Anda di halaman 1dari 60

DAFTAR ISI

I. Sel ................................................................................................................... 3
II. Darah .............................................................................................................. 9
III. Hormon Reproduksi dan Uji Urin ....................................................................18
IV. Model Perbandingan Genetik Menurut Hukum Mendel 1 dan 2 .................... 28
V. Enzim ............................................................................................................. 34
VI. Metabolisme .................................................................................................. 38
VII. Pembuatan Media Agar ................................................................................ 44
VIII. Uji Sterilisasi dan Desinfeksi serta Pembiakan Bakteri ................................. 46
Pengamatan Berbagai Bentuk Mikroorganisme dan Protozoa
IX. Menggunakan Media Preparat Awetan ......................................................... 49
X. Pengamatan Perkembangan Embrio Ayam .................................................. 54
XI. Daftar Pustaka .............................................................................................. 60

1
Persiapan dan Tanggung Jawab Praktikan
1. Sebelum memulai praktikum seorang praktikan dianjurkan untuk membaca
pedoman praktikum, sehingga mengerti apa yang akan dikerjakan selama
kegiatan praktikum berlangsung
2. Praktikan membekali diri dengan teori yang menjadi dasar percobaan yang akan
dilakukan dalam praktikum
3. Praktikum dilakukan dalam kelompok-kelompok, karena itu perlu sekali adanya
kerjasama antar praktikan dalam kelompok tersebut
4. Dalam setiap percobaan praktikan melakukan pengamatan dengan cermat dan
dengan jujur mencatat hasil yang diperoleh tanpa ada upaya manipulasi data
5. Pada akhir praktikum, tiap kelompok menunjukan hasil yang dipeoleh selama
praktikum.
B. Tata Tertib Praktikum
1. Larangan
➢ Dilarang makan, minum dan merokok dilaboratorium
➢ Dilarang membuang sampah dalam wastafel atau laci meja dan di dalam
ruangan laboratorium
➢ Dilarang merubah setting alat tanpa sepengetahuan dosen
2. Kewajiban
➢ Kegiatan praktikan selama di laboratorium harus seizin dosen
➢ Memeriksa alat-alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum serta
melaporkan bila terjadi kerusakan alat
➢ Membawa lap bersih untuk kegiatan praktikum
➢ Bersihkan sisa praktikum pada setiap meja dan wastafel tempat anda bekerja
➢ Peralatan yang telah selesai digunakan dikembalikan pada tempat semula
dalam keadaan bersih dan kering
3. Anjuran
➢ Bersihkan tangan setelah praktikum
➢ Ambil bahan seperlunya (tidak berlebihan)
➢ Berikan betadine dan tutup luka sayat band-aid. Selama bekerja
dilaboratorium luka sayat harus ditutup dengan baik

2
I. SEL
A. Tujuan
1. Mempelajari cara menggunakan mikroskop
2. Mempelajari berbagai bentuk sel
3. Mengetahui pembelahan sel

B. Dasar Teori
Dengan berkembangnya mikroskop elektron, para ahli biologi dapat
mengamati struktur-struktur dalam pada berbagai sel. Hasil pengamatan ini
menunjukkan adanya dua kelas dasar dari sel, yaitu prokariotik dan
eukariotik, dibedakan dari ukurannya dan tipe dari struktur dalam atau organel
pada kedua sel tersebut.
“Sel berasal dari sel sebelumnya, seperti hewan berasal dari hewan dan
tumbuhan berasal dari tumbuhan.” Doktrin sel ini diusulkan oleh patolog
Jerman Rudolf Virchow pada tahun 1858, yang sangat berarti bagi
kesinambungan hidup. Sel bereproduksi dengan melakukan urutan peristiwa
secara teratur yaitu duplikat isi dan kemudian dibagi menjadi dua. Siklus
duplikasi dan pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel adalah
mekanisme yang penting bagi semua makhluk hidup yang bereproduksi.
Fungsi yang paling dasar dari siklus sel yaitu untuk menduplikasi secara
akurat jumlah besarnya DNA dalam kromosom dan kemudian memisahkan
salinan secara tepat menjadi dua sel anak yang identik secara genetis.
Duplikasi DNA terjadi selama fase S (sintesis), yang memerlukan 10-12 jam
dan menempati sekitar setengah dari waktu siklus sel-sel mamalia. Setelah
fase S, pemisahan kromosom dan pembelahan sel terjadi di fase M (mitosis),
yang membutuhkan waktu lebih sedikit (kurang lebih satu jam dalam sel
mamalia).
Fase M melibatkan serangkaian peristiwa yang dimulai dengan
pembelahan inti, atau mitosis. Mitosis dimulai dengan kondensasi/pemadatan
kromosom: untai DNA digkan, dikemas dalam kromosom memanjang,
memadat ke kromosom yang jauh lebih kompak/rapatyang diperlukan untuk
pemisahan kromosom. Selaput inti kemudian rusak, dan kromosom

3
direplikasi, masing-masing terdiri dari sepasang kromatid saudara (sister
chromatids), menjadi melekat pada mikrotubulus dari gelendong mitosis
(mitotic spindle). Setelah hasil mitosis, sel jeda sebentar pada fase yang
disebut metafase, ketika kromosom berada tepat di ekuator dari spindel
mitosis, siap untuk memisah. Pemisahan kromatid saudara yang tiba-tiba
meni awal anafase, di mana kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan
dengan spindel, di mana mereka memadat dan membentuk kembali nukleus
utuh. Sel tersebut kemudian dibagimenjadi dua oleh pembelahan sitoplasma,
atau sitokinesis, dan pembelahan sel secara lengkap.
C. Alat dan bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Objek glass dan cover glass
Bahan
1. Preparat awetan sel hewan dan tumbuhan
2. Preparat segar yang dibuat dari akar bawang merah.
D. Cara kerja
Pengamatan preparat awetan
1. Amatilah berbagai preparat awetan yang telah disediakan dibawah
mikroskop kemudian gambarlah dan beri keterangan
2. Buatlah preparat segar dari akar bawang merah
Pembuatan dan pengamatan preparat sel akar bawang
1. Potong bagian ujung akar bawang sekitar 1 cm
2. Simpan di atas objek glass lalu tutup dan tekan menggunakan cover glass
3. Teteskan pewarna methilen blue pada salah satu sisi cover glass
4. Biarkan selama 3 menit, lalu bilang menggunaka aquades dengan cara
preparat dimiringkan di atas cawan petri
5. Keringkan menggunakan tisu di pinggiran cover glass lalu amati dibawah
mikroskop
E. Hasil Pengamatan
1. Preparat awetan

4
5
E. Pembahasan

F. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, sebutkan ciri dari masing-masing sel
yang telah anda amati? Bandingkan dengan kajian literatur!

6
2. Jelaskan berbagai fungsi/peran untuk setiap komponen penyusun sel
yang telah diamati?

3. Jelaskan tahapan pembelahan mitosis dari hasil praktikum yang telah


dilakukan!

7
4. Mengapa pembelahan meiosis sangat penting artinya dalam
kelangsungan hidup? Jelaskan!

5. Apabila ingin mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu kromosom,


fase manakah yang terbaik untuk diamati? Jelaskan!

8
II. DARAH
A. Tujuan
1. Observasi pembuluh darah kapiler dengan cara mempelajari aliran darah
pada ekor kecebong dan ikan seribu.
2. Mempelajari cara-cara menentukan golongan darah A, B, O, AB.
3. Mengamati dan membedakan eritrosi dan leukosit pada darah berbagai
jenis hewan (ikan, katak, tikus, burung dan lain-lain).

B. Dasar Teori
Darah merupakan jaringan yang berbentuk air terdiri atas dua komponen yaitu
palsma darah (merupakan bagian yang cair) dan benda-benda darah yang terdiri
atas sel-sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit (Winatasasmita, 1996:
131).
Sel darah merah atau eritrosit mempunyai karakteristik bentuknya bikonkaf,
diameter 7.7. Memiliki membran yang lentur sehingga bisa melewati kapiler yang
diameternya lebih kecil, Erithrosit berperan dalam pengangkutan 02 dan CO2,
Eritrosit dewasa tidak memiliki inti, sebagian besar organel sitoplasma sehingga
seluruh rongga intra sel nya diisi oleh protein yang mampu mengikat 02 yaitu
hemoglobin.
Sel darah putih atau leukosit terdiri atas dua jenis yaitu agranulosit dan
granulosit. Sel darah putih yang agranulosit mempunyai karakteristiktidak
bergranula pada sitoplasmanya dan terbagi atas limfosit (Intinya bulat dan sedikit
sitoplasmanya) dan monosit (Sitoplasmanya banyak inti bentuk ginjal). Sel darah
putih yang granulosit mempunyai karakteristik intinya berlobus dan
sitoplasmanya bergranul, terdiri atas neutrofil, basofil, eosinofil.
C. Alat dan Bahan
1. Observasi pembuluh darah
Alat :
• Petridish
• Gelas piala
• mikroskop
• Kapas

9
Bahan :
• Kecebong dan ikan seribu yang masih hidup
• Larutan fisiologis (Ringer’siswa atau saline
• Urethan (2 % dan 25%)
2. Menentukan golongan darah
Alat :
• tusuk gigi
• Objek glass
• Blood lanset steril
• Gelas objek
Bahan :
• Satu set antisera ABO
• Kapas
• Alkohol 70 %
3. Sel darah
• Alat
• Mikroskop
• Gelas objek
• Blood lancet steril
• Gelas kimia
• Kapas
• Kertas hisap
• Pipet
Bahan
• Alcohol 70 %
• Zat perwarna darah (gimesa, methylen blue)
• Aquades
• Ether

10
D. Cara Kerja
1. Observasi pembuluh darah
Melihat aliran darah pada ekor kecebong dan ikan seribu
a. Masukkan beberapa ekor kecebong ke dalam gelas piala yang berisi larutan
urethane 2 %. Tunggulah sampai kecebong tersebut tidak sadar.
b. Pindahkan seekor kecebong yang sudah terbius ke dalam Petridis yang telag
diisi sedikit air.
c. Amati di bawah mikroskop pembuluh-pembuluh darah pada ekor kecebong
yang tampak transparan.
d. Perhatikan jalan darah dalam pembuluh darah tersebut, manakah yang lebih
cepat, konstan dan berubah-ubah?
e. Gambarkan sebagian rangkaian pembuluh darah yang diamati
f. Amati pula ikan seribu dengan cara yang sama.
2. Menentukan golongan darah
Menentukan golongan darah A, B, dan O
a. Hapuslah ujung jari anda dengan menggunakan kapas yang telah
dierndam alkohol 70 %.
b. Tusuklah jari tersebut dengan menggunakan blood lancet steril.
c. Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas
beralkohol bersih hingga bersih
d. Kemudian pijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah
dari luka tadi, selanjutnya teteskan darah yang keluar pada gelas
objek di dua tempat yang berbeda.
e. Teteskan satu tetes antisera A pada salah satu sisi dari tetesan
darah tersebut , dengan cara yang sama teteskan satu tetes
antisera B pada tetesan darah yang satunya lagi.
f. Aduklah tetesan masing-masing antisera dengan darah tersebut
dengan menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah.
g. Setelah diaduk biarkan beberapa saat, perhatikan apa yang terjadi
masing-masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran
mana yang terjadi penggumpalan dan mana yang tidak terjadi
penggumpalan.

11
3. Sel darah
a. Biuslah hewan yang akan diamati darahnya.
b. Tusuklah bagian tertentu tubuh hewan hingga keluar darahnya.
c. Teteskan setetes darah pada ujung gelas objek
d. Buatlah apusan darah dengan cara sebagai berikut :
• Sentuhlah ujung dari ujung gelas penutup pada tetesan darah
yang terdapat pada objek gelas.
• Buatlah kedudukan gelas penutup tersebut terhadap objek
gelas dengan membentuk sudut 30o, dorong gelas penutup
tersebut dengan menjaga besar sudut yang dibentuk semula
sehingga pada objek gelas didapatkan apusan udara.
e. Biarlah apusan darah tersebut kering di udara.
f. Tambahkan beberapa tetes alkohol 70 % di atas apusan darah
dan biarkan selam 3-5 menit.
g. Hisap alkohol dengan kertas pengisap dan biarkan kering di udara.
h. Tambahkan giemsa/beberapa tetes methylen blue kemudian
biarkan selama 10 menit.
i. Cuci apusan darah dengan merendamnya dalam akuades selam
2 menit, kemudian biarkan kering di udar, amati di bawah
mikroskop dan gambar sel-sel yang tampak serta beri keterangan
bagian-bagian sel tersebut.
E. Hasil Pengamatan
1. Observasi pembuluh darah
• Peredaran darah pada ekor kecebong

• Peredaran darah pada ikan seribu

12
2. Menentukan golongan darah
• Sistem ABO
Nama Anti a Anti b keterangan

3. Sel darah
Gambar hasil pengamatan mengenai sel-sel darah yang ditemukan dari setiap
jenis binatang, beri keterangan

13
F. Pembahasan
1. Observasi pembuluh darah

2. Menentukan golongan darah

14
3. Sel darah

G. Pertanyaan
1. Observasi pembuluh darah
a. Sebutkan penyebab terjadinya perbedaan kecepatan aliran darah pad
pembuluh darah tersebut ?

b. Pada pembuluh manakah kecepatan aliran darah selalu tetap dan


pada pembuluh mana yang berubah-ubah ?

15
c. Adakah pengaruh suhu terhadap kecepatan jalannya aliran darah, jika
ada bagaimanakah pengaruhnya ?

2.Golongan Darah
a. Mengapa golongan darah setiap orang berbeda-beda? Tergantung
pada apa?

b. Apa yang terjadi pada darah orang yang bergolongan darah A saat
diuji golongan darahnya?

c. Dapatkah orang yang bergolongan darah A menerima donor dari orang


yang bergolongan darah AB? Mengapa?

16
3.Sel darah
a. Apakah perbedaan sel darah merah dan sel darah putih menurut
pengamatan anda?

b. Bagian mana dari sel tersebut yang menyerap warna ?

III. Hormon Reproduksi dan Uji Urin


A. Tujuan

17
• Membuktikan adanya kehamilan dengan metode test pack.
• Memeriksa ada tidaknya glukosa, albumin (Heller’siswa Nitric Acid
test), chloride, dan urea dalam urine.
• Mengenal bau ammonia dari hasil pengukuran dalam urine

B. Dasar Teori
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama
dengan sistem saraf mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Kata
hormon mempunyai arti senyawa yang merangsang. Istilah hormon
diperkenalkan pertama kali oleh William Bayliss dan Ernest Starling pada
tahun 1904. Konsep hormon kemudian berkembang menjadi beberapa hal
yaitu 1) Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu
(kelenjar), 2) Hormon dikeluarkan langsung ke dalam darah untuk menuju
target karena tidak mempunyai saluran khusus, 3) hormon secara khas
mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya (Poedjiadi,
1994: 341).
Pada saat kehamilan sangat dipengaruhi oleh beberapa jenis hormon
diantaranya HCG dan HPL.
1. HCG
➢ Fungsi: meningkatkan produksi progesteron oleh indung telur sehingga
menekan menstruasi dan menjaga kehamilan
➢ Diproduksi oleh : embrio (villi choriale) ssaat terjadi pertumbuhan
plasenta
➢ Akibat adanya HCG
➢ Bisa tahu kehamilan pakai test pack, karena HCG dalam urin
➢ Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah
(morning sickness).
2. HPL (Human Placental Lactogen)
➢ dihasilkan oleh plasenta
➢ Fungsi : merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan
dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini

18
berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah
mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik
➢ Dampak : perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa
pembesaran pada payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada
puting jika disentuh
C. Alat dan Bahan
Metode Test Pack
Alat
• Test Pack
Bahan
• Urine wanita yang akan diperiksa
Metode Test Urine
Alat & Bahan
Glukosa dalam urine
• Larutan benedict’s
• Tabung rekasi
• Pipet urine
Albumin dalam urine
• Urine
• Asam nitrir pekat
• Tabung reaksi
• Pipet
Chloride dalam urine
• Urine
• Larutan AgNO3 1-2 tetes
• Tabung reaksi
• pipet
Amonia dalam urine
• Urine
• Lampu spirtus
Urea dalam urine
• Urine

19
• Objek glass
• Asam oksalat
• Sodium hipobromide

D. Cara Kerja
Metode Test Pack
Ikuti petunjuk yang ada pada kemasan tes pack karena untuk setiap merek
berbeda prosedur. Dan perhatikan perubahan tanda yang mengindikasikan ada
tidaknya kehamilan.
Test Urine
Glukosa dalam urine
1. Didihkan 3 ml larutan Benedict dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama
1-2 menit kemudian biarkan dingin
3. Amati adanya perubahanan warna (endapan) yang terjadi, bila :
Hijau : kadar glukosa 1 %
Merah : kadar glukosa 1,5 %
Orange : kadar glukosa 2 %
Kuning : kadar glukosa 5 %
Albumin dalam urine
1. Masukkan 2 ml asam nitrir pekat ke dalam tabung reaksi
2. Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urine dengan
mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga urine turun melalui
sepanjang tabung
3. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adnya cincin berwarna putih
yang terdapat pada urine dan asam nitrit

Chloride dalam urine

20
1. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan
larutan AgNO3 1-2 tetes
2. Amati perubahan yang terjadi, endapan putih menunujukan adanya
chlorida radikal
Amonia dalam urine
1. Masukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
2. Panaskan dengan lampu spirtus
3. Ciumlah bagaimana baunya ?

E. Hasil Pengamatan

Metode Test Pack


Sample urine Hasil perubahan pada Keterangan
testpack

Glukosa dalam urine


Sample urine Hasil perubahan warna Keterangan
akhir

Albumin dalam urine

21
Sample urine Ada tidaknya cincin Keterangan
putih

Chloride dalam urine

Sample urine Ada tidaknya endapan Keterangan


putih

Amonia dalam urine


Sample urine Bau yang tercium keterangan

F. Pembahasan

22
Glukosa dalam urine

Albumin dalam urine

Chloride dalam urine

23
Amonia dalam urine

Urea dalam urine

G. Pertanyaan

24
Metode testpack
1. Apa yang menyebabkan perubahan tanda pada testpack yang
digunakan?

Glukosa dalam urine


2. Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa
terjadi?

3. Bagimanakah jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat


anda makan? bagaimana hubungannya dengan kadar glukosa
optimum darah? Jelaskan!

Albumin dalam urine

25
Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan
kesehatan seseorang ?

Chloride dalam urine


1. Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari apa ? jelaskan ?

2. Apakah chloride selalu terdapat daalm urine?

3. Tuliskan rekasi kimia yang terjadi pada percobaan di atas bila uji
tersebut positif !

26
Amonia dalam urine
1. Berasal dari manakah ammonia dalam urine tersebut?

2. Enzim apa yang bekerja ?

IV. MODEL PERBANDINGAN GENETIK

27
MENURUT HUKUM MENDEL I DAN II

A. Tujuan
1. Membuktikan perbandingan menurut mendel 1:2:1 untuk rasio genotip
dan 3:1 untuk rasio fenotip pada persilangan monohybrid serta
perbandingan fenotip 9:3:3:1 pada persilangan dihibrid.
2. Menghitung chi square untuk menguji data hasil pengamatan.
3. Menginterpretasi nilai chi square setelah dibandingkan dengan nilai chi
square pada tabel.
B. Dasar Teori
Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel (segregation of allelic
genes)pemisahan alel ini akan terlihat ketika pembuatan gamet individu yang
memiliki genotip heterozigot. Jadi setiap gamet akan mengandung salah satu
alel tersebut.
Hukum kedua mendel berbicara mengenai pengelompokkan gen secara
bebas atau asortasi. Dalam pembentukkan sel kelamin atau gamet, alel akan
membuat kombinasi dengan cara yang bebas. Jadi sifat yang muncul dari
keturunannya akan beraneka ragam. Hukum ini berlaku untuk persilangan
dua sifat yang berbeda beda disebut dihibrid dan lebih dari 2 sifat disebut
polihibrid.
Perbedaan Hukum Mendel I dan II
Hukum Mendel I
1. Hukum Mendel pertama disebut dengan hukum segregasi
2. Menyatakan selama meiosis, dua dari setiap pasangan alel yang dimiliki oleh
individu menjadi gamet yang berbeda
3. Hukum Mendel pertama menjelaskan perilaku semua kromosom
Hukum Mendel II
1. Hukum kedua Mendel disebut juga dengan hukum assortasi.
2. Menyatakan bahwa semua kombinasi alel diwariskan kepada keturunannya
dengan probabilitas yang sama.
3. Hukum kedua menjelaskan perilaku kromosom non homolog.
Persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid)

28
Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang
sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan
dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi.
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda.
Maksudnya adalah pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat
saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat,
lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena
pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang
sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam
dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan
kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen
yang lainnya. Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat
beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat
dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen
yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya,
sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal
ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang
memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Persilangan Dihibrid
Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat
beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat
beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk
buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel
karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya
mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas.
Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat
secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat
tertentu.

C. Alat dan Bahan

29
Alat
1. Persilangan monohibrid : Kancing genetika dua warna masing-masing
berjumlah 25 pasang.
2. Persilangan dihibrid : kancing genetika 4 macam warna masing-masing
25 pasang.
D. Cara kerja
• Persilangan Monohibrid
1. Pisahkanlah 25 pasang kancing menjadi dua bagian (warna yang
cerah bersifat dominan) masing-masing terdiri dari 25 buah kancing
berlekuk sebagai gamet betina dan 25 buah kancing yang menonjol
sebagai gamet jantan.
2. Campurkan 25 buah kancing merah dan 25 buah kancing putih
sebagai gamet betina di dalam kotak yang sama (kotak I), demikian
pula untuk 25 buah kancing merah dan 25 buah kancing putih sebagai
gamet jantan dicampur dalam kotak yang lain (kotak II).
3. Lakukan pengmabilan secara acak satu kancing dari kotak I dan satu
kancing dari kotak II kemudian pasangkan dan catat macam dan
jumlah fenotip serta genotip dalam tabel.
4. Dengan cara yang sama lakukan terus sampai kancing-kancing dari
kedua kotak habis terambil.
5. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip dan
uji dengan uji chi square.
• Persilangan Dihibrid
1. Pisahkan 25 pasang kancing dari setiap warna masing-masing
menjadi dua bagian yang sama sebagai gamet jantan (kancing
menonjol) dan gamet betina (kancing melekuk).
2. Campurkan gamet jantan masing-masing dari kancing merh (M) dan
kancing putih (m), juga gamet betina masing-masing dari kancing
merah (M) dan kancing putih (m) kemudian pasangkan secara acak
(kelompok kancing ini disebut kelompok A).

30
3. Lakukan seperti pada nomor 2 untuk kancing hijau (H) dengan
kancing kuning (h) dan kelompok kancing ini disebut kelompok
Browning.
4. Pertemukan setiap pasang kancing dari kelompok A dengan
kelompok Browning sampai habis, catat macam dan jumlah fenotip
dalm tabel.
E. Hasil percobaan
• Persilangan Monohibrid
Genotif
Genotip Frekuensi • Persilangan Dihibrid

MM

Mm

Mm

Jumlah

Fenotif :
……………………
……………………
……………………
Fenotip Frekuensi
Merah-hijau
Merah-kuning
Putih-hijau
Putih-kuning
jumlah

F. Pembahasan
• Persilangan Monohibrid

31
• Persilangan Dihibrid

G. Pertanyaan
1. Jelaskan maksud dari masing-masing pasangan kancing pada 25 pasang
kancing yang berwarna merah dan putih sebelum dipisahkan ?

2. Berdasarkan kegiatan praktikum tersebut, termasuk generasi apakah


gamet jantan kancing merah dan putih pada kotak I? Jelaskan!

32
3. Berdasarkan hasil percobaan yang anda lakukan, termasuk generasi
mana? Jelaskan!

4. Berdasarkan hasil kegiatan praktikum tersebut, rumuskanlah kesimpulan


yang representatif dengan hasil praktikum?

5. Dari hasil uji chi square, bagaimana penyimpangan dari data hasil
percobaan?

6. Jelaskan hukum mendel 1 dan hukum mendel II

33
V. ENZIM

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fungsi enzim katalase dalam sel makhluk hidup
2. Mengidentifikasi pengaruh suhu pada aktivitas enzim katalase
B. Dasar Teori
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh
mahluk hidup. Enzim dibuat di dalam sel-sel hidup. Sebagian besar enzim
bekerja di dalam sel, disebut enzim intraseluler. Contoh : enzim katalase,
yang memecah senyawa berbahaya, seperti H2O2 (hidrogen peroksida) di
dalam sel-sel hati. Enzim katalase memecah hidrogen peroksida menjadi air
dan oksigen
Enzim tersusun dari komponen protein yang disebut apoenzim, dan
komponen non protein untuk membantu aktivitas enzim yang disebut
kofaktor. Kofaktor yang berupa ion organik disebut koenzim. Enzim yang
terikat dengan kofaktor disebut holoenzim. Enzim memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Enzim adalah protein
b. Enzim bekerja secara spesifik
c. Enzim berfungsi sebagai katalis
d. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
e. Enzim dapat bekerja secara bolak balik.

34
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, derajat
keasaman (pH), aktivator dan inhibitor, konsentrasi enzim, konsentrasi
substrat.
Dalam praktikum kali ini akan menguji aktivitas enzim katalase, amilase,
dan dehidrogenase dalam susu. Enzim katalase merupakan enzim yang
berada pada sel, khususnya pada sel hati. Amylase adalah enzyme yang
amilolitik memiliki pH optimum 7 menjadi tidak aktif dalam suasana asam.
Enzim dehidrogenase mengoksidasi substrat dengan melepaskan hidrogen
dari substrat. Hidrogen bisa bereaksi dengan oksigen atau molekul lain
(dalam percobaan ini dengan methylen blue). Susu kaya akan enzyme
dehidrogenase.

C. Alat dan Bahan


Aktivitas enzim katalase
1. lumpang dan penumbuk
2. tabung reaksi dan rak
3. penangas air
4. termometer
5. penjepit tabung reaksi
6. es batu
7. gelas kimia
8. hati ayam
9. hati sapi
10. H2O2 (hidrogen peroksida)
11. Lidi dan korek api

D. Cara Kerja
Aktivitas enzim katalase
1. Hancurkan hati sapi dalam lumpang porselin sambil ditetesi aquades
2. Saringlah campuran tersebut untuk memperoleh ekstrak hati sapi
kemudian masukkan ke dalam 4 tabung reaksi sebanyak 2 ml

35
3. Lakukan hal yang sama untuk hati ayam dengan jumlah aquades yang
sama
4. Panaskan 4 tabung reaksi ekstrak hati sapi dan hati ayam dalam
penangas air masing-masing pada suhu 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC
selama 10 menit.
5. Simpan 1 tabung reaksi ekstrak hati sapi dan hati ayam dalam es batu
selama kurang lebih 15 menit sampai tabung terasa dingin
6. Selama pengujian tabung reaksi tidak boleh dikeluarka dari water bath dan
es batu serta suhu dijaga agar tetap konstan

7. 1 tabung reaksi ekstrak hati sapi dan hati ayam dibiarkan dalam keadaan
normal
8. Isilah keempat tabung reaksi ekstrak hati sapi dan hati ayam masing
masing dengan H2O2 (hidrogen peroksida) sebanyak 2 ml
9. Perhatikan apa yang terjadi pada setiap tabung setelah ditetesi H2O2
(hidrogen peroksida)
10. Jika terdapat gelembung, uji gas tersebut dengan menggunakan bara api
pada lidi.

E. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Enzim Katalase
Es normal
Hati 35oC 40oC 45oC 50oC
batu
Hati
sapi
Hati
ayam

F. Jawaban Pertanyaan Praktikum


Aktivitas Enzim Katalase
1. Berdasarkan hasil pengamatan kalian, mengapa pada percobaan ini
dihasilkan gelembung?.Gelembung apakah itu?

36
2. Coba tuliskan reaksi kimia pemecahan racun peroksida oleh enzim
katalase dalam hati?

3. Bagaimana hubungan antara pemberian suhu yang berbeda dengan


jumlah gelembung?.

4. Faktor-faktor apa sajakah yang harus dikendalikan dalam percobaan


ini?

37
G. Pembahasan

VI. METABOLISME

Menghitung Berat Badan Ideal dan Kebutuhan Kalori

A. Tujuan

1. Menentukan berat badan ideal berdasarkan tinggi badan.

2. Memperkirakan kualitas metabolisme tubuh berdasarkan hasil


perbandingan berat badan ideal dan berat badan sebenarnya

B. Dasar Teori

Pengertian metabolisme meliputi setiap proses kimiawi yang terjadi di


dalam tubuh. Proses metabolisme dibagi menjadi anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme merupakan reaksi penyusunan zat-zat
sederhana menjadi molekul kompleks yang memerlukan energy.
Sedangkan katabolisme sebaliknya, yaitu penguraian molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan melepaskan energy.
Salah satu prooses anabolisme adalah proses penyusunan molekul-
molekul tertentu menjadi suatu zat penyusun tubuh ataupun berupa zat

38
cadangan dalam tubuh. Maka berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
keseimbangan asupan makanan sebagai sumber energi dengan jumlah
zat makanan yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh. Karena jika berat
badan seseorang telah sesuai dengan berat badan idealnya maka
kemungkinan jumlah asupan zat makanan seimbang dengan metabolisme
yang terjadi dalam tubuhnya.

C. Alat dan bahan

1. Timbangan badan

2. Alat pengukur tinggi badan

D. Cara kerja

a.Berat Badan Ideal

1. Catat tinggi, berat badan, umur dan jenis kelamin setiap praktikan.

2. Lakukan penghitungan berat badan ideal setiap praktikan berdasarkan rumus


berikut ini.

Berat badan ideal = (tinggi badan – 100) – [10% x (tinggi badan – 100)]

3. Masukkan data hasil penghitungan ke dalam tabel hasil pengamatan

b.Kebutuhan Kalori

1. Catat berat badan, umur dan jenis kelamin setiap praktikan.


2. Lakukan pengukuran kebutuhan kalori untuk setiap individu angggota
kelompok dengan menggunakan panduan berikut :

1. BMR= 241.jam
BMR= 24x jam
x BB 1 kalx (a)
BB x 1 kal (a)
2. Tidur=x lamanya
2. Tidur= lamanya x BB x 0,1 (b)
BB x 0,1 (b)
3. Kebutuhan
3. Kebutuhan energi
energi untuk kerjauntuk
(c) kerja (c)
Ringan : 30Ringan
kalXKg: 30
BB kalXKg BB X Lama/24jam
X Lama/24jam
Sedang
Sedang : 35 : 35 kalXKgBBXlama/24
kalXKgBBXlama/24 jam jam
Berat : 40 kal x Kg BB x lama/24 jam
Sangat berat : 50 kal x Kg BB x lama/24 jam
39
4. SDA = (a – b + c) x 10% (d)
Berat : 40 kal x Kg BB x lama/24 jam
Sangat berat : 50 kal x Kg BB x lama/24 jam
4. SDA = (a – b + c) x 10% (d)
5. Total = a – b +

E. Hasil pengamatan

a. Berat badam ideal

Berat Berat
Nama L/P Usia Tinggi badan badan
badan sebenarnya ideal

40
b.Kebutuhan kalori

c
SDA /
a b
Nama L/P Kebutuhan
Kebutuhan
BME Tidur energy
kalori
untuk kerja

41
F. Jawaban Pertanyaan Praktikum

1. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah anda lakukan, jelaskan mengapa


terjadi perbedaan antara berat badan ideal dengan berat badan sebenarnya?

2. Di mana tempat terjadinya metabolisme, jelaskan !

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan Metabolisme?

Husna adalah seorang mahapraktikan aktif, mempunyai berat badan 48 kg, tinggi
160 cm, luas permukaan tubuh 1.45 mm, BME 37,2.

42
4. Berdasarkan pernyataan di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

a. Berapakah berat ideal Husna, jika ia mempunyai rangka yang kecil?

b. Berapakah nilai metabolisme basal Husna?

c. Total jumlah kalori yang dibutuhkan Husna perhari?

G. Pembahasan

43
VII. PEMBUATAN MEDIA AGAR

A. TUJUAN
1. Mampu membuat media agar
2. Mengetahui macam dan kegunaan media agar

B. PENDAHULUAN

Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat


hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah
suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas
campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994; Jutono dkk,1980). Syarat
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya
harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan
makanannya (media harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan
untuk pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin dan gas), tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH
umumnya netral tapi ada juga yang alkali,temperatur harus sesuai dan steril.
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energy (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan
kebutuhan yang khusus, seperti vitamin (Jawetz dkk, 1996).

44
Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi media
sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, medium ini
biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non
sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat diketahui
dengan pasti, media ini digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan menjadi
: media cair, media padat, dan media padat yang dapat dicairkan (Lay, 1994;
Jutono dkk, 1980; Jawetz dkk, 1996).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Gelas ukur 9.pH meter 17.spatula
2. Neraca 10.corong 18.papan miring
3. Batang pengaduk 11.Petridish 19.botol semprot
4. Pipet 12.rak tabung 20.daging tanpa lemak
5. Beaker glass 13.Kertas saring 21.pepton
6. Bunsen 14.Kain kassa 22. Agar-agar
7. Hot plate 15.kapas 23.Aquades
8. Tabung reaksi 16.Kaca arloji 24.NaCl,HCl
D. PROSEDUR KERJA
1. Buatlah ekstrak daging (daging 0,5 kg direbus dalam air 1 liter hingga
volume air menjadi setengahnya atau direbus selama 1-2 jam)
2. Saring ekstrak daging dengan kertas saring, kemudian tambahkan
aquades hingga volume menjadi 1 liter
3. Masukkan 10 gram pepton, 5 gram NaCl dan 15 gram agar-agar,
kemudian panaskan suspense tersebut hingga mendidih selama 15 menit
dengan menggunakan hot plate atau Bunsen sambil diaduk
4. Ukur pH, usahakan pHberkisar 6,8 hingga 7,3 (atur dengan bantuan
NaOH dan HCl)
5. Buatlah agar berdiri dan agar miring dengan menggunakan tabung reaksi,
untuk agar berdiri isi tabung reaksi dengan 10-12ml suspense agar. Untuk
agar miring isi tabung reaksi dengan 3-5ml suspensi agar. Lakukan dalam
keadaan panas dengan bantuan gelas ukur

45
6. Tutup semua tabung reaksi dengan kapas dalam kain kassa dengan rapat
7. Sterilkan semua tabung beserta petridish dengan menggunakan
autoclave selama 15-20 menit pada suhu 1210C
8. Setelah disterilkan, untuk agar berdiri biarkan dalam keadaan tegak dalam
rak tabung, sedangkan agar miring letakkan dalam papan miring, biarkan
hingga dingin

VIII. UJI STERILISASI DAN DESINFEKSI SERTA PEMBIAKAN BAKTERI

A. TUJUAN
1. Mengetahui dan menguji kesterilan alat, bahan, dan media penyeteril
yang telah disterilkan
2. Mempelajari sifat-sifat koloni bakteri pada media agar
3. Terampil melakukan isolasi suatu bakteri untuk mendapatkan biakan
murni
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang steril 11.media steril
2. Bahan yang steril 12.aquades steril
3. Kassa pembungkus 13.ALKOHOL 96%
4. Bahan penyeteril 14.Sampel air steril
5. Pipet steril 15.spirtus/methanol
6. Autoclave 16.pinset
7. Oven 17.lampu spirtus
8. Hand sprayer 18.inkubator
9. Desinfektan 19.lemari pendingin
10. Cakram kertas 20.Colony counter
C. PROSEDUR KERJA
1. Uji sterilisasi media
Gunakan media dalam petridish yang telah disterilkan. Simpanlah media
di ruang laboratorium dan lemari pendingin. Simpan media tersebut
dalam keadaan terbungkus dalam petridish. Amati media tersebut
setelah 3x24 jam.

46
2. Uji sterilisasi alat praktikum
Gunakan media dalam petridish yang telah disterilkan. Goreskan 2 alat
praktikum yang telah disterilkan pada media tersebut. Simpan media
tersebut dalam keadaan terbungkus dalam petridish dalam inkubator.
Amati media tersebut setelah 3x24 jam.
3. Uji sterilisasi bahan/larutan penyeteril
Gunakan media dalam petridish yang telah disterilkan. Masukkan bahan
penyeteril pada media tersebut. Simpan media tersebut dalam keadaan
terbungkus dalam petridish dalam inkubator. Amati media tersebut
setelah 3x24 jam
4. Uji sterilisasi anggota tubuh yang telah disterilkan
Gunakan media dalam petridish yang telah disterilkan. Oleskan anggota
tubuh yang telah disterilkan dengan bahan penyeteril pada media
tersebut. Simpan media tersebut dalam keadaan terbungkus dalam
petridish dalam inkubator. Amati media tersebut setelah 3x24 jam
5. Uji sterilisasi air/aquades steril dan sampel air (air mineral)
Gunakan media dalam petridish yang telah disterilkan. Masukkan
aquades yang telah disterilkan sebanyak 3 tetes pada media tersebut.
Perlakuan yang sama untuk menguji air mineral sampel. Simpan media
tersebut dalam keadaan terbungkus dalam petridish dalam inkubator.
Amati media tersebut setelah 3x24 jam
6. Uji efektifitas bahan desinfeksi/desinfektan
Ambillah cotton bud steril kemudian goreskan pada debu sekitar ruangan.
Lalu goreskan cotton bud tersebut pada lempeng agar sehingga
mendapatkan goresan yang tipis kemudian segera tutup kembali
lempeng agar tersebut. Amati media tersebut setelah 3x24 jam
D. Hasil Praktikum
Jenis Uji Tidak ada Ada pertumbuhan
pertumbuhan bakteri bakteri

47
E. Pertanyaan Praktikum
1. Apakah terdapat pertumbuhan bakteri pada alat/bahan yang sudah
disterilisasi?Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

2. Bagaimana agar sterilisasi alat bahan dapat berhasil?

F. Pembahasan

48
G. Kesimpulan

IX. Pengamatan Berbagai Bentuk Mikroorganisme dan Protozoa


Menggunakan Media Preparat awetan

A. TUJUAN :

Mengetahui bentuk-bentuk mikroba dan protozoa yang berpengaruh terhadap


kesehatan manusia

B. DASAR TEORI :

Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup


bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.

Mikroorganisme (disebut juga mikroba, mikrobia, atau jasad renik ) adalah


jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, tanpa bantuan alat
perbesaran seperti mikroskop, sulit sekali untuk dilihat dan diamati bentuknya
secara baik. Sel mikroorganisme, terutama kelompok prokariot seperti bakteri
dan ganggang biru dapat dibedakan dari sel tumbuhan dan hewan, salah satunya
adalah dilihat dari struktur selnya yang tidak memiliki membran inti. Umumnya
dapat hidup bebas di berbagai habitat secara kosmopolitan, dan dapat hidup
sebagai bagian dari organism multiseluler (sebagai parasit). Sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan
antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya.

49
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji
tentang; 1) karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan;
2) karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang
mampu hidup bebas, khususnya bakteri; 3) keanekaragaman dan evolusi,
membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul bermacam-macam
mikroorganisme; 4) keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan
dan tumbuhan; 5) peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi
dan 6) bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu
dalam memahami proses-proses biologi organism yang lebih besar termasuk
manusia.

C. ALAT DAN BAHAN :

1. Mikroskop
2. Preparat sediaan mikroorganisme dan protozoa
E. CARA KERJA
1. Siapkan mikroskop pada meja praktikum kemudian nyalakan
2. Ambil preparat sediaan mikroorganisme atau protozoa, kemudian
simpan dengan benar di meja objek pada mikroskop
3. Amati preparat sediaan dengan menggunakan mikroskop, gunakan
perbesaran yang paling kecil terlebih dahulu
4. Setelah objek terlihat bisa dicoba menggunakan perbesaran yang lebih
besar
F. HASIL PENGAMATAN
No Nama preparat Gambar

50
No Nama preparat Gambar

51
G. PERTANYAAN PRAKTIKUM
1. Bagaimanakah bentuk bakteri yang kamu lihat?apakah sama pada
setiap preparat?

2. Apakah mikroorganisme yang kamu amati mempunyai peran dalam


bidang kesehatan? Coba tuliskan yang berperan positif dan yang
berperan negative dalam bidang kesehatan!

52
H. PEMBAHASAN

I. KESIMPULAN

53
Pengamatan Perkembangan Embrio Ayam

A. TUJUAN :

Mengetahui tahap- tahap perkembangan embrio ayam

B. DASAR TEORI :

Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik

dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas

kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai

blastodik yang berada di atas kuning telur yang terbagi itu. Blastomer kemudian

memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah, atau

epiblast dan hipolast. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel versi

unggas (analog dengan blastosolvertebrata tanpa amnion), dan tahapan

embrionik ini adalah ekivalen blastula pada unggas, meskipun bentuknya

berbeda dari bola berlubang pada embrio awal katak. Pada unggas, jalur migrasi

sel lapisan yang bagian atas berpindah ke arah garis tengah blastodiks,

kemudian melepas dan memisah, lalu berpindah ke arah menuju kuning telur.

Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel ke arah dalam pada

54
garis tengah blastodik menghasilkan lekukan yang disebut sebagai primitif streak

( Campbell, 2000 ).

Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sel-sel inner cell mass

merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang

antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot

membentuk rongga blastokista. Inner sel massa tetap berkumpul di salah satu

sisi ( Wikipedia, 2007 ).

Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior

blastoderm di area pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah

anterior sehingga membentuk parit dengan pematangan deisebut daerah primitif.

Gastrula ayam memiliki epiblast, hioblast dan rongga erkhentreron. Tahap

neurula ayam mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keping neural,

lipatan neural dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan

setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari

lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada

berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan

organogenesis (Modul Embriologi, 2000).

Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra

embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan

induk, merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya

adalah chorion atau serosa. Kantung allantois merupakan suatu kantung yang

terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal

perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan

penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan

55
lingkungan luarnya. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung

yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm

splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang

berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio

yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio

terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti

adhesi (Adnan, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN :

1. Cawan petri

2. Bak aluminium

3. Embrio ayam

D. CARA KERJA

1. Memilih ayam yang baik yang berasal dari telur kampung yang telah

dibuahi lalu inkubasi

2. Memecahkan telur yang sudah diinkubasi dan tuang pada cawan petri yang

telah berisi NaCl fisioligis 0,9 %

3. Mengamati bagian embrio

4. Melakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam

dan 72 jam.

5. Pemeriksaan dilakukan pada telur-telur yang sedang ditetaskan.

Perhatikan pertumbuhan yang terjadi pada hari 2, 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17, dan

19 masa inkubasi.

56
E. HASIL PENGAMATAN
No Pengamatan setiap 3 Penjelasan
hari

57
58
F. PERTANYAAN PRAKTIKUM
1. Pengamatan terhadap embrio ayam dalam telur memperlihatkan
tahapan-tahapan perkembangan embrio ayam yang berbeda-beda dan
semakin kompleks serta terlihat jelas organ-organnya, tahapan
pembentukan organ-organ ini disebut tahapan apa kemudian jelaskan
tahapan pembentukan organ pada embrio ayam yang telah kamu
amati?

2. Apa manfaat yang didapat setelah mengamati embrio ayam?

G.PEMBAHASAN

59
H. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. (2002). Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga


Kusnadi. 2007. Kuliah Dasar Mikrobiologi S1 Depag. Bandung: Penerbit
DEPAG
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press
Winatasamita, Djamhur. (1996). Buku Materi Pokok Fisiologi Hewan dan
Tumbuhan. Bandung: Universitas Terbuka
Yatim, Wildan. (1994). Reproduksi dan Embriologi untuk Mahasiswa
Biologi dan Kedokteran. Bandung: Tarsito

60

Anda mungkin juga menyukai