Tujuan Praktikum :
B. Pembahasan
Preparat merupakan kepingan kaca berisi objek yang yang akan
diamati dan dipasang pada meja mikroskop. Objek yang akan diamati
tersebut biasanya berukuran kecil atau berupa potongan kecil (sayatan)
suatu makhluk hidup.
Preparat sendiri memiliki beberapa jenis ada preparat awetan dan
preparat sementara, namun pada praktikum kali ini menggunakan preparat
sementara atau bisa juga bisa disebut preparat basah/segar.
Preparat basah/segar dan bisa disebut juga sementara, karena objek
terendam di dalam media air atau gliserin. Preparat sementara merupakan
preparat yang tidak perlu diawetkan dengan proses apa pun. Gelas penutup
diletakkan di atas objek yang diamati tanpa perekat. Gelas penutup
berfungsi untuk melindungi lensa objektif dari medium preparat dan
mengurangi penguapan.
Sayatan yang digunakan pada praktikum ini menggunakan tiga sayatan:
1. Sayatan melintang yaitu bagian tanaman disayat tegak lurus
dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman yang digunakan
seperti daun, kulit kayu (Bark), rhizoma, akar, buah. Tetapi pada
praktikum kali ini menggunakan daun terlebih dahulu dengan
sayatan kira-kira 1 cm dengan mengambil sayatan setipis mungkin
untuk dapat melihat jaringan yang di inginkan dan tujuan dari
sayatan adalah untuk melihat susunan jaringan katikula daun.
2. Sayatan membujur yaitu bagian tanaman diambil langsung pada
bagian pinggir dan sejajar dengan sumbu utama (vertical) daun
dengan sayatan kira-kira 1 cm adan dalam pengambilannya harus
teliti supaya mendapatkan sayatan tipis untuk mendapatkan
jaringan yang akan di amati. Tujuan sayatan ini adalah untuk
mengamati jaringan epidermis daun.
3. Sayatan paradermal yaitu bagian tanaman disayat pada permukaan
organ tanaman sejajar dengan permukaan. bagian yang digunakan
dapat berupa batang, daun, buah atau endocarp. Tetapi pada
praktikum kali ini hanya menggunakan daun sebagai bahan sayatan
dengan sayatan kira-kira 1 cm. Tujuan dari sayatan ini biasa
digunakan untuk pengamatan stomata
Hasil dari pengamatan dengan mikroskop bisa kita lihat bahwa setiap
sayatan mempunyai hasil yang berbeda-beda sesuai dengan ketelitian
dalam menyayatnya juga, untuk itu setiap sayatan harus menyayat setipis
mungkin supaya bisa menghasilkan hasil yang memaksimalkan karena
kalau sampai menyayatnya ketebalan biasanya hasil yang di inginkan tidak
dapat terlihat dengan jelas. Bisa kita lihat hasil dari pengamatan yang
kelompok kami lakukan ada yang memang bisa terlihat jelas dan ada juga
yang masih samar-samar seperti sayatan melintang karena katikula yang
diamati masih belum jelas tetapi sayatan membujur dan sayatan
paradermal dapat terlihat dengan jelas jaringan epidermis dan stomatanya.
C. Daftar Pustaka
Anjarwati, S., Wardany, K., & Yanti, F. A. (2020). Lokakarya dan pelatihan
pembuatan preparat biologi bagi guru-guru SMA di Lampung Timur.
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 2(2).
D. Lampiran
Pertanyaan
1. Ciri-ciri preparat yang baik dan benar?
2. Bagaimana cara mengatur fokus preparat pada mikroskop supaya
dapat terlihat jelas?
3. Perbedaan dari preparat segar dan preparat awetan?
4. Objek apa saja yang bisa di jadikan preparat?
5. Dampak ketika preparat basah terdapat gelembung udara?
Pertanyaan