Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI

ALKIL HALIDA
23 Mei 2021

KELOMPOK 9
Anggota:
Ana Lu’lu Qolbiah 1207020006
Annisa Triana 1207020007
Banyu Alam Purnama 1207020011
Dede Kartika Sari 1207020013

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI

ALKIL HALIDA

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mempelajari beberapa reaksi senyawa alkil halida

B. Dasar Teori
Haloalkana (disebut pula sebagai halogenoalkana atau alkil halida) merupakan
suatu kelompok senyawa kimia yang berasal dari alkana yang mengandung satu atau
lebih halogen. Mereka adalah bagian dari kelas umum halokarbon, meskipun perbedaan
tersebut tidak sering dilakukan. Haloalkana banyak digunakan secara komersial dan,
akibatnya, dikenal dengan banyak nama kimia dan komersial. Mereka digunakan
sebagai penghambat api, pemadam kebakaran, zat pendingin, bahan pembakar, pelarut,
dan farmasi. Setelah digunakan secara luas dalam perdagangan, banyak halokarbon juga
telah ditunjukkan sebagai bahan pencemar yang serius dan racun. Sebagai contoh,
klorofluorokarbon telah terbukti menyebabkan penipisan ozon. Metil bromida adalah
fumigan kontroversial. Hanya haloalkana yang mengandung klorin, bromin, dan iodin
merupakan ancaman terhadap lapisan ozon, tetapi haloalkana volatil terfluorinasi
menurut teori mungkin memiliki aktivitas sebagai gas rumah kaca. Metil iodida, zat
alami, namun, tidak memiliki sifat membuat tipis lapisan ozon dan United States
Environmental Protection Agency telah menetapkan senyawa tersebut sebagai non
depleter-lapisan ozon. Untuk informasi lebih lanjut, lihat halometana. Haloalkana atau
alkil halida adalah senyawa yang memiliki rumus umum "RX" di mana R adalah gugus
alkil atau alkil tersubstitusi dan X adalah halogen (F, Cl, Br, I).
Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi dalam organisme
air laut daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti CHCl3, CCl4,
CBr4, CH3I, dan CH3Cl adalah unsur pokok alga Hawai Aspagopsi taxiformis. Bahkan
ada senyawa alkil halida yang diisolasi dari organisme laut yang memperlihatkan
aktivitas biologis yang menarik. Sebagai contoh adalah plocamen B, suatu turunan
triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah Plocamium violaceum, berpotensi
seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya melawan larva nyamuk.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
 Tabung reaksi
 Penutup Karet
 Pipet tetes
 Pengaduk kaca
 Gelas piala

2. Bahan
 Etanol (etil alkohol)
 2-Propanol (isopropil alkohol)
 1-Butanol (n-butil alkohol)
 2-Butanol (sec-butil alkohol)
 2-Metil-2-propanol (tert-butilalkohol)
 Sikloheksanol
 Aquades
 Pereaksi Lucas (ZnCl2 dalam HCl)
 AgNO3 0,1 M dalam 95% etanol
 HNO3 1M
 Larutan natrium Iodida 15% dalam aseton kering
 Aseton
 Larutan NaOH 0,5 M
 Indikator Fenolftalein (PP)
D. Prosedur Kerja
1. Reaksi lucas

Diberi label tabung Dimasukkan pereaksi


reaksi dengan nama lucas kedalam masing-
senyawa; etanol, 2- masing tabung 2 ml dan
propanol, 1-butanol, 2- masing-masing 4-5 tetes
butanol senyawa uji yang sesuai

Dicatat waktu yang


dibutuhkan hingga
campuran menjadi Campuran diaduk
keruh atau membentuk
dua fasa terpisah

Hasil reaksi disimpan


Dicatat hasil pada
untuk percobaan
lembar pengamatan
berikutnya
2. Uji perak nitrat

Dimasukkan 1 tetes hasil reaksi Lucas yang


bersesuaian dari percobaan 1 kedalam masing-
masing tabung yang telah berisi 2 mL pereaksi
perak nitrat

Ditutup tabung dengan penutup karet dan


dinyalakan stopwatch

Diamati dan dicatat hasil pada lembar


pengamatan.
3. Uji natrium ioida

Dimasukkan 2 tetes hasil reaksi


Lucas yang bersesuaian dari
Ditutup tabung dengan penutup
percobaan 1 kedalam masing-
karet
masing tabung yang telah berisi 1
mL larutan natrium Iodida 15%

Diamati dan dicatat dengan tepat


Dicatat waktu saat mulai
waktu campuran menjadi keruh
penambahan
dan waktu pembentukan endapan
4. Reaktivitas pelarut

Diberi label tiga tabung Dimasukkan 2 mL


reaksi kering dengan masing-masing
campuran pelarut yang campuran pelarut
digunakan (aseton: air; tersebut kedalam tabung
55:45, 60:40, 65:35) yang sesuai

Ditutup tabung dengan


Ditambahkan 2 tetes
penutup karet dan
larutan NaOH 0,5 M dan
dimasukkan tabung
2-3 tetes indikator
kedalam penangas air
fenolftalein
hangat selama 3-4 menit

Dimasukkan 3 tetes
hasil reaksi Lucas untuk
Dicatat waktu saat mulai
2-metil-2-propanol dari
penambahan
percobaan 1 kedalam
masing-masing tabung

Dicatat dengan tepat


Diaduk dan amati
waktu warna merah
dengan teliti
muda indikator hilang
E. Data Pengamatan
1. Reaksi Lucas
Senyawa uji Waktu yang dibutuhkan
Etanol 3,0 detik
2-propanol 5,0 detik
1-butanol 10,61 detik
2-butanol 5,0 detik

2. Uji perak nitrat


Senyawa uji Waktu yang dibutuhkan
Etanol 0,2 detik
2-propanol 0,3 detik
1-butanol 0,4 detik
2-butanol 1,48 detik

3. Uji natrium iodida


Senyawa uji Waktu yang dibutuhkan
Etanol 12 detik
2-propanol 9 detik
1-butanol 6 detik
2-butanol 19 detik

4. Reaktivitas pelarut
Campuran pelarut Waktu yang dibutuhkan
Aseton : air 8 detik
55 : 45
Aseton : Air 7 detik
60 : 40
Aseton : Air 5 detik
65 : 35
F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Alkil halida adalah turunan hidrokarbon dalam suatu atau lebih hidrogennya.
Hampir setiap hidrokarbon diganti dengan halogen. Pada pembuatan ini dilakukan uji
alkil halida yang merupakan turunan hidrokarbon dalam massa atom lebih hidrogennya
diganti dengan halogen. (Tim Dosen, 2012)
Pada percobaan pertama dilakukan uji reaksi lucas yang bertujuan untuk
mengetahui apakah sampel-sampel yang diujikan mengandung alkil halida. Untuk
melakukan uji reaksi lucas masing-masing sampel diambil 4-5 tetes ditambah 2 mL
pereaksi lucas, hasil yang didapatkan yaitu pada sampel pertama etanol, merupakan
salah satu jenis alkohol primer. Alkohol primer adalah alkohol yang gugus OH nya
terikat pada atom C primer atau atom yang mengikat satu atom c lainnya. Mekanisme
reaksi yang terjadi pada Lucas adalah reaksi antara sampel dengan HCL dan katalis
ZnCL2. Namun pada alkohol primer, energi yang dimiliki atom C primer untuk
mengikat gugus OH karena atom C hanya mengikat satu atom C lain, sehingga sulit
untuk disubstitusi. Hal ini menyebabkan alkohol primer tidak akan bereaksi dengan uji
Lucas. Pada sampel 2-propanol, merupakan salah satu jenis alkohol sekunder alkohol
sekunder adalah alkohol yang gugus OH hanya terikat pada atom c sekunder atau atom
yang mengikat 2 atom c lainnya. Mekanisme reaksi yang terjadi pada uji Lucas adalah
reaksi antara sampel dengan HCL dan katalis ZnCL 2 2-propanol dapat bereaksi lambat
dengan reagen Lucas di mana harus dibantu dengan pemanasan untuk hasil uji positif
nya. Hal ini terjadi karena gugus OH terikat pada atom c sekunder mengikat 2 atom
lainnya, sehingga energi ikatan lebih lemah dan lebih mudah bereaksi dengan reagen
Lucas namun lambat sehingga harus dibantu dengan pemanasan. Pada hasil percobaan,
etanol dan 1–butanol tidak terjadi perubahan apapun. Hal ini menunjukkan bahwa
etanol dan 1–butanol merupakan alkohol primer yang dapat diubah menjadi senyawa
klorida pada suhu kamar dengan pereaksi ini. Pada percobaan, 2–butanol juga tidak
terjadi perubahan. 2–butanol dapat diubah menjadi senyawa klorida, karena 2–butanol
merupakan alkohol sekunder yang dapat bereaksi melalui mekanisme SN1. Sehingga
pada percobaan ini hanya pada sampel 2-Propanol yang terlihat kompak pada perubahan
larutan yaitu menjadi keruh. Pada setiap sampel yang terlihat tidak larut menjadi keruh,
baik setelah pemanasan maupun sebelum pemanasan. Hal ini dikarenakan reaksi
berjalan sangat lambat yang disebabkan kelebihan atau kekurangan pada saat
penambahan larutan.
Pada percobaan kedua dilakukan uji perak nitrat yang bertujuan untuk
mengetahui keaktifan senyawa alkil halida bentuk SN, padapercobaan ini sampel yang
digunakan yaitu 1-Butanol, 2-Butanol, 2-Propanol dan etanol. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan,hasil yang diperoleh yaitu semua terdapat endapan didasar tabung.
Garam ini merupakan garam perak nitrat yang akan menghasilkan endapan karena
senyawa turunan alkil halida dapat dikarakteristikkan dengan reaksi pelarut nitrat. Alkil
halida bereaksi dengan perak nitrat dalam etanol menghasilkan endapan perak halida
yang mempunyai warna putih (AgCl) dan kuning pucat (AgI dan AgBr) memberikan
hasil positif dengan terbentuknya endapan berwarna abu-abu Warna endapan yang
dihasilkan untuk sampel B yang berwarna abu-abu (bukan putih maupun kuning)
kemungkinan tertutupi oleh endapan perak yang berada dalam larutan perak nitrat
(kemungkinan larutan perak nitrat yang digunakan sudah terkontaminasi karena
terdapat banyak endapan di dalamnya).
Pada percobaan ketiga dilakukan uji natrium iodida, berdasarkanpercobaan yang
telah dilakukan pada sampel 1-Butanol tidak membentuk endapan, 2-Propanol dan
etanol terdapat endapan, dan 2-Butanol terbentuk larutan keruh dan terbentuk endapan.
Keempat sampel ini menunjukkan bahwa sampel tersebut merupakan turunan alkil
halida karena larutan natriumiodida jika direaksikan dengan senyawa turunan alkil
halida akan membentuk endapan. Hal Ini disebabkan karena natrium iodida berfungsi
secara nukleofilik yang menyaring substrak alkil halida sebagai indikator terjadinya
reaksi SN2. (Yayan, 2007)
Pada percobaan terakhir dilakukan uji reaktivitas pelarut. Pengujianreaktivitas
pelarut menggunakan tiga jenis perbandingan aseton:air yaitu55:45, 60:40 dan 65:35.
Berdasarkan pengujian, perbandingan 65:35 lebihcepat bereaksi dengan perubahan,
sedangkan 55:45 waktu yangdiperoleh 8 detik yaitu terjadi perubahan dan 60:40 waktu
yang diperoleh7 detik. Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan hal ini tidak
sesuaidengan literatur karena hasil yang didapatkan perbandingan 65:35 lebihcepat
bereaksi dibandingkan dengan kedua perbandingan tersebut.Karena semakin jauh jarak
perbandingan maka akan lebih lambat bereaksi dan sebaliknya, semakin dekat jarak
perbandingan maka akan lebih cepat bereaksi. (Riswiyanto, 2009)
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapatdisimpulkan
bahwa pada uji reaksi lucas, sampel yang digunakan adalahetanol, 2-propanol, 1-
butanol, 2-butanol. Keempat sampel yang bereaksihanya 2-propanol berwarna keruh
setelah dipanaskan. Pada uji peraknitrat, sampel yang digunakan adalah etanol, 2-
propanol, 1-butanol dan2-butanol pada sampel tersebut terjadi perubahanya itu larutan
menjadikeruh dan terdapat endapan berwarna putih. Keempat sampel tersebutyang
paling cepat bereaksi adalah etanol dengan waktu 0,2 detik. Pada ujinatrium iodida,
sampel yang digunakan yaitu etanol, 2-propanol,1-butanol, dan 2-butanol sampel yang
bereaksi dengan cepat adalah1-butanol dengan waktu 6 detik membentuk endapan
berwarna kuning.Pada uji reaktivitas pelarut antara aseton:air (55:45, 60:40, 65:35)
reaksiyang didapatkan dari warna merah menjadi hilang pada waktu 5 detik.
H. Daftar Pustaka
Nurul Fitriani. 2014. Laporan Praktikum Kimia Organik ITB. Diakses pada 23 Mei 2021,
dari
https://www.academia.edu/11561140/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_OR
GANIK_ITB
Syam, Sunarti. 2014. Alkil Halida. Diakses pada 23 Mei 2021, dari https://sunarti-
syam.blogspot.com/2014/04/alkil-halida.html
Wikipedia. 2020. Haloalkana. Diakses pada 23 Mei 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Haloalkana
Yanti, Zuspita. 2019. Laporan Kimia Organik Alkil Halida. Diakses pada 23 Mei 2021,
dari
https://www.academia.edu/40887625/LAPORAN_KIMIA_ORGANIK_ALKIL
_HALIDA
Sumber Video Praktikum :
UIM, Laboratorium Kimia dan Farmasi. 2020. Praktikum Kimia Organik, Percobaan
Alkil Halida. Diakses pada 23 Mei 2021, dari
https://www.youtube.com/watch?v=rC1bpKThmOw

Anda mungkin juga menyukai