Anda di halaman 1dari 32

SGD 4

Nama :
Catatan :
KURVA WHO
1.Anak dalam kelompok ini
berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak
masih normal. Singkirkan kelainan
hormonal sebagai penyebab perawakan
tinggi.
2.Anak dalam kelompok ini mungkin
memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih
baik jika diukur menggunakan
perbandingan beratbadan terhadap
panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.
3.Titik plot yang berada di atas angka 1
menunjukan berisiko gizi lebih. Jika
makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko
gizi lebih makin meningkat.
4.Mungkin untuk anak dengan perawakan
pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.
5.Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang
dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-
service training. WHO, Geneva, 1997)
KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
Keterangan :
› Definisi KEP
› Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)
› (Depkes, 1999).
› KEP sendiri lebih sering dijumpai pada anak prasekolah (Sukirman, 1974 dalam Sutanto, 1994).
› Sedangkan menurut Jellife (1996) dikatakan bahwa KEP merupakan istilah umum yang meliputi malnutrition,
yaitu gizi kurang dan gizi buruk termasuk marasmus dan kwashiorkor.

› Etiologi KEP
› Penyebab langsung dari KEP adalah defisiensi kalori maupun protein dengan berbagai gejala-gejala.
Sedangkan penyebab tidak langsung KEP sangat banyak, sehingga penyakit ini sering disebut juga dengan
kausa multifaktorial. Salah satu penyebabnya adalah keterkaitan dengan waktu pemberian Air Susu Ibu (ASI)
dan makanan tambahan setelah disapih (Khumaedi, 1989).
› Faktor penyebab yang dapat menimbulkan kekurangan energi protein menurut Nazirudin (1998) yaitu:
a.Sosial ekonomi yang rendah
b.Sukar atau mahalnya makanan yang baik
c.Kurangnya pengertian orangtua mengenai gizi
d.Kepercayaan dan kebiasaan yang salah terhadap makanan (misalnya tidak makan daging atau telur).
Kekurangan Energi Protein (KEP)

Definisi KEP
Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka
Kecukupan Gizi (AKG)

Klasifikasi KEP
Menggunakan KMS dan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS  
• KEP ringan : BB pada KMS terletak pada pita warna kuning  
• KEP sedang : BBpada KMS terletak di Bawah Garis Merah (BGM). 
• KEP berat/gizi buruk : BB/U <60% baku median WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada garis
pemisah KEP berat/Gizi buruk dan KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP
berat/gizi buruk digunakan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.
Patofisiologi
Gejala Klinis
a.Kwashiorkor b.Marasmus:
• Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama • Tampak sangat kurus, tinggal tulang
pada punggung kaki (dorsum pedis) terbungkus kulit
• Wajah membulat dan sembab • Wajah seperti orang tua
• Pandangan mata sayu • Cengeng, rewel
• Rambut tipis, kemerahan seperti warna • Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai
sakit, rontok celana longgar)
• Perubahan status mental, apatis, dan rewel • Perut cekung
• Pembesaran hati • Sering disertai:
• Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila Penyakit infeksi (umumnya kronis
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk berulang)
• Kelainan kulit berupa bercak merah muda Diare kronik atau konstipasi/susah buang
yang meluas dan berubah warna menjadi air.
coklat kehitaman dan terkelupas (crazy c. Marasmus-Kwashiorkor
pavement dermatosis) Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinis kwashiorkor dan
• Sering disertai : Penyakit infeksi, anemia, marasmus, disertai edema yang tidak mencolok.
diare.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Gula darah : <54mg/dl = hipoglikemia


Apusan darah : parasit malaria
Hb atau Ht : <4g/dl atau <12% = anemia berat
Infeksi : Urin rutin / kultur bakteri + atau >10
leukosit/LPB = Feses :
darah + = disentri,
giardia + / parasite lain =
infeksi
Foto rontgen : Toraks : pneumonia, gagal jantung
Tulang : rikets, fraktur
DIAGNOSIS BANDING

Sindrom Nefrotik
Sirosis Hati
Gagal Jantung Kongestif
Pellagra Infantil
I’m excited to be your teacher!
MENCEGAH & MENGATASI
DEHIDRASI
• Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan
rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap
30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut
ReSoMal ((Rehydration Solution for Malnutrition)
• Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat minum,
lakukankan rehidrasi intravena (infus) cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan
NaCL dengan perbandingan 1:1.
• Monitoring tanda vital, diuresis, frekuensi berak dan muntah, pemberian
cairan dievaluasi jika RR dan nadi menjadi cepat, tekanan vena jugularis
meningkat, jika anak dengan edem, oedemnya bertambah.
EDEMA
• Jangan memberikan diuretika
Berikan :
• Makanan tanpa diberi garam / rendah garam
• Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan
penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita
KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral
( Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan
lumat/lunak

 
Contoh bahan makanan sumber mineral
 
Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam
Sumber Cuprum : daging, hati.
Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai.
Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.
Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang-kacangan, apel, alpukat, bayam,
daging tanpa lemak.
KOMPLIKASI

Defisiensi Vitamin A
Dermatosis
Kecacingan
Diare kronis
Tuberculosis
Infeksi
Prognosis
› Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang
tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi;
sering tidak dapat dibedakan antara kematian akibat
infeksi atau karena malnutrisi sendiri.
› Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai
dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun pengobatan
adekuat, bila penyakit progresif maka kematian tidak
dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang
irreversibel dai sel-sel tubuh akibat undernutrition.
KESIMPULAN AKHIR
Seorang anak laki-laki bernama Adi 20 bulan, BB 7kg, PB 60cm, Lingkar lengan atas 10cm, dan selama
ini berat badannya selalu dibawah garis merah berdasarkan KMS yang menujukkan gizi buruk.
Berdasarkan gejala dan pengukuran antropometri WHO, Adi didiagnosa dengan Marasmus-kwarsiorkor.
Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu :
a. Menangani dehidrasi dengan pemberian ASI setengah jam sekali atau rehidrasi oral dengan
Resomal (Rehydration Solution for Malnutrition sebanyak 50ml (3 sendok makan).
b. Menangani edema dengan memberikan makanan tanpa/rendah garam kemudian rehidrasi dengan
oralit 1 liter yang diencerkan 2X (dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4gr KCL dan 50gr gula.
c. Menangani diare dengan memberikan makanan formula bebas rendah laktosa.
d. Menangani gangguan pada kulit (dermatosis) dengan memberikan kompres bagian kulit yang
terkena dengan larutan KMnO₄ (K-permanganat) 1% selama 10 menit atau beri salep/krim (Zn
dengan minyak kastor).
e. Memenuhi kebutuhan zat gizi berupa :
- Pada fase stabilisasi : Energi 560-700kkal/hr ; Protein 7-10,5gr/hr ; Cairan 910ml/hr
- Pada fase transisi : Energi 700-1050kkal/hr ; Protein 14-21gr/hr ; Cairan 1050ml/hr
- Pada fase rehabilitasi : Energi 1050-1540kkal/hr ; Protein 28-42gr/hr ; Cairan 1050-1400ml/hr

Anda mungkin juga menyukai