Anda di halaman 1dari 42

PENANGANAN -PEN-

GIRIMAN SPESIMEN/
BAHAN PEMERIKSAAN
PA

PATOLOGI ANATOMI
Dr. Ika Kartika Edi P, SpPA(K)

KWID FK UNSRI 2021


PENDAHULUAN
 Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan sel dari jaringan dan cairan tubuh
manusia, dengan metoda tertentu untuk menda-
patkan diagnosis kelainan
 Patologi Molekuler
perkembangan → biokimia memperluas pada
tingkat molekuler → manifestasi seluler dan
klinis penyakit diketahui → makin canggih ( ke-
lainan kongenital dan kanker berdasar biokimia )
 Ilmu Patologi Anatomi

• Menelaah morfologi (struktur) sel, jaringan dan organ


(alat tubuh) pada penyakit
• kelainan struktur dan fungsi pada penyakit menunjukkan
hubungan kelainan dengan gejala klinis
• Jenis pemeriksaan :
1. Histopatologi ( H.istopatologi Rutin ; Frozen Section/
VC/ Vries Coupe)
2. Sitopatologi (FNAB; Sel Exfoliatif)
3. Pewarnaan khusus/ Special Staining
- histokimia
- immunohistokimia
- In situ Hybridization
* FISH (Fluorescence in situ Hybridization)
* CISH (Chromogenic in situ Hybridization)
4. Autopsi klinis (bedah mayat / nekropsi klinis)
 Diagnostik Histopatologi : gold standar
 Kualitas sediaan histopatologi sangat penting
dalam menegakkan diagnosis sekaligus untuk
pemeriksaan lanjutan IHK (imunohistokimia)
 Kualitas IHK ditentukan berdasarkan kualitas
penanganan spesimen terutama spesimen
dalam blok parafin
 Perkembangan terapi target molekular
memerlukan kualitas IHK yang baik
 Spesialisasi PA penunjang medik klinis
berperan penting :
- menegakkan diagnosa yang akurat
- turut merencanakan pengobatan,evaluasi
dan pemantauan hasil pengobatan ,
menentukan prognosa
→ mitra konsultan dokter
spesialis klinik
PENANGANAN BAHAN PEMERIKSAAN/
SPESIMEN

1. Jaringan untuk Pemeriksaan Histopatologi


2. Cairan (Sitologi)
- PAP smear
- Sitologi urin
- Cairan tubuh yang lain (FNA, bilasan ,
sikatan , asites , cairan pleura )
- Sputum/dahak
PENANGANAN BAHAN PEMERIK-
SAAN SPESIMEN JARINGAN
 Kualitas sediaan dipengaruhi
- fiksasi jaringan (tahap praanalitik)
- proses pembuatan blok parafin, pemotongan blok
parafin dan pewarnaan (tahap analitik)
 pemeriksaan immunohistokimia memerlukan kuali-
tas blok parafin baik
 Pemeriksaan lanjutan imunohistokimia untuk mem-
pertajam, memastikan diagnosis, era pendekatan
terapi berdasarkan target molekul (molecular
targeted therapy)
 juga diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan
pemeriksaan lanjutan lainnya sesuai perkembangan
teknologi kedokteran (IHK, FISH,CISH dsb.)
histopatologi

Pentingnya tim multidisiplin : dimulai pd fase pra-analitik

Dokter Bedah, staf OK


Lab Patologi (analitik) Teknisi Lab
(pre-analitik)

Kesetiaan pada semua pengendalian kualitas dan prosedur untuk mempertahankan kualitas
Pathology Specimen
Handling Phases

1. Pre-analytic phase

2. Analytic phase

3. Post-analytic phase

10
Histopathology
JARINGAN HISTOPATOLOGI

1. FASE PRE-ANALITIK

 Penanganan fiksasi dan pengiriman spesimen


jaringan
 Dari hasil : biopsi, operasi, kuretase maupun jaringan
yang keluar spontan
 Jaringan difiksasi dalam formalin buffer 10 % dalam
wadah bertutup
 Masukkan sesegera mungkin jaringan segar kedalam
wadah formalin (kurang dari 30 menit)
 Ukuran wadah sesuai dengan ukuran jaringan
 jaringan besar dan padat → dilamelasi berjarak kira2
0,5-1 cm agar seluruh bagian jaringan terpapar
formalin sempurna
 Jaringan ukuran 0,5 cm dibelah dua
 Jumlah cairan fiksatif  5-10x (ideal 10-20 x) vol
jaringan atau jaringan harus terendam

 Wadah diberi label : Identitas penderita, Dokter pen-


girim, dll

 Memberi tanda pada lokasi yang memerlukan penelitian


khusus misalnya dengan benang

 Dikirim ke Lab. PA beserta formulir berisi :


- Identitas
- Nama dokter
- Lokasi jaringan
- Diagnosis klinis
DATA
 Identitas Pasien dan no. Kontak keluarga/pasien
 Identitas dokter pengirim beserta nomor kontak yang
dapat dihubungi
 Waktu jaringan dipisahkan dari tubuh dan waktu fiksasi
 IDENTITAS JARINGAN
 Jaringan dari organ apa?
 Adakah batas sayatan?
 Berapa jaringan yang dikirim?
 Apakah diberi tanda khusus ?
DATA

 Diagnosis Klinik
 Data Klinis (Anamnesis dan pemeriksaan
fisik), Radiologik/Laboratorium
 Data penyakit dan pemeriksaan
sebelumnya
 Teknik Pengambilan Jaringan ( Eksisi?
Eksisi luas, biopsi )
Identitas Pasien

Identitas dokter pengirim,


inc. No HP

Keterangan jaringan :
Lokasi, jenis tindakan, jam
jaringan keluar dari tubuh, jam
mulai fiksasi, jmlh jaringan yg
dikirim, jenis cairan fiksasi,
volume.

No PA lama
2. FASE ANALITIK

 Jaringan dalam fiksasi dikirim ke laboratorium


PA (identifikasi dan input data pasien)
 Setelah dipilih bagian jaringan ( mewakili
diagnosa ) → diproses sesuai dengan prinsip
dehidrasi, clearing, embedding pada alat
otomatis (autotechnicon/histokinet) → dibuat
blok parafin dan dipotong dengan mikrotom
untuk dibuat sediaan mikroskopik
 Membuat Preparat mikroskopik Jaringan (Histopatologi)
- Petugas laboratorium menyiapkan jaringan yang akan
dipotong
- Dokter spesialis PA atau asisten memeriksa makroskopik ,
dipilih dan dipotong jaringan yang representatif
dimasukkan dalam kaset metal/plastik untuk diolah
lebih lanjut
Pemeriksaan makroskopik sangat perlu karena dengan
melihat makroskopik kita sudah dapat perkiraan
diagnostik
Petugas laboratorium mengolah jaringan dengan
prinsip:
dehidrasi
clearing
embedding
blok parafin
– Blok parafin dipotong mempergunakan Rotary
microtome 3-6 (mikron)
→ Potongan jaringan letakkan dalam air panas (50C)
→ ditaruh pada kaca benda (Gelas Objek)
- Diwarnai dengan pewarnaan H.E.
- Ditetesi dengan Canada Balsem
- Ditutup dengan kaca penutup (cover glass)
- Diberi label (nomer PA)
3. FASE POST-ANALITIK

 Petugas laboratorium menyerahkan sediaan/preparat


beserta formulir permintaan pemeriksaan kepada
dokter spesialis PA untuk dianalisa dan ditentukan
diagnosanya
 Hasil pemeriksaan diketik oleh petugas laboratorium
 Hasilnya dikirim kepada dokter pengirim
 Waktu proses jaringan sd. Hasil diagnostik 4 hari
 Sediaan (jaringan sisa pemeriksaan histopatologi)
disimpan selama 2- 3 bulan, selanjutnya dimus-
nahkan.
Tujuan Fiksasi
Fiksasi sesegera mungkin (< 30 mnt) setelah jaringan
dikeluarkan dari tubuh dengan tujuan :

Mencegah proses autolisis (oleh enzim-enzim dalam


sel)
Mencegah proses pembusukan jaringan ( oleh aktifitas
bakteri)
Memadatkan dan mengeraskan jaringan untuk
memudahkan pemotongan
Memadatkan cairan kolloid , mengubah konsistensi
cairan menjadi lebih padat
Histopatologi Biasa (Blok Parafin)
 pemeriksaan morfologi sel atau jaringan secara mikroskopik
dengan pewarnaan rutin Hematoksilin-Eosin (H.E) untuk
menetapkan diagnosis kelainan yang meliputi degenerasi,
radang ,infeksi dan neoplasma

 Bahan jaringan hasil biopsi insisi/eksisi, operasi, kuretase,


operasi, atau jaringan yang keluar spontan
Potong Beku (VC/Vries Coupe, Frozen
Section)

 Pemeriksaan histopatologi khusus cara cepat


pada saat penderita masih berada di meja operasi
diperlukan untuk menentukan tindakan operasi/
penatalaksanaan lebih lanjut
 Bahan pemeriksaan : jaringan segar (belum di-
awetkan/difiksasi) → di lab. PA dibekukan (cryocut)
 Waktu dan tempat pemeriksaan dengan perjanjian ke-
sepakatan antara dokter klinis dan dokter spesialis PA
 Waktu : 30 – 45 menit (jar diterima sd. diagnostik )
SITOLOGI
Spesimen cairan /Sitopatologi
 Tujuan : skrining (pemeriksaan penyaringan ) dan
atau menegakkan diagnosis dengan cara pemerik-
saan sitomorfologi

 Menegakkan diagnosis secara efisien dan ekonomis


dengan tindakan relatif aman
 Cara : sediaan diapuskan pada kaca benda dari bahan
cairan yang diterima → difiksasi → diwarnai

 Bahan pemeriksaan :
 usapan/scraped ( vagina , mulut rahim, masa ulseratif ) , spu-
tum, sikatan bronkhus/bronchial washing, cairan tubuh (seperti
asites dan cairan pleura), urin ( exfoliative cytology)

 Aspirasi biopsi jarum halus/FNAB/FNAC


sitopatologi

Prosedur Fiksasi Cairan

 Semua sediaan cairan yang dikeluarkan dari tubuh harus


segera dikirim ke lab. PA untuk pemeriksaan sitologi.
Bila tidak segera dikirim ,cairan dalam wadah tertutup rapat
disimpan di lemari pendingin (bukan freezer)
 Sediaan sitologi cairan dapat dikirim dalam keadaan terfik-
sasi (dalam cairan fiksasi alkohol 50%) atau dalam keadaan
segar (tanpa cairan fiksasi)
 Kirim sediaan sitologi bersama formulir permintaaan melalui
petugas yang ditunjuk 
Prosesing
 Untuk membuat smir , aspirat diatas kaca objek
disebarkan dengan penarikan menggunakan slide lain
atau kaca penutup, seperti membuat sediaan apus
darah biasa
 slide aspirat fiksasi basah (wet fixation) direndam
segera (setelah melakukan smir )ke dalam alkohol 95%
selama 30 menit, kemudian dikeringkan (Untuk
pewarnaan Papaniculou)
 slide sitologi dg fiksasi kering (dry fixation),
dikeringkan dengan udara suhu kamar setelah
melakukan smir (Untuk pewarnaan Diff Quik/Giemsa )
 Bila cairan banyak  sentrifuse sebelum dismearkan
(kasus kistik)
 Pengiriman Bahan pemeriksaan :
- Spesimen sediaan apus pada kaca benda yang
telah difiksasi dengan alkohol 96% selama 30
menit (Contoh Pap’s smear)
- Spesimen Cairan :
- Segar
- Dalam fiksasi alkohol 50% a:a
- Kadang2 diperlukan centrifuge, bila
bahan cairan banyak
- Mengirim penderita untuk pemeriksaan aspirasi
biopsi jarum halus/FNAB/FNAC/FNA
ICARA PENGRIMAN BAHAN PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

 PAP smear (sediaan pada slaid/gelas objek )


Setelah pengambilan lendir dari leher rahim dibuat
preparat apus pada gelas objek, segera direndam/di-
fiksasi dalam alkohol 96% selama 30 menit
Cytology

Pap smear/Cervical smear


Sitologi Urin (Cairan segar )

Urin ditampung paling sedikit 50 cc diambil


residunya, diberi alkohol 50% dengan per-
bandingan a:a, tutup rapat, kirim ke laboratorium
CARA PENGIRIMAN BAHAN PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

 Cairan Tubuh Yang Lain


efusi pleura, cairan perikardium, cairan
asites, cairan serebrospinal, cairan sendi. → di-
fiksasi alkohol 50% a:a → kirim ke laboratorium
CARA PENGIRIMAN BAHAN PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

 Sputum/Dahak

 Dilakukan 3x berturut-turut dengan jarak 3 hari.


 Sputum : Hasil batuk yang dalam berisi bahan
yang berasal dari bronkhioli dan alveoli
 Sputum terlalu sedikit → diberi ekspektoransia
selama 3 hari, tampung sputum koleksi dalam 24
jam, fiksasi dengan alkohol 70%
 Dapat dibuat preparat hapus pada 3 gelas objek ,
pilih bagian yang berserat darah/bagian padat.
preparat hapus kemudian celupkan/difiksasi
dalam alkohol 96% selama 2 jam
Cytology

Fine needle aspiration cytology (FNAC)/


Biopsi Jarum Halus (Bajah)
 Pulasan : PAP, HE, MGG
 Penggunaan : organ superfisial dan dalam
 Superfisial : KGB, lien, payudara, thyroid, paru
perifer, pleura, peritoneal, synovial, tumor
 Organ dalam: lesi paru dalam, hepar, ginjal,
prostat
Superfisial
Cytology

Needle biopsy
Deep
FNAB
FNAB

dry fixation fiksasi basah (wet fixation)


SEKIAN
JARINGAN
YANG TELAH DIFIKSASI

JARINGAN SEGAR VC

Anda mungkin juga menyukai