Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHID, DAN KETON

Rabu, 19 Mei 2021

KELOMPOK 9
Anggota:
Ana Lu’lu Qolbiah 1207020006
Annisa Triana 1207020007
Banyu Alam Purnama 1207020011
Dede Kartika Sari 1207020013

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui perbedaan sifat-sifat alkohol dan fenol
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-
senyawa alkohol
3. Untuk mengetahui perbedaaan sifat-sifat senyawa aldehid dan keton.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa -
senyawa aldehid dan keton.

B. DASAR TEORI
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H) yang terikat
pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atau atom
karbon lain. Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai
satu atau lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat
kovaleen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih
mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol. Alkohol dapat
digolongkan berdasarkan ;
1. Letak gugus OH pada atom karbon.
2. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya).
3. Bentuk rantai karbonnya.

Oksidasi alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon


dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol (salah satu gugus f0ungsi
dari alkohol) digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus).

Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus -


OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana "R" merupakan gugus alkil.
Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2O. Alkohol dapat dibagi
berdasarkan dimana gugus -OH terikat pada atom karbon, yaitu:
1. Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus -OH terikat pada atom C
primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain). Contoh: H,C-CH₂-
OH (etanol). Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan
kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus -OH terikat pada atom
C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain). Contoh: (HC)
CH-OH (2-metil-etenol).
3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain). Contoh: (CH)C-OH
(2,2-dimetil-etanol). (Maruli, 2015)

Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah


gugus karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang
sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang
lain seperti –OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus
karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam
karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Pada keton, gugus karbonil
memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat padanya. Sekali lagi, gugus
tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung cincin
benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung
gugus alkil untuk menyederhanakan pembahasan (Novan, 2008).

Aldehida dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada


umumnya aldehida lebih reakstif dibandingkan dengan keton. Kimiawan
memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehida dengan mengembangkan
beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini. Hasilnya mudah dilihat. Uji
yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens,
Benedict, dan Fehling (Matta,1992).

Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa yang memiliki gugus


karbonil. Identifikasi secara umum dapat dilakukan dengan test reaksi 2,4-
dinitrofenilhidrasin. Reaksi ini menunjukkan positif untuk gugus karbonil
senyawa aldehid maupun keton dengan terbentuknya senyawa 2,4-
dinitrofenihidrasin berupa endapan berwarna kuning/merah (Abraham,
2010).

Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok


senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus
lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid dan keton
lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid dan keton
mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau
merangsang dan keton berbau harum (Fessenden, 1986).

Aldehid dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk masing-masing


heniasetal dan hemiketal. Karena monosakarida mempunyai baik, gugus
aldehid atau keton ditambah gugus alkohol, maka pembentukan hemiasetal
atau hemiketal dapat terjadi didalam untuk menghasilkan suatu struktur
cincin atau lingkaran karena adanya tegangan sudut ikatan struktur cincin
beranggotakan 5 dan 6 lebih menguntungkan bagi gula (Sulaiman, 1995).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Tabung reaksi
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• Pipet ukur
• Pro pipet
• Penyumbat tabung reaksi
• Penjepit
Bahan:
• Larutan Lucas
• Butanol
• 2-Butanol
• Fenol
• Kalium dikromat
• Asam sulfat pekat
• Akuades
• Dioksin
• NaOH 10%
• Iodin
• Etanol
• Aseton
• Formaldehid
• Fehling A
• Fehling B
• Reagen Tollens
D. PROSEDUR KERJA
UJI LUCAS :

Siapkan 3 tabung reaksi yang Masukan 2ml larutan lucas ke


sudah diberi label ( A, B, dan masing masing tabung reaksi
C)

Masukan 6 tetes larutan


Masukan larutan butanol 6
butanol dan 2-butanol ke
tetes ke sampel A
dalam sampel B

Masukan 6 tetes larutan fenol Tutup semua tabung reaksi,


kedalam sampel C lalu kocok hingga homogen

Diamkan sampai tabung


Catat masing masing waktu
reaksi mengeluarkan
yang dibutuhkan, lalu amati
uap/kabut

UJI ASAM KROMAT :

Siapkan 3 tabung reaksi yang Masukan 5 ml larutan kalium


sudah diberi label ( A, B, dan dikormat ke masing masing
C) tabung reaksi

Tetes larutan butanol ke Masukan larutan asam sulfat 2


sampel A, 2-butanol ke tetes kedalam masing masing
sampel B, dan fenol ke sampel tabung reaksi
C

Kocok masing masing tabung


Amati semua tabung reaksi
reaksi, kemudian amati yang
sebelum di kocok
terjadi
UJI IODOFORM :

Siapkan 3 tabung reaksi yang


Masukan 2ml akuades ke
sudah diberi label ( A, B, dan
masing masing tabung reaksi
C)

Masukan NaOH 10% ke Masukan 3 tetes butanol ke


dalam masing masing tabung sampel A, 2-butanol ke
reaksi sampel B, dan fenol ke dalam
sampel C

Masukan 5 tetes Iodin ke Panaskan kedalam waterbath


masing masing tabung reaksi dengan suhu 60 derajat celcius

Tunggu sampai terjadi


perubahan warna, amati
masing masing tabung
reasinya
UJI FEHLING DAN TOLLENS :

Siapkan 3 tabung reaksi yang


sudah diberi label ( Aseton,
etanol , dan formaldehid)

Sampel uji dipipet sebanyak 5


tetes kedalam tabung reaksi

Masing masing tabung reaksi Masing masing tabung reaksi


ditambahkan reagen tollens ditambahkan reagen fehling A
sebanyak 2 ml sebanyak 0,5 ml

Masukan sampel aseton dan Masing masing tabung reaksi


etanol kedalam waterbath ditambahkan reagen fehling B
sebanyak 0,5 ml

Amati semua sampel yang Amati semua sampel yang


telah di beri masing masing belum di masukan kedalam
perlakuan waterbath

Masukan semua sampel


kedalam waterbath selama 5
menit

Amati semua sampel yang


telah dimasukan kedalam
waterbath
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Tabel 1. Identifikasi Alkohol
Pengujian Hasil Akhir
Sampel A Sampel B Sampel C

Uji Lucas Terdapat Terdapat Terdapat


uap/kabut uap/kabut uap/kabut
Uji Asam Kromat Warna tidak Warna tidak Warna tidak
berubah berubah berubah
Uji Iodoform Terbentuk 2 Tidak Tidak
lapisan Terbentuk 2 terbentuk 2
lapisan lapisan

Tabel 2. Identifikasi Aldehid dan Keton


Pengujian Hasil Akhir
Sampel Sampel Sampel
Aseton Etanol Formaldehid
Uji Felhing Tetap Tetap Berubah
berwarna biru berwarna biru warna
menjadi
silver
Uji Tollens Berwarna Berwarna Terbentuk
bening bening cermin perak

2. Pembahasan
Identifikasi Alkohol
Pengujian Lucas pada percobaan bertujuan membedakan alkohol
primer, sekunder dan tersier. Prinsip pengujian ini adalah dengan
mengidentifikasi jenis alkohol dengan penambahan reagen lucas,
dimana akan terjadi reaksi substitusi gugus OH pada alkohol dengan Cl
dari reagen HCL.
Pada Uji Lucas Alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, propipet,
pipet tetes, pipet ukut, dan penyumbat tabung reaksi. Bahan yang
digunakan pada uji lucas yaitu lucas, butanol, 2-butanol, dan fenol.
Masukan bahan kedalam tabung reaksi masing-masing 2 ml larutan
lucas, masukan 6 tetes butanol kedalam sampel A, kemudian masukan
6 tetes larutan 2-butanol ke dalam sampel B, dan masukan 6 tetes larutan
fenol ke dalam sampel C. Tutup tabung reaksi dan goyangkan hingga
homogen. Semua sampel terdapat uap/kabut. Senyawa ZnCl2 bertindak
sebagai katalisator dalam reaksi, sehingga terbentuk alkil klorida yang
tidak larut dalam larutan, sehingga pada sampel yang positif nampak
terbentuk dua lapisan dengan lapisan yang di bawah terbentuk kabut.
Hal ini terjadi pada alkohol primer ketika ditambahkan reagen tidak
akan terjadi reaksi, alkohol sekunder akan bereaksi namun
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga diperlukan katalisasi
dengan pemanasan pada suhu 600C, alkohol tersier akan langsung
bereaksi.
Pada percobaan Oksidasi Alkohol dengan Asam Kromat. Bahan
yang digunakan dalam oksidasi alkohol dengan asam kromat adalah
K2Cr2O2, asam sulfat pekat, butanol, 2-butanol, dan fenol. 5 ml K2Cr2O2
dimasukan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Masukan 2 tetes
asam sulfat ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian 3 tetes
butanol dimasukan ke dalam sampel A, 3 tetes 2-butanol dimasukan ke
dalam sampel B, dan 3 tetes fenol dimasukan ke dalam sampel C. Semua
sampel tidak mengalami perubahan warna. Asam kromat dapat
menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat.
Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi
menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun alkohol sekunder akan
teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat dan alkohol tersier tidak
dapat teroksidasi oleh asam kromat. Fenol sendiri biasanya teroksidasi
menjadi tar berwarna coklat oleh asam coklat. Alkohol primer + asam
kromat (asam karboksilat)
• Alkohol sekunder + asam kromat (keton)
• Alkohol tersier + asam kromat (tidak bereaksi)
• Fenol + asam kromat (tar)
Pada Uji Iodoform. Bahan yang digunakan dalam uji ini adalah
aquades, butanol, 2-butanol, fenol, dioksain, dan NaOH 10%. 2 ml
aquades dimasukan ke dalam setiap tabung reaksi. Masukan 3 tetes
butanol ke dalam sampel A, 3 tetes 2-butanol ke dalam tabung B, dan 3
tetes fenol kedalam tabung C. Alkohol larut dalam aquades maka
ditambahkan 1 ml NaOH kedalam masing-masing sampel. Kemudian
ditambahkan iodin 5 tetes pada tiap-tiap sampel. Kemudian dipanaskan
dengan waterbath. Dengan hasil larutan A terdapat 2 lapisan, larutan B
dan C tidak terbentuk 2 lapisan. Uji iodoform merupakan suatu
perlakuan untuk mereaksikan sampel alkohol dengan senyawa iodium
dengan tujuan untuk menghilangkan warna dari iodium yang berwarna
kuning sebagai bentuk untuk mengidentifikasi sampel alkohol. Warna
kuning dari Iodin yang menghilang, hal itu disebebkan karena iodium
yang terdapat dalam campuran larutan tersebut larut setelah
penambahan NaOH. Uji iodoform positif unutk alkohol primer dan
alkohol sekuder sedangkan negatif untuk alkohol tersier.

Identifikasi Aldehid dan Keton

Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung salah


satu dari gugus-gugus yang penting dalam kimia organik, yaitu gugus
karbonil C=O. Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan keton,
menimbulkan adanya dua sifat kimia yang menonjol perbedaan dari
kedua senyawa tersebut yaitu:
a. Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit.
b. Aldehid lebih reaktif daripada keton terhadao adisi nukleofilik, yang
mana reaksi ini karakteristik terhadap gugus karbonil.

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus


karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid
memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi
adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi
asam, dapat mengalami reaksi polimerisasi. Karakteristik dari aldehid ini
adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud
cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehingga titik
didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung
unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R = adalah alkil dan -
CHO adalah gugus fungsi aldehida.

Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung


sebuah gugus karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk
senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-
gugus reaktif yang lain seperti –OH atau -Cl yang terikat langsung pada
atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya
pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus - COOH. Pada
keton, gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbo yang terikat
padanya. Sekali lagi, gugus tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus
yang mengandung cincin benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada
keton yang mengandung gugus alkil untuk menyederhanakan
pembahasan (Novan, 2008).

Pada percobaan uji fehling sampel aseton, terjadi perubahan warna


dari biru muda menjadi biru tua . Hal ini karena aseton tidak mempunyai
atom H yang terikat langsung pada atom C karbonilnya sehingga tidak
mengalami oksidasi. Aseton dalam pereaksi fehling tidak dapat
mereduksi ion tembaga, sehingga tidak terbentuk endapan. Pada sampel
etanol tidak terjadi perubahan apapun. Pada sampel formaldehid ketika
direaksikan dengan reagen fehling dikocok terjadi perubahan warna
menjadi biru bening dan setelah dipanaskan larutan membentuk merah
bata namun tedapat endapan cermin perak. Hal ini seharusnya tidak
terjadi karena formaldehid merupakan gugus fungsi aldehid dan
seharusnya membentuk endapan merah bata. Adapun reaksi-reaksinya
adalah sebagai berikut. Aldehid bereaksi dengan pereaksi fehling
menghasilkan endapan merah bata. Adapun keton tidak bereaksi baik
dengan pereaksi fehling.
Pada uji tollens, bahan yang digunakan sebagai pereaksi adalah
larutan tollens. Pada dasarnya uji tollens digunakan untuk memedakan
senyawa aldehid dan keton. Aldehid dioksidasi menjadi anion
karboksilat, ion Ag+ dalam reagenasia tollen direduksi menjadi logam
Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding
dalam tabung reaksi. Diantara ketiga sempel tersebut yang mengalami
pembentukan cermin perak hanya pada sampel formaldehid.

F. PERTANYAAN AKHIR
1. Apa perbedaan alkohol, aldehid dan keton?
Jawaban :
Perbedaannya yaitu aldehid berasal dari alkohol primer yang
teroksidasi, sedangkan keton berasal dari alkohol sekunder yang
teroksidasi. Aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonilnya sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen a
sehingga tidak mudah dioksidasi.
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada masing-masing percobaan
dan jelaskan jenis reaksi yang terjadi
Jawaban :
a. Uji Lucas

Prinsip analisis uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol


primer, sekunder dan tertier dengan reagen yang terbuat dari
campuran asam klorida pekat dengan seng klorida. Dimana ZnCl2
berfungsi sebagai katalis asam lewis, HCl berfungsi untuk
melarutkan alkohol dan menyumbangkan atom Cl- pada pembuatan
alkil klorida dan Cl2 berfungsi sebagai katalisator pada reaksi Lucas
dan membantu dalam proses pemekatan warna reagen Lucas itu
sendiri. Dalam reagen ini alkohol primer tidak bereaksi, alkohol
sekunder bereaksi sedikit dan lambat ditambah dengan pemanasan
dan alkohol tersier dapat bereaksi cepat meskipun tanpa pemanasan.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya kabut dan terbentuk dua
lapisan pada sampel.
b. Uji Asam Kromat

Uji asam kromat dapat digunakan untuk membedakan alkohol


primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Hal ini disebabkan
oleh sifat alkohol primer, alkohol sekunder, dan aldehid yang masih
dapat dioksidasi menjadi senyawa lain. Sedangkan alkohol tersier,
asam karboksilat, dan keton tidak dapat dioksidasi lebih lanjut oleh
asam kromat. Perubahan warna ini menandakan adanya aldehid.
Alkohol primer akan teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan
adanya asam kromat. Bilangan oksidari Cr +6 pada asam kromat
yang berwarna merah kecoklatan akan tereduksi menjadi Cr +3 yang
berwarna hijau. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton
oleh asam kromat. Sedangkan alkohol tersier tidak akan teroksidasi
oleh asam kromat. Alkohol perimer akan menjadi asam karboksilat
dan berwarna kehijauan sedangkan alkohol sekunder akan bereaksi
menjadi keton yang yang berwarna agak jingga. Sedangkan untuk
alkohol tersier tidak terjadi reaksi. Untuk fenol akan bereaksi
menjadi warna kehitaman.
c. Uji Iodoform

Reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawa


yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil dari suatu metil
keton diionisasi dalam suasana basa sampai terbentuk iodoform
padat berwarna kuning (endapan berwarna kuning). Adanya
endapan iodin menunjukan adanya asetaldehid/metil keton.
d. Uji Fehling

Prinsip dari uji fehling ini adalah membedakan gugus aldehid dan
keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Fehling A
dan Fehling B, dimana Fehling A adalah CuSO4 dan Fehling B
adalah campuran dari NaOH dan Na-K-tatrat. Dalam reaksi ini
terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Aldehid dioksidasi membentuk
asam karboksilat, sementara ion Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+.
Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel terbentuk endapan
merah bata.
e. Uji Tollens

Prinsip dari uji Tollens ini adalah digunakan untuk membedakan


senyawa aldehid dan keton dalam suatu sampel dengan
menambahkan reagen Tollens yaitu AgNO3 dimana akan terjadi
reaksi reduksi oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi anion
karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi
logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak
pada dinding dalam tabung reaksi.
3. Identifikasikan sampel pada percobaan diatas pada kategori jenis
alkohol, aldehid atau keton. Jelaskan alasannya!
Jawaban :
a. Butanol (Alkohol Primer), butanol tidak memperlihatkan kabut
menandakan butanol termasuk ke dalam alkohol primer dengan hasil
praktikum negatif (-).
b. 2-butanol (Alkohol Sekunder), terdapat kabut pada 2-butanol pada
uji lucas dengan pemanasan menandakan hasil positif (+).
c. Fenol (Alkohol Sekunder), terdapat kabut pada fenol pada uji lucas
dengan pemanasan menandakan hasil positif (+).
d. Formaldehid (Aldehid), pada formaldehid mendapatkan hasil positif
pada uji fehling karena memperlihatkan adanya perubahan warna
(+). Pada uji tollens hanya formaldehis yang memperlihatkan
adanya cermin perak pada dindingnya.
e. Etanol (Keton), etanol tidak terjadinya perubahan warna ada uji
fehling menandakan hasil yang negatif (-). Pada uji tollens etanol
dan aseton tidak terjadi perubahan.
f. Aseton (Keton), aseton tidak terjadi perubahan warna pada uji
fehling menandakan hasil yang negatif (-). Pada uji tollen etanol dan
aseton tidak terjadi perubahan.
4. Jelaskan sifat keasaman alkohol!
Jawaban :
Alkohol yaitu asam lemah, sebab perbedaan keelektronegatifan selang
oksigen dan hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan
hidrogen bebas dengan mudah. Jika di dekat karbon hidroksi terdapat
gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman
meningkat.

G. KESIMPULAN
Dalam praktikum identifikasi alkohol, aldehid, dan keton yang telah
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbedaan sifat-sifat alkohol dengan fenol: alkohol memiliki rantai
karbon terbuka, fenol memiliki rantai karbon tertutup/melingkar,
alkohok dan fenol bersifat asam lemah namun sifat asam pada fenol
lebih kuat daripada alkohol karena fenol memiliki anion dengan muatan
negatif yang disebar oleh cincin karbon melingkar, alkohol tidak
bereaksi dengan basa (karena sifatnya yang sangat lemah) sedangkan
fenol tidak bereaksi, dan alkohol bereaksi dengan asam karboksilat
sedangkan fenol tidak.
2. Jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa alkohol
dapat menggunakan pereaksi lucas, asam kromat, dan iodoform.
3. Perbedaan sifat-sifat aldehid dengan keton: aldehid mereduksi pereaksi
tollens menghasilkan cermin perak sedangkan keton tidak dapat
mereduksi pereaksi tollens dan aldehid direduksi dengan H 2
menggunakan katalis Ni/Pt menghasilkan alkohol primer sedangkan
keton akan menghasilkan alkohol sekunder.
4. Jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa - senyawa aldehid dan
keton yaitu pereaksi Fehling dan Tollens.
H. DAFTAR PUSTAKA
Septiany, Verina. 2015. Kimia Organik. Unib: Bengkulu
Maruli.2014.Identifikasi Alkohol. Diakses pada tanggal Mei 19, 2021 dari:
http://sumanmaruli95.blogspot.com/2014/11/identifikasi-
alkohol.html
Abraham. 2010. Deteksi Adanya Pemalsuan Minyak Melati Dengan
Menguji Putaran Optik Menggunakan Polimeter WXG-.
Semarang : Fakultas Tehnik Universitas Ponegoro.
Fessenden. 1986. Identifikasi Senyawa Aldehid dan Keton. Jakarta
:Erlangga.
Matta. 2009. Senyawa Aldehid dan Keton. Surabaya : Gramedia.
Novan. 2008. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Surabaya : Gramedia.
Sulaiman. 1995. Kimia organik. Medan : USU Press.

Sumber Video Praktikum :


Identifikasi Alkohol https://youtu.be/sf_JMyHFoRs
Identifikasi Aldehid & Keton https://youtu.be/Mf8X_htutAC

Anda mungkin juga menyukai