Anamnesis
Fluor Albus (Keputihan)
1. Infeksi (jamur, bakteri) -> warna sekret kuning kehijauan, berbusa, gatal
terus, akut (sangat gatal) menerus -> Pmx. VVP
2. Keganasan -> keputihan dan gatal karena lembab, kronis, bleeding, post coital
bleeding, -> Pmx. (Pap Smear, IVA)
2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi : sekret menggumpal seperti susu basi
4. Pemeriksaan Ginekologi
• Pasien diminta membuang air kecil
• Cuci tangan
• Inspeksi gen. eksterna -> pertumbuhan rambut pubis, sekret ada atau tidak,
bersihkan dengan NS, ganti handscoon steril, pasang duk steril, pasang
spekulum sampai terlihat portio
• Palpasi gen. eksterna
• Inspeksi gen. interna (dengan spekulum)
Dilanjutkan pmx. penunjang
• Palpasi bimanual -> agar tidak memanipulasi hasil pemeriksaan
5. Pemeriksaan Penunjang
• Pap Smear : mukosa serviks
• VVP : Liang vagina
Alat & Bahan
1. kassa
2. disinfeksi
3. cooching diisi povidone iodine/NACL
4. Spekulum cocor bebek
5. Klem untuk disinfeksi
6. Spatula Aire
7. Cyto brush: ujung V: ekto serviks, ujung runcing: endoserviks
8. Lidi Kapas
9. Duk steril
10. Object glass & Cover glass
11. pH meter / kertas lakmus
12. Handscoon steril
13. Fiksasi -> Alkohol 96%
14. Disinfeksi -> Poviode iodine
15. Sediaan basah -> NS
16. KOH 10%
17. Asam asetat sudah diracik 3-5%
Pemeriksaan VVP - Bakteri (KOH-clue cell) - Jamur (Hifa)
1. Siapkan object dan cover glass
2. Pasien litotomi - Pemeriksa duduk
3. Nyalakan lampu ke area vagina
4. Cuci tangan
5. Pemeriksaan ginekologi
6. Cuci tangan & handscoon steril
7. Asepsis
8. Disinfeksi NS ant - post (sampe anus harus dibuang)
9. Tutup duk steril
10. Pasang spekulum
11. Lihat portio
12. Inspeksi
• Dinding vagina
• Infeksi portio
• Sekret / bleeding
• Portio licin? berdungkul?
13. Buat sediaan
• Mengambil sekret vagina -> forniks posterior / di liang vagina
• Menggunakan cotton swab
• Dioles di object glass dengan 2 sediaan
• 1 ditetes dengan NACL (ditutup cover glass dengan diberdirikan di area basah dan
meratakan semua cairan), 1 tanpa NS
• Ditetes KOH - gambaran clue cell - bacterial vaginosis
• Dikirim ke lab
Pemeriksaan Whiff test - Infeksi Bakteri
1. Cotton swab, sekret diambil
2. Tetes KOH 10%
3. Dikibas-kibas
4. Dicium aroma amis / fishy odor oleh infeksi bakteri anaerob
Pemeriksaan pH
1. Ambil pH meter
2. Tempel di dinding vagina sampai seluruh permukaan basah
3. Bisa menggunakan alat bantu berupa klem
4. Dilihat perubahan warna dan perubahan pH
5. normal pH 3,5 - 4,5
6. > maka ada infeksi bakteri atau jamur
PAP SMEAR
↳ hanya yang sudah meuchah
Pap smear adalah tes yang menggunakan materi seluler dari serviks dengan mengumpulkan
sel-sel langsung dari zona transformasi (T Zone) menggunakan spatula atau brush khusus.
Pap smear diperkenalkan sebagai tes untuk skrining kanker serviks pada tahun 1943 oleh dr.
George Papanicolaou.. Sel yang diperiksa adalah sel- sel yang lepas dari sistem reproduksi
perempuan meliputi ektoserviks dan endoserviks.
Keterangan :
ASCUS : Atypical Squamous or glandular cells of Undetermined Significance
LGSIL : Low Grade Squamous Intra- epithelial Lesion
HGSIL : high grade squamous intra-epitelial lesion
Beberapa hal kesalahan yang perlu dihindari dalam pembuatan preparate agar bisa
mendapatkan preparate yang adekuat antara lain:
Pengaruh pemberian asam asetat pada epitel hanya pada sel abnormal. Pemberian asam asetat
menyebabkan koagulasi protein inti sel dan sitoplasma sehingga tampak opaque dan putih. Sel-sel
displasi paling terpengaruh karena mengandung inti sel besar dengan jumlah kromatin (protein) yang
sangat banyak. Vili epitel menjadi plumper (gemuk) setelah pemberian asam asetat sehingga sel-sel
ini mudah dilihat. Untuk sel-sel metaplasi immatur menunjukkan sedikit perubahan. Sel-sel itu tak
tampak putih seperti NIS tetapi tampak abu-abu dan transparan.
a. Persiapan pasien
● Pemeriksaan 1 mg setelah bersih mens
● 48 jam sbelumnya tidak memakai obat vaginal/KB vaginal /douche.
● Malam sebelumnya tidak coitus
● Enam minggu pasca salin / pasca operasi / pasca radiasi
b. Alat dan bahan :
● Formulir konsultasi sitologi
● Spatula Ayre
● Cytobrush
● Kaca benda yang satu sisinya telah diberi tanda/label Spekulum cocor bebek
● Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95 %
● Larutan asam asetat 3 %
● Lampu sorot 100 watt
c. Persiapan Pemeriksa :
● Tes Pap adalah pemeriksaan paling awal.
● Spekulum tanpa lubrikan hanya dilembabkan dengan air hangat.
● Discharge/mucus/darah berlebihan dibersihkan.
● Pengambilan sediaan dari portio dan mukosa endoserviks.
● Setiap pasien sebaiknya 2 sediaan
d. Cara Pengambilan :
● Formulir diisi lengkap dan diberi nomor.
● Tulis nomor yg sama di kaca benda.
● Pasien posisi litotomi, vulva dibersihkan dengan kapas dan air steril atau air DDT
● Pasang spekulum, tampilkan serviks.
● Amati leukoplakia dan erosi.
● Masukkan spatula Ayre ke vagina, ujung terpanjang ke kanalis servikalis, putar
360 dengan sedikit tekanan.
● Masukkan cytobrush dalam kanalis servikalis 1-2 cm putar 1⁄4 atau 1⁄2.
● Oleskan bahan yang terambil satu arah pada kaca benda dengan rata.
● Fiksasi menggunakan alcohol 95%
● Masukkan sediaan pada tempat yang aman, kirim bersama form konsultasi.
● Setelah pemeriksaan tes Pap selesai, dilakukan pemeriksaan IVA. dengan cara
membasahi permukaan serviks dengan asam asetat 3-5 % selama 2 – 3 menit.
N
⑧ Selanjutnya dengan mata telanjang dilihat perubahan yang ada pada serviks.
Normal : jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi ( tes IVA
negatif) lesi pra kanker +, nunggu hasil pap smear
Atipik : jika terdapat bercak putih pada daerah transformasi (tes IVA positif)
● Pengambilan sediaan untuk tes Pap dan IVA harus dilakukan oleh orang yang
sama.
● Hasil temuan IVA dicatat di kartu status pasien.
evaluasi
a. Kriteria Amsel yaitu bila didapatkan 3 atau lebih dari kriteria : sekret vagina yang tipis dan
homogen, tes Whiff yang positif, adanya clue cell, dan atau pH vagina > 4,5. Berdasarkan
kriteria ini BV dapat terdiagnosa 90 %.
b. Kriteria lain adalah kriteria Nugent yaitu bila didapatkan bakteri dengan bentukan A.
Lactobacillus acidophilus (batang gram posotif yang besar). B. Gardnerella vaginalis dan spesies
Bacteroides (batang gram negatif atau gram kecil yang bervariasi) C. Spesies Mobiluncus
(batang gram yang bervariasi). Nilai 0 bila tidak terdapat bentukan, 1 : bila < 1 perlapang
pandang, 2: bila 1 – 4 bentukan perlapang pandang, 3: 5 – 30 bentukan perlapang pandang, 4: >
30 bentukan perlapang pandang. Nilai 0 – 3 : adalah flora normal, nilai 4 – 6 meragukan dan > 7
diagnosa BV dapat ditegakkan.
c. Kriteria Spiegel yaitu dengan melakukan pewarnaan gram. Hasil normal bila dari pewarnaan
didapatkan Lactobacillus acidophilus +3 atau +4 dengan atau tanpa Gardnerella vaginalis. BV
bila pewarnaan menunjukkan flora campuran (gram positif, gram negatif atau bakteria dengan
gram bervariasi) dan absen atau menurunnya L. Acidophilus (0 sampai +2). Nilai 0 bila tidak
terdapat bentukan, 1 : bila < 1 perlapang pandang, 2: bila 1 – 5 bentukan perlapang pandang, 3: 6
– 30 bentukan perlapang pandang, 4: > 30 bentukan perlapang pandang.
CARA PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan basah yaitu dengan melarutkan sekret vagina dengan satu atau dua tetes larutan
0,9 % NS, diletakkan pada gelas preparat, ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat
dibawah mikroskop untuk melihat adanya clue cell. Clue cell ditemukan 20 % dari epitel
vagina. Sensisitivitas pemeriksaan ini 60 % dan spesifisitas 98 % untuk deteksi BV.
2. Tes Whiff, dilakukan dengan meneteskan larutan KOH 10 % pada sekret vagina diatas gelas
preparat. Hasil positif bila terdapat bau amis atau bau amin. Bau ini berasal dari pembebasan
amin dan asam organik yang dihasilkan oleh alkalisasi bakteri anaerobik.
3. Pemeriksaan pH dilakukan dengan meletakkan kertas pH pada sekret atau dinding vagina
kemudian dibaca. pH vagina yang normal adalah 3,8 – 4,2. pH > 4,5 ditemukan pada 80 -90
% BV dan trkomoniasis. Adanya darah dan lendir serviks akan merubah pH dari sampel
sekret vagina
4. Apabila dicurigai adanya candidiasis vulvoganinal bisa melakukan pemeriksaan KOH untuk
mendapatkan gambaran pseudohifa dan budding spores candida dengan menambahkan 1
hingga 2 tetes KOH 10% kemudian tutup dengan cover glass, kemudian melakukan
pengamatan di bawah mikroskop tehadapa preparat basah KOH untuk melihat
budding yeast atau pseudohyphae. hasil yang didapatkan jika diagnosis candidiasis (
non dermatophytosis). Pseudohifa biasanya penampakan seperti hifa berupa seperti
benang lurung panjang yang membedakan adalah tanpa sekat. Sedangkang budding
yeast adalah bentuknya bulat atau oval.
Budding Spores
Pseudohifa
5. Apabila dicurigai adanya infeksi bakteri gram positif atau gram negative maka
dilakukan pemeriksaan Gram Bahan tambahan yang harus disiapkan pada adalah:
a. Larutan Crystal Violet ( Gram A)
b. Larutan Lugol (Gram B)
c. Larutan Alcohol ( Gram C)
d. Larutan Counter stain Safranin ( Gram D)
e. Lampu Bunsen
a) Sekret vagina yang sudah diambil menggunakan lidi kapas digoreskan ke gelas
obyek dengan cara mengoleskan lidi kapas pada gelas obyek secara satu arah
b) Fiksasi specimen melalui pemanasan dengan lampu Bunsen
c) Gelas obyek di genangi dengan Crystal Violet ( Gram A), lalu diamkan selama 1
menit kemudian bilas dengan air mengalir
d) Gelas Obyek digenangi Lugol ( Gram B), kemudian diamkan 1 menit dan
selanjutnya bilas dengan air mengalir
e) Dekolorisasi dengan tetesan alcohol atau ether aceton (Gram C) sampai tepat
luntur, Hentikan penetesan kemudian bilas dengan air mengalir
f) Gelas oByek di genangi dengan sounter stain Safranin (Gram D), diamkan selama
30 menit kemudian bilas dengan air mengalir
g) Biarkan sediaan mengering
h) Kemudian periksan di bawah mikroskop, lakukan identifikasi dimulai dengan
pembesaran 100 kali sampau 1000 kali
i) Lakukan Interpretasi dari hasil tersebut
PERSIAPAN :
PROSEDUR
1. Pemeriksaan ginekologis dilakukan di meja ginekologis, posisi litotomi, dengan alat spekulum
Sims, kertas pH meter dan lampu.
2. Spekulum dimasukkan ke vagina, dan paparkan serviks secara jelas. Perhatikan sekret vagina
yang tampak dan deskripsikan (warna, bau, bentuk)
3. Tempelkan pH meter di dinding vagina selama + 1 menit. Lihat perubahan warna, kemudian
sesuaikan dengan indikator untuk menentukan pH.
4. Ambil sekret vagina dari dinding vagina lateral kiri dan kanan menggunakan spatula
kayu/spatula Ayre. Kemudian lendir pada spatula diusapkan pada 2 kaca objek.
Kaca objek I : di beri 1 tetes NS, ditutup dengan kaca penutup
Kaca objek II : dibiarkan kering (untuk pemriksaan jamur dengan KOH slide atau pemeriksaan
gram)
5. Kaca objek di kirim ke laboratorium dengan pengantar untuk diperiksakan adanya clue cell,
trichomonas, yeast, leukosit dan lain-lain.
6. Untuk melakukan tes Whiff, spatula yan gtelah diusapkan ke kaca objek ditetesi KOH 10 % 1 – 3
tetes. Bila timbul bau amis (seperti ikan) hasil tes Whiff positif
INTERPRETASI pH
Nilai Total
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
Nilai Total seharusnya (14)
Keterangan
1 : Tidak melakukan sama sekali
2 : Melakukan tidak sempurna
3 : Melakukan dengan sempurna
Nilai Total
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
Nilai Total seharusnya (14)
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, I; Echols, L; The Pap Test : Cervical Changes and Health Care; The Trustees of the
University of Pennsylvania, November 1994; Revisi 31 Agt 2001; editors@oncolink.upen.edu
Daili, SF, Makes, Zubier F (2011). Infeksi menular seksual. Jakarta : Balai penerbit fakultas
kedokteran universitas indonesia
Hartono, P; VIA (Visual Inspection with Acetic Acid) Pengamtan Serviks secara Langsung setelah
Diolesi Asam Asetat, Sebagai Alternatif Penapisan dan Deteksi Dini Kanker Serviks;
Makalah pada Simposium Era Baru Penatalaksanaan Lesi Prakanker Serviks; Surabaya 6
Oktober 2001.
Hyppolito, S B; A Demonstration Project for Cervical Cancer Screening Using The See and Treat
Approach; Federal University of Ceara Fortaleza – Ceara – Brazil;
mat.web.hwge.ch/endo/PGC-network; 29-03-1999
Manuaba (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita, Edisi 2. Jakarta: EGC
Moegni, E; Penatalaksanaan Tes Pap Abnormal; Makalah pada Pelatihan/Kursus Tes Pap dan IVA
Pra PIT XII POGI Palembang 1 – 4 Juli 2001
Norhmawati E. Teknik pemeriksaan dan interpretasi Pap tes. Makalah dalam Pelatihan Tes Pap LSM
Peduli Kesehatan Produksi, Malang. 2006
Nuranna, L; Skrining Kanker Serviks dengan Metode Skrining Alternatif: IVA; Makalah pada
Pelatihan/Kursus Tes Pap dan IVA Pra PIT XII POGI Palembang 1 – 4 Juli 2001
Sobel, Jack D (2004). Vaginitis. Obstetric and gynecology emergencies. New York: McGraw
Hill Medical Publishing Division
Siti Aminah, Riyanto, Dwi Rini, Lucky Handaryanti, dkk. Panduan bagian Program
Pendidikan Profesi Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin. Progra, studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiayh Yogjakarta.
2016