Anda di halaman 1dari 17

1.

Anamnesis
Fluor Albus (Keputihan)
1. Infeksi (jamur, bakteri) -> warna sekret kuning kehijauan, berbusa, gatal
terus, akut (sangat gatal) menerus -> Pmx. VVP
2. Keganasan -> keputihan dan gatal karena lembab, kronis, bleeding, post coital
bleeding, -> Pmx. (Pap Smear, IVA)

2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi : sekret menggumpal seperti susu basi

3. Pemeriksaan Penunjang VVP/PAP SMEAR


• Tetap harus dilakukan pemeriksaan ginekologi
• Palpasi bimanual -> setelah selesai dilakukan pemeriksaan penunjang

4. Pemeriksaan Ginekologi
• Pasien diminta membuang air kecil
• Cuci tangan
• Inspeksi gen. eksterna -> pertumbuhan rambut pubis, sekret ada atau tidak,
bersihkan dengan NS, ganti handscoon steril, pasang duk steril, pasang
spekulum sampai terlihat portio
• Palpasi gen. eksterna
• Inspeksi gen. interna (dengan spekulum)
Dilanjutkan pmx. penunjang
• Palpasi bimanual -> agar tidak memanipulasi hasil pemeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang
• Pap Smear : mukosa serviks
• VVP : Liang vagina
Alat & Bahan
1. kassa
2. disinfeksi
3. cooching diisi povidone iodine/NACL
4. Spekulum cocor bebek
5. Klem untuk disinfeksi
6. Spatula Aire
7. Cyto brush: ujung V: ekto serviks, ujung runcing: endoserviks
8. Lidi Kapas
9. Duk steril
10. Object glass & Cover glass
11. pH meter / kertas lakmus
12. Handscoon steril
13. Fiksasi -> Alkohol 96%
14. Disinfeksi -> Poviode iodine
15. Sediaan basah -> NS
16. KOH 10%
17. Asam asetat sudah diracik 3-5%
Pemeriksaan VVP - Bakteri (KOH-clue cell) - Jamur (Hifa)
1. Siapkan object dan cover glass
2. Pasien litotomi - Pemeriksa duduk
3. Nyalakan lampu ke area vagina
4. Cuci tangan
5. Pemeriksaan ginekologi
6. Cuci tangan & handscoon steril
7. Asepsis
8. Disinfeksi NS ant - post (sampe anus harus dibuang)
9. Tutup duk steril
10. Pasang spekulum
11. Lihat portio
12. Inspeksi
• Dinding vagina
• Infeksi portio
• Sekret / bleeding
• Portio licin? berdungkul?
13. Buat sediaan
• Mengambil sekret vagina -> forniks posterior / di liang vagina
• Menggunakan cotton swab
• Dioles di object glass dengan 2 sediaan
• 1 ditetes dengan NACL (ditutup cover glass dengan diberdirikan di area basah dan
meratakan semua cairan), 1 tanpa NS
• Ditetes KOH - gambaran clue cell - bacterial vaginosis
• Dikirim ke lab
Pemeriksaan Whiff test - Infeksi Bakteri
1. Cotton swab, sekret diambil
2. Tetes KOH 10%
3. Dikibas-kibas
4. Dicium aroma amis / fishy odor oleh infeksi bakteri anaerob

Pemeriksaan pH
1. Ambil pH meter
2. Tempel di dinding vagina sampai seluruh permukaan basah
3. Bisa menggunakan alat bantu berupa klem
4. Dilihat perubahan warna dan perubahan pH
5. normal pH 3,5 - 4,5
6. > maka ada infeksi bakteri atau jamur

Pemeriksaan ginekologi bimanual palpasi - Selesai Pmx. Penunjang


1. Lepas spekulum
2. Evaluasi dinding vagina, portio, corpus uteri, adnexa, cavum douglass
3. Lepas duk steril
4. Lepas handscoon
5. Cuci tangan

Pemeriksaan penunjang IVA Pap Smear - Malignancy (Keganasan) - Ca Serviks


1. Sesuai pemeriksaan sebelumnya
2. Wajib di portio - dengan spekulum - hanya boleh kepada yang sudah menikah
3. Menggunakan cyto brush (better) & spatula aire
4. Harus dapat ektoserviks & endo serviks
5. Spatula diputar 360’
6. Dioles di object glass
7. Cytobrush diusap di ostium
8. Dioles ke object glass secara memutar
9. Dicelup / disemprot ke Alkohol 96% - Fiksasi

IVA - Inspeksi Visual Asetat


1. Asam asetat 3-4% diencerkan
2. Diteteskan ke cotton swab
3. Dioles di dinding vagina, portio
4. Dievaluasi di 2 menit pertama & difoto
2. Acetowhite -> IVA +
4. Mampu melakukan pemeriksaan VVP dengan prosedur yang benar
5. Mampu melakukan pemeriksaan Gram dan KOH

IV. Kegiatan Pembelajaran


Pembelajaran dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:
Tahapan Lama Metode Pelaksana/ Penanggung
pembelajaran Jawab
Penjelasan prosedur 1 jam MK Penjelasan prosedur
melalui slide dan
video
Simulasi prosedur 1 jam MK Simulasi
menggunakan
manekin
Evaluasi praktik 2 jam MK Mahasiswa
mempraktikkan
dengan
menggunakan
manekin

PAP SMEAR
↳ hanya yang sudah meuchah

Pap smear adalah tes yang menggunakan materi seluler dari serviks dengan mengumpulkan
sel-sel langsung dari zona transformasi (T Zone) menggunakan spatula atau brush khusus.
Pap smear diperkenalkan sebagai tes untuk skrining kanker serviks pada tahun 1943 oleh dr.
George Papanicolaou.. Sel yang diperiksa adalah sel- sel yang lepas dari sistem reproduksi
perempuan meliputi ektoserviks dan endoserviks.

Manfaat Pap smear antara lain :


1. Diagnosa kelainan prakanker.
2. Diagnosa keganasan ( deteksi dini , pengamatan lanjut, diagnosa kanker pada stadium
lanjut)
3. Diagnosa keradangan dan penyebabnya.
4. Evaluasi sitohormonal.

Adapun indikasi dilakukan Pap smear sebagai berikut :

1. Pernah kontak seksual


2. Usia  30 tahun (berdasarkan prevalensi tinggi karena terjadi perubahan servix)
3. Riwayat keluarga (genetika)
4. Multipartner ( ganti-ganti pasangan)
5. Mempunyai banyak anak
6. Riwayat sexually transmitted diseases (STD)
Terminologi hasil tas Pap terus berkembang. Bermula dari terminologi Pap Class 1943
(sekarang sudah ditinggalkan), displasia (1953), CIN/NIS (1967), Bethesda (1988),
Modifikasi NIS (1990), British Society for Clinical Cytology (BSCC) 1990 dan New The
Bethesda System (1991).

Table. Perbandingan kriteria CIN, sistem Bethesda dan sistem Kelas

DESKRIPSI KLASIFIKASI BERDASARKAN


SISTEM CIN SISTEM SISTEM
(NIS) BETHESDA KELAS
Normal Normal Normal Kelas I
Rekasi atipik / Atipik ASCUS Kelas II
neoplasia
HPV HPV LGSIL Kelas II
HPV + atipik Atipik LGSIL Kelas II
Kondilomatus atipik
Koilositik atypia
Dysplasia ringan CIN I LGSIL Kelas III
Dysplasia sedang CIN II HGSIL Kelas III
Dysplasia berat CIN III HGSIL Kelas III
Karsinoma insito CIS HGSIL Kelas IV
Kanker invasive Kanker invasive Kanker invasif Kelas V

Keterangan :
ASCUS : Atypical Squamous or glandular cells of Undetermined Significance
LGSIL : Low Grade Squamous Intra- epithelial Lesion
HGSIL : high grade squamous intra-epitelial lesion

Beberapa hal kesalahan yang perlu dihindari dalam pembuatan preparate agar bisa
mendapatkan preparate yang adekuat antara lain:

a. Kaca obyek kotor/berminyak.


b. Sediaan terlampau tipis.
c. Terlampau tebal.
d. Tertutup krusta/sel radang.
e. Hanya darah/ lendir.
f. Diambil dari lokasi yang salah.
g. Tidak terambil sel endoserviks.
h. Tertutup obat lokal.
i. Fiksasi terlambat, cairan fiksasi tidak tepat, cara fiksasi salah.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan preparate antara lain :
1. Jadwalkan penderita di luar saat mens (1 minggu setelah bersih haid)
2. Tampilkan portio serviks dengan sempurna.
3. Sampel dengan spatula diambil sebelum cytobrush.
4. Pengambilan dengan spatula sedikit ditekan.
5. Memakai cytobrush jangan over rotasi.

Interpretasi hasil dan pengelolaan setelah pemeriksaan sebagai berikiut :

Kelas I : Normal smear Pemeriksaan 1 tahun lagi.


Kelas II : Infeksi oleh karena bakteri jamur parasit dan lain-lain ,dapat disertai sel diskariotik
ringan. Diterapi, kontrol 1 sampai dengan 6 bulan kemudian.
Kelas III : Sel diskariotik sedang dgn keradangan berat. Terapi kontrol 1 bulan kemudian.
Kelas IV : Sel mencurigakan keganasan. Rujuk kolposkopi biopsi.
Kelas V : Sel ganas. Rujuk kolposkopi biopsi.

PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASETAT)


Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi
visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat. Metode ini menjadi salah satu alternatif bagi negara-
negara berkembang dengan sumber daya yang rendah.

Pengaruh pemberian asam asetat pada epitel hanya pada sel abnormal. Pemberian asam asetat
menyebabkan koagulasi protein inti sel dan sitoplasma sehingga tampak opaque dan putih. Sel-sel
displasi paling terpengaruh karena mengandung inti sel besar dengan jumlah kromatin (protein) yang
sangat banyak. Vili epitel menjadi plumper (gemuk) setelah pemberian asam asetat sehingga sel-sel
ini mudah dilihat. Untuk sel-sel metaplasi immatur menunjukkan sedikit perubahan. Sel-sel itu tak
tampak putih seperti NIS tetapi tampak abu-abu dan transparan.

Hasil pemeriksaan menggunakan klasifikasi IVA adalah sebagai berikut :

Tabel 8.1. Kategori hasil pemeriksaan dengan Klasifikasi IVA

KATEGORI KLASIFIKASI IVA


Normal (IVA negative) Smooth, pink, uniform, featureless
Atypical (IVA radang) Cervicitis (Inflamation, Red spots) Discharge;
Ectropion ; Polyp
Abnormal (IVA positif) White plaques; Ulcer
Acetowhite epithelium
Kanker serviks Cauli flower – like growths Fungating mass
IVA dapat menjadi metode alternatif untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan bahwa :
a. Mudah dan praktis dilaksanakan
b. Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan non dokter ginekologi, bahkan oleh bidan praktek swasta
maupun di tempat-tempat terpencil Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk
pemeriksaan ginekologi dasar.
c. Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
d. Hasil langsung diketahui
e. Dapat segera di terapi

TEKNIK PENGAMBILAN SPESIMEN PAP SMEAR &TES IVA

a. Persiapan pasien
● Pemeriksaan 1 mg setelah bersih mens
● 48 jam sbelumnya tidak memakai obat vaginal/KB vaginal /douche.
● Malam sebelumnya tidak coitus
● Enam minggu pasca salin / pasca operasi / pasca radiasi
b. Alat dan bahan :
● Formulir konsultasi sitologi
● Spatula Ayre
● Cytobrush
● Kaca benda yang satu sisinya telah diberi tanda/label Spekulum cocor bebek
● Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95 %
● Larutan asam asetat 3 %
● Lampu sorot 100 watt

Gambar Peralatan untuk Pap smear

c. Persiapan Pemeriksa :
● Tes Pap adalah pemeriksaan paling awal.
● Spekulum tanpa lubrikan hanya dilembabkan dengan air hangat.
● Discharge/mucus/darah berlebihan dibersihkan.
● Pengambilan sediaan dari portio dan mukosa endoserviks.
● Setiap pasien sebaiknya 2 sediaan
d. Cara Pengambilan :
● Formulir diisi lengkap dan diberi nomor.
● Tulis nomor yg sama di kaca benda.
● Pasien posisi litotomi, vulva dibersihkan dengan kapas dan air steril atau air DDT
● Pasang spekulum, tampilkan serviks.
● Amati leukoplakia dan erosi.
● Masukkan spatula Ayre ke vagina, ujung terpanjang ke kanalis servikalis, putar
360 dengan sedikit tekanan.
● Masukkan cytobrush dalam kanalis servikalis 1-2 cm putar 1⁄4 atau 1⁄2.
● Oleskan bahan yang terambil satu arah pada kaca benda dengan rata.
● Fiksasi menggunakan alcohol 95%
● Masukkan sediaan pada tempat yang aman, kirim bersama form konsultasi.
● Setelah pemeriksaan tes Pap selesai, dilakukan pemeriksaan IVA. dengan cara
membasahi permukaan serviks dengan asam asetat 3-5 % selama 2 – 3 menit.
N
⑧ Selanjutnya dengan mata telanjang dilihat perubahan yang ada pada serviks.
Normal : jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi ( tes IVA
negatif) lesi pra kanker +, nunggu hasil pap smear
Atipik : jika terdapat bercak putih pada daerah transformasi (tes IVA positif)
● Pengambilan sediaan untuk tes Pap dan IVA harus dilakukan oleh orang yang
sama.
● Hasil temuan IVA dicatat di kartu status pasien.
evaluasi

PEMERIKSAAN BASAH (VULVA VAGINAL PREPARATION / VVP)

Ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk diagnosa BV yaitu:

a. Kriteria Amsel yaitu bila didapatkan 3 atau lebih dari kriteria : sekret vagina yang tipis dan
homogen, tes Whiff yang positif, adanya clue cell, dan atau pH vagina > 4,5. Berdasarkan
kriteria ini BV dapat terdiagnosa 90 %.
b. Kriteria lain adalah kriteria Nugent yaitu bila didapatkan bakteri dengan bentukan A.
Lactobacillus acidophilus (batang gram posotif yang besar). B. Gardnerella vaginalis dan spesies
Bacteroides (batang gram negatif atau gram kecil yang bervariasi) C. Spesies Mobiluncus
(batang gram yang bervariasi). Nilai 0 bila tidak terdapat bentukan, 1 : bila < 1 perlapang
pandang, 2: bila 1 – 4 bentukan perlapang pandang, 3: 5 – 30 bentukan perlapang pandang, 4: >
30 bentukan perlapang pandang. Nilai 0 – 3 : adalah flora normal, nilai 4 – 6 meragukan dan > 7
diagnosa BV dapat ditegakkan.
c. Kriteria Spiegel yaitu dengan melakukan pewarnaan gram. Hasil normal bila dari pewarnaan
didapatkan Lactobacillus acidophilus +3 atau +4 dengan atau tanpa Gardnerella vaginalis. BV
bila pewarnaan menunjukkan flora campuran (gram positif, gram negatif atau bakteria dengan
gram bervariasi) dan absen atau menurunnya L. Acidophilus (0 sampai +2). Nilai 0 bila tidak
terdapat bentukan, 1 : bila < 1 perlapang pandang, 2: bila 1 – 5 bentukan perlapang pandang, 3: 6
– 30 bentukan perlapang pandang, 4: > 30 bentukan perlapang pandang.

CARA PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan basah yaitu dengan melarutkan sekret vagina dengan satu atau dua tetes larutan
0,9 % NS, diletakkan pada gelas preparat, ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat
dibawah mikroskop untuk melihat adanya clue cell. Clue cell ditemukan 20 % dari epitel
vagina. Sensisitivitas pemeriksaan ini 60 % dan spesifisitas 98 % untuk deteksi BV.
2. Tes Whiff, dilakukan dengan meneteskan larutan KOH 10 % pada sekret vagina diatas gelas
preparat. Hasil positif bila terdapat bau amis atau bau amin. Bau ini berasal dari pembebasan
amin dan asam organik yang dihasilkan oleh alkalisasi bakteri anaerobik.
3. Pemeriksaan pH dilakukan dengan meletakkan kertas pH pada sekret atau dinding vagina
kemudian dibaca. pH vagina yang normal adalah 3,8 – 4,2. pH > 4,5 ditemukan pada 80 -90
% BV dan trkomoniasis. Adanya darah dan lendir serviks akan merubah pH dari sampel
sekret vagina
4. Apabila dicurigai adanya candidiasis vulvoganinal bisa melakukan pemeriksaan KOH untuk
mendapatkan gambaran pseudohifa dan budding spores candida dengan menambahkan 1
hingga 2 tetes KOH 10% kemudian tutup dengan cover glass, kemudian melakukan
pengamatan di bawah mikroskop tehadapa preparat basah KOH untuk melihat
budding yeast atau pseudohyphae. hasil yang didapatkan jika diagnosis candidiasis (
non dermatophytosis). Pseudohifa biasanya penampakan seperti hifa berupa seperti
benang lurung panjang yang membedakan adalah tanpa sekat. Sedangkang budding
yeast adalah bentuknya bulat atau oval.

Budding Spores

Pseudohifa

5. Apabila dicurigai adanya infeksi bakteri gram positif atau gram negative maka
dilakukan pemeriksaan Gram Bahan tambahan yang harus disiapkan pada adalah:
a. Larutan Crystal Violet ( Gram A)
b. Larutan Lugol (Gram B)
c. Larutan Alcohol ( Gram C)
d. Larutan Counter stain Safranin ( Gram D)
e. Lampu Bunsen

Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

a) Sekret vagina yang sudah diambil menggunakan lidi kapas digoreskan ke gelas
obyek dengan cara mengoleskan lidi kapas pada gelas obyek secara satu arah
b) Fiksasi specimen melalui pemanasan dengan lampu Bunsen
c) Gelas obyek di genangi dengan Crystal Violet ( Gram A), lalu diamkan selama 1
menit kemudian bilas dengan air mengalir
d) Gelas Obyek digenangi Lugol ( Gram B), kemudian diamkan 1 menit dan
selanjutnya bilas dengan air mengalir
e) Dekolorisasi dengan tetesan alcohol atau ether aceton (Gram C) sampai tepat
luntur, Hentikan penetesan kemudian bilas dengan air mengalir
f) Gelas oByek di genangi dengan sounter stain Safranin (Gram D), diamkan selama
30 menit kemudian bilas dengan air mengalir
g) Biarkan sediaan mengering
h) Kemudian periksan di bawah mikroskop, lakukan identifikasi dimulai dengan
pembesaran 100 kali sampau 1000 kali
i) Lakukan Interpretasi dari hasil tersebut

PERSIAPAN :

1. 24 jam sebelum pemeriksaan tidak memakai :


a. Pembersih vagina
b. Tampon vagina
c. Vaginal suppositoria
2. Tidak sedang haid/perdarahan abnormal

PROSEDUR

1. Pemeriksaan ginekologis dilakukan di meja ginekologis, posisi litotomi, dengan alat spekulum
Sims, kertas pH meter dan lampu.
2. Spekulum dimasukkan ke vagina, dan paparkan serviks secara jelas. Perhatikan sekret vagina
yang tampak dan deskripsikan (warna, bau, bentuk)
3. Tempelkan pH meter di dinding vagina selama + 1 menit. Lihat perubahan warna, kemudian
sesuaikan dengan indikator untuk menentukan pH.
4. Ambil sekret vagina dari dinding vagina lateral kiri dan kanan menggunakan spatula
kayu/spatula Ayre. Kemudian lendir pada spatula diusapkan pada 2 kaca objek.
Kaca objek I : di beri 1 tetes NS, ditutup dengan kaca penutup
Kaca objek II : dibiarkan kering (untuk pemriksaan jamur dengan KOH slide atau pemeriksaan
gram)
5. Kaca objek di kirim ke laboratorium dengan pengantar untuk diperiksakan adanya clue cell,
trichomonas, yeast, leukosit dan lain-lain.
6. Untuk melakukan tes Whiff, spatula yan gtelah diusapkan ke kaca objek ditetesi KOH 10 % 1 – 3
tetes. Bila timbul bau amis (seperti ikan) hasil tes Whiff positif

INTERPRETASI VAGINAL DISCHARGE


Normal No abnormal vaginal discharge is present. A small amount
of discharge is normal
Abnormal A white, lumpy discharge
that looks like cottage
cheese may mean a vaginal
yeast infection is present. A
yellow-green, foamy
discharge that has a bad
odor may mean
trichomoniasis is present. A
thin, gray-white vaginal
discharge with a strong fishy
odor may mean bacterial
vaginosis is present. If many
Gardnerella vaginalis
bacteria are present, this also
may mean bacterial
vaginosis is present.

INTERPRETASI SEDIAAN BASAH


Normal No yeast, bacteria, trichomoniasis, or clue cells are found
on the slide. White blood cells are not present or very low
in number.
Abnormal High numbers of white blood cells often mean a vaginal
infection. Yeast cells found on the wet mount mean a
vaginal yeast infection is present. Trichomonads on the wet
mount mean trichomoniasis is present. Clue cells means
bacterial vaginosis is present.

INTERPRETASI SEDIAAN KOH

Normal No yeast is found


Abnormal Yeast cells means a yeast infection is present

INTERPRETASI pH

Normal Vaginal pH is 3.8 to 4.5 .


Abnormal Vaginal pH is higher than 4.5

INTERPRETASI Whiff Test

Normal Adding potassium hydroxide (KOH) solution to vaginal


discharge does not cause a fishy odor
Abnormal A fishy odor made by the whiff test may mean bacterial
vaginosis is present

INTERPRETASI PEMERIKSAAN GRAM


Gram negatif bakteri yang kemampuan
mengikat pewarna bakteri
utama tidak kuat, Bakteri
ini tidak bisa
mempertahankan zat
warna dari kristal violet
sewaktu proses pewarnaan
sehingga akan berwarna
merah jika di lihat di
mikroskop
Gram positif bakteri gram positif akan
berwarna ungu jika dilihat
di mikroskop
Check list Pemeriksaan Pap Smear dan IVA
Skor
No Jenis Kegiatan
0 1 2
1 Persiapan penderita, alat dan bahan
● Memberikan informasi Tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien
● Menyiapkan alat dan bahan
● Mengisi dan memberi identitas form pengiriman bahan dan obyek
glass
● Membantu pasien berbaring dan posisi litotomi
2 Persiapan pemeriksaan Pap Smear
● Memcuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
● Memakai sarung tangan secara aseptic
● Membersihkan genitalia eksterna dengan larutan steril (bukan cairan
aseptic)
● Memasang duk steril untuk mempersempit lapang pandang
● Memasukkan speculum ke dalam vagina
3 Pengambilan specimen dengan spatula ayre
● Memasukkan spatula Ayre ke dalam vagina dan mengambil specimen
secara benar (spatula diputar 360°, agak ditekan) sehingga specimen
yang ada di ektoserviks dan endoserviks dapat terambil
● Mengoleskan specimen pada obyek glass dengan cara yang benar
4 Pengambilan specimen dengan cyto brush
● Memasukkan cytobrush ke endoserviks dan diputar 180°
● Mengoleskan specimen pada obyekglass dengan cara yang benar
5 Persiapan pengiriman
● Fiksasi 2 obyekglass ke dalam alcohol 96%
● Setelah 20 menit, keringkan dan siap dikirim ke laboratorium PA
6 Pemeriksaan IVA
● Mengambil lidi kapas yang sudah dicelupkan ke dalam larutan asam
asetat 3%
● Mengoles ke seluruh permukaan portio
● Evaluasi hasil IVA : +/- dalam 2-3 menit
7 Akhir pemeriksaan
● Melepas speculum dari vagina secara benar
● Memasukkan alat yang telah dipakai ke dalam cairan klorin
TOTAL
Keterangan
1 : Tidak melakukan sama sekali ; 2. : Melakukan tidak sempurna; 3 :
Melakukan dengan sempurna

Nilai Total
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
Nilai Total seharusnya (14)

Check list Pemeriksaan VVP


Skor
No Jenis Kegiatan
0 1 2
1 Persiapan penderita, alat dan bahan
● Memberikan informasi Tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien
● Menyiapkan alat dan bahan
● Mengisi dan memberi identitas form pengiriman bahan dan obyek
glass
● Membantu pasien berbaring dan posisi litotomi
2 Persiapan pemeriksaan Pap Smear
● Memcuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
● Memakai sarung tangan secara aseptic
● Membersihkan genitalia eksterna dengan larutan steril (bukan cairan
aseptic)
● Memasang duk steril untuk mempersempit lapang pandang
● Memasukkan speculum ke dalam vagina
3 Penilaian secret pada vagina (warna, bau dan bentuk)
4 Mengukur pH vagina dengan menempelkan kertas pHmeter ke dinding
vagina. Lakukan pengamatan sesegera mungkin dengan membandingkan
pad color chart untuk menentukan pH
5 Pengambilan specimen
● Mengambil lidi kapas steril kemudian masukkan ke dalam vagina
perlahan tanpa menyentuh daerah vulva
● Memutar lidi kapas dan menekan sekitar 10 sampai 30 detik untuk
memastikan discharge meresap pada kapas lidi dan mengeluarkan
perlahan
● Mengoleskan discharge pada 2 kaca obyek (sediaan I ditetesi NaCl
0,9% ditutup coverglass, sediaan II kering)
6 Melakukan Whiff test
● Meneteskan 1-3 tetes KOH? 10% pada lidi kapas yang sudah
mengandung discharge
● Menilai hasil positif bila ada bau amis
Pemeriksaan KOH 10% untuk menilai budding yeast atau
pseudohyphae.(pada kasus dicurigai candidiasis vulvovaginalis)
● Mengambil kaca benda steril dan membuat apusan vaginal discharge
pada permukaan kaca benda.
● menambahkan 1 hingga 2 tetes KOH 10% kemudian tutup dengan
cover glass
● melakukan pengamatan di bawah mikroskop tehadapa preparat basah
KOH untuk melihat budding yeast atau pseudohyphae.
7 Akhir pemeriksaan
● Melepas speculum dari vagina secara benar
● Memasukkan alat yang telah dipakai ke dalam cairan klorin
TOTAL

Keterangan
1 : Tidak melakukan sama sekali
2 : Melakukan tidak sempurna
3 : Melakukan dengan sempurna

Nilai Total
Nilai akhir = -------------------------- x 100 =
Nilai Total seharusnya (14)

DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, I; Echols, L; The Pap Test : Cervical Changes and Health Care; The Trustees of the
University of Pennsylvania, November 1994; Revisi 31 Agt 2001; editors@oncolink.upen.edu
Daili, SF, Makes, Zubier F (2011). Infeksi menular seksual. Jakarta : Balai penerbit fakultas
kedokteran universitas indonesia
Hartono, P; VIA (Visual Inspection with Acetic Acid) Pengamtan Serviks secara Langsung setelah
Diolesi Asam Asetat, Sebagai Alternatif Penapisan dan Deteksi Dini Kanker Serviks;
Makalah pada Simposium Era Baru Penatalaksanaan Lesi Prakanker Serviks; Surabaya 6
Oktober 2001.
Hyppolito, S B; A Demonstration Project for Cervical Cancer Screening Using The See and Treat
Approach; Federal University of Ceara Fortaleza – Ceara – Brazil;
mat.web.hwge.ch/endo/PGC-network; 29-03-1999
Manuaba (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita, Edisi 2. Jakarta: EGC
Moegni, E; Penatalaksanaan Tes Pap Abnormal; Makalah pada Pelatihan/Kursus Tes Pap dan IVA
Pra PIT XII POGI Palembang 1 – 4 Juli 2001
Norhmawati E. Teknik pemeriksaan dan interpretasi Pap tes. Makalah dalam Pelatihan Tes Pap LSM
Peduli Kesehatan Produksi, Malang. 2006
Nuranna, L; Skrining Kanker Serviks dengan Metode Skrining Alternatif: IVA; Makalah pada
Pelatihan/Kursus Tes Pap dan IVA Pra PIT XII POGI Palembang 1 – 4 Juli 2001
Sobel, Jack D (2004). Vaginitis. Obstetric and gynecology emergencies. New York: McGraw
Hill Medical Publishing Division
Siti Aminah, Riyanto, Dwi Rini, Lucky Handaryanti, dkk. Panduan bagian Program
Pendidikan Profesi Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin. Progra, studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiayh Yogjakarta.
2016

Anda mungkin juga menyukai