Anda di halaman 1dari 63

DOA BELAJAR

“Kami
ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam
sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah
kepadaku ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
2
PERDARAHAN
ANTEPARTUM (ANTEPARTUM
HEMORRHAGE )

Suyani, S.ST., M.Keb


Prodi Kebidanan Program Sarjana dan
Profesi Bidan
FIKES UNISA
Yogyakarta
PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
3
◻ PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
MUDA: o ABORTUS
o KEHAMILAN EKTOPIK
o KEHAMILAN MOLA (MOLA HIDATIDOSA)

◻ PERDARAHAN PADA KEHAMILAN


LANJUT: o PLASENTA PREVIA
o SOLUSIO PLASENTA
o PERSALINAN PREMATUR
o RUPTURA UTERI

◻ PERDARAHAN PADA PERSALINAN DAN PASCA


PERSALINAN o ATONIA UTERI
o RETENSIOPLASENTA DAN RETENSIO SISA PLASENTA
o ROBEKAN JALAN LAHIR
o GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH

Perdarahan Pada Kehamilan Muda


1. Abortus
2. Kehamilan Ektopik Terganggu
3. Molahydatidosa
1. Abortus
1. Berasal dari bahasa latin yaitu Abortion yang
berarti pengguguran kandungan
2. Menurut WHO definisi abortus adalah
penghentian kehamilan dengan alasan
apapun sebelum produk kehamilan dapat
bertahan hidup diluar ibunya
3. Umur Kehamilan < 20mg, BBL 500gram
Abortus Spontan
• Pengeluaran janin secara spontan sebelum
janin dianggap mampu bertahan hidup atau
kurang 20 mg
• Abortus spontan meliputi:
1. Abortus Iminens (mengancam)
2. Abortus Incipient
3. Abortus In Kompletus
4. Missed Abortion
5. Aborus Spontan Rekuren
Abortus dengan Induksi
• Adalah terjadi karena campur tangan
medis,bedah atau yang bersifat Herbal atau
tradisional yang menyebabkan uterus
mengeluarkan sebagian isinya
• Abortus bisa bersifat Legal atau Tidak Legal
• Meliputi : abortus Teraupetik, Elektif
(sukarela)
Abortus Tidak Aman
• Abortus yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang
tidak memenuhi standar medis minimal
• Abortus Septik : abortus infeksius berat
disertai penyebaran kuman secara sistemik
Etiologi
1. Kelainan Ovum
2. Kelainan genitalia ibu 3.
Gangguan sirkulasi Plasenta 4.
Penyakit Ibu
5. Antagonis Rhesus
6. Penyakit bapak
7. Malnutrisi
8. Keracunan
Gejala
1. Amenorhoe
2. Sakit perut bagian bawah
3. Mules-mules
4. Perdarahan flek-flek, sedikit, banyak
Komplikasi
1. Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik
2. Perforasi sering terjadi sewaktu dilakukan
kuretage
3. Infeksi
4. Syok
5. Gagal ginjal akut
Tata laksana secara umum
• Lakukan penilaian secara cepat mengenai
keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat,
takikardi, tekanan sistolik
• Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap
pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu
karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas
demam untuk 48 jam:
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit . u Semua ibu yang mengalami
abortus perlu mendapat dukungan emosional dan konseling
kontrasepsi pasca keguguran.
• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus
2. Kehamilan EktopikTerganggu
• Kehamilan ektopik adalah semua kehamilan
dimana sel telur yang dibuahi oleh
spermatozoa berimplantasi dan tumbuh diluar
endometrium kavum uterus.
Etiologi
1. Faktor dalam lumen : endosalpingitis, operasi
plastik tuba dan sterilisasi
2. Faktor pada dinding Tuba : divertikel tuba
kongenital
3. Faktor diluar dinding tuba seperti tumor
yang menekan tuba
4. Faktor lain seperti Vertilisasi Invitro
Etiologi
• Pengaruh faktor Mekanik, Misal: riwayat op
tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat
operasi non ginekologis
• Pengaruh faktor fungsional yaitu perubahan
dengan faktor hormonal
• Kegagalan kotrasepsi
• Meningkatnya aktifitas tuba
Klasifikasi KET
1. Kehamilan tuba terdiri dari : Interstitial 2%,
Ishmus 25%, Ampula 5%, Fibial 7%
2. Kehamilan ovarial 0,5%
3. Abdominal 0,1%
4. Tuba Ovarial
5. Intraligamental
6. Servikal
Manifestasi Klinis
• Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah sedang
• Pucat atau anemis
• Kesadaran menurun
• Syok
• Nyeri perut bagian bawah
• Hipotensi
• Nyeri goyang portio
• Servik tertutup
Komplikasi
• Syock
• Infeksi
• Sub ileus
• Sterilitas
Tata laksana umum
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid
NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dalam
15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam
pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit
Penatalaksanaan khusus
1. Terapi Medikamentosa → Metotreksat inj IM
50mg/m2
2. Terapi Pembedahan:
* Pembedahan Difinitif → hemodinamik
tidak stabil
* Pembedahan Konservatif hemodinamik
stabil : Salpingostomi linear laparaskopi
dan Salpingiketomi parsial
Pemeriksaan Diagnostik
• USG
• Kadar HCG menurun
• Laparaskopi
• Hb (setiap jam menunjukkan penurunan
• Leukosit
• Kuldosintetis
3. MOLAHIDATIDOSA
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang
ditandai dengan hasil konsepsi yang tidak
berkembang menjadi embryo setelah fertilisasi
(LilY, Yulaikhah,2006)
Karakteristik
1. Molahydatidosa Komplet : molahidatidosa
yang secara morpologis komplet dapat
terjadi akibat beberapa pola kromosom.
2. Molahydatidosa Parsial (In Komplet) :
perubahan mola bersifat lokal serta belum
begitu jauh dan masih terdapat janin atau
sedikitnya kantong janin
Tanda dan Gejala
1. Amenorhoe dan tanda2 kehamilan
2. Perdarahan pervaginam berulang, darah cenderung
berwarna coklat, kadang keluar gelembung mola 3.
Pembesaran uterus tidak sesuai umur kehamilan 4.
Tidak terdengar DJJ
5. Tidak teraba bagian kecil janin
6. Sering terjadi PEB dan Eklampsia sebelum 24mg
7. Hyperemesis
8. Taki kardi
Patofisiologi
1. Faktor Ovum
2. Mengalami keterlambatan dalam
pengeluaran
3. Kematian ovum dalam tubuh
4. Mengalami degenerasi
5. Jonjot2 korion tumbuh berganda dan
mengandung gelembung
6. Kista-kista kecil seperti buah anggur
7. -→ Molahidatidosa
Tindakan Invasif
1. Kuretase bila sudah ada gelembung Mola
2. Uji sonde
3. Foto rontgen tidak ada bayangan tulang 4.
USG kelihatan bayangan badai salju dan tidak
nampak janin
Diagnosis
• USG
• Amniografi
• Pengukuran Kadar HcG
• Uji Sonde
• Prognosis → kematian pada mola akibat
perdrahan, infeksi, payah jantung atau
tirotoksikosis,
• Choriokarsinoma
• Pasca kuretage periksa kadar HcG setiap 2
minggu, konseling penggunaan alat
kotrasepsi
Penatalaksanaan
1. Perdarahan banyak dilakukan kuretage →
hati2 endometrium lunak tipis, terapi cairan,
tranfusi
2. Perbaiki KU
3. Pengeluaran jaringan Mola
4. Hysterektomi
5. Pengobatan propilaksis dengan sitostatika
(kemoterapi)
6. Pengawasan lanjutan
• Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil
a. Pasang laminaria untuk membuka
b. Pasang infus beri Oksitosin drip, lepas laminaria ,
lakukan evakuasi isi kavum uteri, menggunakan
sendok kuret tumpul, kuret pertama tidak perlu
bersih kmd seminggu kemudian dilanjutkan kuret
ke 2, diambil jaringan endometrium untuk
pemeriksaan histopatologi menentukan keganasan,
untuk tindak lanjut.
c. Perdarahan lakukan tranfusi
Tindak Lanjut
1. Pengawasan KU
2. Pemeriksaan kadar HCG
3. Bila masih positif dipertimbangkan
hysterektomi
Perdarahan Ante Partum Lanjut
o PLASENTA PREVIA
o SOLUSIO PLASENTA
o RUPTURA UTERI

Prinsip
• Diagnosis segera
• Kenali kemampuan untuk bertahan dan
kompensasi
• Siapkan tindakan resusitasi
• Identifikasi faktor penyebab
Perlu diketahui:
• Batasan dan Insidens
• Faktor etiologi and risiko
• Diagnosis
• Penatalaksanaan
– maternal dan bayi
– Resusitasi
– penyelesaian masalah/komplikasi
Insidens

• 2% - 5% dari keseluruhan persalinan •


Jenis perdarahan antepartum – solusio
plasenta 40% (1% dr total kasus) – tidak
terklasifikasi 35%
– plasenta previa 20% (0,5% dr total kasus) –
lesi tr. genitalis 5%
1. PLASENTA PREVIA
37

PLASENTA PREVIA
38
◻ PLASENTA IMPLANTASI DI SBR
◻ KLASIFIKASI:
🞑 PLASENTA PREVIA TOTALIS
🞑 PLASENTA PREVIA PARSIALIS
🞑 PLASENTA PREVIA MARGINALIS
🞑 PLASENTA LETAK RENDAH

◻INSIDEN: TIDAK ADA DATA PASTI ± 1/125


PERSALINAN ◻ PENYEBAB:
🞑 TIDAK JELAS
🞑 BERHUBUNGAN DENGAN:
🞑 MULTIPARITAS
🞑 RIWAYAT SC
🞑 JARAK KEHAMILAN
🞑 USIA
39
• Perdarahan Pemeriksaan tanda –
Plasent berulang tanda vital
• Tiba-tiba • Pemeriksaan
a • Warna darah merah obstetric
segar • Pemeriksaan
TFU • Leopold
Previa • TBJ
• DJJ
Anamnesis
• HIS
• Inspekulo

• Perdarahan tanpa
rasa nyeri Pemeriksaan Fisik •
Penunjang •
Laboratorium:
Crossmatch, kadar
Hb, L, Tr, Ht,
golongan darah,
fibrinogen, D-Dimer,
BT, CT, PT, APTT.
• CTG
• USG
Tatalaksana Umum
• Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia
kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara
hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan.
•Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl
0,9% atau Ringer Laktat).
•Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
•Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio
sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan.
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi prematur,
pertimbangkan terapi ekspektatif.

Tatalaksana Ekspektatif

Kriteria : • Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.


• Perdarahan sedikit
• Belum ada tanda-tanda persalinan
• Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan •Istirahat baring mutlak.
•Infus D 5% dan elektrolit
•Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
•Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
•Pemeriksaan USG.
•Awasi perdarahan, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin. •Jika keadaan
pasien memungkinkan, dapat ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya
penanganan secara aktif
Tatalaksana Aktif
Kriteria umur kehamilan >/ = 37 minggu

BB janin >/ = 2500 gram.

Perdarahan banyak 500 cc atau lebih. Ada tanda-tanda

persalinan.

Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.

•Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau


partus pervaginam.
Seksio Sesarea

Indikasi
• Plasenta previa totalis.
• Plasenta previa pada primigravida
• Plasenta previa janin letak lintang atau letak
sungsang • Anak berharga dan fetal distress
• Plasenta previa lateralis jika
• Pembukaan masih kecil dan perdarahan
banyak. • Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
• Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior). •
Perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
Partus
Pervaginam •Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau
lateralis pada multipara dan anak sudah meninggal atau
prematur. •Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5
cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan
oksitosin drip. •Bila perdarahan masih terus berlangsung,
dilakukan SC. •Tindakan versi Braxton-Hicks dengan
pemberat untuk menghentikan perdarahan (kompresi atau
tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta)
hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau
sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.
2. SOLUSIO PLASENTA
ABRUPTIO PLASENTAE
46
2. SOLUSIO PLASENTA
ABRUPTIO PLACENTAE
47

◻ PLASENTA LEPAS PADA KEHAMILAN TM III


SEBELUM PERSALINAN / KELAHIRAN
◻ LETAK PLASENTA NORMAL

◻ INSIDENS : 1 % PERSALINAN

◻ PENYEBAB:
🞑 HIPERTENSI / PE / E
🞑 TRAUMA
🞑 DEKOMPRESI UTERUS (KPD, GEMELLI)
🞑 OBAT-OBATAN: KOKAIN, MEROKOK,
AMFETAMIN 🞑 TALIPUASAT PENDEK
• Syok tidak sesuai
dengan jumlah darah
keluar (tersembunyi) •
Anemiaberat
• Gawat janin atau
hilangnya djj
• Uterus tegang

Anamnesis • Perdarahan Pemeriksaan Fisik •


• Nyeri intermiten atau Pemeriksaan tanda –
menetap tanda vital
• Warna darah • Pemeriksaan
kehitaman obstetric
• Pemeriksaan Crossmatch, kadar
TFU • Leopold Hb, L, Tr, Ht,
• TBJ golongan darah,
• DJJ fibrinogen, D-Dimer,
BT, CT, PT, APTT.
• HIS
• CTG
• Vaginal Touche
• USG

Penunjang •
Laboratorium:
49
Tatalaksana
• Kasus solusio plasenta tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas
kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap.
• Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi)
dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan
segera:
• Jika pembukaan serviks lengkap, lakukan persalinan dengan
ekstraksi vakum
• Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan
seksio sesarea
• Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda- tanda
syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):

DJJ Vital Sign Ibu Tindakan


Normal Sectio Sesaria
Tidak terdengar Nadi dan tekanan darah
Pertimbangkan persalinan pervaginam
ibu normal
Tidak terdengar Nadi dan tekanan darah
Pecahkan ketuban dengan kokher:
ibu bermasalah
•Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan
pemberian oksitosin
•Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup,
lakukan seksio sesarea
Abnormal(<100 atau
Lakukan persalinan pervaginam segera, bila
>180/menit)
tidak memungkinkan lakukan seksio sesarea
Daerah hematoma retroplasenter
SOLUSIO PLASENTA LANJUTAN
54
◻ KLINIK:
🞑 SOLUSIO PLASENTA RINGAN
🞑 SOLUSIO PLASENTA SEDANG
🞑 SOLUSIO PLASENTA BERAT

◻ PENANGANAN:
🞑 FETAL MONITORING SECARA
KONTINYU 🞑 PERBAIKI KU IBU: IVFD,
TRANFUSI
🞑 PERIKSA FAKTOR PEMBEKUAN
DARAH 🞑 PECAHKAN KETUBAN
🞑 INDUKSI PERSALINAN
🞑 TERMINASI KEHAMILAN DENGAN SC

Prosedur Diagnostik
• Riwayat persalinan dan pemeriksaan fisik
• Ultrasound
– konfirmasi plasenta previa
– sulit untuk mengenali pasti solusio plasenta
• Electronic Fetal Monitoring
– kontraksi dan kesejahteraan janin
• Spekulum
– konfirmasi secara ultrasonik
– jangan melakukan periksa dalam pada dugaan
plasenta previa
Perdarahan pervaginam
Faktor risiko Pemeriksaan konfirmatif

Penilaian Fetal /
Maternal

Ibu atau bayi tak stabil Ibu dan bayi stabil


perbaikan
Resusitasi hemodinamik Ibu
Ekspektatif
dan bayi tak stabil Terminasi nilai prognosis, etiologi, usia
gestasi

Data dan hasil pemantauan ibu

dan bayi menunjukkan


Penatalaksanaan
• Informed choice dan informed consent •
Siapkan infus cairan dengan jarum besar •
Pastikan ketersediaan cairan dan darah •
Nilai dan pertahankan kondisi ibu dan bayi •
Golongan darah dan cross-match • Bekerja
secara tim
Resusitasi hemodinamik
• resusitasi secara agresif untuk memelihara
perfusi organ bayi dan ibu mencegah DIC •
stabilisasi tanda vital
• infus cairan kristaloid atau plasma expanders
• perbaiki kadar Hb
• beri oksigen
Perhatian untuk bayi
• lateroposisi untuk meningkatkan cardiac output hingga 30%
• Uji maturitas paru
• Pemantauan kesejahteraan janin (biophysic profile) • Nilai
waktu pembekuan darah (dugaan solusio) • Bila perdarahan
terjadi pascatrauma, observasi selama 4 jam
untuk melihat kemungkinan terjadinya gawat janin, solusio
plasenta atau kondisi gawatdarurat lainnya
◻KOMPLIKASI:

🞑 KEMATIAN FETAL
🞑 PERDARAHAN → SYOK
HIPOVOLEMIK 🞑 KELAINAN
PEMBEKUAN DARAH 🞑
KEGAGALAN GINJAL
🞑 ATONIA UTERI
🞑 KEMATIAN MATERNAL

Vasa Previa
Pembuluh darah pada selaput ketuban
yang melintas di depan ostium serviks
Umumnya disertai insersi vilamentosa atau
lobus suksenturia

62

Vasa Previa
• Pembuluh darah pada selaput ketuban
yang melintas di depan ostium serviks •
Umumnya disertai insersi vilamentosa
atau lobus suksenturia
Insersi Filamentosa
Diagnosis & prognosis
• Diagnosis
– perdarahan setelah amniotomi atau pecahnya
selaput ketuban
– bradikardia janin akibat perubahan hemodinamik
• Prognosis
– Mortalitas janin dapat mencapai 50-70%
PENANGANAN
• Penilaian status kesehatan dan stabilitas ibu
• Penilaian kesejahteraan bayi
• Lakukan resusitasi yang sesuai
• Tentukan penyebab perdarahan – jangan
lakukan periksa dalam
• Terapi expektatif bila memungkinkan •
Terminasi atas dasar kondisi ibu dan/atau
janin
DOA SESUDAH BELAJAR

‫مب‬ ْ ‫‍ه‬ ‫ْ م‬
ِ ِ ‫َّلال ال‍‍ه‍س‬
ِ ‍‫ر ِحي ِمر ح َ ِن ال‍‍ه‬

ْ ْ ُ ْ ‫َ‍وأ‬ َ ْ
‫ناب زقَُ‍وار‬
َ َ
‫ه‍نا ا ج َِت‬
‍ َ‫بَا ِط َل بَا ِطالًِرن‍ا ال‬
‍‫َ ه‍ ‍ه‬ َ ْ ‍‫ُْ ْ ًّه‬ َ
َِ‫‍ه ‍لال‬ ‍َ ‫ه‍نا ات زق‍ا َوار ‍ق َح‬
‍ُ ‫ق‍حِرن‍ا ال‍م أ‬ ‍َُ ‫ـ ‍بَ‍ا ع‬
Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami
dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai