Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBELAHAN SEL TUMBUHAN

Oleh:
Banyu Alam Purnama
1207020011
Biologi A
Kelompok 3
Praktikum Biologi Dasar

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan

Mempelajari fase-fase pembelahan mitosis pada ujung akar tanaman Bawang merah Alium cepa

1.2. Dasar Teori

Dalam pembelahan sel, biasanya Anda dapat mengamati kromosom dengan mikroskop normal.
Namun, untuk mempelajari struktur halusnya, mikroskop elektron harus digunakan. Bagian dari
kromosom disebut sentromer, yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada
organisme tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh selain sel kelamin) mengandung sekumpulan
kromosom yang diterima dari orang tuanya. Bentuk kromosom dari induk betina mirip dengan
induk jantan. Kromosom ini kemudian disebut kromosom homolog. Oleh karena itu, jumlah
kromosom dalam sel manusia disebut diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung
setengah dari jumlah kromosom pada sel somatik, sehingga jumlah kromosom dalam gamet disebut
haploid (n). Sekelompok kromosom haploid suatu spesies disebut genom (Suryo, 2008).
Kromosom adalah struktur molekul besar yang mengandung DNA, yang menyimpan informasi
genetik dalam sel. Istilah kromosom berasal dari istilah chroma yang mengacu pada warna dan sel
somatik, yaitu tubuh kromosom yang terdiri dari dua bagian, yaitu sentromer atau kinetokondria
yang merupakan pusat dari bundar kromosom, dan kromosom Lengannya berisi kromosom dengan
dua gen (berpasangan). Kromosom merupakan alat pengangkut materi genetik (gen atau DNA)
yang sebagian besar dipisahkan menurut hukum Mendel (Sastrosumarjo, 2006).
Mitosis adalah pembelahan inti yang berkaitan dengan pembelahan sel somatik yang memiliki
beberapa tahapan (Satrosumarjo, 2006). Kromosom dalam metafase mitosis mengalami tingkat
kondensasi dan penebalan terbesar, sehingga panjang dan posisi sentromer pada tahap ini dapat
diamati dengan lebih jelas. Setelah mengetahui total panjang dan posisi sentromer, analisis kariotipe
dapat dilanjutkan.
Satrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa mitosis adalah pembelahan inti yang berkaitan dengan
pembelahan sel somatik yang mempunyai beberapa tahapan yaitu: interfase, profase, gerakan
keturunan, tengah, akhir dan akhir. Kromosom tumbuhan berbeda satu sama lain. Baik itu bentuk,
jumlah maupun panjangnya. Jumlah kromosom Allium Cepa adalah 2n = 16. Hal ini sangat
membantu untuk mempelajari analisis mitosis tanaman, karena jumlahnya tidak terlalu banyak,
ukuran kromosomnya besar, dan mudah dalam pembuatannya (Sastrosumarjo, 2006).
Mitosis pada tumbuhan terjadi antara 30 menit hingga beberapa jam dan merupakan bagian dari
proses siklus yang berkelanjutan. Jaringan akar bawang merah (Allium onion skin) merupakan
jaringan yang memudahkan untuk menganalisis pengamatan mitosis (Sugiri, 1992). Proses mitosis
ini terjadi dengan pembelahan sitoplasma dan bahan luar inti. Dalam mitosis, setiap induk diploid
(2n) akan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing sel anak masih diploid dan memiliki sifat
genetik yang sama dengan sel induk.
BAB II
METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan dengan metode menonton melalui aplikasi youtube pada
hari Rabu tanggal 2 Desember 2020 pukul 07.00 – 09.30 WIB. Tempat pelaksanaan di Rumah
pribadi Jl. KH Usman Dhomiri No 59, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
2.2. Alat dan Bahan

Alat:
- Pisau
- Alas
- Gelas
- Gunting
- Bunsen
- Preparat
- Pipet tetes
- Cawan petri
- Tisu
- Cover glass
- Pinset
- Mikroskop
- Laptop
Bahan:
- Bawang merah / Allium Cepa
- Air
- Kalkosin 0,02%
- Aquades
- Carnoy’s
- Etanol 70%
- HCl 1 N
- Acertoorcein 2%
- Asam asetat 45%
- Minyak inersi
2.3. Prosedur Kerja

Menumbuhkan akar
Kecambahkan bawang pada air (4-7 hari)

Pre-treatment
Masukan akar pada larutan kalkosin 0,02% (1-2 jam), lalu diganti larutan
dengan larutan carnoy’s (2-3 jam) memfiksasi kondisi sel, lalu buang

Store
Dimasukan kedalam etanol 70%

Maserasi
Ditetesi HCl 1 N, panaskan di atas bunsen sebentar saja

Staining
Pewarnaan menggunakan acetoorcein 2% (15-45 menit), lalu bilas
menggunakan asam asetat 45%

Squash
Preparat ditekan di atas tisu secara perlahan

Pengamatan
Mikroskop objektif 100x lalu beri minyak inersi
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. klasifikasi Bawang Merah

(Sumber: https://kumparan.com/ )
Bawang merah Menurut Rukmana (1994), klasifikasi bawang merah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Ordo : Liliales
Familia : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa

Tanaman bawang merupakan tanaman semusim berbentuk rumpun yang tumbuh


tegak dengan ketinggian mencapai cm dan berakar serabut. Bentuk daun bulat kecil dan
memanjang, serta ujung meruncing. Sedangkan bagian pangkal melebar dan membengkak.
Letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Warna daun hijau (J.W.
Kimball, 1998: 200). Tanaman ini memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal
dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara cm di dalam tanah. Batang tanaman
bawang merupakan batang sejati atau disebut diskus yang berbentuk seperti cakram, tipis
dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh). Di atas diskus
terdapat batang semu yang terdiri dari kumpulan pelepah-pelepah daun.

3.2. Metode squash

Metode yang umum digunakan dalam membuat preparat mitosis yaitu dengan
squash. Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara
meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga
didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop (Suntoro, 1983
: 14). Secara umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode squash yaitu
diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis, pemulasan, dan yang
terakhir pembuatan preparat dengan meremas (Squash) (Jones dan Rickards, 1990 : 4).
Bahan utama pembuatan preparat mitosis adalah sel yang melakukan pembelahan
mitosis. Sel-sel yang sedang melakukan mitosis ditemukan pada bagian tanaman yang aktif
mengalami pertumbuhan (meristematis), paling mudah ditemukan pada bagian ujung akar
(Loveless, 1983 : 91). Akar mudah tumbuh dan seragam,sel akar tidak berklorofil serta
mudah dipulas oleh pewarna (Fukui,1996 : 4).
Ujung akar beberapa spesies dari genus Allium diantaranya adalah bawang putih
(Allium sativum), bawang bombay (A. cepa) dan bawang prei (A. fistulosum) merupakan
bahan yang baik untuk diproses menjadi preparat mitosis karena kromosom ketiga spesies
tersebut termasuk bertipe besar serta memiliki jumlah autosom sedikit yaitu 16 kromosom
sehingga kromosom mudah diamati (Fukui, 1996 : 4). Selain itu, tanaman tersebut mudah
didapat dan murah.
3.3. Table Pengamatan Tahapan-Tahapan Pembelahan Sel

No Fase-Fase Pembelahan Perbandingan


(Sumber: https://youtu.be/JQtNiBNakWM ) (sumber: https://media.neliti.com/)
1. Profase

2. Metafase

3. Anafase

4. Telofase

(Sumber: https://biologi.top/mitosis/ )
3.4. Tahapan Pembelahan Sel

Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ujung akar bawang merah / Allium
cepa yang diberi perlakuan khusus menggunakan metode squash terlihat adanya tahapan-
tahapan pembelahan sel. Di mana terlihat adanya inti sel, dan kromosom pada gambar.
Adapun gambar sebelah kanan adalah gambar perbandingan yang bertujuan untuk
membandingkan objek agar terlihat lebih jelas. Terdapat beberapa fase dalam proses
mitosis di antaranya adalah interfase, profase, metaphase, anafase, dan telofase.

(Sumber: https://biologigonz.blogspot.com/2012/10/interfase.html )

3.4.1. Interfase

Pada interfase, terjadi proses persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk


melakukan pembelahan. proses ini memerlukan waktu yang sangat lama dibanding
fase lainnya, Selama interfase, inti sel (nukleus) dan anak inti sel (nukleolus) tampak
terlihat jelas. Namun, kromosom pada sel tidak terlihat karena masih dalam
bentuk kromatin, yaitu benang-benang halus yang tersusun atas molekul DNA, RNA,
dan protein.
Di bagian luar inti sel terdapat sentrosom, yaitu organel sel yang berfungsi untuk
mempertahankan jumlah kromosom antara sel induk dan sel anak agar tetap sama
selama pembelahan sel. Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu fase G1 (gap
pertama), fase S (sintesis), dan fase G2 (gap kedua).

a. Fase G1 disebut juga dengan fase pertumbuhan dan perkembangan sel. Hal ini
ditandai dengan berkembangnya sitoplasma (cairan sel), organel sel, serta
sintesis bahan-bahan yang akan digunakan untuk fase berikutnya, yaitu fase S. 
b. Pada fase S, terjadi replikasi atau duplikasi DNA sebagai materi genetik yang
akan diturunkan kepada sel anak, sehingga nantinya akan dihasilkan dua salinan
DNA.
c. Fase terakhir, yaitu fase G2, replikasi DNA telah selesai. Terjadi peningkatan
sintesis protein sebagai tahap akhir persiapan sel untuk melakukan pembelahan.
3.4.2. Profase

Selanjutnya adalah tahap profase. Pada awal profase, sentrosom mengalami


replikasi, sehingga menghasilkan dua sentrosom. Kemudian, setiap sentrosom akan
bergerak ke kutub-kutub inti sel yang letaknya berlawanan. Di saat yang
bersamaan, mikrotubulus mulai terlihat di antara dua sentrosom. Mikrotubulus ini
merupakan serat protein panjang yang memanjang dari sentriol ke segala arah. Lama-
kelamaan, mikrotubulus akan membentuk seperti gulungan benang yang bisa kita sebut
dengan benang-benang spindel.
Di tahap ini, benang-benang kromatin mulai mengalami penebalan yang kemudian
membentuk kromosom, kromosom ini terdiri dari dua kromatid identik yang terikat
pada sentromer (kepala kromosom). Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang
merupakan formasi protein dan menjadi tempat melekatnya benang-benang spindle.

3.4.3. Metafase

Pada tahap metafase, nukleus dan membran inti sel sudah tidak terlihat. Masing-
masing kinetokor pada sentromer dihubungkan ke satu sentrosom oleh benang-benang
spindel. Kemudian, pasangan kromatid bergerak ke bagian tengah inti sel (bidang
ekuator) dan membentuk lempeng metafase.  Posisi kromosom yang terletak pada
bagian tengah inti sel ini membuat jumlah kromosom dapat dihitung dengan tepat dan
bentuk kromosom juga dapat diamati dengan jelas.

3.4.4. Anafase

Tahap anafase ditandai dengan pemisahan kromatid dari bagian sentromer yang
kemudian membentuk kromosom baru. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang-
benang spindel menuju kutub yang berlawanan. Jumlah kromosom yang menuju ke
kutub yang satu akan sama dengan jumlah kromosom yang menuju ke kutub lainnya.
Pada tahap akhir anafase, kromosom hampir sampai ke kutubnya masing-masing.
Selain itu, sitokinesis juga mulai terjadi. Sitokinesis merupakan fase pembelahan atau
pemisahan sitoplasma, organel, dan membran selular. Pembelahan ini dimulai dari
pinggir sel (membran sel) menuju ke bagian tengah sel, sehingga akan menghasilkan
dua sel yang disebut sel anak.

3.4.5. Telofase

Selanjutnya, yaitu tahap telofase. Pada tahap ini, kromosom telah sampai di


kutubnya masing-masing. Benang-benang spindel mulai menghilang dan membran inti
sel juga mulai terbentuk di antara dua kelompok kromosom yang terpisah. Kromosom
semakin lama akan menipis dan berubah menjadi benang-benang kromatin
kembali. Kemudian, sitokinesis telah selesai. Sel telah membelah dan menghasilkan
dua sel anak dengan kromosom diploid (2n)
BAB IV
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan dari hasil pengamatan terdapat beberapa tahapan-tahapan pembelahan sel
sebagai berikut :
a. Interfase: Merupakan fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak berarti sel tidak
beraktifitas justru tahap ini merupakan tahapn yang paling aktif dan dan penting untuk
mempersiapkan pembelahan.
b. Profase: Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti
dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
c. Metafase: Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong
pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb
pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
d. Anafase: Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul
pada masing-masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.
e. Telofase: Telofase adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan
telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel
anak
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Z. (2014). STUDI INDEKS MITOSIS BAWANG UNTUK PEMBUATAN MEDIA


PEMBELAJARAN. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 571-579.
Anonim. (2020, Maret 15). Mempelajari Tahap-tahap Pembelahan Mitosis. Diakses Desember 8,
2020, Pukul 15.39, dari mtsmuh02bekasi: http://mtsmuh02bekasi.sch.id/read/6/mempelajari-
tahap-tahap-pembelahan-mitosis
Anonim. (2020, Juli 19). Pengamatan Mitosis Pada Akar Bawang dengan Metode Squash. Diakses
Desember 6, 2020, Pukul 12.57, dari youtube: https://youtu.be/JQtNiBNakWM
Fukui, Kiichi. (1996). Plant Chromosomes at Mitosis. United States of America: CRC Press, Inc.
Halim, S. (2018). PEMBELAHAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa).
Diakses Desember 6, 2020, Pukul 17.30, dari docplayer: https://docplayer.info/72013211-
Pembelahan-mitosis-pada-akar-bawang-merah-allium-cepa.html
Hidayat, Y. G. (2012, September 26). MITOSIS AKAR BAWANG. Diakses Desember 7, 2020,
Pukul 19.54, dari Ilmu Kita: http://yudagojali.blogspot.com/2012/09/mitosis-akar-
bawang.html
Jones, Robert Neil dan Rickards, Geoffey Keith. (1991). Practical Genetics. England: Open
University Press.
Kimball. (1998). Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Loveless, A. R. (1983). Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. (Kartawinata,
Trans.) Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rukmana, R. (1994). Bawang Merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta:
Kanisius.
Sastrosumarjo, S. (2006). Panduan laboratorium. Bogor: IPB Press.
Sugiri, N. (1992). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Suntoro, S. Handari. (1983). Metode Pewarnaan (Histologi). Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Suryo. (2008). Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai