Anda di halaman 1dari 53

TEHNIK PENANGANAN

SEDIAAN SITOLOGI
NON-GINEKOLOGI
dr. Nila Kurniasari, Sp.PA
DEPT/SMF PATOLOGI ANATOMI FK UNAIR 1
TEHNIK SAMPLING SITOLOGI

• Sitologi Eksfoliatif
• Sitologi Abrasif
• Biopsi Aspirasi
• Sitologi Intraoperatif

2
SITOLOGI EKSFOLIATIF

• Sampel diperoleh dari pelepasan


spontan sel2 yg melapisi suatu organ
dan terkumpul dalam suatu rongga
tubuh.
• Pelepasan sel ini mrp regenerasi
konstan dari epitel pelapis suatu
organ.

3
SITOLOGI EKSFOLIATIF

4
SITOLOGI EKSFOLIATIF

Gambaran utama pada sitologi eksfoliatif :


• Tehnik ini dilakukan pada organ yang scr klinis
mudah dicapai dlm mengambil sampel
• Sampel sering mengandung berbagai macam sel
dari berbagai sumber
• Komponen sel2 kadang tdk utuh lagiumur sel tdk
sama
• Sampel dpt mgd sel2 radang, makrofag,
mikroorganisme, & material dr luar
• Keuntungan: dapat mengambil sampel berkali2

5
6
SITOLOGI ABRASIF

• Tujuan : utk memperoleh sampel yg lebih banyak,


dan berasal langsung dari permukaan organ target
 Alat endoskopi : brushing menggunakan fiber optic
 sel diambil langsung dari jaringan asal  tidak
ada perubahan akibat degenerasi atau nekrosis
 teknik washing / lavage : utk lesi yang tdk tercapai
 normal saline dialirkan ke organ target, kmd
diaspirasi

7
8
TR. RESPIRASI BG BAWAH

• Sputum
• Bronchial brushing
• Bronchial washing
• Bronchoalveolar lavage (BAL)

9
SPUTUM

• Kumpulan material mukoid yg diperoleh dari


rongga mulut, faring, laring, trakea, bronkus s/d
alveoli paru.
• Sampel ideal diperoleh dg cara batuk dalam 
wadah bermulut lebar
• Sampel tdk adekuat : saliva (hny berisi material dr
rongga mulut)
• Guna : efektif utk mendx SCC paru

10
SPUTUM

11
TAMPILAN FISIK SPESIMEN
SPUTUMDAHAK

Air Liur Mukopurulen

Hemoptisis Muko-koloida
Program Penanggulangan TB
12
Nasional
BRONCHIAL BRUSHING

13
BRONCHIAL BRUSHING

14
BRONCHIAL WASHING

• Menggunakan tuntunan bronchoskopi


• Langkah :
Aspirasi cairan yg terakumulasi pd
bronchus/bronchi  sampel 1
Mengalirkan normal saline (± 50 ml) pd bronchus/
bronchi kmd diaspirasi berulang kali

15
BRONCHIAL WASHING

16
BRONCHOALVEOLAR LAVAGE (BAL)

• Langkah :
 bronchoskop dimasukkan ke dalam segmen paru,
biasanya bronchus ke 2 atau 3, kmd lumen ditutup
Dialirkan 100-300 ml normal saline bertahap (@ 20-
50 ml), diaspirasi kembali  ditampung

17
BAL

18
TR. URINARIUS

Metode utama dalam pengambilan sampel :


• Voided urine (berkemih)
• Urin dari kateter
• Teknik direct sampling :
 bladder washing atau barbotage
 kateterisasi ureter retrograde
 direct brushing

Pemilihan metode pengambilan sampel tgt kondisi


klinis dan tujuan pemeriksaan

19
TR. URINARIUS

20
VOIDED URINE

• Paling mudah dan murah


• Preeliminary assesment utk berbagai abnormalitas
pd uretra, bladder, ureter, dan pelvis renalis
• Membawa epitel dr organ2 tsb, sel radang, eritrosit,
dan makrofag
• PH asam  merusak sel  sulit pd pemeriksaan
mikroskop

21
VOIDED URINE

Pengambilan sampel voided urine :


• Terbaik : kencing ke 2 pagi hari
• Optimal utk diagnostik : 3 hari berturut2
• Disarankan minum 1 gelas air/ 30 mnt 
menambah jumlah sel yang terlepas

22
URIN DARI KATETER

Spesimen diambil melalui keteter, dan


diproses sama dg voided urine

23
DIRECT SAMPLING

 Bladder washing atau Barbotage


• Guna : mendpt sel epitel yg msh baik pd px dg
resiko tinggi memiliki tumor pd bladder
• CARA : sebelum/ saat cystoscopy  masukkan
normal saline/ RL 50-100 ml sbnyk 3-4 x

24
CYSTOSCOPY

25
DIRECT SAMPLING

 Kateterisasi retrograde pd ureter/ pelvis renalis


 utk menentukan space occupying lesion pd
ureter atau pelvis renalis  terlihat pd radiologis
 dd/ batu, bekuan darah, tumor
 Utk menentukan asal tumor dr ginjal/ureter
kanan/kiri  voided urin (+), bladder (-)
CARA :
 memasukkan kateter sedalam 3-4 cm kedalam
ureter, ujung lain dimasukkan kedalam kontainer
yg mgd fixative

PEMROSESAN DIRECT SAMPLING = voided urine 26


KATETERISASI RETROGRADE URETER

27
GAMBARAN SITOLOGI URIN

28
CAIRAN EFUSI

• Terdapat 3 membran serosa pada tubuh :


Pleura melapisi paru
Peritoneum melapisi tr. Intestinal
Pericard melapisi jantung
• Membran tdr 2 lapis : lapisan viscera dan parietal
• Diantaranya tdp cairan pelumas tipis
• Membran dilapisi sel mesothel  atur aliran cairan
pelumas

29
CAIRAN EFUSI
Pd keadaan patologis
tjd akumulasi cairan
pada rongga tsb dlm
jumlah yg signifikan 
efusi

30
CAIRAN EFUSI

• Metode rutin :
 dilakukan smear pd sediment hasil sentrifuse 
1. Fiksasi basah  papanicolaou stain
2. Dikeringkan  fiksasi metanol  MGG stain
Saran : dilakukan cell block pd sisa sedimen 
imunositokimia

31
TEKNIK SITOLOGI

• Fiksasi smear
• Pemrosesan spesimen cairan
• Preparasi cairan utk pemeriksaan mikroskopik
• Cytocentrifugasi
• Tehnik pengecatan

32
FIKSASI

• Fiksasi : mencegah degenerasi sel & jaringan oleh


enᴢim autolitik dan mempertahankan sel seperti
keadaan hidup.
• Ada 2 macam fiksasi smear :
1.Fiksasi basah
2.Fiksasi coating

33
FIKSASI BASAH
 Fiksasi Ethanol
 Digunakan 95 % ethyl alcohol (ethanol)  vaginal
, cervical, endometrial, biopsy aspirasi
Bs utk fiksasi cairan segar yg sebelumnya
ditampung dalam 50% alkohol atau fiksatif lain
Lama fiksasi : min 15 mnt sblm pengecatan
bila disimpan lama: simpan dlm kontainer
tertutup lemari es
 Fiksasi basah disarankankan utk semua material
non ginekologi yg akan dicat Papanicolaou

34
FIKASASI BASAH

35
FIKSASI COATING

• Dulu digunakan hairspray


• Skrg : Richard Allent spray
• Fungsi : sebagai fiksatif dan lapisan protektif yg
menutup smear
• Tdk disarankan utk memfiksasi smear yg berasal dr
cairan
• Baik untuk spesimen yang akan dikirim ke lab

36
FIKSASI COATING

37
PEMROSESAN SPESIMEN CAIRAN

Material segar
Spesimen mgd bahan mukus yg tinggi :
• Sputum, aspirasi bronchus, cairan mucocele
• Tahan dlm lemari es 12-24 jm
• Mukus dpt melapisi sel  mcegh kerusakan cepat

Spesimen mgd protein yg tinggi :


• Cairan pleura, peritoneum, pericardial
• Tahan 24-48 jam tanpa lemari es
• Cairan kaya protein dpt mempertahankan
morfologi sel
38
PEMROSESAN SPESIMEN CAIRAN

Material segar
Spesimen mgd mukus atau protein rendah
•Urin, cairan cerebrospinal
•Bertahan hanya 1-2 jam. Meskipun dalam lemari es
•Mgd bahan enᴢimatik yg mybkan kerusakan sel
•Lemari es bs menghambat pertumb bakteri, namun
tidak melindungi sel

39
PEMROSESAN SPESIMEN CAIRAN

Spesimen dg pH rendah
• Cairan gaster
• Harus didinginkan dan diproses dalam wkt bbrp
menit  cegah kerusakan sel oleh HCL

40
PEMROSESAN SPESIMEN CAIRAN

Material dg prefiksasi
Ethyl alcohol (ethanol) dalam solusio 50%  fiksatif
universal terbaik utk spesimen cairan
Volumenya = cairan (1:1)
Etanol >50% sebaiknya tdk digunakan utk fiksasi
cairan dg protein yg tinggi  sedimen akan
mengeras shg susah dismear
Ethyl alkohol 95% efektif digunakan utk cairan
gaster

41
42
PREPARASI CAIRAN UTK
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Preparasi direct smear/ sediment smear pada slide
kaca
Pemrosesan sputum, aspirasi bronchus, dan sampel
yg mgd mukus >>
Cairan pleura, efusi peritoneum, dan cairan yg
mgd protein >>
Aspirasi bronchus, gaster, dll yang ditampung
dalam normal saline
Urin, cairan cerebrospinal, dan cairan yg mgd <<
protein

43
PREPARASI DIRECT SMEAR/ SEDIMENT
SMEAR PADA SLIDE KACA

44
PEMROSESAN SPUTUM, ASPIRASI
BRONCHUS, DAN SAMPEL YG MGD
MUKUS >>
• Sampel mukoid tdk bs disentrifuse krn viskositasnya
yg tinggi
• Alternatif : tehnik “pick and smear”
• Atau diencerkan dg solusio DTT (Dithiothreitol)
mucus liquefaction

45
PEMROSESAN SPUTUM, ASPIRASI
BRONCHUS, DAN SAMPEL YG MGD
MUKUS >>
Teknik pick and smear
 bs utk spesimen segar atau sampel yg difiksasi
alkohol 50 %
Tuang spesimen dalam petri dish , dg latar
belakang hitam  pilih partikel yg bloody,
warnanya beda, atau solid bila ada
ambil sputum sebesar kacang polong, Letakkan pd
4 slide kaca
Hancukan dg gerakan memutar
Ratakan dengan smear yg lembut
Fiksasi dg ethyl alkohol 95%
46
TEKNIK PICK AND SMEAR

47
CAIRAN PLEURA, EFUSI PERITONEUM,
DAN CAIRAN YG MGD PROTEIN >>

Spesimen segar :
1. Tuang spesimen pd tabung sentrifuse 50 ml dan
sentrifuse slm 10 mnt (biasanya 600 rpm)
2. Buang supernatan. Jika sgt sedikit, mk balik
tabung diatas kertas saring sampai kering
3. Bl spesimen mgd bnyk darah,maka sentrifugasi
akan myb terbentuknya lapisan yg mgd
lekosit,mesothelial, dan sel tumor  lakukan direct
smear dr lapisan ini.
4. Ambil sedimen atau lapisan dg pipet atau nasal
curet  smear
5. Fiksasi dlm 95% ethyl alkohol 48
CAIRAN PLEURA, EFUSI PERITONEUM,
DAN CAIRAN YG MGD PROTEIN >>

49
CAIRAN PLEURA, EFUSI PERITONEUM,
DAN CAIRAN YG MGD PROTEIN >>

 spesimen yg menggumpal (clotted)


Cairan dg protein tinggi atau bnyk mgd darah
akan menggumpal jk tdk diberi antikogulan
Gumpalan (clot) dapat dihancurkn dg cara
memutar atau mengaduk dan menekannya pd
kaca menggunakan stick kayu
Proses spt diatas

50
ASPIRASI BRONCHUS, GASTER, DLL
YANG DITAMPUNG DALAM NORMAL
SALINE
1. Tuang washing ke dalm 50 ml tabung sentrifuse dg
tutup ulir,dan sentrifuse selama 10 mnt, 600 rpm
2. Buang supernatan
3. Bl sedimen sgt mukoid  smear spt sputum dan
aspirasi bronchus
4. Bl mukusnya sedikit  smear spt cairan yg mgd
protein>>
5. Bl tdk tampak mukus  lakukan spt sedimen urin

51
PENGECATAN

• Papanicolau
• Hematoxylin eosin
• MGG

52
53

Anda mungkin juga menyukai