Anda di halaman 1dari 6

Judul Praktikum : pembuatan preparat segar

Waktu praktikum : 29-11-2022

Tujuan Praktikum :

 Mengetahui cara tahapan pembuatan preparat segar


 Mengetahui berbagai jenis sayatan di gunakan
 Mengetahui teknik cara menyayat yang baik dan benar
 Mengetahui perbedaan hasil sayatan yang digunakan
 Mengetahui hasil preparat dengan mikroskop
A. Hasil pengamatan

No. Nama preparat Tipe sayatan Pembesaran Dokumentasi

1. Rhoeo diskolor Melintang 4/0.10

2. Rhoeo diskolor Membujur 4/0.10


3. Rhoeo diskolor Paradermal 4/.0.10

B. Pembahasan
Preparat merupakan kepingan kaca berisi objek yang yang akan
diamati dan dipasang pada meja mikroskop. Objek yang akan diamati
tersebut biasanya berukuran kecil atau berupa potongan kecil (sayatan)
suatu makhluk hidup.
Preparat sendiri memiliki beberapa jenis ada preparat awetan dan
preparat sementara, namun pada praktikum kali ini menggunakan preparat
sementara atau bisa juga bisa disebut preparat basah/segar.
Preparat basah/segar dan bisa disebut juga sementara, karena objek
terendam di dalam media air atau gliserin. Preparat sementara merupakan
preparat yang tidak perlu diawetkan dengan proses apa pun. Gelas penutup
diletakkan di atas objek yang diamati tanpa perekat. Gelas penutup
berfungsi untuk melindungi lensa objektif dari medium preparat dan
mengurangi penguapan.
Sayatan yang digunakan pada praktikum ini menggunakan tiga sayatan:
1. Sayatan melintang yaitu bagian tanaman disayat tegak lurus
dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman yang digunakan
seperti daun, kulit kayu (Bark), rhizoma, akar, buah. Tetapi pada
praktikum kali ini menggunakan daun terlebih dahulu dengan
sayatan kira-kira 1 cm dengan mengambil sayatan setipis mungkin
untuk dapat melihat jaringan yang di inginkan dan tujuan dari
sayatan adalah untuk melihat susunan jaringan katikula daun.
2. Sayatan membujur yaitu bagian tanaman diambil langsung pada
bagian pinggir dan sejajar dengan sumbu utama (vertical) daun
dengan sayatan kira-kira 1 cm adan dalam pengambilannya harus
teliti supaya mendapatkan sayatan tipis untuk mendapatkan
jaringan yang akan di amati. Tujuan sayatan ini adalah untuk
mengamati jaringan epidermis daun.
3. Sayatan paradermal yaitu bagian tanaman disayat pada permukaan
organ tanaman sejajar dengan permukaan. bagian yang digunakan
dapat berupa batang, daun, buah atau endocarp. Tetapi pada
praktikum kali ini hanya menggunakan daun sebagai bahan sayatan
dengan sayatan kira-kira 1 cm. Tujuan dari sayatan ini biasa
digunakan untuk pengamatan stomata

Rhoeo discolor atau adam Hawa merupakan tanaman hias yang


mudah ditemukan di berbagai pekarangan karena sering dijadikan
sebagai tanaman hias dan tergolong ke dalam tanaman hias varigata.
Tanaman varigata adalah segala tanaman yang menampilkan dua
warna atau lebih pada induknya. Tanaman ini termasuk tanaman
sukulen dengan daun yang berdaging. Permukaan atas daun bewarna
hijau sedangkan permukaan bawah bewarna keunguan. Warna tersebut
berhubungan dengan kandungan antosianinnya yang umumnya
disimpan dalam vacuola. Tanaman inilah yang di jadikan subjek pada
praktikum kali ini dengan mengamati jaringan epidermis, parenkim
dan stromatanya dengan beberapa sayatan.

Dalam pembuatan preparat sementara langkah-langkah yang harus


dilakukan adalah :
1. Mengiris atau menyayat permukaan objek (jaringan tumbuhan)
yang akan diteliti. Dalam mengiris jaringan tersebut harus kita
usahakan agar setipis mungkin dan kira-kira dalam
pengambilannya sekitaran 1 sampai 2 cm, ini dilakukan agar
gambar jaringan dalam tumbuhan dapat terlihat dengan jelas.
2. Letakkan hasil sayatan di tengah kaca objek, jika dalam
pengambilan hasil sayatan kesusahan karena terlalu kecil bisa
menggunakan jarum pentul yang sudah di sediakan dan
diupayakan sayatan objek dalam keadaan rata.
3. Memberi medium (berupa setetes air) di atas kaca obyek
kemudian bahan yang akan diamati diletakkan di dalam medium
tersebut dan ditutup dengan kaca penutup. Dalam menutup obyek
yang akan diteliti harus diusahakan agar tidak terdapat gelembung
udara pada medium.
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut;
 memegang kaca penutup dengan posisi 45° terhadap gelas
obyek.
 tepi bawah kaca penutup disentuhkan pada permukaan
medium dan perlahan-lahan direbahkan sehingga kaca
penutup terletak di atas kaca obyek.
 apabila masih ada gelembung udara maka pekerjaan
tersebut harus diulangi sampai tidak ada gelembung udara.

Hasil dari pengamatan dengan mikroskop bisa kita lihat bahwa setiap
sayatan mempunyai hasil yang berbeda-beda sesuai dengan ketelitian
dalam menyayatnya juga, untuk itu setiap sayatan harus menyayat setipis
mungkin supaya bisa menghasilkan hasil yang memaksimalkan karena
kalau sampai menyayatnya ketebalan biasanya hasil yang di inginkan tidak
dapat terlihat dengan jelas. Bisa kita lihat hasil dari pengamatan yang
kelompok kami lakukan ada yang memang bisa terlihat jelas dan ada juga
yang masih samar-samar seperti sayatan melintang karena katikula yang
diamati masih belum jelas tetapi sayatan membujur dan sayatan
paradermal dapat terlihat dengan jelas jaringan epidermis dan stomatanya.
C. Daftar Pustaka

Samiyarsih, S. (2019). Pelatihan Pembuatan Preparat Mikroskopis


Tumbuhan Sebagai Sarana Peningkatan Program Pembelajaran
Siswa SMP Negeri 1 Purwokerto. Prosiding, 8(1).

Ristiari, N. P. N., Julyasih, K. S. M., & Suryanti, I. A. P. (2019). Isolasi Dan


Identifikasi Jamur Mikroskopis Pada Rizosfer Tanaman Jeruk Siam
(Citrus nobilis Lour.) Di Kecamatan Kintamani, Bali. Jurnal
Pendidikan Biologi undiksha, 6(1).

Lay, B. (1994). Analisis Mikrob di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafika


Persada.

Anjarwati, S., Wardany, K., & Yanti, F. A. (2020). Lokakarya dan pelatihan
pembuatan preparat biologi bagi guru-guru SMA di Lampung Timur.
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 2(2).

D. Lampiran
Pertanyaan
1. Ciri-ciri preparat yang baik dan benar?
2. Bagaimana cara mengatur fokus preparat pada mikroskop supaya
dapat terlihat jelas?
3. Perbedaan dari preparat segar dan preparat awetan?
4. Objek apa saja yang bisa di jadikan preparat?
5. Dampak ketika preparat basah terdapat gelembung udara?

Pertanyaan

1. Preparat yang bagus adalah yang tipis dan kering serta terlihat


seperti lapisan yang tipis.
2. Cara untuk mengatur fokus preparat yang akan diamati yaitu
mengatur dan membuka diafragma pada mikroskop (mengatur
cahayanya). Kemudian, menaikkan kondensor mendekati posisi
slide preparat pada meja objek sambil diamati pada lensa okuler
intensitas cahaya yang dihasilkan.
3. Preparat permanen merupakan objek yang sudah di awetkan. Dan
dapat digunakan berkali-kali. Sedangkan preparat segar adalah
preparat yang di buat langsung tanpa pengawetan dan hanya bisa di
gunakan di hari itu saja.
4. Objek yang bisa di jadikan ada 3 yaitu tumbuhan, hewan, dan
mikrob.
5. Jika terdapat gelembung udara di dalam preparat basah maka objek
yang akan di amati akan terhalangi.

Anda mungkin juga menyukai