1. - Sternoclavicula sejajar
- Batas atas apex paru
- Batas bawah sinus costoprenicus
- Diafragma mencakup iga ke 9-10
- Tampak vertebrae thoracal 6-7
- Scapula terbuka
2. Tujuan : untuk melihat adanya kelainan pada system urinary seperti batu ginjal, pembesaran
prostat, tumor pada ginjal, ureter, dan blass.
Proses pemeriksaan :
a. BNO IVP adalah prosedur pemeriksaan ginjal, ureter dan blass (Vesica Urinary)
menggunakan sinar x dengan melakukan injeksi kontras media melalui vena.
b. Proses kontras media
Pada saat kontras media diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien,
kontras media akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan
tractus urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.
c. Persiapan pasien
1) Pasien makan bubur kecap 2 hari sebelum pemeriksaan BNO IVP dilakukan
2) Pasien tidak boleh makan/minum yang berserat
3) Jam 20.00 pasien minum garam inggris
4) Puasa dan dianjurkan tidak merokok dan banyak bicara
5) Jam 8 pasien ke radiologi, sebelum pemeriksaan pasien diperiksa Ur dan Cr
kemudian disuruh buang air kecil untuk mengosongkan blass
6) Informed consent.
d. Persiapan kontras media
- Disesuaikan dengan berat badan pasien 1-2 cc/kg
e. Persiapan alat
- Peralatan steril
spuit,
kapas alcohol
f. Prosedur pemeriksaan
1) Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP untuk melihat persiapan pasien.
2) Jika persiapan pasien bersih suntikan kontras media melalui intravena 1 CC untuk
melihat alergi pada pasien.
3) Jika tidak ada reaksi alergi penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang
compressive ureter di SIAS.
4) Lakukan foto 5 menit nephogram dengan posisi AP SUPINE untuk melihat
pelviocalyceal dan ureter proximal terisi kontras media.
5) Foto 15 menit, mencakup gambaran pelviocalyceal, ureter dan bladder mulai terisi
kontras media.
6) Foto 30 menit dengan bladder terisi penuh kontras media.
7) Foto post void bladder sudah kosong.
Persiapan bahan :
Teknik pemeriksaan :
a. Foto AP SUPINE, colon bagian transversum harus diutamakan terisi barium. Seluruh luas
usus harus nampak termasuk flexure.
b. Foto RPO (Right Posterior Oblique) posisi pasien 35°-45° ke kanan, tampak colic flexura
hepatic kanan dan ascending.
GAMBAR COLON….
4. S = SCAPOID
L = LUNATUM
P = PISIFORM
T = TRIQUETRUM
H = HAMATUM
C = CAPITATUM
M = TRAPEZOID
G = TRAPEZIUM
1 = DIGITI 1
2 = DIGITI 2
3 = DIGITI 3
4 = DIGITI 4
5 = DIGITI 5
5. TLD = Thermoluminescent dosimeter yaitu alat pencatat dosis radiasi yang diterima oleh
petugas.
Fungsi : SEBAGAI P
2. Apa yang anda lakukan jika menemukan hasil pemeriksaan darah lengkap dengan Hb
dibawah 6,0 gr/dl,,,,jelaskan.
3. Pada saat anda sedang melaksanakan pemeriksaan,tiba-tiba sample darah yang anda
pegang jatuh dilantai, apa tindakan saudara sebelum memanggil cleaning servis,,!
6. Jelaskan cara melakukan pemeriksaan BTA dan criteria sample yang baik untuk
pemeriksaan BTA….
7. Apa yang anda ketahui tentang pemeriksaan urine rutin dan urine lengkap, jelaskan
jawaban anda….
10. Pada pemeriksaaan widal test, apa yang harus diperhatikan, jelaskan
Jawaban soal Ujikom Analis Kesehatan.
1. A. Pra Analitik :
menyiapkan alat dan bahan unt sampling,
mengisi identitas pasien
melakukan Sampling
B. Analitik
Melakukan Pemeriksaan Sampling sesuai dengan SPO Masing2 parameter.
C. Pasca Analitik
Cat Por hasil Pemeriksaan
Penyerahan Hasil Kepada Pasien.
2. Melaksanakan SPO Hasil Kritis, Mulai dari Mencatat hasil pemeriksaan dalam buku
hasil krits,melaporkan hasil kritis kepada ruangan/poli, dan menyelesaikan
pemeriksaan dengan konfirmasi Hasil.
5. Menetapkan hasil Pemeeriksaaan BTA atas Nama tersebut POSITIF dan melakukan
registrasi pada format TB O4
6. Cara pemeeriksaan Sample BTA ,menggunakan Mikroskop dengan lensa obyektif 100 (
menggunakan oil Immersi ),lensa Okuler 10 X. pembacaan dengan tehnik zig-zag pada
lapangan pandang yang merata sebanyak 100 lp.
Sample yang baik untuk pemeeriksaan sputum adalah sample dengan purulent dan
bukan air liur, yang ditandai dengan jumlah sel leukosit sebanyak > 25 sel/lp.
10. Harus dibaca dalam waktu 1 menit, karna jika lebih dari 1 menit maka aglutinasinya
menyebabkan hasil positif palsu.