Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN IVA


(INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT)

UPTD PUSKESMAS NGEGONG


BAB I
DEFINISI

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan
sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan
vagina melalui ostium uteri eksternum.

Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode :


1.Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology/LBC ),
2.Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
3.Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
4.Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)

Puskesmas kwadungan baru bisa melayani pemeriksaan IVA

IVA ( Inspeksi Visual Asam asetat ) adalah pemeriksaan leher rahim ( serviks ) dengan
cara melihat langsung ( dengan mata telanjang ) leher rahim setelah memulas leher
rahim dengan larutan asam asetat 3 sapai dengan 5%.  Dengan cara ini kita dapat
mendeteksi kanker rahim sedini mungkin.

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk untuk mendeteksi


kanker leher rahim dan juga skrining alternatife dari pap smear karena biasanya lebih
murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini,
pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5%
secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan
warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai
normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat
perubahan-perubahan pada jaringan epitel.

Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan
3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat
akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih
(displasia).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat
pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan
spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai
prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-
97%.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun.
wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi
sasaran pemeriksaan IVA.
IVA harus dilakukan pada
(1) Setiap wanita yang sudah / pernah menikah
(2) Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti wanita perokok, menikah
muda, sering berganti pasangan
(3) Memiliki banyak anak
(4) Mengidap penyakit infeksi menular seksual
BAB III
TATALAKSANA

Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudahdilatih
dengan pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam asetat yangsudah di
encerkan, berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk
mendeteksiabnormalitas setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak
normal akanberubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite),
yangmengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prakanker.
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat
menstruasi,dan saat asuhan nifas atau paska keguguran.Pemeriksaan IVA
juga dapat dilakukan pada perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki
ISR/IMS atau HIV/AIDS. 
Alat dan Bahan
1 . S p e k u l u m
2 . L a m p u
3. Larutan asam asetat 3-5%
 Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual di pasaran kemudiandiencerkan
menjadi 5% dengan perbandingan 1:4 (1 bagian asam cukadicampur dengan 4
bagian air)Contohnya:10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 40 ml air
akanmenghasilkan 50 ml asam asetat 5 %. Atau 20 ml asam cuka 25
%dicampur dengan 80 ml air akan menghasilkan 100 ml asam asetat 5%
 Jika akan menggunakan asam asetat 3%, asam cuka 25 % diencerkandengan air
dengan perbandingkan 1:7 (1 bagian asam cuka dicampur 7bagian
air)Contohnya : 10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 70 ml air
akanmenghasilkan 80 ml asam asetat 3%
 Campur asam asetat dengan baik
 Buat asam asetat sesuai keperluan hari itu. Asam asetat jangan disimpanuntuk
beberapa hari.
4.Kapas lidi
5.Sarung tangan
6.Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan

Metode Pemeriksaan
1. Memastikan identitas , memeriksa status dan kelengkapan informed
consent Klien
2. K l i e n d i m i n t a u n t u k m e n a n g g a l k a n p a k a i a n n y a d a r i p i n g g a n g
h i n g g a l u t u t d a n menggunakan kain yang sudah disediakan
3. K l i e n d i p o s i s i k a n d a l a m p o s i s i l i t o t o m i
4. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
5. Gunakan sarung tangan
6. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga jelas terlihat
8. Bersihkan serviks dari cairan ,darah, dan sekret dengan kapas lidi
bersih
9. Periksa serviks sesuai langkah-langkah berikut :
a. T e r d a p a t k e c u r i g a a n kanker atau tidak :
• Jika ya klien dirujuk , pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan . Jika pemeriksaan
adalah dokter ahli obstetri dan ginekologi , lakukan biopsib . J i k a t i d a k
dicurigai kanker,
b. identifikasi Sambungan Skuamo kolumnar (SSK)
• Jika SSK tidak tampak maka : dilakukan pemeriksaan matatelanjang tanpa
asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara,misalnya hasil negatif namun SSK
tidak tampak. Klien disarankanuntuk melakukan pemeriksaan selanjutnya lebih
cepat atau papsmear maksimal 6 bulan lagi
c. jika SSK tampak lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yangsudah
dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaanserviksd .
d. T u n g g u h a s i l IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak
putih( acetowhite epithelium) atau tidak
e. Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali
untukmengulangi pemeriksan IVA
f. J i k a a d a ( I V A p o s i t i f ) , t e n t u k a n m e t o d e t a t a l a k s a n a y a n g
akan dilakukan
10. Keluarkan speculum
11. Buang sarung tangan , kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam
container  ( tempat sampah)yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat
yang dapatdigunakan kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekontaminasi
12. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan
pemeriksaanlagi, serta rencana tata laksana jika diperlukan
13.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian kegiatan berupa :


1. Foto kegiatan
2. Laporan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai