Anda di halaman 1dari 64

MIKROSKOP DAN PROSSESING

JARINGAN
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
TAHAP PRA ANALITIK
Pengambilan spesimen

Tahap pra
Diagnosis
analitik
Fiksasi jaringan
Tahap
analitik

Pembuatan formulir permintaan Patologi Anatomi

Pengiriman jaringan
TAHAP PENGAMBILAN
SPESIMEN

anamnesis PF PP

- Data identitas
- Onset dan - Inspeksi biopsi
durasi  - palpasi
bedakan lesi
peradangan /
neoplasia
Cantumkan formular permintaan
patologi anatomi
METODE PENGAMBILAN
SPESIMEN
1 Biopsi eksisi
Biopsi  prosedur pengambilan Sebagian kecil jaringan dari tubuh 2 Biopsi insisi
pasien untuk dilakukan pemeriksaan.
Biopsi adalah suatu prosedur di mana sampel jaringan diambil dari 3 FNAB
tubuh menggunakan jarum atau operasi (pembedahan), untuk tujuan
4 Core Biopsy
pemeriksaan di bawah mikroskop untuk menentukan ada atau tidaknya
kanker atau sel-sel abnormal. 5 Swab biopsy

6 Scrapping biopsy

7 Brushing biopsy
BIOPSI Biopsi dapat digunakan untuk tujuan, prognostik dan
perencanaan pengobatan. Selain itu, dapat digunakan untuk
memeriksa sejauh mana penyakit dan juga untuk mengevaluasi
hasil akhir
Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh
massa yang dicurigai untuk kemudiandiperiksa
di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di
bawah bius umum atau local tergantung lokasi
massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor
kecil dan belum adametastase atau penyebaran
tumor. Pada tumor jinak, biopsy eksisi dapat
menjadi terapi definitive.
Biposi insisional yaitu
pengambilan sampel jaringan
melalui pemotongan dengan pisau
bedah. Anda akan dibius total atau
lokal tergantung lokasi massa, lalu
dengan pisau bedah, kulit disayat
hingga menemukan massa dan
diambil sedikit untuk diperiksa.
FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

(FNAB)

Fine Needle Aspiration Biopsy dikenal juga sebagai biopsy suction atau biopsy
aspirasi jarum meliputi aplikasi tekanan negatif dengan menggunakan suntikan dan jaru
m lypodermic berlubang. FNAB dilakukan dengan menggunakan jarum secara perkutan pada
daerah patologis kemudian dilakukan aspirasi. Jarum bervariasi  ukuran jarum spinal
22G,18G, atau jarum 17G EZM needle. tipe biopsy ini sering digunakan sebagai prosedur
diagnosa pada leher dan jaringan tyroid. . BiopsiTusukan perkutan dilakukan beberapa kali
dengan arah berbeda untuk mendapatkan specimen yang adekuat, karena tumor bersifat
heterogen
fineneedle aspiration adalah prosedur yang sering dilakukan karena mempunyai
ketidaknyamanan yang minimal dan dengan harga yang lebih murah daripada tipe biopsi
yang lainnya.
Core needle biopsy yang dikenal juga sebagai side core needle biopsy atau cutting
core biopsy ,merupakan Teknik biopsy tertutup
dengan menggunakan jarum bor yang besar dan metode yang paling sederhana pada
diagnosa patologi kanker. hasilnya adalah kerusakan minimal dari jaringan sekitar dan
sampel yang solid masih menempel tumor yang terletak di liver dan payudara sering
menggunakan biopsi jenis ini.
SCRAPPING BIOPSY

Teknik specimen dengan menggunakan pisau


tipis. Sangat dianjurkan untuk pengambilan lesi
pada keratosis seboroik namun tidak dianjurkan
pada pada lesi yang lebih dalam.
BRUSHING BIOPSY , SWAB
BIOPSY

Dengan sikat (brush) ; jaringan diangkat


menggunakan sikat atau bulu (bristle) untuk
mengumpulkan sel-sel guna pemeriksaan sitologi
PEMBUATAN FORMULIR
PERMINTAAN PATOLOGI
ANATOMI
Pada tahap ini formulir permintaan Patologi Anatomi harus dilengkapi selengkap
mungkin.
TERIMAKASIH
TAHAP FIKSASI
TA H A P F I K SA SI ?

Tahap Fiksasi adalah tahap pertama dalam pembuatan sediaan histopatologi yang
merupakan proses yang krusial agar dapat membuat slaid sediaan histopatologi
yang layak untuk dibaca
TUJUAN FIKSASI

Adalah untuk menjaga sel dan komponen jaringan pada keadaan “Life-like state”
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

• Bila tahapan ini terlambat maka kerusakan bersifat irreversible(interval waktu maksimal
30 menit)
• Volume larutan fiksatif minimal 20x besar jaringan selama 24 jam
• Bahan fiksasi biasanya memerlukan waktu untuk meresap, maka dilakukan pemotongan
untuk memudahkan penetrasi bahan fiksasi
• Fiksasi yang baik akan mencegah autolisi dan pembusukan
• Proses pembusukan dan autolysis dapat dicegah dengan cara segera dimasukkan kedalam
cairan fiksasi
• Bila poin pertama tidak memungkinkan dapat disimpan sementara di lemari
dingin(freezer)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENGAWETAN

• Dapar
Pengawetan sebaiknya dikerjakan pada pH yang mendekati netral, 6-8. Jaringan
hipoksia menurunkan pH. Keasaman memudahkan terbentuknya pigmen heme-
formalin muncul sebagai deposit hitam
• Penetrasi
Bergantung pada kemampuan difusi masing-masing fiksatif. Formalin dan
alcohol adalah yang terbaik. Glutareldehida adalah terjelek. Merkuri dan lainnya
berada di antaranya
• Volume pengawet
Sebaiknya volume pengawet adalah 10x volume jaringan yang di fiksasi
• Konsentrasi pengawet
Sebaiknya diatur ke kadar terendah konsentrasi formalin terbaik adalah 10%.
Konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan artefak
• Interval waktu
Artefak akan timbul bila jaringan mengering. Bila belum mendapat pengawet, rendam
dalam larutan fisiologis
• Suhu
Peningkatan suhu akan meningkatkan laju pengawetan. Formalin yang panas akan
mengawetkan lebih cepat
• Jenis larutan pengawet
Jenis larutan fiksasi yang akan digunakan bergantung pada jenis unsur jaringan yang
ingin di demonstrasikan dan pewarnaan yang akan dilakukan
CAIRAN FIKSASI MENURUT
MEKANISME AKSINYA

• Cross linking protein


Aldehid seperti formaldehid dan glutaraldehid adalah cairan yang bekerja melalui
pembentukan protein cross linking terutama residu lisin
• Agen pengoksidasi
Seperti osmium tetroksida, potassium permanganate
• Denaturasi protein
Seperti asam asetat, metil alcohol dan etil alcohol
• Pembentukan endapan logam tak terlarut
Seperti merkuri klorida dan asam pikrat
LARUTAN FIKSASI

FORMALIN ALKOHOL
KELEBIHAN FORMALIN ALKOHOL

• Merupakan cairan fiksatif umum • Fiksasi ini biasanya digunakan untuk


• pH mendekati netral sajian apusan dan tidak digunakan untuk
• Pigmen formalin (acid formaldehid haematin) tidak fiksasi jaringan, sebab larutan fiksatif ini
terbentuk mempunyai daya penetrasi yang lambat
• Potongan jaringan dapat ditinggalkan didalam cairan ke dalam jaringan dan cenderung
formol salin untuk jangka waktu lama (dapat sampai 1 mengeraskan jaringan bila jaringan
tahun)
direndam terlalu lama didalam larutan
• Bila diperlukan jaringan yang direndam dalam cairan
fiksatif ini dapat diambil dan dimasukkan ke dalam
fiksasi ini
cairan fiksatif lainnya
CONTOH LARUTAN YANG DIFIKSASI
ALUR KERJA LABORATORIUM PA
Fase Analitik
Penerimaan Spesimen, Pemotongan dan Pencatatan Makroskopis
 Penanggung jawab tahap ini adalah Petugas Loket
Penerimaan dan Teknisi Kamar Potong
 Petugas Loket Penerimaan bertugas memeriksa kelengkapan
Penerimaan administrasi ( identitas pasien & jumlah specimen)
Spesimen  Teknisi Kamar Potong bertugas untuk : memeriksa kembali
kesesuaian antara spesimen dengan keterangan dalam formulir
dan juga memeriksa cara fiksasinya sudah benar
 Sebelum pemotongan jaringan, harus dilakukan pencatatan
makroskopis, jika diperlukan bisa dilakukan juga foto
makroskopisnya
 Format deksripsi makroskopis meliputi :
 Identifikasi specimen : Label, Nama Pasien, No. CM
 Jenis specimen : Biopsi/ Reseksi
Pencatatan  Kondisi spesimen : segar, dalam cairan fiksasi, dalam es, utuh/
Makroskopis sudah terbelah
 Ukuran spesimen : berat dan besar dalam 3 dimensi
 Asal spesimen : segmental esofagotomi, radikal masektomi
 Deskripsi penampakan lesi yang bisa dikenali, contoh :
tumor, ulkus, luka operasi. Deskripsikan tempat, ukuran,
penampakan, dan batas batasnya.
 Pada tahap ini yang memiliki tugas adalah teknisi kamar
potong
 Umumnya seorang dokter spesialis patologi anatomi

Pemotongan  Saat ini, teknisi kamar ptong bisa dilakukan oleh seorang ahli
biomedik yang terdiri atas 2 orang ( satu sebagai pemotong dan
satu sebagai penulis)
 Proses pemotongan harus atas supervisi seorang pathologist
 Prinsipnya pada tahap ini adalah mengambil jaringan yang
representatif. Tebal potongan yang diambil tidak boleh melebihi
tinggi kaset
 Banyaknya potongan tergantung jenis dan besar jaringan, contoh :
prostat (3-6 potongan)
 Setelah itu kaset dimasukkan kedalam cairan fiksatif sesuai jenis
jaringan, kematangan jaringan ( konsistensinya, tidak kemerahan
berwarna putih, atau bisa dilihat juga dari tanggal biopsinya)
 Contoh cairan fiksatif sesuai jaringannya:
 HNO3, Acidum atau EDTA : Tulang
 Aceton : Jaringan Berlemak/ Berlendir
 Formalin 10% Buffer Fosfat : Jaringan Mentah
 Sesudah pemotongan, jika ada jaringan sisa disimpan
menggunakan label nomor ( sesuai dengan nomor blok
paraffin) dan tanggal pemotongan. Disimpan selama 4 bulan
 Kualitas spesimen hasil pemotongan harus dimonitor dengan
protokol audit spesimen oleh konsultan pathologist atau tim
supervisor BMS
Pada tahap ini, seorang teknisi kamar potong harus memahami
segala proses yang terjadi, yaitu:
 Pengecekan administrasi
 Labelling spesimen
 Keterangan klinik (sitologi, biposi, penatalaksanaan)
 Pentingnya pemotongan untuk fiksasi yang adekuat
FASE
ANALITIK
(Tahap pemotongan,tahap pengecatan,tahap diagnosis)

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI


Hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pemotongan :
TAHAP • Mendinginkan blok
PEMOTONGA • Pastikan pisau yang digunakan tajam

N DENGAN
Disebut juga tahap sectioning,yaitu
MIKROTOM tahap pemotongan paraffin dengan
mikrotom .
2 MACAM
MIKROTOM SLEDGE MICROTOME

ROTARY MICROTOME
2 JENIS
PISAU YANG MICROTOME KNIFE

DIGUNAKAN
DALAM
MIKROTOME

MICROTOME BLADE (DISPOSABLE)


TAHAP PEMULASAN

Tahap pemulasan bertujuan agar sediaan dapat dipelajari dibawah mikroskop serta dapat
dibedakan antara satu jaringan dengan jaringan yang lain

Komponen jaringan dengan muatan anionic lebih mudah dipulas dengan pewarna basa
yang disebut basofilik ,serta menghasilkan warna biru

Komponen jaringan dengan muatan kationik lebih mudah dipulas dengan pewarna asam
yang disebut asidofilik ,serta menghasilkan warna merah muda
Contoh pewarnaan basa :

Contoh pewarnaan asam :


- biru toluidine
- biru alcian Eosin
G jingga (orange G)
- biru metilen
- hematoksilin

Asam fukhsin
Pewarna lainnya seperti
trikom berfungsi
Kombinasi hematoksilin dan menampakan inti dan
eosin (H&E)  paling banyak sitoplasma dengan jelas serta
dipakai membantu membedakan
komponen jaringan
ekstraseluler
Gambar alat pengecatan
TAHAP DIAGNOSIS

Format pelaporan
hasil diagnostic
histopatologi
yang baik
meliputi :

Deskripsi Deskripsi
Kesimpulan akhir
makroskopis mikroskopis
TAHAP Deskripsi makroskopis meliputi :

DIAGNOS • Topografi
• Prosedur

IS • Lokasi tumor
Deskripsi makroskopis meliputi :
• Informasi diagnostic

TAHAP • Tanda-tanda peradangan


• Adanya tumor

DIAGNOS • Ekspansi tumor :ukuran,kedalaman invasi


• Batas-batas tumor
IS • Metastasis ke limfonodi
• Preopeerative treatment yang berefek ke limfonodi
Kesimpulan akhir ,meliputi :
TAHAP • Diagnosis histopatologi
• Grade histopatologi
DIAGNOS • Keterangan tambahan lain seperti
perilaku tumor (potensi untuk
IS metastasis)
• Hubungan dengan penyakit lain
seperti sindrom sindrom tertentu
TERIMA KASIH !
6TH
GRADE

TAHAP
PENGOLAHAN &
PEMBUATAN BLOK
- RINI PUSPITASARI DEWI-
TAHAP PENGOLAHAN
• Tujuan pengolahan jaringan adalah untuk mengganti unsur air dan fiksatif dalam jaringan
dengan paraffin, agar penyatuan jaringan dan paraffin dalam satu blok sempurna.
• Penyatuan ini tidak sempurna  blok tidak homogen dan mudah pecah saat
pemotongan.
• Hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan blok yang baik diperlukan :
 Proses yang baik
 Jumlah dan mutu reagen yang baik
 Teknisi yang berpengalaman dan kompeten
Tahap ini meliputi :

PENYEMPURNA
DEHIDRASI
01 AN FIKSASI
0-3 jam 02 80 mnt-5 jam

IMPREGNASI /
03 CLEARING
1-3 jam 04 INFILTRASI
1-6,5 jam
1. Penyempurnaan Fiksasi
Dilakukan dengan formalin 10% selama 1,5
jam
2. Dehidrasi
Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat
dalam jaringan yang telah difiksasi sehingga jaringan nantinya dapat
diisi dengan parafin atau zat lainnya yang dipakai untuk membuat
blok preparat.
Pakai  alkohol
3. Clearing
 Suatu tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantinya dengan suatu
larutan yang dapat berikatan dengan paraffin  Xylol  krn alcohol & paraffin ≠ saling
melarutkan
Dlm jaringan masih tertinggal sedikit alkohol  parafin tidak bisa masuk kedalam
jaringan  “ matang diluar, mentah di dalam”  sulit untuk dipotong dengan mikrotom
4.
Pembenaman/Impregnasi/Infiltr
asi
 Proses untuk mengeluarkan cairan pembening (clearing agent/Xylol) dari
jaringan dan diganti dengan parafin.
Masih ada sisa  Xylol dapat mengkristal saat dipotong dengan mikrotom
 jaringan menjadi mudah robek.
ALAT PEMROSES JARINGAN OTOMATIS
TAHAP PEMBUATAN BLOK
Pengecoran (Blocking) adalah proses pembuatan blok preparat agar
dapat dipotong dengan mikrotom.
ADA 2 CARA :
 Cara lama yaitu dengan menggunakan potongan besi berbentuk L (Leuckhart)
 Cara baru yaitu dengan menggunakan cetakan dari plastik dan piringan logam
CARA LAMA (Leuckhart)
Potongan besi disusun diatas lembaran logam hingga rapat dan
membentuk ruang seperti kubus  Tuangkan sedikit parafin cair di
pinggir pertemuan potongan besi agar tak bocor  Masukkan jaringan ke
dalam ruangan kubus  Tuangkan paraffin diatasnya (jangan sampai
gelembung udara)
CARA BARU
Histoplate dari plastik diletakkan di atas piringan logam (seperti cetakan es batu) 
Tuangkan sedikit cairan parafin ke dalam cetakan Masukkan dg cepat jaringan
menggunakan pinset yang telah dipanaskan (agar parafin tak beku)  atur
posisinya di dalam cetakan  Tuangkan Kembali parafin cair s/d menutupi seluruh
cetakan
Yg perlu diperhatikan :
 Selama tindakan ini cetakan (histoplate dari plastik) dan piringan logam harus
diletakkan diatas hot plate
 Perhatikan orientasi jaringan yang diperoleh sehingga didapatkan hasil yang
representative
 Perhatikan cara peletakan permukaan/ mukosa jaringan, kulit, dinding kista dsb.
Juga perlu dicek nomor bloknya apakah masih jelas atau tidak.
FROZEN SECTION
Merupakan prosedur histopatologi untuk menganalisis sediaan mikroskopis secara cepat, terutama pada operasi kasus
onkologi. Hasil  bedain jinak/ganas.
Kualitas slide yang dihasilkan cryosection lebih rendah bila dibandingkan
sediaan yang difiksasi formalin dan telah di-embedding, sehingga jaringan yang
telah difiksasi lebih disukai pada banyak kondisi diagnosis yang akurat.
Akurasi FS bukan saja bergantung pada kemampuan dan pengalaman teknisi
laboratoratorium, serta kemampuan dan pengalaman klinisi mengambil sampel
sediaan.
Prosedur dan Teknik FZ
1. Pemeriksaan makroskopis
Patolog yg berpengalaman terkadang bisa menentukan ganas atau tidaknya suatu sediaan berdasarkan gambaran khas
makroskopis. Contoh: fibroadenoma mammae yang secara makroskopis menunjukkan adanya gambaran seperti
kumparan, scirrhous carcinoma mammae yang retracted, dan stellate. Perasaan ketika memotongnya seperti lembut
atau gritty, ukuran, adhesi, dan berat  juga harus dicatat.

2. Komunikasi dengan klinisi


 Harus dilakukan secara simultan sebelum atau segera sesudahnya, dan harus dilakukan sebelum sediaan dibekukan.
 Daftar prosedur operasi harus ada sebelum hari operasi.
 Patolog harus tahu jaringan apa yang akan diambil, dan mereview semua diagnosis dan slide yang sebelumnya
mungkin telah diambil  klinisi harus menginformasikan segala prosedur yg pernah dilakukannya.
 Apakah FS itu memang diindikasikan? Jika iya  daerah mana yang akan di frozen  ambil jar. yg paling dicurigai.

3.Embedding Jaringan
Potongan jaringan  letakkan pada pegangan metal  jaringan akan ditanam pada media mounting OCT  diberi 2
methyl butane untuk mendinginkan untuk menggunakan mesin cryostat yang telah diatur suhunya.
4. Cryostat (merupakan mesin yang digunakan untuk memotong jaringan). Yang harus diperhatikan ketika
pengoperasian alat cryostat:
A. Temperatur (biasanya suhu -20F)
Apabila jaringan sangat berlemak  suhu optimal -40F.
Jika suhunya terlalu tinggi, contohnya -10F  jaringan tidak akan lama bertahan bekunya dan cenderung lunak
sehingga tidak bisa dipotong tipis.
Jika suhunya terlalu dingin, contohnya -50F  jaringan akan menggumpal dan menjadi bubuk.
Idealnya jaringan terpotong seperti mentega, lembut, dan teriris cukup tipis dalam potongan yang utuh.
B. Mata pisau yang tajam dan sudut yang sesuai
 Mata pisau harus tajam dan diganti paling tidak sekali dalam 2 minggu. Tumpul  tdk bisa untuk memotong.
 Terlalu tajam sudutnya maka jar. cenderung menggumpal seperti bila terlalu dingin. Jika terlalu dangkal maka akan
menyebabkan irisan yang terputus-putus, ada yang terpotong, tidak potong berselang seling dan terlalu tebal.
 Hal ini akan mempengaruhi terutama ketebalan dan ketipisan potongan. Potongan yang ideal harus berada pada
ketebalan antara 3-6 micron.
 Jaringan kemudian diletakkan pada slide dengan kontak langsung, dan harus hati2 agar tidak terlipat.
5. Pengecatan (staining)
Slide kemudian difiksasi secara kering di udara, atau dengan difiksasi basah menggunakan methanol.
Tergantung pada jenis pengecatan yang akan dilakukan. Ada beberapa pengecatan dimana setiap
pengecatan dimana setiap pengecatan mempunyai kegunaan masing-masing.

6. Interpretasi hasil potong beku


Slide akan dilihat bersama menggunakan mikroskop double-headed dan didiskusikan untuk menegakkan
diagnosis.
Kontrol
Jaringan yang dibekukan diambil sisanya untuk dokumentasi permanen dan
dilabelisasi sebagai FS kontrol. Jaringan ini harus disimpan terpisah dari
jaringan tambahan lain yang diambil setelahnya  cek jaringan FS yang
didiagnosisnya  bila ada perbedaan  beri tahu dokter yang merawat.

Anda mungkin juga menyukai