Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2

ASSYIFA HERTI SASMITA MAULIDA ULFA


DELLA AULYANDA MOZA PAREFI NENDEN YULIA
DITA MAULIDA NIA ANGGRAENI
ELIA ASWAR RANTI FEBRIANTI
EUIS PARIDA RESNA DWIYANA
IKA MELIAWATI RISSA CHINTYA H.
IRA ANDRIYANI SITI ANNISA ADANIAH
KENAH PUSPITASARI SUCI RAHAYU SUTEDJA
LIANAWATI TRIAWATI
LULI GARDILLA YUSITA OKTAVIANI
Ny. G, 29 tahun mengaku hamil 2 bulan datang ke Puskesmas kecamatan dengan
keluhan perdarahan dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Usia kehamilan saat ini
(berdasarkan hari pertama haid terakhir) adalah 8 minggu. Sejak 6 jam yang lalu,
keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitaman, disertai kontraksi yang
sering.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi
90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37 oC. Konjungtiva
tidak pucat, sklera ikterik. Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri
lepas. Tampak perdarahan mengalir dari kemaluan. Pada pemeriksaan inspekulo,
tampak ostium licin, terbuka dan terdapat jaringan keluar dari ostium. Perdarahan
mengalir dari ostium. Pada pemeriksaan dalam, korpus uteri berukuran setelur
bebek, ostium terbuka. Teraba jaringan keluar dari ostium, dikeluarkan secara
digital. Pada adneksa tidak teraba massa dan tidak ada nyeri tekan.
KASUS 2
• Apa saja diagnosis banding perdarahan pada kasus ini?
• Apakah diagnosis yang paling mungkin?
• Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan pada kasus di
atas?
Apa saja diagnosis banding
perdarahan pada kasus diatas?

• Mola Hidatidosa
• KET
• Abortus Insipiens
• Abortus Komplit
Abortus inkomplet adalah pengeluaran hasil konsepsi
yang tidak lengkap/ekspulsi parsial dari hasil konsepsi.
Fetus biasanya sudah keluar namun terjadi retensi plasenta,
sebagian atau seluruhnya di dalam uterus. Pada abortus
inkomplet, perdarahan umumnya masih berlangsung.
(Joseph HK & M. Nugroho, S 2010)

ABORTUS INKOMPLET
Anamnesa:
1. Amenorhea, disertai dengan PP test (+)
2. Nyeri perut/abdominal cramping, v\m\\
3. Ccv jaringan.

Diagnosa
Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya
sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya
memberikan gejala klinis sebagai berikut:
1) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
3) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
4) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
5) Dapat terjadi degenerasi ganas/koriokarsinoma (Manuaba,
2010).

TANDA DAN GEJALA


Gejala lain dari abortus incomplit antara lain:
1) Perdarahan biasa sedikit/banyak dan biasa terdapat bekuan darah .
2) Rasa mules (kontraksi) tambah hebat.
3) perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
4) Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka.
5) Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam cavum
uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari eksternum atau
sebagian jaringan keluar.
6) Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan
dapat menyebabkan syok (Maryunani, 2009).
1. Pada pemeriksaan dalam, untuk abortus yang baru
terjadi didapatkan cerviks terbuka, kadang-kadang
dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis
servikalis atau kavum uteri
2. Uterus berukuran lebih kecil dari usia kehamilan

Pemeriksaan Ginekologi
1. Darah
• Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan TM III 11
gr % dan TM II 10,5 gr %).
• Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
• Hb 9-10 gr% : anemia ringan
• Hb 7-8 gr% : anemia sedang
• Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
2. Urine
• Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan kehamilan
dan persalinan normal protein dan glukosa urine negatif.
• 3) USG
• Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion masih ada.

Pemeriksaan penunjang :
DIAGNOSA BANDING

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


• MOLA HIDATIDOSA

• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga • Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah banyak berjumlah sedang
• Mual dan muntah hebat • Kesadaran menurun
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan • Pucat
• Tidak ditemukan janin intrauteri
• Hipotensi dan hipovolemia
• Nyeri perut
• Nyeri abdomen dan pelvis
• Serviks terbuka
• Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin • Nyeri goyang porsio
• Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda • Serviks tertutup
tirotoksikosis) • Penegakkan diagnosis dibantu dengan
pemeriksaan USG
MOLAHIDATIDOSA ???
Kehamilan Ektopik
Terganggu ???
DIAGNOSIS BANDING
ABORTUS
Apakah diagnosis yang paling
mungkin?

• Abortus Inkomplit
Penatalaksanaan apa yang dapat
dilakukan pada kasus di atas?
1. Rujuk ke Dokter Spesialis Kandungan untuk pelaksanaan lanjutan
2. Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Pemberian pada penatalaksanaan syok hipovolemik :
• Untuk memulihkan status volume, pasang 2 jalur intravena, berikan 1-2 L
kristaloid seperti NaCL (0,9%) atau RL secara intravena selama 30-60
menit, sambil memantau tanda-tanda edema paru, dan teruskan pemberian
cairan berdasarkan tanda vital

2. Berikan komponen sel darah merah untuk mempertahankan


3. Bila pasien demam, antibiotika broad spectrum diberikan sebelum dilakukan
kuretase untuk mengurangi insidensi postabortal endometritis dan PID.
Sedangkan pada pasien yang tidak menunjukkan gejala infeksi juga diberikan
terapi profilaksis antibiotik
Penatalaksanaan apa yang dapat
dilakukan pada kasus di atas?

ABORTUS INKOMPLIT
Lakukan konseling.
Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia
kehamilan kurang dari 16 minggu
Gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks.
Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
Lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode
yang dianjurkan (lihat lampiran A.3). Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila
AVM tidak tersedia (lihat lampiran A.4).Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan,
berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu). Jika usia
kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9%
atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran
hasil konsepsi.
Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi
ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan
patologi ke laboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam.
BIla hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang.
Waspadalah bila tidak ditemukan adanya jaringan hasil konsepsi pada sampel kuretase!
Lakukan evaluasi ulang atau rujuk untuk memeriksa kemungkinan adanya kehamilan
ektopik.
PENATALAKSANAAN
Penanganan umum :
a. Lakukan penilaian awal untuk menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat
atau masih cukup stabil)
b. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan
lanjutan (yindakan medic atau rujukan)
c. Penilaian medic untuk menentukan kelaikan tindakan di fasilitas kesehatan setempat atau
dirujuk kerumah sakit.
1) Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahan hebat segera atasi komplikasi
tersebut
2) Gunakan jarum infuse besar (16G atau lebih besar) dan berikan tetesan cepat (500 ml dalam
2 jam pertama) larutan garam fisiologis atau Ringer
d. Periksa kadar Hb, golongan darah dan uji padanan silang (crossmatch)
a. Bila terdapat tanda – tanda sepsis, berikan antibiotic yang sesuai
b. Temukan dan hentikan segera sumber perdarahan
c. Lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjut
(Prawirohardjo,2006)
Penanganan Khusus
Penanganan Abortus Inkomplit
1) Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat, syok dan sepsis)
2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg im
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat
diulangi setelah 4 jam jika perlu).
3) Jika kehamilan > 16 mingguan
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis arau
RL ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
c) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
4) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis (sulbenisillin
2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
5) Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg setiap
8 jam.
6) Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
7) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifuddin, 2006).

Anda mungkin juga menyukai