2. Materi
a. Teori perawatan luka paska laparatomi
b. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan luka paska
laparatomi
c. Pesiapan alat dan klien
d. Prosedur tindakan keperawatan
3. Metode
Diskusi dan demonstrasi
4. Alat Bantu
a. Sarana diskusi : white board, spidol
b. Persiapan alat perawatan luka paska laparatomi
Alat steril : Alat onsteril : Bahan disinfektan :
Pinset chirurgi Gunting verband Betadin
Pinset anatmis Plester BWC
Cucing tempat Savlon
disinfektan
Kapas savlon
Kasa steril
5. Proses Ronde
NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG
JAWAB
1 Pra Ronde :
Menentukan kasus dan topik 31 Agustus Kepala Ruangan
Menentukan Tim Ronde (13.00-13.30 WIB) Kepala Ruangan
Informed Concent PP
Membuat pre planning 3 September 2001 PP
Diskusi (11.00-13.00 WIB) PP
Mencari sumber/literatur PP dan Konselor
2 Ronde :
Diskusi 5 September 2001 Kelompok 2 a Gerb. II
Demonstrasi perawatan luka (09.00-09.45 WIB) PA
paska laparatomi
3 Paska Ronde :
Evaluasi pelaksanaan ronde 5 September 2001 PP dan Konselor
Revisi dan perbaikan (09.45-10.30 WIB)
6. Kriteria Evaluasi :
a. Bagaimana koordinasi persipan dan pelaksanaan ronde
b. Bagaimana peran PP saat ronde
c. Bagaimana PA berperan dalam pelaksanaan demonstrasi perawatan luka paska
laparatomi
7. Kepustakaan
Gillies (1989), Managemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
PPNI Propinsi Jawa Timur (2000), Materi Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, PPNI, Surabaya
SURAT PERSETUJUAN
MEMBERIKAN PERSETUJUAN
Untuk dilakukan
Saksi-saksi :
Tanda Tangan
1. ………………………………. 1. ………………………….
2. ………………………………. 2. …………………...
Undangan
Kepada
Yth. Bpk/Ibu ………………
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Sekaitan dengan rencana penyelenggaraan kegiatan Ronde Keperawatan (Nursing Round)
terhadap klien dengan klien colostomy, maka dengan ini kami mengundang kepada
Bapak/Ibu untuk dapat menghadiri penyelenggaraan kegiatan tersebut pada :
Demikian undangan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan banyak
terimakasih.
Hormat kami,
Kepala Ruang
BAMBANG HERIYANTO
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN PASKA LAPARATOMI
DENGAN INDIKASI INTRAABDOMINAL ABCES DAN FISTEL
Pengertian
Laparatomi adalah prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen
dengan tujuan eksplorasi.
Fistula adalah hubungan yang abnormal antara suatu saluran dengan dunia luar yang dapat
dibagi menjadi 2 fistel yaitu intern dan ekstern.
Prioritas Perawatan
1. Membantu klien/orang terdekat dalam penilaian psikososial
2. Mencegah komplikasi
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Gangguan nutrisi
- Resiko terjadinya infeksi
3. Membantu klien dalam perawatan mandiri dan menyiapkan klie untuk perawatan di
rumah sehingga menurunkan risiko kecemasan dan gangguan psikologis yang
berkepanjangan.
4. Memberikan informasi tentang prosedur, prognosis, kebutuhan pengobatan, resiko
komplikasi.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi nutrisi, kurang dari kebutuhan b.d
Anoreksia lama, gangguan masukan
Status hipermetabolik
Pembatasan nutrisi
Absorbsi makanan tak optimal
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d
Kehilangan berlebih melalui jalan normal
Kehilangan berlebih melalui selang NG, usus, selang drainage luka
Keluaran lewat luka post laparatomi dan fistula dalam volume tinggi
Pembatasan masukan secara medik
Gangguan absorbsi cairan (kolon)
Status hipermetabolik (inflamasi, proses penyembuhan)
3. Nyeri b.d
Faktor fisik : kerusakan jaringan,
Biologik : aktivitas poses penyakit (kanker, trauma)
Psikologis : takut, kecemasan
4. Kerusakan integritas kulit b.d
Tidak ada spinkter stoma
Aliran feces dan flatus dari stoma
Reaksi terhadap produk kimia ; pemakaian adhesif tidak tepat
5. Gangguan citra tubuh b.d
Biofisikal : adanya luka terbuka, kehilangan kontrol usus eliminasi
Psikososial : Gangguan struktur tubuh
Proses penyakit dan program pengobatan
6. Gangguan pola tidur b.d
Faktor eksternal : perlunya perawatan luka paska laparatomi dan fistule,
flatus/feses berlebih
Faktor inetrnal : Stress psikologis, takut kebocoran kantong
Daftar Pustaka.
Dongoes, M.E. (2000) Nursing Care Plans : Giudelines for Planning and Documenting
Patient Care, F.A Davis, Philadelphia
Bates B. (1998). A Pocket Guide to Physical Examination and History Taking, J.B
Lippincott Co, Philadelphia
Mi Ja Kim (1995) Pocket Guide to Nursing Diagnoses, Mosby Years Book.Inc,
Phialdelphia
Lynda Juall Carpenito. (2000). Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN PASKA LAPARATOMI DAN FISTULE
DI RUANG BEDAH G II RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
Pengkajian
Nama : Tn. D
Umur : 50 tahun
MRS : 20-07-2001
Keluhan utama
Nyeri dan panas pada luka operasi
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernafasan, dalam batas normal
2. Sistem Kardiovaskuler, dalam bats normal
3. Sistem Neurologi, dalam bats normal
4. Sistem Perkemihan, dalam bats normal
5. Sistem Pencernaan,
Tidak ada keluahan nyeri tekan, keadaan mulut bersih, bising usus (+), peristaltik (+),
pengekluaran faeces lewat luka operasi (faces ngrembes lewat luka operasi, warna
kuning, karena adanya fistula dan juga keluar per anus, frekuensi rutin tiap hari lebih
dari 2 kali dengan konsistensi kunig lembek dan agak coklat tua.
Luka fistula hiperemia, sekitar luka pada kulit ditemukan adanya iritasi.
6. Sistem Muskolo skletal
Mobilisasi (+), jalan-jalan, tidak ada keluhan dalam gerak dan aktivitas.
Integumen : luka bekas operasi, keadaan luka basah, berwarna merah, perembesan
faeces pada luka (+).
Data Penunjang
Hasil laboratorium terakhir (21-08-2001)
Serum elektrolit :
Kalium 3,3 Meq/l (3,8-5,5), Na : 136 Meq/L
Leukosit 10,2 (4,3-5,3)
Albumin 2,8 (3,8-4,4)
Petalaksanaan
Peptisol 10x250 cc
Diit nasi TKTP 2000 Kkal, 60 gram protein
Becombion 3x1 tablet
Vitamin C 3x1
KSR 2x1 tablet
Perawatan luka 2 kali/hari
Mobilisasi
Ekstra telur 5 butir
Masalah keperawatan :
1. Integritas kulit
2. Risiko infeksi
3. Nutrisi
4. Defisit cairan dan elektrolit
5. Eliminasi
6. Psikologis
Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan paparan cairan faeces
2. Risiko tinggi terjadinya perluasan infeksi berhubungan dengan adanya luka yang
terippapar oleh cairan faeces pada daerah abdomen sekunder tyeerhadap luka paska
laparatomi.
3. Nutiris kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang adequat
4. Perubahan pola eliminasi berhubugan dengan dampak sekunder adanya fistula.
Prioritas masalah :
Kerusakan integritas kluit berhubungan dengan kulit sekitas luka fitula terpapar oleh cairan
faeces.
Tujuan :
Seteleh mendapat perawatan 10 kali 24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit yang
meluas.
Kriteria :
- kulit kering, tidak ada tanda iritasi dan bengkak
- klien ikut serta dalam menjaga kebersihan sekita luka
- proses granulasi baik
Intervensi :
1. Pantau luka setiap pengganti verban
2. Pantau tanda-tanda vital
3. Pantau penampilan luka yang telah dibalut setiap 4-8 jam dan rendanakan tentang
perawat 2 kali/hari
4. Pantau haluaran dari fistula, laporkan bila terjadi kelainan atau perubahan haluaran dari
fisutla dan meningkat secara kontinue.
5. Berikan xink zalf/mylanta di sekitar kulit yang teriritan (pemberian mylanta untuk
mengurangi iritawsi pada mukosa kulit sekitar luka bekas operasi, karena mylanrta
bersifat basamengandung MgOH).
6. Libatkan keluarga dalam nejaga kebersihan diri dan sekitas luka
7. Kolaborasi :
a. Pemberian diit Nasi TKTP
b. Pemberian terapi antibiotika cefotaxime 3x100 mg dan becombion 2 kali/hari