Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rema Ruth

Nim : 4171220014

Kelas : psb 20 A

1. Epididymis adalah bagian dari reproduksi jantan dimana spermatozoa yang matur
disimpan. Spermatozoa dari kauda epididymis mempunyai kemampuan memfertilisasi
oosit yang sama dengan spermatozoa dari ejakulat. Spermatozoa dari epididymis sudah
digunakan untuk memproduksi offspring dari hewan genetic unggul atau satwa yang
sudah tercancam punah. setelah kematian hewan, spermatozoa dari epididymis masih
dapat bertahan hidup untuk peridoe waktu tertentu tergantung pada cara penanganan
terhadap epididymis pasca kematian hewan. Semakin cepat spermatozoa dikoleksi dari
epididymis setelah kematian hewan semakin bagus kualitas spermatozoa yang diperoleh,
akan tetapi hal tersebut sring tidak dapat dilakukan dengan segera karena tidak
tersedianya laboratorium atau teknisi ditempat kematian hewan. Penyimpanan atau
transportasi epididymis pada suhu 40 C adalah satu metode yang potensial untuk
memperpanjang viabilitas spermatozoa dalam epididymis sampai spermatozoa dapat
dipreservasi. Pada domba, terjadi penurunan karakteristik( motilitas, viabilitas, dan
keutuhan membrane plasma spermatozoa) spermatozoa seiring dengan lamanya periode
penyimpanan epididymis pada suhu 40 C.

2. Fiksasi merupakan salah satu bagian dalam metode histologi. Fiksasi adalah
pemberian perlakuan tertentu terhadap elemen-elemen jaringan, terutama inti sel atau
nukleusnya, sehingga dapat diawetkan dalam kondisi yang sedikit banyak mendekati
keadaan aslinya. Pada umumnya sebelum bakteri diwarnai perlu dilakukan fiksasi. Fungsi
fiksasi, anatara lain untuk membunuh bakteri secara cepat dengan relatif tidak
menyebabkan perubahan bentuk dan struktur bakteri, melekatkan bakteri diatas kaca
objek, dan meningkatkan sifat afinitas pewarna.

3. Bahan yang akan diiris sebaiknya dibentuk seperti balok berukuran 2x1x1 cm 3
( kecuali ranting atau batang kecil dengan ukuran 2 cmx luas lingkaran). Bahan yang
telah diiris kemudia direbus c 1 jam yang bertujuan untuk melunakkan bahan sekaligus
mengeluarkan udara dalam jaringan. Bahan yang telah direbus kemudian disimpan
kedalam campuran larutan gliserin: alcohol 95% dengan perbandingan 1;1 sebagai
pelumas sampai specimen jika diiris tidak pecah. Bahan tersebut dicuci dengan alcohol
70% dan siap untuk diiris dengan mikrotom geser. Bahan yang bersifat sangat keras,
rapuh, atau mudah hancur juga harus melalui beberapa tahapan sebelum diiris dengan
mikrotom geser. Bahan direbus selama ± 1 jam kemudian disimpan dalam larutan HF
(hydrofluoric acid) 25-30% selama 4 samapai 6 minggu yang bertujuan untuk
menghulangkan adanya silica yang menyebabkan pengerasan. Bahan dicuci dengan air
mengalir selama 2 jam untuk menghulangkan HF yang terdapat dibahan. Bahan yang
sudah bersih dari HF, kemudia disimpan dalam campuran gliserin : alcohol 95% dengan
perbandingan 1:1 sebagai pelumas sampai specimen jika diiris tidak pecah. Bahan dicuci
dengan alcohol 70% kemudian siap untuk diiris dengan mikroto geser. Bahan yang telah
diproses dengan metode paraffin dapat langsung diiris. Ketebalan untuk irisan melintang
20-30 µm, sedangkan irisan membujur < 20µm. hasil irisan bahan tersebut dimasukkan
kedalam botol kecil kemudian dilakukan pewarnaan dan mounting.

4. a. pastikan pisau dalam keadaan bersih dan tajam. Hindari pemakaian satu pisau dalam
jangka waktu yang terlalu panjang.
b. posisi pemotongan harus disesuaikan sedikit demi sedikit untuk mengurangi masalah
yang terjadi ada saat pembuatan pita jaringan.
c. mengencangkan pisau sekali pakai terlalu kuat dapat menyebabkan munculnya artefak
seperti bagian yang tebal dan tipis tidak sama rata.
d. jaringan yang sangat keras akan sulit dipotong menggunakan pisau sekali pakai.
e. perangkat penjepit pisau dan blok harus bersih dan bebas cacat.
f. selama proses pemotongan tuas pemutar harus diputar perlahan.

5. A. mikroskop mikrometri Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian
poros tetap. Kemudian bagian thimble diputar hingga objek tercepit oleh poros tetap dan
poros geser. Bagian rachet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
presesi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan. Setelah itu pastikan objek
telah benar-benar terjepit diantara kedua poros. Kemudian hasil pengukuran dapat dibaca
di skala utama dan skala nunius.
B. mikroskop okuler, atur perbesaran lensa, atur posisi tabung, letakkan kaca preparat,
nyalakan lampu, atur diafragma, letakkan preparat, atur focus lensa objektif dan atur
pembesaran.

6. Judul : pengembangan media belajar preparat jaringan tumbuhan dengan pewarnaan


alami sari bulbus bawang.

Anda mungkin juga menyukai