Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PERISTIWA OSMOSIS PADA SEL TUMBUHAN DAN


SEL HEWAN

KELOMPOK 9 XI MIPA 1 :
Danissa Evilyana Dianti (09)
Putri Yasmin Nur Huda (24)
Emilia Dwi Maharani (13)
Laurensia Alam Nindi (19)

SMA NEGERI 1 TALUN


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Rasa syukur senantiasa kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman serta kesehatan, sehingga penulis diberi waktu dalam
menyelesaikan laporan Praktikum Biologi tentang Peristiwa Osmosis pada Sel Tumbuhan dan
Sel Hewan.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:

1. Bapak Sayudi Purwanto, M. pd selaku guru pengajar Biologi di SMA Negeri 1 Talun.

2. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

3. Tidak lupa, kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa yang tidak henti-
hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

Adapun penulisan laporan ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata pelajaran
Biologi. Dan pada laporan ini akan dibahas mengenai hasil pengamatan dari Peristiwa Osmosis
pada Sel Tumbuhan dan Sel Hewan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan juga
masih banyak kesalahan yang penulis yakini ada di luar batas kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran dari para pembaca.

Talun, 18 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................II

BAB 1.........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................2

BAB III........................................................................................................................................................4

ALAT BAHAN, CARA KERJA,................................................................................................................4

TABEL PENGAMATAN...........................................................................................................................4

BAB IV.......................................................................................................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................6

BAB V.......................................................................................................................................................11

PENUTUP.................................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

LAMPIRAN..............................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


(Schleden & Schwann, 1847) dalam teorinya mengatakan bahwa, “Cell are the functional Unit
of life”, yang artinya sel adalah sebuah unit yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan
makhluk hidup. Setiap makhluk hidup di dunia ini terdiri dari berbagai sel yang dapat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan fungsi dari sel tersebut, contohnya adalah sel nukleus yang merupakan
bagian inti dari sel. Sel nukleus memiliki tugas untuk mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh sel lain didalam tubuh makhluk hidup, mulai dari proses metabolisme hingga proses
pembelahan diri.
Oleh karena itu kami melakukan penelitian dengan menggunakan mikroskop laboratorium
untuk mengamati struktur sel dan bentuk dari sel tumbuhan dan hewan. Dengan penelititan ini, kami
berharap untuk peneliti bisa paham akan struktur sel dan bentuknya.

1.2 Tujuan
2. Mengamati peristiwa osmosis pada sel tumbuhan dan hewan
3. Dapat membedakan atau membandingkan sel yang diamati
4. Memenuhi tugas praktikum biologi

1.3 Rumusan Masalah


2. Apakah terdapat perbedaan bentuk Sel yang diamati?
3. Apakah peristiwa yang terjadi pada sel batang kangkung dan sel darah tersebut?
4. Bagaimana bentuk dari Sel hewan dan Sel tumbuhan yang diamati?

1.4 Manfaat Penelitian


Siswa mampu mengidentifikasi peristiwa osmosis pada sel tumbuhan dan sel hewan dengan benar
setelah melakukan percobaan praktikum.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel


Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup secara struktural dan fungsional serta tidak dapat dibagi
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Secara struktural artinya sel merupakan unit terkecil dari makhluk
hidup, sedangkan secara fungsional artinya sel memiliki kemampuan untuk dapat melakukan berbagai
proses kehidupan seperti perombakan, sintesis, respirasi, dll.

2.2 Sejarah Perkembangan Sel


Awalnya, sel ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, sebagaimana dilansir dari National
Geographic.
Penemuan sel tidak mungkin terjadi jika bukan karena kemajuan mikroskop. Dengan didorong oleh
keinginannya untuk mempelajari dunia mikroskopis, Hooke memperbaiki desain mikroskop majemuk
pada tahun 1665. Mikroskop Hooke menggunakan tiga lensa dan lampu yang menerangi dan
memperbesar spesimen.
Perkembangan ini memungkinkan Hooke untuk melihat sesuatu yang menakjubkan ketika ia
meletakkan sepotong gabus di bawah lensa mikroskop. Hooke mencatat pengamatannya ini dalam
bukunya yang berjudul Microgaphia. Baginya, gabus tersebut tampak seperti tersusun dari pori-pori kecil,
yang kemudian ia sebut “sel”.
Tidak lama setelah penemuan Hooke, ilmuwan asal Belanda, Antonie van Leeuwenhoek mendeteksi
organisme kecil lainnya, yakni bakteri dan protozoa. Leeuwenhoek merupakan pembuatan mikroskop
utama dan menyempurnakan desain mikroskop sederhana yang memungkinkannya memperbesar objek
hingga 300 kali dari ukuran aslinya. Setelah itu, Leeuwenhoek menjadi orang pertama yang mengamati
dan mendeskripsikan spermatozoa pada tahun 1667.
Pada abad ke-19, ahli biologi mulai mengamati lebih dekat jaringan hewan dan tumbuhan untuk
menyempurnakan teori sel. Ilmuwan asal Jerman, Theodore Schawann dan Mattias Schleiden adalah dua
ahli yang mempelajari sel hewan dan tumbuhan.
Para ilmuwan ini berhasil mengidentifikasi perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan serta
menegaskan gagasan bahwa sel adalah unit dasar bagi tumbuhan dan hewan.Selanjutnya, pada pergantian
abad, perhatian ilmuwan mulai beralih ke sitogenetika yang bertujuan untuk mengaitkan studi sel dengan
studi genetika.
Pada tahun 1880-an, Walter Sutton dan Theodor Boveri mengidentifikasi kromosom sebagai hub untuk
hereditas.
Penemuan selanjutnya menegaskan dan memperkuat peran sel dalam hereditas seperti studi oleh James
Watson dan Francis Crick tentang struktur DNA. Penemuan sel memiliki dampak yang sangat besar bagi
sains. Selain memberi pemahaman tentang unit penyusun semua makhluk hidup, penemuan sel juga
membawa kemajuan bagi bidang medis.

2
2.3 Bentuk-bentuk Sel
Baik itu bentuk maupun ukuran sel itu beraneka ragam. Bentuk sel bisa berbentuk bulat, bulat panjang,
pipih, berbentuk segi lima memanjang, segi enam, persegi banyak dan berbulu. Ukuran sel pada
umumnya sangat kecil atau mikroskopik. Skala pengukurannya yaitu menggunakan um (mikro meter =
mikron). 1 um (satu mikro) itu sama dengan seperseribu mm. Berdasarkan dari contoh sel bakteri
berukuran antara 4 sampai 10 um, sel protozoa bisa dilihat dengan mata biasa jadi tidak perlu
menggunakan bantuan mikroskop, misalnya yaitu sel serabut kapas yang mempunyai panjang 15 cm.

2.4 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


 Sel Hewan:
Mempunyai bentuk tidak tetap, Membran Plasma, Badan Golgi, Lisosom, Mitokondria, Sentrosom, Inti
atau Nukleus, Mikrotubulus, Mikrofilamen.

 Sel Tumbuhan:
Mempunyai bentuk tetap, Dinding sel, Plastida, Vakuola, Peroksisom (Badan Mikro), Plasmodesmata,
Kloroplas, Nukleoid

3
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


1) Batang Kangkung
2) Kentang
3) Darah
4) Mikroskop
5) Aquades (secukupnya)
6) Glukosa
7) Gelas benda
8) Jarum franke
9) Tisu
10) Pinset
11) Pipet
12) Glass plate
13) Alkohol 70%
14) Kapas

3.2 CARA KERJA


 Sel Tumbuhan (Batang Kangkung):
1.) Siapkan alat dan bahan
2.) Iris batang kangkung secara melintang setipis mungkin, lakukan pemotongan sebanyak 3 kali
3.) Letakkan potongan pertama di atas gelas preparat yang sudah ditetesi aquades, lalu tutup dengan
pipihan kaca
4.) Amatilah dengan cermat preparat sel batang kangkung menggunakan mikroskop
5.) Rendam potongan kedua dengan larutan glukosa dan potongan ketiga dalam aquades selama 5
menit
6.) Setelah 5 menit, angkat siapan preparat tersebut dan letakkan di atas dua gelas preparat yang
berbeda, tutuplah siapapan preparat tersebut dengan kaca penutup
7.) Amati dengan cermat preparat sel batang kangkung menggunakan mikroskop
8.) Bandingkan bentuk sel yang teramati pada potongan pertama, kedua dan ketiga
9.) Letakkan pada glass plate, teteskan 2-3 tetes aquades lalu tutup dengan pipihan kaca

 Sel Hewan (Darah):


1.) Usaplah ujung jari manis dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%
2.) Tusukkan jarum franke dengan hati-hati ke ujung jari manis tersebut
3.) Tetesan darah yang keluar pada dua gelas preparat berbeda masing masing satu tetes
4.) Bersihkan luka tusukan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70% untuk menghindari infeksi
5.) Tambahkan satu tetes aquades pada gelas preparat pertama dan larutan glukosa pada gleas
preparat kedua. Diamkan selama 5 menit
6.) Setelah 5 menit, tutuplah gelas preparat dengan kaca penutup, isaplah larutan yang berlebihan di
sisi kaca penutup menggunakan tissue
7.) Amatilah dengan cermat preparat sel darah menggunakan mikroskop
8.) Bandingkan bentuk sel yang teramati pada gelas preparat pertama dan kedua

4
 Kentang:
1.) Potonglah dengan hati-hati kentang hingga didapatkan potongan panjang,
kemudian bagi kentang menjadi dua bagian sama panjang.
2.) Timbnag berat kentang sebelum direndam dengan aquades dan larutan gula.
3.) Rendam potongan pertama dalam aquades dan potongan kedua pada larutan gula
selama 20 menit.
4.) Setelah 20 menit, angkat kentang dan timbang berat kentang.
5.) Catat hasil perbandingan sebelum direndam dan setelah direndam.

3.3 TABEL PENGAMATAN

Bentuk Sel Batang Kangkung Bentuk Sel Darah

Potongan I Potongan II Potongan III Gelas Preparat I Gelas Preparat II

Glukosa Aquades Glukosa

Tidak Aquades
direndam

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 BATANG KANGKUNG


Gambar Penjelasan
Bagian-bagian:
1. Epidermis
2. Endodermis
3. Korteks
4. Jaringan pengangkut (xylem dan floem)

Pada potongan pertama struktur selnya


masih terlihat normal.

Bagian-bagian:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Kutikula
4. Jaringan pengangkut (xylem dan
floem)

Pada potongan kedua yang direndam ke


dalam akuades, struktur selnya mengalami
peristiwa endosmosis sehingga sel
mengalami Tugrid.

6
Bagian-bagian:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Kutikula

Pada potongan ketiga yang direndam ke


dalam larutan NaCl 0,3 M selama 5 menit,
struktur selnya mengalami peristiwa
eksosmosis sehingga sel mengalami
Plasmolisis.

4.2 SEL DARAH

Gambar Penjelasan
Pada aquades sel darah mengalami hemolisis
karena larutan aquades lebih hipotonis
terhadap sel.

Pada konsentrasi NaCl sel darah mengalami


krenasi karena sel darah dimasukkan ke
dalam medium yang hipertonis terhadap isi
sel darah.

7
4.3 KENTANG
BERAT KENTANG
KENTANG LARUTA Sebelum dimasukkan Sesudah dimasukkan KET
N ke dalam larutan ke dalam larutan

Potongan kentang Aquades 2,8 gram 2,9 gram Naik


pertama
Potongan kentang Gula 2,3 gram 2,1 gram Turun
kedua

Analisa kelompok:
1. Pada potongan kentang pertama yang dimasukkan ke dalam aquades terjadi kenaikan berat
kentang. Hal itu dikarenakan air mineral bersifat hypertonik sedangkan potongan kentang
bersifat hypotonik atau dimana tekanan pada aquades lebih tinggi daripada tekanan pada
potongan kentang. Sehingga molekul aquades masuk kle dalam kentang, yang pada
akhirnya membuat berat kentang menjadi bertambah.
2. Pada potongan kentang kedua yang dimasukkan ke dalam larutan gula terjadi penurunan
berat kentang. Hal itu dikarenakan larutan gula bersifat hypotonik sedangkan potongan
kentang bersifat hypertonik atau dimana tekanan pada potongan kentang lebih tinggi
daripada tekanan pada larutan gula, sehingga molekul kentang mengalir ke larutan gula
yang mengakibatkan terjadilah penurunan berat kentang.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Osmosis adalah perpindahan ion (pelarut) dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah melalui
suatu membrane.

5.2 SARAN
Setiap praktikum harus dilakukan dengan sabar dan teliti, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selalu
berhati-hati terutama dalam menggunakan benda-benda tajam dan memegang barang-barang yang mudah
pecah serta selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.gramedia.com/literasi/penyusun-sel-tumbuhan
 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5996769/kenali-struktur-sel-hewan-berikut-
ciri-ciri-dan-fungsinya
 https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/04/093200823/sitoplasma--pengertian-
dan-fungsinya
 https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-dan-struktur-sel-pada-makhluk-
hidup
 https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-penemuan-sel/
 https://katadata.co.id/safrezi/berita/61ce89df60fa6/7-perbedaan-sel-hewan-dan-sel-
tumbuhan-serta-penjelasannya
 https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/09/160758369/vakuola-pengertian-dan-
fungsinya
 https://www.99.co/blog/indonesia/perbedaan-sel-hewan-dan-tumbuhan/

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai