PERCOBAAN 6
PENGAMATAN SIMPLISIA CORTEX
Disusun Oleh:
Sulistia Rahmawati (10060321092)
Irma Darmawati (10060321093)
Syahla Mutiara (10060321094)
Fadira Crysta Ratu Fasma (10060321095)
I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk :
1.1 Mengidentifikasi berbagai jenis simplisia cortex secara
makroskopik.
Korteks menjadi salah satu bahan alam yang dipakai dalam bidang
farmasi sendiri. Umumnya kulit batang tersebut banyak digunakan sebagai
tanaman obat. Menurut WHO (World Health Organization) tanaman obat
dapat didefinisikan sebagai tanaman yang digunakan dengan tujuan
pengobatan dan merupakan bahan asli dalam pembuatan obat herbal.
Konsumsi tanaman obat memiliki fungsi sebagai obat, penyembuhan dan
pencegahan penyakit. Namun umumnya tanaman obat ini merupakan
pengobatan turun temurun yang lebih mengarah pada pencegahan penyakit
dan kekebalan tubuh. Adapun tanaman obat yang dapat menyembuhkan
ialah Obat Herbal Terbatas (OHT) yang telah teruji secara klinis (Siregar,
2021).
Korteks adalah kawasan diantara silinder dan pembuluh luar. Korteks
dari batang biasanya terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas. Ditepi luar
sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dengan
jaringan pembuluh tidak jelas karena tidak ada endodermis. Empulur dan
korteks sebagain besar terdiri dari sel-sel parenkim. Pada ranting, cabang
berkayu muda dan batang bawah parensial herba jaringan ini menyimpan
banyak sekali makanan. Bagian terluar korteks dari ranting dan herba
seringkali terdiri dari klorenkim yang memberikan warna hijau pada
batang. Lapisan gabus yang ada dalam tumbuhan berkayu dan herba efektif
dalam mengurangi kekurangan air dari jaringan-jaringan bagian dalam.
Lapisan gabus dihasilkan oleh aktivitas kambium gabus. Di sisi luar batang
terdri dari sel epidermis yang biasanya terdiri dari satu lapisan sel
(Tjitrosoepomo G. , Taksonomi Tumbuhan, 2009).
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi secara makroskopik dan
mikroskopik pada simplisia cortex. Praktikum ini dilakukan untuk mengamati
fragmen pengenal yang merupakan komponen spesifik untuk
mengindentifikasi suatu sampel. Pengamatan pada praktikum ini dilakukan
dengan dua metode yaitu metode makroskopik dengan mengindentifikasi bau,
bentuk, tekstur dan warna dari suatu simplisia cotex. Untuk metode
mikroskopik dilakukan untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen khas suatu
simplisia cortex di bawah miksroskop. Untuk sampel yang digunakan terdapat
lima sampel diantaranya ialah simplisia Chinchonae cotex, Alstoniae
scholaridis cortex, Alyxiae reinwardtii cortex, Cinnamomi burmannii cortex,
Caesalpiniae sappanis cortex dengan menggunakan reagen Kloralhidrat,
Florogucinol+HCL dan I2KI. Reagen kloral hidrat pada percobaan kali ini
digunakan untuk membantu menghilangkan butir pati dan senyawa larut air
yang menghalangi pengamatan keberadaan kristal kalsium oksalat,
penggunaan kloral hidrat dapat digunakan untuk menjernihkan preparat
sehingga dapat melarutkan berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada
pemeriksaan simplisia pada mikroskop dan agar mepermudah pengamatan
lebih jelas mengenai jaringan yang terdapat pada simplisia yang sedang
diamati. Reagen Floroglusinol pada percobaan kali ini digunakan untuk
mendeteksi lignin, ketika ditambah HCl pekat dapat mempercepat reaksi
kadang-kadang perlu pemanasan, tetapi preparat harus dijaga agar tidak
sampai kering. Reagen I2KI pada percobaan kali ini digunakan untuk
mendeteksi butir pati yang terdapat pada cortex.
Tainter, D., & Grenis, A. (2001). Spices and Seasonings: A Food Technology
Handbook 2nd ed. Canada: John Wiley and Sons Inc.
Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press.