Output
PA
.-
6.
7.
Konsultasi
: Neurologi
Perawatan Rumah Sakit :
8.
Terapi : t. Tindakan Fisioterapi
11. Tindakan Ortose Protose
9. Penyulit
: Scoliosis, Kynosis
10.
lnformed Consernt
11.
Lama Perawatan
: Tergantung penyakit
12.
Masa Pemulihan
13.
: Lordosis, BB menittgkat
10.
lnformed Consemt
.-
11.
Lama Perawatan
: Tergantung penyulit
12.
Masa Pemulihan
13.
: RHEMATOID ARTHRITIS
2. Defenisi : Suatu penyakit sistemik yang bersifat progressif yang mengenai jaringan
lemak (saft tissue) dan cendrung untuk menjadi kronis
3. Kriterisa diagnostik l:Kekakuan otot pagi hari ( Moming Stifnes ) diagnostik klinis
- Nyeri sendi sewaktu istirahat dan bergeraklnyeri tekan
- Dimulai dari sendi kecil kemudian ke sendi yang besar.
- Sering bersamaan atau symetris
- Pada kasus yang berat : KU menurun demam, nafsu makan menurun, penurunan
berat badan, benjolan bawah kulit (Sub cutan nodule)
4. Diagnosa banding : - Osteo Arthritis - Gout Arthritis
5. Pemeriksaan penunjang : Lab : - Rhematoid factor positive - Lekositas ringan
- Anemia ringan
- LED meningkat
- Kadar Globuli darah meningkat
Ro : Dekafsifikasi pada sendi yang terkena
6. Konsultasi : Penyakit Dalam
7. Perawatan Rumah Sakit : Berobat jalan
8. Terapi
1.
Fisioterapi :
St.Acut : - Rest dan positioning
- Bed Rest bila terkena extremitas inferior
- Statik contraksi otot sekitar sendi - General exercise pada sendi yang sakit
- Bila nyeri menurunffiengkak
menurun (pasif exc.laktif asisted exercise )
- Kompres es bila radang (+)
Sub.Acut : - Superficial, Heating
- Aktif assisted exercise
- Latihan ambulasi secara bertahap
Kronis : - Latihan
menambah
ROM
penguatan ( passive, active assisted, free active ). - Therapy panas : MWD,
SWD, US
2. OP : - Splint tungkai - Tongkat
3.
Psykofagi : - Psykotherapi
9. Penyulit
: - Ankylosis
Flexion contractur
- Swan neck deformity jari - jari tangan
10. lnformed Consernt
:-
2. Defenisi
: Fraktur
1. Nama Penyakit
: STROKE
2. Defenisi : Gangguan akut fungsi cerebral akibat gangguan pada pembuluh darah
yang menyebabkan kematian atau kecacatan
3. Kriteria diagnositik l
: - Hemiplogilhemiparese
Diagnostik Klinis
- Hemi sensorik atau parasthesi - Aphasia, disartheria
4. Diagnostik Banding
: Transein ischemic attack (TIA).
Gangguan facal neuralgik yang sembuh sempuma dalam waktu 24 jam.
Reversible lschemic neurological defisit (R1ND), stroke lebih lama dari 24 jam dan
sembuh dalam waktu 21 hari. Progressing Stroke, Stroke in evalution. Completed
Stroke non Haemorhage.
5. Pemeriksa Penunjang : CT, MRI
6. Konsultasi : Neurologi, Bedah Syaraf
7. Perawatan Rumah Sakit : 8. Terapi
: t. Pada Phase Acut : Penanganan oleh bagian Neurologi.
Pada Phase sub acut dan kronis :
Tindakan Rehabilitasi
11. Tindakan Operasi : Bila ada gangguan otot pada jari - jari tangan dan kaki.
111. Tindakan OT : Bi1a peroneal Spasme. Bila ada gangguan koordinasi dan parese.
IV. Psikologi : Bita ada gangguan kejiwaan.
9. Penyutit
10.
Informed Consent
:-
11.
Lama Perawatan
: Tergantung penyulit
12.
Masa Pemutihan
13. Output
: Keadaan otot dan refleks pada sisi yang kena sudah mulai kembali
: CEREBRAL PALSY
2. Defenisi
: Cerebral patsy yaitu kelainan motorik ofeh karena kerusakan otak
yang continiu dan bersifat permanen
3. Kriteria Diagnosal : 1. Adanya gangguan gerak
Diagnostik Klinis
- Kelemahan otot yang bersifat spastik - Gerakan tak terkontrol
- Regeditas
- Tumor - Ataxia
2. Kelumpuhan dapat mengenaillebih dari Extremitas :
- Monoparese - Hemiparese - Paraparese - Triplegia
- Qudriplegia
3. Gejala ikutan berupa :
- Kemunduran mental - Gangguan bicara
4. Diagnosa kerja
B.
C.
D.
: A. Proses degeneratif
Higrorna subdural
Tumor intracranial
Kerusakan Medula Spinatis
:-
: BELL'S PALSY
2. Defenisi : Terjadinya kelumpuhan otot-otot muka yang disebabkan oleh lesi yang
akut dari Nervus Facialis yang periphere kebanyakan kelumpuhan bersifat unitateral
3. Kriteria Diagnostik !: - Terjadi asymeteris dari otot-otot muka/mencang Diagnostik
Klinik pada separuh muka
- Pada sisi yang lumpuh terlihat :
a.
Lipat dahi yang hilang
b.
Celah kelopak mata yang lebar
c.
Hidung dan mulut tertarik kesisi yang sehat
d.
Sulcus naso labialis yang lebih datar dari pada sisi yang
sehat
e. Ujung bibir di sisi yang sakit terletak lebih rendah dari pada yang sehat.
4. Diagnosa Banding : Spasma otot wajah
Faradisasi
- Latihan otot-otot wajahlMirror Exercise. Psikologi : Psykoterapilkonsultasi dengan
orang tua/penderita.
9. Penyulit
: - Gangguan pada cornea mata pada sisi yang sakit
- Gangguan pendengaran pada sisi yang sakit
2. Defenisi
: Penyakif paru menahun adalah penyakit paru yang mengakibatkan
terjadinya penumpukan lendir atau mengakibatkan terjadinya obstruksi jatan nafas
seperti : Bronchectase, Asthma
Bronchiale dan penyakit paru kronik obstrukti.
3. Kriteria Diagnostik / : Sesak nafas yang retatif inenetap,menahun. Faai Diagnostik
Klinis paru menyebabkan obstruksi jaian nafas.
4. Diagnosa Banding : - Brounheactase
- Astma Brounchiale - Bronchitis Kronik
5. Pemeriksaan Penunjang : Thorax Foto
6. Konsultasi : - Bagian penyakit paru Penyakit Dalam
7. Perawatan Rumah Sakit: 8. Therapi
: Usaha - usaha Rehabilitasi bertujuan untuk :
:-
10