Anda di halaman 1dari 7

Jasmine Kezia Aldora

04011381823225
Gamma 2018

Tutorial Skenario E Blok 22 Tahun 2021


Learning Issue “Pemeriksaan Ginekologi dan Pemeriksaan Laboratorium”

Pemeriksaan luar: abdomen datar, simetris, uterus tidak teraba, massa (-), nyeri (-), tanda cairan
bebas (-), tinggi fundus uteri tidak teraba.
Inspekulo: portio tidak livide, OUE tertutup, fluor (+) putih kental, fluksus (-). erosi (+) /
laserasi (- ) / polip (-), sondase uterus didapatkan uterus AF dengan ukuran 6 cm.
VT: Portio kenyal, OUE tertutup, korpus uterus dalam batas normal, adneksa kiri dan kanan dan
parametrium dalam batas normal, kavum douglas dalam batas normal.
RT: TSA baik, ampulla rekti kosong, massa intralumen tidak ada, kavum douglas tidak
menonjol.
Pemeriksaan IVA:
1. Sambungan Squamous Kolumnar (+)
2. Zona transformasi (+)
3. Lesi acetowhite positif di jam 10 s.d jam 2.

Interpretasi Hasil Interpretasi Pemeriksaan Ginekologi


Pemeriksaan
Hasil Interpretasi
Obstetri
Abdomen datar dan simetris Normal

Tinggi fundus uteri tidak teraba Normal


Pemeriksaan
Tidak teraba massa Normal
luar
Tidak terdapat nyeri tekan Normal

Tidak terdapat cairan bebas Normal


Portio tidak livide Normal

OUE tertutup Normal

Terdapat fluor putih kental Abnormal

Tidak terdapat fluksus Normal

Terdapat erosi Abnormal

Inspekulo Tidak terdapat laserasi dan


Normal
polip

Sondase uterus AF ukuran 6 cm Normal

Portio kenyal Normal

OUE tertutup Normal


Vaginal
Korpus uterus, adneksa kanan- Normal
Toucher
kiri, parametrium, dan kavum
douglas dbn
TSA baik Normal

Ampulla rekti kosong Normal


Rectal
Toucher Tidak terdapat massa Normal
intralumen
Kavum douglas tidak menonjol Normal

Terdapat sambungan Abnormal


skuamos-kolumnar (SSK)
Terdapat zona transformasi Abnormal
Pemeriksaan
IVA Terdapat lesi acetowhite di Abnormal
jam 10 s.d jam 2
Mekanisme Abnormalitas Hasil Pemeriksaan Ginekologi
Fluor Putih Kental
Infeksi HPV persisten  perubahan pH vagina dan flora normal  infeksi sekunder oleh
mikroorganisme patogen  fluor putih kental.

Erosi
Riwayat belum imunisasi HPV, riwayat menikah dua kali (multiple sexual partners), dan
perokok pasif  terinfeksi HPV  infeksi persisten  proses karsinogenesis asam nukleat virus
bersatu ke dalam gen dan DNA sel host  mutasi sel  berkembang menjadi sel displastik yang
tumbuh lambat  displasia ringan (NIS 1)  erosi (+).

SSK dan Zona Transformasi


Riwayat belum imunisasi HPV, riwayat menikah dua kali (multiple sexual partners), dan
perokok pasif  terinfeksi HPV  infeksi persisten  HPV merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks  metaplasia skuamosa pada squamous-columnar junction (zona transformasi).

Lesi Acetowhite
Terinfeksi HPV  infeksi persisten  HPV merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks
 metaplasia skuamosa pada squamous-columnar junction (zona transformasi)  perubahan
ekspresi protein inti atau sitoplasma akibat perubahan onkogenik pada jaringan metaplastik 
hamburan balik cahaya (backscattering) dari nukleus sangat meningkat setelah penggunaan asam
asetat  lesi acetowhite (+).

Laboratorium:
Hb 9,2 g/dL, PLT: 265.000/mm3, WBC: 18.200 /mm3 MCV 82 MCH 32 MCHC 34.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium


No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interpretasi
1 Hemoglobin 9.2 g/dL 13 – 16 g/dL Abnormal
2 PLT 265.000/mm3 150.000 – Normal
450.000/mm3
3 WBC 18.200/mm3 4.500 – 15.000/mm3 Abnormal
4 MCV 82 80 – 100 fl Normal
5 MCH 32 28 – 32 pg Normal
6 MCHC 34 32 – 36 mg/dL Normal

Mekanisme Abnormalitas Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Anemia
Adanya infeksi HPV  displasia pada serviks  timbul lesi prakanker (menandakan adanya sel-
sel prakanker)  aktivasi sistem imun dan sistem inflamasi  aktivasi sitokin TNF alfa, INF
gamma dan IL-1  merangsang terjadinya anemia  Hb rendah.
Selain itu, adanya sel-sel prakanker itu sendiri juga dapat mempunyai efek langsung untuk
terjadinya anemia.

Leukositosis
Adanya infeksi HPV  displasia pada serviks  timbul lesi prakanker (menandakan adanya sel-
sel prakanker)  aktivasi sistem imun dan sistem inflamasi  WBC meningkat.
Selain itu, adanya keputihan (fluor putih kental, berbau, namun tidak gatal) sebagai tanda adanya
infeksi bakteri juga dapat menimbulkan aktivasi sistem imun dan reaksi inflamasi  WBC
meningkat.

PEMERIKSAAN PAP SMEAR DAN IVA


PERSIAPAN PEMERIKSAAN
KONSELING PRAPEMERIKSAAN
1. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah
2. Perkenalan diri
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan hal yang akan dialami ibu
4. Persetujuan Tindakan

PERSIAPAN PEMERIKSA
1. Cuci tangan
2. Menggunakan alat pelindung diri

PERSIAPAN ALAT
1. Meja ginekologi
2. Lampu periksa
3. Doek steril
4. Alat inspekulo
5. Alat/bahan untuk tindakan aseptik dan antiseptic
6. Alat dan bahan papsmear : spatula ayre, cito brush, deck gelas, dan alkohol 70% 7. Alat
dan bahan IVA : kapas lidi steril dan larutan asam asetat

PERSIAPAN PASIEN
1. Mengosongkan kandung kemih
2. Meminta ibu untuk melepas pakaian bagian bawah dan celana dalam serta memakai
sarung atau selimut yang tersedia
3. Membantu ibu naik ke meja periksa

PEMERIKSAAN INSPEKULO
1. Pasien dalam posisi litotomi
2. Lakukan prosedur aseptik dan antiseptik pada daerah vulva dan perineum
3. Amati dan laporkan kelainan pada daerah genitalia eksterna dan sekitarnya (vulva,
perineum, uretra, dan introitus vagina)
4. Memasang spekulum:
a. Ambil spekulum dengan tangan kanan dan masukkan telunjuk tangan kiri ke
dalam introitus vagina (untuk menampakkan vagina)
b. Pilihlah spekulum bivalve terkecil yang memungkinkan
c. Spekulum dimasukkan dalam posisi miring terhadap vagina (posisi daun sejajar
labia), menyusuri dinding posterior vagina, lalu diputar perlahan hingga gagang
spekulum menghadap ke bawah
d. Ketika memasang spekulum, minta ibu menghirup nafas dalam-dalam kemudian
menghembuskannya melalui mulut
e. Dilakukan penguncian speculum
f. Vagina dan serviks ditampakkan secara avoe
5. Amati dan laporkan keadaan genitalia interna
a. Dinding vagina: normal atau abnormal (erosi, laserasi, hiperemis, massa)
b. Portio: normal atau abnormal (laserasi, erosi, dan polip)
c. Adakah fluor dan atau fluksus

PEMERIKSAAN PAP SMEAR


1. Ambil spekulum ayre dan masukkan bagian ujung yang lebih pendek (bercabang dua) ke
dalam ostium uteri eksterna, ektoservik (regio squamocolumnar junction) dan putar 360°
searah jarum jam.
2. Oleskan hasil usapan tersebut ke salah satu bagian ujung objek gelas.
3. Ambil sikat cyto brush, kemudian masukkan ke muara kanalis servikalis (endoserviks)
dan dilakukan usapan berputar searah jarum jam (360°).
4. Bahan hasil usapan tadi juga dihapuskan pada objek gelas sebelumnya pada tempat yang
berbeda (ujung yang berlawanan dengan cara diputar ke arah sebaliknya).
5. Fiksasi objek gelas dengan alkohol 95% selama 30 menit, dikeringkan dengan cara
dianginkan, diberi label lalu kirim ke laboratorium.

PEMERIKSAAN IVA
1. Identifikasi regio squamocolumnar junction (SCJ) yaitu daerah peralihan antara endo dan
ektoserviks.
2. Oleskan larutan asam asetat 3-5% pada SCJ pada serviks dengan menggunakan lidi
kapas.
3. Amati perubahan warna yang terjadi pada SCJ setelah 20 detik.
4. Hasil dikatakan positif jika pada daerah tersebut terjadi perubahan warna keputihan di
daerah tersebut (acetowhite epithelium).

PASCA PEMERIKSAAN
1. Melepas spekulum:
a. Kunci spekulum dibuka
b. Spekulum ditarik sembari diputar secara perlahan hingga posisi daun sejajar labia
c. Lepaskan spekulum dan letakkan dalam wadah yang berisi cairan klorin 10%
2. Setelah menyelesaikan pemeriksaan, masukkan kedua tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
3. Lepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar
4. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
5. Catat hasil temuan ke dalam rekam medik
6. Jelaskan hasil pemeriksaan dan rencana berikutnya.

Daftar Pustaka

Martadiansyah, Abarham. 2021. Modul Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi. Palembang:


Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Kampono, Nugroho. 2011. "Kanker Ganas Alat Genital." In Ilmu Kandungan Edisi Ketiga, 295-
297. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai