktu praktikum struktur
tumbuhan atau hewan. Preparat yang dihasilkan tidak dapat disimpan lama.
Ada dua cara pembuatan preparat yaitu pembuatan preparat tanpa penyayatan dan
pembuatan preparat dengan penyayatan.
Preparat yang dibuat tanpa penyayatan adalah preparat yang berasal dari mikroorganisme di
dalam air.
Cara membuatnya:Ambil air yang akan diamati menggunakan pipet tetes. Kemudian
tempatkan air tersebut pada object glass.Selanjutnya tutup object glass dengan menggunakan
kaca penutup.Preparat siap diamati dengan menggunakan mikroskop.
Preparat yang dibuat dengan penyayatan adalah preparat yang berasal dari organ tubuh
mikroorganisme, misalnya penampang daun, akar, atau otot.Untuk membuat pembuatannya
kita perlu menyiapkan peralatan seperti silet, object glass, kaca penutup, dan bahan
pewarna.Bahan pewarna seperti lugol, biru metilen (methylene blue), dan eosin untuk
memudahkan dalam mengamati objek.
Cara membuatnya:
1) Gunakan gabus/batang umbi kayu sebagai alat bantu mempermudah menyayat bagian
tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.
2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin agar
mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).
3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis
mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan
diamati adalah akar/ batang).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat preparat basah mikroskopis (untuk
pengamatan dengan mikroskop) adalah sebagai berikut :
1. Buat sayatan setipis mungkin dengan menggunakan silet atau cutter yang tajam.
2. Sayatan dilakukan dengan arah dari luar ke dalam (ke arah tubuh) dengan posisi agak
jauh dari tubuh, sejajar mata.
3. Letakkan hasil sayatan di tengah kaca objek .
4. Upayakan sayatan objek dalam keadaan rata.
5. Tetesi sayatan preparat yang telah diletakkan di atas kaca objek dengan air
menggunakan pipet sebanyak satu tetes. Pegang pipet dengan benar
6. Setelah ditetesi air, tutup sayatan objek dengan kaca penutup. Caranya, siapkan kaca
penutup dalam posisi berdiri dengan menahannya menggunakan pipet. Sementara satu
tangan yang lain memegang kertas hisap/kapas untuk menyerap kelebihan tetesan air
yang menutup sayatan. Kegiatan ini bertujuan agar tidak terjadi gelembung air pada
preparat.
7. Sambil tangan yang memegang kapas mengurangi tetesan air, perlahan-lahan
rebahkan kaca penutup dengan menggerakkan pipet yang menahannya, sampai kaca
penutup menutupi sayatan objek tadi. Setelah tertutup, preparat sudah jadi dan siap
diamati.
1. Siapkan objek glass, bersihkan dengan tissue lembut. Beri setetes air. Letakkan
sampel yang sudah diiris/ dikerok pada tetesan air tersebut. Atur posisi sampel dengan
menggunakan jarum/ sonde.
2. Tutup sampel dengan cover glass. Caranya: tempelkan salah satu sisi cover glass di
dekat tetesan air yang sudah ada sampelnya, pelan-pelan turunkan sisi cover glass
yang lain sampai akhirnya cover glass menutupi sampel dan tetesan air.
1. SEL HEWAN
Berikut dibawah ini adalah beberapa cara pembuatan preparat awetan, simak dan perhatikan
sebagai berikut :
Pembuatan awetan basah hewan
Langkah-langkah membuat awetan basah hewan sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu hewan tersebut dimatikan.
2. Diberi Fiksatif, yaitu zat kimia atau campuran zat kimia yang bertujuan untuk mematikan
sel-sel dengan cepat sehingga isi sel tidak rusak dan sel-sel masih sesuai dengan sel-sel yang
hidup serta membuat sel-sel jaringan mengeras.
3. Dimasukkan ke dalam zat pengawet, yaitu seperti :
Alkohol 70% untuk mengawetkan invertebrata.
Formalin 8% untuk mengawetkan lintah, udang, keong air, kerang, Reptil serta
Mamalia.
Formalin 5% untuk mengawetkan cacing perut, cacing tanah, serta katak.
Pembuatan awetan basah tumbuhan
1. Pastikan keadaan aseptis terjaga meliputi tempat kerja, tangan, dan peralatan.
Teteskan gliserol 10% pada preparat/glass slide (gelas objek). Gliserol berguna untuk
memberi nutrisi pada biakan murni dan mencegah terjadinya lisis sel karena gliserol
bersifat isotonik, sehingga tidak mempengaruhi permeabilitas sel. Gliserol dapat
digantikan dengan cairan lain.
2. Ose dipijarkan pada api bunsen dan ambil satu ose pada biakan murni dan goreskan
pada tetesan gliserol di gelas objek.
3. Tutup gelas objek dengan gelap penutup. Usahakan tidak ada gelembung yang
muncul.
4. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x) untuk pengamatan awal
yang bertujuan untuk melokalisir objek yang diinginkan.
5. Pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400x untuk memperjelas objek
pengamatan. Perbesaran 1000x diperlukan untuk lebih memperjelas lagi.
2. SEL TUMBUHAN
Whole Mount; Metode ini digunakan untuk membuat preparat organisme utuh atau
sebagian kecil yang nantinya akan diamati di bawah mikroskop tanpa atau dengan
penyayatan. Contoh dari tumbuhan yang dapat dibuat preparat menggunakan metode
ini adalah lumut, sori paku, trikoma dan stomata
Squash (pencet); merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu
sediaan dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek atau kaca preparat
Smear (apus); metode terbatas pada beberapa penerapan pada sel-sel yang tidak
disatukan dengan kuat satu sama lain, seperti pada lamela tengah. Pada tumbuhan
tingkat tinggi seperti pada mikrosporosit yang mulai membulat.
Mikrokimia (Microchemist); yaitu suatu metoda menggunakan suatu zat warna untuk
mengetahui suatu kandungan kimia pada jaringan tumbuhan misalnya untuk
mengetahui keberadaan pati pada suatu jaringan tumbuhan, dapat ketahui dengan
ditetesi Lugol. Keberadaan pati ditandai dengan perubahan warna objek menjadi
ungu.
Freehand Sections
b. CARA KERJA
1. satu sisi dari silet ditutupi oleh selotip(panah) untuk menghindari tersayatnya jari
secara tidak sengaja.
2. Untuk memotong spesimen harus dipegang oleh ibu jari, pada sudut kanan ke jari
telunjuk.
3. Silet dan spesimen harus basah untuk mengurangi gesekan selama pemotongan. Posisi
spesimen di salah satu ujung pisau seperti yang ditunjukkan oleh panah
4. Bagian yang terpotong (panah) di pindahkan ke kaca objek kemudian ditetesi air dan
ditutup dengan cover glass kemudian diamati.
freehand section dapat pula dilakukan dengan meletakan potongan sampel kedalam gabus
atau wortel seperti gambar dibaawah ini
setelah proses pembuatan spesimen maka akan dilakukan proses pengamatan dan
menggambar. menggambar hasil pengamatan mikroskop dapat dilakukan secara langsung
atau menggunakan alat bantu yang disebut dengan kamera lusida
1. Irislah bahan preparat setipis-tipisnya. Untuk mendapatkan hasil yang tipis lihat cara-
cara berikut :Kaca objek yang telah bersih dari lemak ditetesi (1 tetes) reagen
ditengah - tengah kaca objek, Peganglah bahan preparat tegak lurus dengan badan,
apabila bahan sangat tipis dapat dibantu dengan menyelipkan bahan pada empulur
batang manihot atau gabus, Letakkan silet/cutter pada bahan tersebut dengan
membentuk sudut ∆ 30 derajat supaya mendapat irisan yang tipis. Arahkan pisau ke
arah badan.
2. Buatlah irisan-irisan 3-4 irisan.
3. Letakkan irisan-irisan tersebut pada kaca yang telah ditetesi Reagen.
4. Tutuplah dengan kaca penutup yang telah dibersihkan dengan hati-hati dan pelan-
pelan.
5. Hindari terbentuknya gelembung-gelembung air ,karena dapat mengganggu
pengamatan, menghindari dengan dibantu dengan meletakkan kaca penutup di atas
kertas saring dan ditutupkan pelan-pelan.
6. Siapkan mikroskop yang telah diketahui kelengkapanya dan keadaan bersih.
7. Letakkan mikroskop pada meja tanpa alas.
8. Aturlah pencahayaannya dengan menggunakan lensa objektif perbesaran 10x.
9. Letakkan preparat dibawah lensa objektif pembesaran 10 x dengan posisi yang benar.
10. Carilah bayangan benda pada preparat, dengan memutar makrometer sampai lensa
objektif mendekati preparat kurang lebih 2mm siatasnya(lihatlah dari pinggir),
kemudian putar kembali makrometer keatas secara pelan-pelan, sampai terlihat
bayangan.
11. Apabila telah terlihat bayangan benda tersebut, tunjukanlah pada bagian yang akan
diamati, perjelas dengan cara memutar mikrometer secara perlahan-lahan dan putar
lensa objektif ke perbesaran 40x. dan perjelas lain dengan cara memutar mikrometer
perlahan-lahan.
3. SEL DARAH
Biasanya pada sel darah ini yang digunakan adalah preparat usap darah, sel
darah ini bisa diambil pada darah manusi dan darah pada hewan.
a. Pada preparat usap darah ini biasanya digunakan untuk pengamatan sel darah,
misalnya: Sediaan apus darah (sediaan apus darah tepi / preparat darah) adalah
salah satu teknis pemeriksaan sel-sel darah menggunakan mikroskop. Pemeriksaan
sediaan darah umumnya digunakan untuk membantu pemeriksaan kelainan darah dan
juga infeksi parasit, seperti malaria.
i. Teknik pembuatan
Sebagai bagian dari persiapan pembuatan sediaan apus, kaca objek (preparat
kaca) yang digunakan harus bersih dari kotoran dan diberi label berisi informasi
tentang nama pasien, tanggal pembuatan, dan kode identifikasi pasien. Selanjutnya,
satu tetes darah pasien diletakkan di ujung preparat kaca.Kaca preparat lainnya
digunakan untuk meratakan darah menjadi satu lapisan tipis (monolayer) agar bisa
diamati di bawah mikroskop. Kaca perata ini diletakkan di depan tetesan darah,
kemudian tarik ke belakang hingga darah merata pada setiap sudut. Pada tahap akhir,
kaca perata didorong ke depan dengan sudut 45-60 °C hingga terbentuk apusan
sepanjang 3-4 cm. Darah dibiarkan mengering di udara sebelum dilanjutkan ke
proses pewarnaan.
Sel-sel darah harus diwarnai terlebih dahulu agar dapat diamati di bawah
mikroskop.Jenis pewarnaan yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan darah
adalah pewarnaan Romanowski, seperti Wright, Mary-Grunwald, dan Giemsa.
Berbagai komponen darah akan memiliki warna yang berbeda di bawah mikroskop.
Selanjutnya, preparat darah ditutup dengan kaca pelapis agar dapat disimpan dalam
waktu yang lama. Pengamatan di bawah mikroskop umumnya dilakukan pada
perbesaran 40x dan terkadang 100x. Selain menghitung jumlah sel darah putih
(terdiri dari: neutrofil, limfosil, basofil, eosinofil, dan monosit). Bentuk (morfologi)
dan ukuran sel darah merah (eritrosit) dan putih juga harus diamati dan dilaporkan
kepada pasien atau dokter terkait. Pemeriksaan apusan darah ini merupakan salah
satu pemeriksaan awal untuk mendeteksi kanker darah ( leukemia), animea, dan
kelainan genetik seperti talasemia.
Sediaan apus darah sebelum (kiri) dan sesudah
(kanan) pewarnaan dengan Giemsa.
CARA KERJA
c. Aduk –aduk dengan tusuk gigi dan ratakan dipermukaan objek glass,
tutup dengan cover glass.
4. PLANKTON DI AIR