Anda di halaman 1dari 9

RONDE KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


PASCA LAPARATOMI HARI KE-43 DENGAN FISTULA

Topik : Perawatan Luka Pasca Laparatomi dengan fistula


Sasaran : Klien Tn. D
Waktu : 60 Menit (11.00-12.00 WIB)
Hari/tanggal : Rabu, 5 September 2001

1. Tujuan Ronde Keperawatan


a. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan tindakan perawatan luka paska laparatomi dengan
baik dan benar.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
1) Mengidentifikasi secara ilmiah teori perawatan luka paska laparatomi
2) Mengklarifikasi masalah-masalah keperawatan yang muncul dampak dari
paska laparomi.
3) Mempersiapkan alat-alat tindakan perawwatan luka paska laparatomi dengan
benar dan tepat.
4) Melakukan tindakan perawatan luka secara aseptik dan antiseptik sesuai
dengan prosedur
5) Melakukan komunikasi interpesonal dengan baik terhadap klien, sesama
profesi dan tim kesehatan lain.

2. Materi
a. Teori perawatan luka paska laparatomi
b. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan luka paska
laparatomi
c. Pesiapan alat dan klien
d. Prosedur tindakan keperawatan

3. Metode
Diskusi dan demonstrasi

4. Alat Bantu
a. Sarana diskusi : white board, spidol
b. Persiapan alat perawatan luka paska laparatomi
Alat steril : Alat onsteril : Bahan disinfektan :
 Pinset chirurgi  Gunting verband  Betadin
 Pinset anatmis  Plester  BWC
 Cucing tempat  Savlon
disinfektan
 Kapas savlon
 Kasa steril
5. Proses Ronde
NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG
JAWAB
1 Pra Ronde :
 Menentukan kasus dan topik 31 Agustus Kepala Ruangan
 Menentukan Tim Ronde (13.00-13.30 WIB) Kepala Ruangan
 Informed Concent PP
 Membuat pre planning 3 September 2001 PP
 Diskusi (11.00-13.00 WIB) PP
 Mencari sumber/literatur PP dan Konselor

2 Ronde :
 Diskusi 5 September 2001 Kelompok 2 a Gerb. II
 Demonstrasi perawatan luka (09.00-09.45 WIB) PA
paska laparatomi
3 Paska Ronde :
 Evaluasi pelaksanaan ronde 5 September 2001 PP dan Konselor
 Revisi dan perbaikan (09.45-10.30 WIB)

6. Kriteria Evaluasi :
a. Bagaimana koordinasi persipan dan pelaksanaan ronde
b. Bagaimana peran PP saat ronde
c. Bagaimana PA berperan dalam pelaksanaan demonstrasi perawatan luka paska
laparatomi

7. Kepustakaan
Gillies (1989), Managemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
PPNI Propinsi Jawa Timur (2000), Materi Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, PPNI, Surabaya

Surabaya, 4 September 2001


Kepala Ruangan, Perawat Primer,

Bambang Heriyanto Cicilia Wahyu Djayanti


RSUD Dr. SOETOMO – PSIK FK UNAIR
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8 Telp (031) 5340061 Surabaya

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur/jenis kelamin :
No. KTP :
Alamat :

Untuk : O Diri sendiri O Isteri O Suami


O Anak O Orang tua O Lainnya
Nama Klien :
Umur/Jenis kelamin :
Alamat :
Ruangan :
Rekam Medis No. :
Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah

MEMBERIKAN PERSETUJUAN
Untuk dilakukan

Ronde keperawatan dalam perawatan luka paska laparatomi.

Perawat Yang Menerangkan Surabaya, 4 September 2001

Nama Perawat Nama Jelas

Saksi-saksi :
Tanda Tangan
1. ………………………………. 1. ………………………….
2. ………………………………. 2. …………………...
Undangan
Kepada
Yth. Bpk/Ibu ………………
Di-
Tempat

Dengan hormat,
Sekaitan dengan rencana penyelenggaraan kegiatan Ronde Keperawatan (Nursing Round)
terhadap klien dengan klien colostomy, maka dengan ini kami mengundang kepada
Bapak/Ibu untuk dapat menghadiri penyelenggaraan kegiatan tersebut pada :

Hari/tanggal : Rabu, 5 September 2001


Waktu : 09.00 – 11.30 WIB
Tempat : Nurse Station Ruang Bedah G RSUD Dr. Soetomo

Demikian undangan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan banyak
terimakasih.

Hormat kami,
Kepala Ruang

BAMBANG HERIYANTO
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN PASKA LAPARATOMI
DENGAN INDIKASI INTRAABDOMINAL ABCES DAN FISTEL

Pengertian
Laparatomi adalah prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen
dengan tujuan eksplorasi.
Fistula adalah hubungan yang abnormal antara suatu saluran dengan dunia luar yang dapat
dibagi menjadi 2 fistel yaitu intern dan ekstern.

Prioritas Perawatan
1. Membantu klien/orang terdekat dalam penilaian psikososial
2. Mencegah komplikasi
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Gangguan nutrisi
- Resiko terjadinya infeksi
3. Membantu klien dalam perawatan mandiri dan menyiapkan klie untuk perawatan di
rumah sehingga menurunkan risiko kecemasan dan gangguan psikologis yang
berkepanjangan.
4. Memberikan informasi tentang prosedur, prognosis, kebutuhan pengobatan, resiko
komplikasi.

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi nutrisi, kurang dari kebutuhan b.d
 Anoreksia lama, gangguan masukan
 Status hipermetabolik
 Pembatasan nutrisi
 Absorbsi makanan tak optimal
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d
 Kehilangan berlebih melalui jalan normal
 Kehilangan berlebih melalui selang NG, usus, selang drainage luka
 Keluaran lewat luka post laparatomi dan fistula dalam volume tinggi
 Pembatasan masukan secara medik
 Gangguan absorbsi cairan (kolon)
 Status hipermetabolik (inflamasi, proses penyembuhan)
3. Nyeri b.d
 Faktor fisik : kerusakan jaringan,
 Biologik : aktivitas poses penyakit (kanker, trauma)
 Psikologis : takut, kecemasan
4. Kerusakan integritas kulit b.d
 Tidak ada spinkter stoma
 Aliran feces dan flatus dari stoma
 Reaksi terhadap produk kimia ; pemakaian adhesif tidak tepat
5. Gangguan citra tubuh b.d
 Biofisikal : adanya luka terbuka, kehilangan kontrol usus eliminasi
 Psikososial : Gangguan struktur tubuh
 Proses penyakit dan program pengobatan
6. Gangguan pola tidur b.d
 Faktor eksternal : perlunya perawatan luka paska laparatomi dan fistule,
flatus/feses berlebih
 Faktor inetrnal : Stress psikologis, takut kebocoran kantong

Daftar Pustaka.
Dongoes, M.E. (2000) Nursing Care Plans : Giudelines for Planning and Documenting
Patient Care, F.A Davis, Philadelphia
Bates B. (1998). A Pocket Guide to Physical Examination and History Taking, J.B
Lippincott Co, Philadelphia
Mi Ja Kim (1995) Pocket Guide to Nursing Diagnoses, Mosby Years Book.Inc,
Phialdelphia
Lynda Juall Carpenito. (2000). Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN PASKA LAPARATOMI DAN FISTULE
DI RUANG BEDAH G II RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA

Pengkajian
Nama : Tn. D
Umur : 50 tahun
MRS : 20-07-2001

Riwayat Penyakit Sekarang


Klien pernah operasi laparatomi di Rumah sakit Tulung Agung tetapi hasil operasi tidak
memuaskan atau gagal (luka bertambah parah, keluar faeces, nanah dan klien mengeluh
panas pada lukanya). MRS ke Rumah Sakit Dr. Soetmo Surabaya atas permintaan sendiri,
kemudian dilakukan relaparatomi tanggal 24-07-2001 dengan diagnosa post operasi intra
abdominal abses.

Keluhan utama
Nyeri dan panas pada luka operasi

Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernafasan, dalam batas normal
2. Sistem Kardiovaskuler, dalam bats normal
3. Sistem Neurologi, dalam bats normal
4. Sistem Perkemihan, dalam bats normal
5. Sistem Pencernaan,
Tidak ada keluahan nyeri tekan, keadaan mulut bersih, bising usus (+), peristaltik (+),
pengekluaran faeces lewat luka operasi (faces ngrembes lewat luka operasi, warna
kuning, karena adanya fistula dan juga keluar per anus, frekuensi rutin tiap hari lebih
dari 2 kali dengan konsistensi kunig lembek dan agak coklat tua.
Luka fistula hiperemia, sekitar luka pada kulit ditemukan adanya iritasi.
6. Sistem Muskolo skletal
Mobilisasi (+), jalan-jalan, tidak ada keluhan dalam gerak dan aktivitas.
Integumen : luka bekas operasi, keadaan luka basah, berwarna merah, perembesan
faeces pada luka (+).
Data Penunjang
Hasil laboratorium terakhir (21-08-2001)
Serum elektrolit :
Kalium 3,3 Meq/l (3,8-5,5), Na : 136 Meq/L
Leukosit 10,2 (4,3-5,3)
Albumin 2,8 (3,8-4,4)

Petalaksanaan
Peptisol 10x250 cc
Diit nasi TKTP 2000 Kkal, 60 gram protein
Becombion 3x1 tablet
Vitamin C 3x1
KSR 2x1 tablet
Perawatan luka 2 kali/hari
Mobilisasi
Ekstra telur 5 butir

Rencana program dokter


1. Cek serum elektrolit, darah lengkap, albumin
2. Colon in loop ditunda dengan pertimbangan adanya perkembangan yang lebih baik dari
proses penyembuh fistelnya itu sendiri.
3. Hasil kultur tanggal 10 Agustus 2001 didapatkan kuman jenis proteus Sp.

Masalah keperawatan :
1. Integritas kulit
2. Risiko infeksi
3. Nutrisi
4. Defisit cairan dan elektrolit
5. Eliminasi
6. Psikologis

Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan paparan cairan faeces
2. Risiko tinggi terjadinya perluasan infeksi berhubungan dengan adanya luka yang
terippapar oleh cairan faeces pada daerah abdomen sekunder tyeerhadap luka paska
laparatomi.
3. Nutiris kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang adequat
4. Perubahan pola eliminasi berhubugan dengan dampak sekunder adanya fistula.
Prioritas masalah :
Kerusakan integritas kluit berhubungan dengan kulit sekitas luka fitula terpapar oleh cairan
faeces.

Tujuan :
Seteleh mendapat perawatan 10 kali 24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit yang
meluas.
Kriteria :
- kulit kering, tidak ada tanda iritasi dan bengkak
- klien ikut serta dalam menjaga kebersihan sekita luka
- proses granulasi baik

Intervensi :
1. Pantau luka setiap pengganti verban
2. Pantau tanda-tanda vital
3. Pantau penampilan luka yang telah dibalut setiap 4-8 jam dan rendanakan tentang
perawat 2 kali/hari
4. Pantau haluaran dari fistula, laporkan bila terjadi kelainan atau perubahan haluaran dari
fisutla dan meningkat secara kontinue.
5. Berikan xink zalf/mylanta di sekitar kulit yang teriritan (pemberian mylanta untuk
mengurangi iritawsi pada mukosa kulit sekitar luka bekas operasi, karena mylanrta
bersifat basamengandung MgOH).
6. Libatkan keluarga dalam nejaga kebersihan diri dan sekitas luka
7. Kolaborasi :
a. Pemberian diit Nasi TKTP
b. Pemberian terapi antibiotika cefotaxime 3x100 mg dan becombion 2 kali/hari

Anda mungkin juga menyukai