Anda di halaman 1dari 7

PATOLOGI ANATOMI

PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN


HISTOPATOLOGI, SITOLOGI, FROZEN SECTION
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI
RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN PENDAHULUAN
Pemeriksaan PA ialah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap sel jeringan
tubuh dan cairan yang berasat dari tubuh manusia, serta menggunakan metode
tertentu untuk mendapatkan diagnosa dari pada atau ketainan yang diderita.
Laboratorium PA melayani permintaan pemeriksaan PA dari berbagai disiplin ilmu
kedokteran klinik. Oteh karena itu sulit untuk menentukan prioritas pemeriksaan
berdasarkan jenis penyakit yang diperiksa, sehingga standar pemeriksaan tidak bisa
didasarkan pada sesuatu jenis penyakit.
Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dilakukan, sangat bergantung pada dokter
yang meminta pemeriksaan tersebut, dengan maksud untuk memastikan diagnosa
dari pasien yang dirawat.

Sebelum dikirim ke-Ins. Patologi Anatomi, maka bahan perlu ditengkapi


dengan formulir permintaan pemeriksaan patologi yang berisi identitas penderita
nama, kelamin, umur, bangsa, suku, alamat, serta keterangan jaringan a.l. lokasi
jaringan, cara jaringan diambil misalnya biopsi insisi operasi, kerokan, biopsi aspirasi,
smear, imprint, serta bahan fiksasi yang dapakai. Pormulir permintaan pemeriksaan
harus diisi dan ditandatangani oleh dokier yang mengambil sediaan.

Sebelum difiksasi jaringan yang baru diambil oleh ktinisi bila diinginkan untuk
menetapkan apakah batas sayatan operasi telah bebas dari massa tumor, harus
diberi tanda mana bagian atas, bawah, kiri, kanan, permukaan atau dasar dari tumor
misalnya dengan menggunakan zijde, cat gut, atau tinta cina.

Sediaan harus difiksasi dalam bahan Pengawet atau Fiksatif.

Untuk biopsi aspirasi organ-organ intraabdominal (yang memerlukan


monitoring C.T. Scan atau USG dan Potong Beku lns. Patologi
harus diberi tahu sedikitnya 2(dua) hari sebelumnya.

Untuk biopsi aspirasi hati, limpa, paru, dan organ intraabdomina{ lainnya,
harus dicantumkan pemeriksaan jumiah trombosit, dan lainlain berhubungan dengan
pembekuan darah.

Untuk biopsi paru harus dilampirkan foto torak sedikit foto lateral dan A-P.
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMt
Jenis atau metode pemeriksaan PA yang dapat dilakukan di RSHAM meliputi
pemeriksaan :
1. Pemeriksaan histopatologi.

Blok parafin

Potong beku
2. Pemeriksaan sitopatologi

Sitologi Eksfoliatif apusan vagina,s erviks, sputum bilasan/sikatan bronkhus.

Sitologi cairan tubuh urine, cairan asites, cairan pleura, cairan kista, dan lainlain.
3. Pemeriksaan histokimia.
4. Pemeriksaan imunopatologi.
5. Pemeriksaan otopsi klinik.
1. Pemeriksaan Histologi
1.1. Pemeriksaan PA Biasa (memakai blok paraiin) Prosedur peng+riman Bahan

Bahan yang akan diperiksa setelah dikeluarkan dari tubuh pasien secepatnya
difiksasi dalam formalin 10 %.
Bi{a jaringan besar maka jaringan ini harus dipotong lameller dengan jarak 4-5 mm
tapi bagian bawahnya tidak sampai dipotong lepas agar dapat dikonstruksi kembali.
Prosedur Pengolahan Jaringan

Petugas Lab. PA yang menerima jaringan, mancatat data-data identitas


pasien pada buku penerimaan, kemudian memberikan nomor pada formulir maupun
jaringan.

Dokter spesialis PA memilih dan mengambil bahan yang akan diolah.


Pemilihan ini dapat dilakukan oleh PPDS atau petugas, atas nama dan tanggung
jawab DSPA tersebut.

Petugas lab. Memotong blok parafin, memutas sediaan dan memberi label
pada petugas lab, menyerahkan sediaan kepada Dokter Spesialis PA untuk dianalisis.
Prosedur Diagnosis

Diagnosa hanya boleh dilakukan oieh Dokter Spesialis PA

Dokter Spesialis PA melihat sediaan, menganalisis, mendeskripsi dan


menetapkan diagnosa serta bila perlu memberikan saran kepada dokter pengirim
bahan.
Prosedur Pengiriman Jawaban

Petugas lab. Mengetik jawaban pada formulir jawaban.

Dokter Spesialis PA memeriksa hasil ketikan petugas dan menandatangani


jawaban itu.

Petugas Iab. Kemudian memberikan jawaban PA dalam amplop tertutup


kepada dokter pengirim bahan.

Balasan konsult bila langsung, melalui keluarga pasien atau melalui pos.
1.2.

Pemeriksaan FS (Frozen Section = potong Beku) Prosedur Pengiriman Bahan

Bahan yang akan diperiksa, segera dikirimkan kepada lab. PA tanpa fiksasi.

Dokter pengirim bahan, melengkapi bahan dengan formulir pengiriman


bahan.
Prosedur Pengolahan Jaringan

Dokter Spesialis PA, segera memilih dan memotong bagian jaringan yang
akan diproses atau diperiksa.

Potongan yang dipilih, segera difikasi dalam formalin 14!, 60 derajat celcius
selama 2-3 menit.

Petugas lab. membekukan jaringan pada mikrotom potong beku selanjutnya


dipotong setebal 7 mikron.

Potongan jaringan diwarnai dengan pewarnaan HE.


Prosedur Diagnosis
Dokter Spesialis PA segera memeriksa sedian HE dan menetapkan Diagnosa.
Prosedur Pengiriman Jawaban
Diagnosa dismpaikan kepada operator dapat langsung secara lisan atau melatui

aiphone, disusul dengan dokumen tertulis segera setelah diagnosa ditegakkan.


Pemeriksaan Sitopatologi
Bahan Fiksasi
Cara Fiksasi
Dikenal tiga cara fiksasi yaitu fiksasi basah, fiksasi pelapis, dan fiksasi kering.
Fiksasi Basah (Wet Fixation)
Maksud fiksasi basah adalah bahwa sediaan segar yang baru saja diperoleh segera
dicelupkan kedalam fiksatif tersebut selama 30-40 menit. Atau memfiksasi basah
sediaan tersebut selama 20 menit, kemudian dikeivarkan dari cairan fiksatif,
masukkan keadalam tabung dan kirimkart atau bawa ke laboratorium.
Fiksasi Kering (Dry Fixation)
Sampel yagn baru dioleskan/diapuskan pada kaca objek, dibiarkan beberapa menit
kering lebih dahulu, dan setelah kering baru dicelupkan kedalam bahan fikstif.
Berdasarkan pada lokasinya, jenis smear. Dapat dibagi atas :
2.1. Pemeriksaan Sitologi Eksfoliatif
2.1.1. Smear VaginalServiks
Cara Pengambitan
Cara-cara memperoleh materi-materi sitologis dari serviks uteri.
Apusan smear dengan kapas (Cotton swab smear) Pengorek dari kayu (Wooden
Scraper dari Ayer).
PROSEDUR PENGIRIMAN BAHAN SMEAR VAGINA DAN SERVIKS

Bahan yang akan diperiksa bisa berupa usapan vagina atau serviks.

Untuk apusan pada kaca objek, dokter pengirim harus memfiksasi


sediaan apus tersebut segera setelah dihapuskan pada kaca objek
dalam alkohol 96 % sedikitnya selama 30 menit.

Sediaan dapat dikirim dalam keadaan kering sesudah difiksasi atau dalam
keadaan masih di dalam cairan fiksatif.

Pengiriman bahan atau preparat harus sesuai dengan formuiir


pengirimanlsurat yang mencantumkan identitas pasien, cara pengambilan bahan,
cairan fiksasi dan diagnosa klinik serta keterangan yang berhubungan dengan
diagnosa.

Bila pasien telah pemah dilakukan pemeriksaan PA maka dokter pengirim


diharapkan memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan terdahulu.
''iiOSEDUR PENGOLAHAN BAHAN

Dokter Spesialis PA, memeriksa sediaan, menganalisa dan menetapkan


diagnosa.

Petugas lab. Langsung mewarnai sediaan dengan pewamaan Papanicolaou


atau HE.
Sediaan yang sudah diwamai, diberi label dan diserahkan kepada Dokter Spesialis
PA beserta formulir pengirimannya.
PROSEDUR DIAGNOSIS

Dokter Spesialis PA, memeriksa sediaan, menganalisa dan menetapkan


diagnosa.

Diagnosa ditulis dalam formulir pengiriman bahan dan ditandatangani.

Dokter Spesialis PA dapat memberikan saran sehubungan dengan diagnosa,


untuk keperluan, tindak lanjut.

PROSEDUR PENGIRIMAN JAWABAN

Petugas lab. Menyalin jawaban dokter kedalam formulir jawaban.

Dokter Spesialis PA, memeriksa jawaban yang sudah diketik dan ditanda
tangani jawaban itu.

Petugas lab. Mengirimkan/menyerahkan jawaban dalam keadaan tertutup,


kepada dokter pengirim atau orang yang ditunjuk.
2.1.2. Sputum (Dahak).
CARA PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM
2.1.3. Smear bronkhus
Setelah ahli paru-paru meng-oleskan smear pada kaca objek, maka sediaan ini
langsung dicelupkan keadalam alkohol
2.2. Pemeriksan Sitopatologi Cairan Tubuh
Pemeriksaan cairan tubuh antara iain cairan pleura dan asrkes urine, cairan
serebrospinal, cairan kista, dan lain-lain, ditujukan untuk menentukan adanya sel
ganas atau sel abnormal yang terlepas kedalam cairan tersebut, atau adanya mikroorganisme.
2.2.1. Cairan Pieura dan Ascites
Cairan pleura atau ascites difiksasi dengan menggunakan alkohol 50 % dengan
perbandingan yang sama.
2.2.2. Urine
2.2.3. Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal terutama diperoleh dengan punctie lumbat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan agar penyiapan sedian cukup baik adalah :

Diperlukan sebanyak 2-3 cc cairan serebrospinalis.

Sel yang terkandung biasanya sangat sedikit, dan smeat-nya sendiri dapat
menyebabkan perubahan-penabahan pada sel.
.
Cairan serebrospinal sebaiknya tidak difiksasi tapi cepat dikirimkan
kelaboratorium. Dalam keadaan terpaksa dapat juga difiksasi dengan mencampurkan
alkohol 50 % dalam jumlah yang sama banyak.
PROSEDUR PENGIRIMAN BAHAN

Cairan tubuh (urine, cairan pleura, asites, bilasan, atau sikatan bronkus),
tanpa fiksasi segera dikirm ke laboratorium PA.

Bahan harus disertai formulir pengiriman bahan yang telah dilengkapi dengan
identitas pasien, cara pengambilan bahan, diagnosa klinik serta keterangan yang
berhubungan dengan diagnosa klinik.
PERUBAHAN PENGOLAHAN BAHAN

Petugas lab. PA menerima bahan, mencatat dalam buku penerimaan dan


memberi labet pada formulir maupun bahan.

Petugas lab. PA melakukan sentrifungsi bahan dan kemudian membuat


sediaan hapus dari endapan bahan yang disentrifugasi, memfiksasi dalam alkohol
dalam alkohol 96 % selama minimal 30 menit.

Sediaan yang telah difiksasi, diwarnai dengan pewamaan Papiniculoau,


kemudian diberi label dan diserahkan kepada dokter Spesialis PA, beserta formulir
pengiriman bahaya.
PROSEDUR DIAGNOSIS

Dokter Spesialis PA memeriksa sediaan, menganalisa dan menetapkan


diagnosa.

Diagnosa ditulis dalam formulir jawaban dan ditangani oleh pembuat

diagnosa.
PROSEDUR PENGIRIMAN JAWABAN

Petugas lab. PA mengetik jawaban dalam formulir jawaban kemudian


menyerahkan kembali pada dokter pemeriksaan.

Dokter pemeriksa, memeriksa hasii ketikan petugas dan menandatangani


bila tidak terdapat kesalahan ketik.

Petuas lab. PA mengirimkan jawaban kepada dokter pengirim bahan, atau


sesuai dengan janji yang teiah disepakati pada pengiriman bahan.
2-3. PEMERIKSAAN SITOLOGI BIOPSI ASPIRASI
Bapsi aspirasi sebaiknya dilakukan oleh seorang ahli patologi,namun daiam sRuasi
tertentu, dokter klinik dapat juga melakukannya.
Biopsi aspirasi organ bagian dalam (intra abdominal & intra thoracal) sebelum
dilakukan harus terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan bekuan darah.
PERALATAN
1 Pemengan syringe berupa pistol (Pistol syringe holder).
2 jarum dengan berbagai jenis diameter dan panjangnya.

Jarum pakai-buang (disposible) standard 32 mm no. 23.

Jarum pakai buang 51 mm np. 22.

Jarum lumbal pakai buang 90 mm no. 22 dengan trocar.

Jarum Franzen untuk aspirasi prostat, 210 mm no. 23. 3. Staining Kit
Hemacolor atau May Grunewatd Giemsa.
TEKNIK PENGAMBILAN SEDIAN-SEDIAAN SITOLOGI
Teknik pengambilan sampel sebagai mana yang dianjurkan oleh Franzen dkk, dimana
dipergunakan semprit plastik (disposible syringe) 10 cc yang dipasangkan pada
handle berupa pistol (Comeco, Enebyberg, Sweden).
Biopsi aspirasi dilakukan dengan pasien terbaring atau duduk dan ditengadahkan
tergantung pada daerah yang akan dibiopsi. Oleh karena aspirasi dilakukan dengan
cepat dan hanya menyebabkan trauma yang sangat ringan biasanya anastesia tidak
diperiukan. Sejumtafi tusukan dapat dilakukan, sehingga daerah-daerah yang
berbeda dapat dibiopsi pada suatu waktu dan aspirasi dapat segera diulangi bila
materi dilekatkan pada disposable syringe yang dipasang pada tegangan khusus
atau pistol grip. Alat ini memungkinkan untuk melakukan penusukan dan
penghisapan dengan satu tangan sedang massa pembengkakan dapat dipegang dan
difiksasi antara jempol dan jari telunjuk tangan yang lain. Pemilihan jarum tergantung
pada pengalaman. Umumnya akan diperoleh hasil yang baik dengan jarum no. 22
(external diameter 0.6 mm). Jarum dengan diameter yang lebih besar diperlukan jika
jaringan mengalami fibrotik atau kalsifikasi.
Aspirasi dilakukan dalam 4 tahap :

Sesudah kutit didisinfeksi, jarum ditusukkanldi dorong kearah pusat lesi.

Piston syringe cepat-cepat ditarik dan tekanan negatif akan menyebabkan


materi tertarik kedalam jarum.

Jarum digerak-gerakkan dengan cepat kemuka dan kebelakang supaya


materi cukup terisap. Gerakan jarum seperti kipas sangat dianjurkan. Tahap ini
selesai bila cairan yang terisap atau darah kelihatan pada syringe.

Sebelum jarum ditarik lesi, tekanan daiam syringe harus dibuat sama dengan
melepaskan pinston dari syringe. Jika darah terisap lebih dari 0,3 ml aspirasi
sebaiknya dibuang dan biopsi diu(ang. Setelah aspirasi selesai, jarum dilepaskan dan
syringe di isi dengan udara. Jarum dan syringe kembali dihubungkan dan dilakukan
sedikit penekanan untuk memancarkan aspirat dari jarum ke slide kaca. Aspirat
diteteskan satu tetes pada bagian ujung dari slide, dan ini paling baik dilakukan

dengan menyentuhkan ujung jarum pada slide. Aspirasi disebarkan dengan


penarikan menggunakan slide 11 atau kaca penutup.
Sediaan dibiarkan kering dan dimasukkan kedalam bahan pengawet alkoho196 %
sedikitnya selama 30 menit.
PROSEDUR PENGIRIMAN BAHAN

Bahan yang diaspirasi, segera difiksasi dalam alkohol 96 % selama


minima130 menit.

Bahan yang telah ada dikaCa siide, dikirim ke lab. PA dilengkapi


formulir yang mencantumkan identitas pasien, cara pengambilan.

Bahan, diagnosa klinik dan keterangan yang berhubungan diagnosa


klinik dan keterangan yang berhubungan dengan diagnosa klinik.
PROSEDUR DIAGNOSIS
Dokter Spesialis PA, memeriksa sediaan, menganalisis dengan menetapkan
diagnosa.

Diagnosa ditulis pada formuiir pengirim bahan dan ditandatangani oleh


pemeriksa.
PROSEDUR PENGIRIMAN JAWABAN

Petugas Lab. PA mengetik jawaban dalam formulir jawaban dan kemudian


menyerahkan kembali kepada dokter pemeriksa.

Dokter pemeriksa memeriksa hasil ketikan petugas dan menandatangani


jawaban tersebut bila tidak terdapat kesalahan ketik.

Petugas Lab. PA menyreahkan jawaban kepada dokter pengirim bahan, atau


dengan sesuai dengan janji yang tetah disepakati pada saat pengtriman bahan.
2.4. PEMERIKSAAN SITOLOGI SCRAPING DAN IMPRINT
CARA PENGAMBILAN SEDIAAN

Pada pemeriksaan scraping, bahan-bahan hasit operasi, dibelah dengan pisau


dan diteliti tempat-tempat yang mencurigakan akan keganasan. Tempt-tempat ini
dikerok atau discrap dengan pisau operasi, cairan jaringan yang tekat pada pisau
operasi dioleskan pade, kaca objek dan dibuat sediaan apus seperti membuat
sediaan apus biopsi aspirasi.

Untuk imprint bidang syaratan tersebut diatas ditekan, oleskan keatas kaca
objek.

Prosedur pengiriman bahan, pengolahan bahan, diagnosa, dan pengiriman


jawaban tidak berbeda dengan biopsi aspirasi.
3. PEMERIKSAAN HISTOKIMIA
Pemeriksaan histokimia ialah pemeriksa untuk mengetahui jenis zat kimia yang
terdapat dalam sel jaringan tubuh. Hal ini diperlukan oleh spesialis PA untuk
memastikan diagnosa daripada jaringan yang diperiksanya.
Apabila zat kimia yang ingin ditemukan dapat larut dalam zat yang dipakai pada
pengolahan jaringan, maka bahan harus diolah dengan cara potong beku. Untuk zat
kimia yang menjadi rusak oleh zat fiksatif, maka bahan harus dikirim dalam keadaan
segar.
4. PEMERIKSAAN IMUNOPATOLOGI
Pemeriksaan imunopatologi dimaksudkan untuk melihat adanya antigen atau
antibodi dalam sel maupun dalam jaringan. Hal ini diperlukan untuk memastikan
diagnosa PA, terutama bita dengan pemeriksaan marFologi saja, masih sulit untuk
memastikan jenis sel atau apakah suatu sel sudah menjadi ganas atau belum.
Dengan demikian maka pemeriksaan imunologi ini lebih bersifat sebagai
pemeriksaan tambahan atau rujukan.

Untuk organ tertentu seperti payudara, ovarium dan endometrium, ginjal, kulit dan
kelenjar getah bening maka pemeriksaan imunopatologi sangat diperlukan untuk
dapat sampai pada diagnosa yang lebih rinci dan untuk terapi.
Pemeriksaan imunopatoiogi pada lab. PA, dapat dilakukan pada jaringan yang sudah
diproses (blok parafin) atau pada jaringan yang masih segar. Oleh karena
pemeriksaan imunopatotogi ini merupakan pemeriksaan khusus, maka kepada yang
memerlukan pemeriksaan ini diharapkan untuk berkomunikasi terlebih dahulu
dengan lab. PA.
Pemeriksaan imunologi dapat dilakukan antara lain untuk menetapkan reseptor
estrogen, reseptor progesterone, CD (clusterdifferentiation), antigen virus misainya
EBV (Ebstein Barr Virus).
5. PEMERIKSAAN OTOPSI KLINtK
Pemeriksaan otopsi klinik ialah pemeriksaan yang dilakukan terhadap jenazah yang
meninggal karena sakit, untuk mengetahui lebih pasti antara lain penyebab
kematian, penyakit yang diderita sebefumnya dan mekanisme terjadinya kemafiian.
Setiap dokter spesialis PA mampu melakukan otopsi klinik, tetapi pemeriksaan ini
hanya dpat dilaksanakan pada lab. PA yang mempunyai sarana untuk otopsi kinik.
Agar otopsi klinik dapat ditaksanakan, maka permintaan dari dokter yang merawat
penderita sebelumnya, harus telah mendapat persetujuan dari keluarga terdekat dari
almarhum atau tetah disetujui oieh direktur rumah sakit kepala bagian dimana
almarhum meninggal.
Dokter Spesialis PA yang melakukan otopsi klinik, hendaknya diberikan data-data
tentang keadaan almarhum sewaktu dirawat serta dugaan tentang penyebab
kematian. Pemeriksaan otopsi ktinik, tidak bermaksud untuk mengadili tindakan
sebelumnya, melainkan semata-mata untuk mendapatkan kebenaran dalam ilmu
kedokteran yang sangat berguna baik bagi para dokter maupun bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai