ANATOMI SERVIKS
Serviks uteri terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan
menghubungkan uterus dengan vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri dari
bagian bawah disebut portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol kearah vagina dan bagian
atas disebut bagian supravaginal.
Panjang serviks uteri kira-kira 2,5 – 3cm dan memiliki diameter 2 - 2,5cm. Pada bagian
anterior serviks berbatasan dengan vesica urinaria. Pada bagian posterior, serviks ditutupi
oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac.
Hasil Tes Peradangan pada serviks (servicitis) atau adanya temuan jinak misalnya polip
Radang serviks.
Pada IVA Radang di obati terlebih dahulu hingga normal baru kemudian di
ulangi
Hasil Tes Plak putih yang tebal atau epitel acetowhite, biasanya dekat T-zone, yang
Positif
menunjukkan adanya lesi prekanker.
Kanker Hasil positif pada IVA mengarah pada diagnosis pra kanker serviks
Massa mirip kembang kol atau bisul, tukak menggaung, pertumbuhan mudah
berdarah
Prosedur IVA :
a) Pasien mendapat penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan
b) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi
c) Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan
yang cukup.
d) Spekulum dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina untuk melihat serviks
e) Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mucus dan kotoran lain pada serviks
c) Identifikasi daerah sambungan squamous-columnar (zona transformasi) dan area di
sekitarnya
d) Oleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks, tunggu 1-2 menit untuk
terjadinya perubahan warna. Amati setiap perubahan pada serviks, perhatikan daerah di
sekitar zona transformasi. Catat bila seviks mudah berdarah. Lihat adanya plak warna
putih dan tebal (epitel acetowhite) bila menggunakan larutan asam asetat.
Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein,
sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
e) Bersihkan segala darah, debris dan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas atau kasa
bersih
f) Lepaskan spekulum dengan hati-hati
g) Catat hasil pengamatan dan gambar temuan
5. PERJALANAN LESI PREKANKER SERVIKS MENJADI CARCINOMA INVASIF
Jalur metastasis melalui :
1. EKSTENSI LANGSUNG
Menjalar ke vagina, lesi eksofitik kanker sering merambat ke bawah, pertama menginvasi
forniks vagina dan ke segmen tengah, bawah vagina, lesi intra-kanalis servikalis membuat
kanal berdilatasi, bertambah kasar, konsistensi keras, merambat ke atas mengenai kavum
uteri, menembus dinding uterus, timbul penyebaran kavum peritoneal.
Ekstensi ke parametrium mengenai ligamen kardinal bilateral dan ligamen sakral, seluruh
kavum pelvis menjadi lesi kanker yang keras (frozen pelvis).
Invasi kanker ke parametrium dapat menekan ureter satu atau kedua sisi, timbul obstruksi
ureter.
Bila ke buli-buli, dapat timbul hematuria dan tenesmus.
2. METASTASIS LIMFOGEN
Dapat membentuk trombus tumor, mengikuti aliran limfe mencapai kelenjar limfe
regional, menyebar dalam pembuluh limfatik. Jalur metastasisnya :
• Saluran limfatik di dasar lesi serviks uteri » kelenjar limfe parametrium » area
obturator » area iliaka interna dan eksterna » area iliaka komunis » para aorta
abdominal » kelenjar limfe supraklavikular.
• Saluran limfa lesi serviks uteri » area presakral » kelenjar limfe inferior aorta
abdominal.
3. METASTASIS HEMATOGEN
Timbul pada stadium lanjut atau pasien dengan diferensiasi buruk, dapat menyebar ke
paru, hati, ginjal, tulang, otak, kulit dan bagian lain.
HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan
kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim
atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada
umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin
sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat
disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki
dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan
barang secara bersama).
Mekanisme infeksi virus diawali dengan protein menempel pada dinding sel dan
mengekstraksi semua protein sel kemudian protein sel itu ditandai (berupa garis- garis)
berdasarkan polaritasnya. Jika polaritasnya sama denagn polaritas virus maka, dapat
dikatakan bahwa sel yang bersangkutan terinfeksi virus. Setelah itu, virus menginfeksikan
materi genetiknya ke dalam sel yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen jika materi
genetik virus ini bertemu dengan materi genetik sel. Setelah terjadi mutasi, DNA virus akan
bertambah banyak seiring pertambahan jumlah DNA sel yang sedang bereplikasi. Ini
menyebabkan displasia (pertumbuhan sel yang tidak normal) jadi bertambah banyak dan tak
terkendali sehingga menyebabkan kanker.
Patofisiologi
Virus HPV menginfeksi membrana basalis pada daerah metaplasia dan zona
transformasi serviks sebagai upaya berkembang biak. Virus ini akan meninggalkan
sekuensi genomnya pada sel inang. Genom HPV berupa episomal (bentuk lingkaran
dan tidak terintegrasi dengan DNA inang) dijumpai pada CIN
dan berintegrasi dengan DNA inang pada kanker invasif. Pada percobaan invitro HPV
terbukti mampu mengubah sel menjadi immortal.
Tipe HPV paling berisiko adalah tipe 16 dan tipe 18 yang mempunyai peranan yang
penting melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode pembentukan protein-
protein penting dalam replikasi virus. Onkoprotein dari E6 akan mengikat dan
menjadikan gen penekan tumor (p53) menjadi tidak aktif, sedangkan onkoprotein E7
akan berikatan dan menjadikan produk gen retinoblastoma (pRb) menjadi tidak aktif.
P53dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan
siklus sel. Dengan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi
HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya.
Ikatan E6 dan E7 serta adanya mutasi DNA merupakan dasar utama terjadinya
kanker.
Gejala HPV
HPV bukan jenis virus baru namun, banyak orang tidak menyadarinya karena virus ini
jika menjangkiti manusia tidak manimbulkan gejala dan tidak menyebabkan masalah
kesehatan yang serius sampai infeksi virusnya menjadi parah. Setiap saat HPV dapat
menginfeksi tanpa menunjukkan gejala. HPV tidak seperti virus lainnya yang menunjukkan
gejala fisik menurun apabila terjangkit virus ini tetapi seseorang baik pria maupun wanita
dapat terkena HPV bertahun-tahun sebelum ia menyadarinya.
Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukkan oleh tumbuhnya kutil. Kutil yang
tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu ataupun coklat. Awalnya hanya
berupa bintil-bintil kecil yang kemudian bersatu membentuk kutil yang lebih besar. Semakin
lama kutil dapat menjadi semakin besar. Pertumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak
jika tumbuh di kulit lembab akibat kebersihan kulit kurang dijaga.
Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal sehingga membuat tidak nyaman
dan sering kali baru disadari keberadaannya saat jumlahnya sudah bertambah banyak dan
besar. Kutil dapat bertumbuh dengan cepat segera setelah terinfeksi atau pun beberapa bulan
bahkan beberapa tahun setelah terinfeksi HPV, dan bahkan tidak pernah tumbuh sampai
dinyatakan kita terinfeksi HPV (atau sampai kita menyadari bahwa kita terinfeksi HPV).
Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan maka dianjurkan
untuk rutin melakukan Pap smear/ tes Pap minimal setahun sekali bagi wanita di atas usia 21
tahun. Umumnya dokter dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan
melihatnya. Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur.
Jika perlu, contoh kutil dipotong dan diperiksa diperiksa dengan mikroskop (biopsi) . HPV
yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan virus yang menyebabkan kanker. Tetapi
jika kita mempunyai kutil, maka kita mungkin terinfeksi jenis HPV lain yang dapat
menyebabkan kanker.