Mayat diterima sama seperti korban yagn ada keluamya dan setelah
pemeriksaan luar, kemudian jenazah dimasukkan ke dalam kamar pendingin.
Untuk melakukan autopsi ditunggu dalam waktu 2 x 24 jam apabita tidak ada
juga ketuarga korban yang datang maka diiakukan autopsi dan setelah selesai
jenazah tersebut dimasukkan kembali ke dalam kamar pendingin dan masih ditunggu
lagi mana tau ada keluarganya dalam waktu 2 x 24 jam.
- Apabila tidak ada juga keluarga yang datang maka mayat tersebut dikuburkan
Rumah Sakit, Bagian Kedokteran Kehakiman 1 Instalasi Jenazah membuat surat
kepada Direktur yang isinya mohon dikuburkan mayat Mr.X.
111. Hasil Visum et Repertum
Setelah setesai dilakukan autopsi hasil dari Visum et Repertum setesai dalam waktu
lebih kurang 15 hari setelah dilakukan autopsi apabila tidak ada pemeriksaan
tambahan.
- Tetapi apabila ada pemeriksaan tambahan mungkin lebih dari 15 hari tergantung
cepat lambatnya hasil dari pemeriksaan tarnbahan tersebut, seperti :
* Pemeriksaan Patologi Anatomi
* Pemeriksaan Patologi Klinik
* Pemeriksaan racun.
-Yang boleh mengambil hasil dari Visum et Repertum adalah Polisi yang meminta
Visum et Repertum ( penyidik ) dan ketuarga korban tidak boleh mengambil hasil dari
Visum et Repertum tersebut.
iV. Autopsi Kasus Aspiksia
1.
Hanging
2.
Pencekikan
3.
Drawning / Tenggelam
ad.1. Hanging
1. Pemeriksaan Luar
- Leher tegang dan tertengadah
- Muka pucat
- Mata terbuka lebar, perdarahan subconjungtiva
- Pupii dilatasi
- Bibir, ujung - ujung dari dan kuku cyanose.
- Lidah terjulur dan tergigit
- Dari salah satu sudut muiut tampak keluar air ludah
- Bekas jeratan di leher keras dan kering, berwarna coklat tua terletak antara dagu
dan ostyroid.
- Jejas tali coklat seperti kulit disamak atau wama kertas per kamen.
- Pada pinggir ikatan dijumpai daerah hiperemis dan ekhimosis.
lni menunjukkan bahwa pengikatan terjadi sewaktu korban masih hidup. - lkatan
pada leher bisa dengan simpul hidup dan simpul mati. - Dijumpai lebam mayat pada
bagian bawah dari lengan dan tungkai terutama di ujung - ujung jari tangan dan kaki.
2. Pemeriksaan Dalam
Leher :
- Pada ieher dilakukan incisi dan perhatikan lapis demi lapis.
- Jaringan subkutan agak pucat dan otot - otot pada leher mengalami kerusakan dan
tampak daerah resapan darah atau haematom.
- Pada arteri corotis communis dijumpai redline ( garis merah ) pada
'
tunica intima.
- bs hyoid dijumpai dislocation fraktur.
- Pada judicial hanging dijumpai fraktur atau distocation dari serviCall11 atau lil - IV,
Paru - paru :
- Paru - paru mengalami oedematous dan kongesti dan dijumpai tardeus sport.
Jantung :
- Jantung bilik kanan penuh dengan darah dan bilik kiri kosong.
- Benda asing berupa rumput, batu kerikil, dahan kayu dan lain - lain bisa ditemukan
dalam genggaman korban karena spasmekadaver.
Penis dan skrotum mengalami pengisutan dan kontraksi terutama pada musim
dingin.
2. Pemeriksaan Dalam
Paru - paru berisi air dan mengembang sampai menutupi permukaan jantung
- Permukaan paru - paru teraba seperti spon dan mudah melekuk pada penekanan
ringan dengan jari.
Cairan berbusa halus juga ditemukan pada trakea dan cabang utama bronkus.
- Benda-benda organik maupun anorganik lainnya seperti jenis ganggang, pasir, bisa
ditemukan pada saluran pemafasan.
- Partikel makanan dari lambung yang diaspirasi ke dalam saluran pemafasan juga
bisa ditemukan.
- Komposisi air yang berada dalam lambung korban bisa memberikan petunjuk
mengenai jenis air dimana korban tenggelam.
3. Pemeriksaan Tambahan
1.
Diatometes
2.
Lung spoling / bilas paru
ad. 1. Diatometes
- Ambil jaringan paru sebanyak 150 - 2000 gram, bersihkan lalu masukan ke dalam
labu ellenmeyer, masukkan H2SO4 pekat sampai menutup seluruh jaringan paru dan
biarkan selama 24 jam sehingga seluruh jaringan paru hancur dan seperti bubur
hitam.
- Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih sehingga semuanya hancur betul.
-Tuangkan ke dalam beberapa tetes HNO3 pekat sampai wamanya kuning jemih.
- Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. - Sedimennya
dicuci dengan aquades kemudian disentrifuge sedimennya dilihat dibawah
mikroskop.
- Periksalah kerangka diatome yang berupa sel - sel yang cerah dengan dinding
bergaris - garis bentuk bulat.
- Pemeriksaan diatome dikatakan positip bila dari sediaan paru dapat ditemukan
diatome sebanyak 5 per LPB atau bila dari sumsum tulang sebanyak 1 per LPB.
ad.2. Lung Spoling / Bilas Paru
- Bagian p aru bawah diambil dan dicuci dengan aquades disuntikkan pada paru paru beberapa tempat lalu paru tersebut diangkat dan cairannya diangkat
disentrifuge selama 15 menit,
- Kemudian cairan diatasnya dibuang dan diambil sedimennya dan diperiksa dibawah
mikroskop akan dijumpai kristal - kristal pasir.
4. Mediko Legal Dari Drawning / Tenggelam
- Accidental ( kecelakaan )
- Suicide
( dibunuh )
- Homicide
( dibunuh )
V. Autopsi Kasus Keracunan
1.
Pemeriksaan Luar
- Racun jenis tertentu mengeluarkan bau aroma yang khas, misalnya asam
hidrosianida, asam karbolat, kloroform, alkohol dan lain - lain, untuk menjaga
keutuhan mayat tidak boleh menggunakan cairan disinfektan yang mempunyai bau.
- Pada permukaan tubuh mayat mungkin ditemukan bercak - bercak yang berasal
dari muntahan, faeces dan kadang-kadang jenis racun itu sendiri.
- Perubahan wama kulit, misatnya menjadi kuning pada keracunan fosfor dan
keracunan akut akibat unsur tembaga sulfat.
- Keadaan pupil mata dan jari tangan yang lemas atau mengepai.
- Periksa lubang pada tubuh mayat untuk melihat adanya tanda - tanda bekas zat
korosif atau benda asing.
2.
Pemeriksaan Dalam Perubahan yang terjadi - Hiperemia.
- Perlunakan
- Ulserasi
- Perforasi
Hiperemia
- Hiperemia atau warna kemerahan pada membran mukosa paling jelas terlihat pada
bagian cardiac lambung dan pada bagian kurvatura mayor.
- Wamanya adaiah merah gelap dan hiperemia ini bentuknya bias merata atau
berupa bercak, misalnya pada keracunan arsen hiperemia adalah merah merata.
Perlunakan
- Keadaan ini terjadi pada keracunan zat korosif, lebih sering tertd~sc pada bagian
cardiac lambung, kurvutura mayor, tenggorokan Ca esofagus.
- Jika disebabkan karena penyakit maka gambaran ini hanya tampar pada lambung.
Ulserasi
Paling sering ditemukan pada bagian kurvatura mayor pada iambung dan harus
dibedakan dari tukak peptik yang paling sering terdapat pada kurvatura monor dan
ditandai dengan adanya hiperemia sekitar tukak tersebut.
Perforasi
Sangat jarang terjadi kecuali pada kasus keracunan asam sutfat.
3. Pemeriksaan Kimia Labkrim Poldasu
Homicide ( dibunuh )
Accidental ( kecelakaan )
VI. Autopsi Kasus Trauma
1.
2.
3.
4.
Trauma Tumpul
Trauma Tajam
Luka Listrik
Luka Tembak
Akibat gesekan : pada bagian awal luka tampak bersih tapi ujung luka dijumpai
tumpukan kulit.
- Akibat tekanan : daerah sekitar kulit yang mengalami penekanan menunjukkan
tanda konstriksi.
- Jejak langsung : pada kulit terlihat bekas sesuai dengan benda yang bersinggungan
dengan kulit misalnya tergilas ban mobit,
ad.b. Luka Memar
Pada luka memar yang dapat dijumpai adalah
- Lokalisasi luka tidak tertentu. - Dijumpai pembengkakan - Darahnya tidak bisa
dicuci
- Permukaan lebih tinggi dari kulit - Terjadinya dalam jaringan.
ad.c. Luka Robek
Luka robek menunjukkan gambaran sebagai berikut :
Lokasi pada tempat tertentu antara lain : leher, pergelangan targar perut dan
tutut. lrisan di leher biasanya tidak sampai diruas tulan; leher.
Bila arah mata pisau waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau
ditarik keluar maka didapatkan luka dengan ujung lebih dari dua.
* Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong
Bila luka tegak lurus dengan seret otot, maka luka akan menganga
lebar. Bila luka sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
- Mengukur panjang luka harus dikerjakan dengan lebih dahutu menautkan tepi luka
dari panjang d2n dalamnya luka dapat diambil kesimpulan :
* Panjang luka adalah ukuran maksimal lebar senjata
* Dalam luka adalah minimal panjang senjata dan ini tergantung dari tokalisasi,
misanya dinding perut dapat rnengernpis sehingga pisau yang pendek dapat
mencapai ruas tulang punggung.
- Luka tusuk pada bunuh diri antara lain :
Patologi Anatomi
ad. 3. Luka Listrik
1. Pemerlksaan Luar
- Elektrik mark
* Bulat/oval dan cekung ditengah
* Dinding sekeiiling menonjol
* Dasar luka rata dan pucat
- Joule bums/endogenous bums
* Kulit coklat / hitam
- Eksogenous bums
* Tubuh hangus terbakar
3. Pemeriksaan Tambahan
Cara pengambilan peluru
* Pengambilan anak peluru harus hati - hati dan tidak boleh memakai benda keras,
karena nanti bisa menimbulkan goresan baru pada anak peluru, jadi pengambilan
peluru harus dialas dengan benda yang lembut seperti kapas dan lain-lain.
- Cara pengiriman anak peluru
* Anak peluru lebih dahulu dibungkus dengan benda yang lembut, misalnya kapas
Kotak dibungkus rapi dan disegel dengan label yang bertuliskan nama korban.
Kirimkan kepada penyidik disertai dengan surat pengantar dan berita acara
serah terima.
VI1. Autopsi Pembunuhan Anak ( Infanticide ) 1. Pemeriksaan Luar
- Panjang badan
Berat badan
- Lingkaran kepala
Warna kulit
- Kuku
Genitalia
- Lanugo
- Adanya bekas tusukan pada fontanella, epicanthus mata, ubun - ubtr besar dan
kecil, dengan mempergunakan jarum/peniti atau senyaRa tajam.
- Pukulan pada kepala bayi atau memelintir leher
Adanya tanda - tanda mati lemas seperti cianosis pada bibir dan ujungujung jari,
bintik perdarahan pada selaput biji mata dan kelopak mata serta lebam mayat yang
lebih luas dan getap setta busa halus yang keluar dari rongga hidung berwama putih
dan kemerahan.
Keadaan mulut dan sekitamya yang tidak jarang berbentuk bulan sabit dan
memar pada bibir dalam yang berhadapan dengan gusi atau adanya benda asing di
dalam mulut.
- Di daerah leher dan sekitamya adanya luka lecet tekanan yang melingkari sebagian
atau seluruhnya yang merupakan jejas jerat akibat tekanan yang ditimbulkan oleh
penjerat dan luka - luka kecil akibat kuku bekas pencekik.
- Adanya luka tusuk atau Iuka sayat pada daerah leher dan mulut dimana menurut
literatur ada metode khas itu tusukan benda tajam pada langit - langit sampai
menembus ke rongga tengkorak yang disebut dengan tusukan bidadari.
- Memotong tali pusat secara paksa dan sering terjadi di hematome. -Adanya tanda tanda terendam yaitu tubuh yang basan dan berlumpur,telapak tangan dan telapak
kaki yang pucat dan keriput (washer womens hand ), kulit melebihi yang berbintik bintik ( cutis anserina ) seperti kulit angsa, serta adanya benda - benda asing
terutama di dalam saluran pemafasan ( trakhea ) yang dapat berbentuk pasir,
lumpur, tumbuhan air atau binatang air.
2. Pemeriksaan Dafam
Bayi yang sudah bernafas diafragma terletak setinggi iga 6- 7
Bila bayi sudah bemafas sebagian atau seluruh usus kecil dan usus besar terisi
udara.
Paru-paru sudah kembang memenuhi rongga dada sehingga permukaan jantung
sudah tertutup.
- Pinggir paru pada bayi yang sudah bemafas tumpul sedangkan yang belum pemah
bemafas tajam.
Pada perabaan teraba derik udara ( kerepitasi ) yang bila perabaan ini dilakukan
atas sepotong kecil jaringan paru yang dibenmkan dalam air akan tampak
gelembung - gelembung udara
- Bila ditimbang maka beratnya sekitar 1/35 berat badan yang berarti lebih berat bila
dibandingkan dengan berat paru - paru yang belum bernafas yaitu sekitar 1R0 berat
badan
- Berwama merah ungu memberikan gambaran mozaik karena adanya pelbagai
tingkatan aerasi atau pengisian udara
Melihat dan mengambil isi lambung
3. Pemeriksaan Tambahan
Patoiogi anatomi : Mikroskopis
- Tes apung parung
Potong paru - paru menjadi 12 - 20 potongan kecil.
- Masukkan ke dalam air, kemudian dipencet dengan jari dibawah
air, bila telah bemafas, gelembung udara akan terlihat da{am air.
10