Anda di halaman 1dari 33

PEMBUATAN SEDIAAN

AWETAN HISTOLOGI
(MIKROTEKNIK)
PENDAHULUAN
• Pembuatan sediaan jaringan →tergantung jenis
jaringan/organ yang akan dibuat sediaan secara
mikroskopis → bisa sangat mudah, bisa juga
sangat sulit
• Sediaan yang baik → mampu menggambarkan
kondisi sel atau jaringan, selayaknya sel atau jaringan
tersebut berada di dalam tubuh.
• Sel atau jaringan apabila terlepas dari tubuh →
mengalami kerusakan sampai dengan kematian
MIKROTEKNIK

• Definisi: cara pembuatan sediaan histologik


yang dapat diamati di bawah mikroskop
• Macam sediaan histologik: sediaan segar &
sediaan permanen
SEDIAAN SEGAR

• Sediaan ‘hidup’ yg langsung diamati di bawah


mikroskop
• Tujuan: mengamati keadaan alamiah sediaan a.l.:
warna, bentuk, jml komponen jaringan, adanya
gerakan.
• Kerugian: mudah rusak, kontras antara bagian-bagian
sediaan tidak nyata
SEDIAAN PERMANEN

• Macam: sediaan utuh, sediaan apus, sediaan


irisan
• Tujuan pembuatan sediaan irisan: diperoleh
irisan yg tipis sekali & rata; dpt diamati di
bawah mikroskop; struktur jaringan mirip dg
aslinya; kontras antara bagian-bagiannya jelas
• Cara pembuatan sediaan irisan: cara parafin,
cara celloidin, & irisan beku (frozen section).
Gambar Alat-alat yang diperlukan untuk membuat Sediaan
Awetan Histologi
TAHAPAN PEMBUATAN SEDIAAN
HISTOLOGIS ( CARA PARAFIN)

• Pengambilan contoh jaringan


• Fiksasi
• Dehidrasi
• Penjernihan
• Pemancangan (embedding)
• Pemotongan
• Penempelan
• Deparafinisasi
• Pewarnaan
1. PENGAMBILAN CONTOH JARINGAN

• Jaringan diambil sekecil mungkin, tetapi mewakili


struktur keseluruhan
• Tebal jaringan < 5 mm
1.a. Mematikan hewan uji (killing)
◦ Mematikan hewan uji dapat dilakukan dengan:
◦ Killing bottle ataupun dislocation vertebrae, tergantung pada jenis
hewan uji.
◦ Killing bottle dapat menggunakan kloroform yang diteteskan ke
kapas dan dimasukkan ke dalam botol Bersama hewan uji. Hati-hati
jangan sampai menghirup kloroform tersebut (disarankan
menggunakan masker)
◦ Dislocation vertebrate misalnya dilakukan pada mencit dengan
cara: tahan kepala mencit, kemudian Tarik secara bersamaan ekor
dan bagian belakang lehernya hingga mati. Hati-hati jangan
sampai ekor mencit putus
◦ Isolasi bagian yang ingin diamati dengan bidang sayatan
2. FIKSASI

• Tujuan: membuat unsur-unsur jaringan stabil, tahan terhadap


perlakuan berikutnya

• 2 macam fiksatif: sederhana (1 macam zat: formalin, etanol)


& campuran (> 1 zat: larutan Helly, larutan Zenker).

• Volume cairan fiksatif: minimal 20x volume jaringan.

• Waktu fiksasi tergantung pd tebal jaringan, macam fiksatif,


& konsistensi jaringan
3. DEHIDRASI
• Tujuan: mengambil semua air dlm jaringan,
membersihkan sisa-sisa fiksatif → supaya tidak
terbentuk es pada jaringan di tahap proses berikutnya
• Bahan: etanol bertingkat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah (dr konsentrasi 70%-100%)
• Waktu: tergantung pd volume jaringan (6- 24 jam)
• Dehidrasi dengan Alkohol 70%, 80%, 90%, Alkohol
absolut 2x
4. PENJERNIHAN (CLEARING)

• Tujuan: mengambil etanol sesudah dehidrasi


• Bahan: zat yg dpt bercampur dg bahan dehidrasi,
misal: xylol, toluol, kloroform, minyak cedar atau
metal salisilat
• Xylol → paling sering digunakan, memiliki
kecenderungan mengeraskan jaringan, shg pada
jaringan ikat, tulang rawan, otot perlu perhatian
khusus.
Tujuan dehidrasi dan clearing
◦ Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dalam
jaringan sehingga waktu embedding, paraffin dapat
menyusup sempurna ke dalam jaringan
◦ Clearing bertujuan untuk menggantikan larutan alcohol
atau aseton dengan larutan yang dapat melarutkan lilin
atau paraffin yang akan dimasukkan ke dalam jaringan

◦ Prinsip dehidrasi danclearing


◦ Dehidrasi: air dan cairan fiksatif dikeluarkan dari dalam
jaringan dengan menggunakan larutan alcohol atau
aseton
◦ Clearing: alcohol atau aseton di dalam jaringan
digantikan oleh larutan xylol atau benzol atau pertamax
5. PEMANC ANG AN (EMBEDDING )
• Tujuan: mengganti bahan penjernih dlm jaringan dg
parafin cair disertai pengerasan shg jaringan mudah
dipotong menjadi irisan tipis
• Tahap pemancangan: impregnasi (peresapan)-parafin
masuk ke sela-sela jaringan; embedding- membentuk
balok parafin di sekeliling jaringan
6. PEMOTONGAN

• Jaringan dlm balok parafin dipotong dengan


mikrotom (alat pemotong mekanis)
• Tebal irisan: 5-12 µm
◦ Pemotongan dengan rotary microtome
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses
Pemotongan Atau Penyayatan

• Mikrotom harus seberat mungkin.


• Meja tempat mikrotom harus stabil.
• Pisau harus cocok dengan mikrotom.
• Posisi pisau harus stabil.
• Mata pisau harus tajam, bersih dan
suhunya harus sama dengan balok jaringan
yang akan disayat.
7. PENEMPELAN

• Irisan ditempelkan pd kaca objek yg sudah diolesi


albumin-gliserin
• Kmd dikeringkan pd suhu 2-5 C di bawah titik lebur
parafin (sekitar 40 C)
8. DEPARAFINISASI

• membersihkan sisa parafin


9. PEWARNAAN

• Tujuan pewarnaan: spy unsur-unsur jaringan tampak jelas &


dapat dibedakan bagian-bagiannya di bawah mikroskop
• Teknik pewarnaan yang sering digunakan:
hemaktosilin-eosin (HE)
• Setelah pewarnaan: dehidrasi, penjernihan, penutupan
sediaan dg balsem kanada & kaca penutup, dikeringkan
SEDIAAN HISTOLOGI

• Tujuan pembuatan sediaan irisan: struktur jaringan


sedapat mungkin dipertahankan sesuai keadaan
aslinya, diperoleh irisan tipis & rata, diperoleh kontras
yg baik.
• Yg diamati: bentuk & ukuran sel, sitoplasma,
nukleus, membran sel, bagian khusus misal silia,
mikrovilli.
GINJAL

Gambaran khas ginjal: tubulus sel epitel


Perhatikan: bentuk sel, letak nukleus, sitoplasma
TRAKHEA &
ESOFAGUS

Identifikasi sel goblet & silia. Gambaran khas permuka-


an apikal (berbatasan dg lumen)sel epitel trakhea: silia;
Sel goblet: oval, mengandung mukus
JEJENUM (USUS HALUS)

Plica circularis; villi; microvilli (striated border)


Bentuk sel : kolumnar
SEL OTOT POLOS: IRISAN
LONGITUDINAL

Perhatikan: bentuk sel dan posisi nukleus.

Anda mungkin juga menyukai