PRESENTASI KASUS
Kelompok 2
1. Evinka Shella Dewi (R0419009)
2. Fatimah Rachmawati (R0419010)
3. Fauziah Rahmawati (R0149011)
4. Hafida Salsabila (R0419013)
5. Hanifah Sarah Nur Laila Aji (R0419015)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas pada Ny. M Umur 34 Tahun P2A1Ah2 dengan Tindakan
Pembersihan Luka atas Indikasi Luka Post-Sectio Caesarea Hari ke-7 di Rumah Sakit
UNS” sebagai salah satu tugas Praktik Klinik Kebidanan Dasar di Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Makalah ini
dapat disusun dengan lancar karena bantuan semua pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:
1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si. selaku direktur Rumah Sakit UNS yang telah
mengizinkan kami untuk Praktik Klinik Kebidanan Dasar di Rumah Sakit UNS
2. Ibu Visita Febrianti, S.ST selaku pembimbing lahan dalam penyusunan makalah
ini.
3. Ibu Luluk Fajria Maulida S.ST, M.Keb selaku pembimbing institusi dalam
penyusunan makalah ini.
4. Seluruh ibu bidan di RS UNS yang selalu sabar dalam menularkan
keterampilannya.
5. Ny. M selaku pasien yang telah bersedia menjadi responden dalam kasus makalah
kami.
Tentu banyak kekurangan yang sering terjadi dari pencermatan kami, semata-
mata kekurangan kami dalam hal bahasa ataupun penguasaan materi. Kritik, masukan dan
saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami demi perbaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi semua.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar Pengesahan
Kelompok 2
1. Evinka Shella Dewi (R0419009)
2. Fatimah Rachmawati (R0419010)
3. Fauziah Rahmawati (R0149011)
4. Hafida Salsabila (R0419013)
5. Hanifah Sarah Nur Laila Aji (R0419015)
Juli 2022
Mengetahui,
Perawatan luka adalah suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan
luka, mengangkat jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses
penyembuhan luka. Perawatan luka bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempercepat proses penyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan fisik dan
psikologis.
Saat persalinan, terkadang ada indikasi medis yang mengharuskan ibu untuk
menjalani operasi persalinan yang dinamakan dengan Sectio Caesarea. Sectio Caesarea
merupakan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding rahim.
Angka persalinan dengan Sectio Caesarea di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 10-
15%. Secara umum pola persalinan melalui operasi Sectio Caesarea menurut karakteristik
menunjukan proporsi tertinggi pada kepemilikan teratas 18,9%, tinggal diperkotaan
13,8%, pekerjaan sebagai pegawai 20,9%, dan pendidikan tinggi / lulus PT 25,1%. Di
Indonesia angka Sectio Caesarea di rumah sakit pemerintah sekitar 20-25%, sedangkan
di rumah sakit swasta sekitar 30- 80% dari total persalinan. Pada pasien yang dilakukan
operasi pembedahan untuk tindakan sectio caesarea memerlukan beberapa perhatian
karena ibu nifas yang melahirkan dengan operasi caesar agar dapat melewati fase
penyembuhan pasca operasi tanpa komplikasi (Novita, S dan Nurlisis, 2018).
Kasus infeksi pada luka operasi Caesar menunjukkan angka yang cukup tinggi.
pada penelitian yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2019 menunjukkan
bahwa infeksi luka operasi meningkat secara bermakna pada pasien dengan hemoglobin
rendah pasca operasi, yang mengalami infeksi (OR 5,018; CI 95% 1,792-14,053) yang
menjalani operasi gawat darurat (OR 28,929; CI95% 7,621-1- 9,815) (Aditya, 2018).
Untuk menghindari infeksi atau komplikasi pada luka Sectio Caesarea, salah
satunya adalah diperlukan prosedur yang sesuai saat melakukan tindakan pembersihan
luka. Perawatan luka mengalami perkembangan yang pesat. Kebersihan diri setelah
melahirkan secara sectio caesarea terutama meliputi kebersihan dalam perawatan luka
sectio caesarea bertujuan untuk mencegah timbulnya infeksi, menjaga luka dari trauma,
meningkatkan proses penyembuhan luka dan mencegah masuknya bakteri (Rahim,
Rompas and Kallo, 2019).
Teknologi dibidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk
menunjang praktek perawatan luka. Dengan demikian, perawat atau bidan dituntut untuk
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik terkait dengan proses perawatan
luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat,
implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta
dokumentasi hasil yang sistematis (Aminuddin et al., 2020).
Saat menjalani Praktik Klinik Kebidanan Dasar di RS UNS, ditemukan kasus
mengenai perawatan luka Post-Sectio Caesarea. Ditemukan beberapa tindakan yang
berbeda dengan yang dipelajari di perkuliahan. Maka dari itu, perlunya mengkaji
perbedaan dan pengaruh dari tindakan perawatan luka agar menemukan tindakan yang
terbaik dan sistematis untuk dilakukan.
BAB II KASUS
Pada saat kunjungan poli untuk kontrol jahitan, dilakukan anamnesis antara ibu
dan penulis. Didapatkan hasil yang masuk kedalam Data Subjektif yaitu ibu mengatakan
rasa nyeri pada luka jahitan berkurang namun nyeri jahitan sedikit mengganggu, saat ini
sakit tenggorokan, dan lutut nyeri.
Pada kunjungan kali ini, dilakukan beberapa pemeriksaan yang termasuk dalam
Data Objektif dan mendapatkan hasil : keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis,
tekanan darah menunjukkan hasil 132/81 mmHg. Menurut Kemenkes (2016) tekanan
darah dikatakan “normal di bawah” adalah sistol <130 mmHg dan diastol <85 mmHg.
Dikatakan “normal tinggi” jika sistol 130-139 mmHg dan diastol 85-89 mmHg (Stadium
1) . Dari hasil pemeriksaan tekanan darah ibu, menunjukkan bahwa tekanan darah ibu
masuk kedalam kategori “Normal tinggi”. pada pemeriksaan pernapasan didapatkan hasil
20x/menit, hasil pemeriksaan suhu adalah 36,9 C, dan pemeriksaan saturasi oksigen
didapatkan hasil 99%.
Masuk kedalam ruang periksa, terlihat pada luka jahitan ibu post-sectio caesarea
hari ke-7 bahwa jenis luka adalah insisi, dengan luas luka 20 cm memanjang horizontal,
grade luka masuk pada stadium 2, warna dasar luka adalah coklat gelap kemerahan di
sekitar jahitan, proses penyembuhan masuk pada fase fibroblastik, tidak ada tanda tanda
infeksi, kondisi jahitan sudah kering, dan tidak terdapat pus. Hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lahan.
Analisis data dalam kasus ini memuat diagnosa kebidanan, masalah, dan
kebutuhan. Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan adalah Ny. M P2A1Ah2 usia 34
tahun 7 hari post partum sectio caesarea. Kemudian ditemukan masalah dalam kasus ini
yaitu nyeri pada luka jahitan yang berkurang namun mengganggu. Untuk kebutuhan yang
dapat diberikan mengenai informasi nyeri pada luka jahitan dan obat oleh dokter Sp.OG.
Pemenuhan kebutuhan lainnya adalah dengan melakukan perawatan luka jahitan post-
sectio caesarea.
Penatalaksanaan atas kasus Ny. M sesuai dengan analisa yang diperoleh adalah
bertanya kepada ibu secara umum tentang keluhannya mengenai masa nifas dan jahitan
post- sectio caesarea. kemudian menjelaskan kepada ibu bahwa rasa nyeri yang timbul di
luka jahitan adalah proses yang normal. Pembedahan SC akan merangsang pengeluaran
bahan-bahan yang dapat menstimulasi reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion
kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang mengakibatkan adanya respon
nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat disebabkan oleh stimulus mekanik seperti
pembengkakan jaringan yang menekan pada reseptor nyeri (Syarifah, Ratnawati dan
Kharisma, 2019). Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lahan.
Untuk melakukan perawatan luka, maka dilakukan pembersihan di luka jahitan
post- sectio caesarea. Pembersihan dilakukan dengan cara membersihkan luka terlebih
dahulu dengan NaCl. Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling
sering adalah sodium klorida 0,9 % yaitu konsentrasi normal dari sodium klorida dan
untuk antiseptik ini sodium klorida disebut juga normal saline. NaCl merupakan larutan
isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering,
menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan
serta mudah didapat dan harga antiseptik lebih murah (Lestari dan Kunidah, 2020). Hal
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lahan.
Setelah luka dibersihkan dengan NaCl, luka jahitan diberikan betadine. Betadin
atau iodine digunakan untuk desinfektan sebelum dan setelah operasi untuk mencegah
timbulnya infeksi pada luka. Povidone iodine dapat membunuh semua patogen yang
penting dan bahkan dapat membunuh spora dimana spora merupakan salah satu bentuk
dari mikroorganisme yang paling sulit dibunuh (Lestari dan Kunidah, 2020). Hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lahan.
Namun, setelah itu luka jahitan sudah tidak ditutup lagi oleh perban. Hal tersebut
dilakukan karena sesuai dengan pemeriksaan dokter Sp.OG bahwa luka sudah membaik
dengan cepat. Luka ibu juga sudah mengering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Sebagai penatalaksanaan nyeri dan pencegahan infeksi, dokter Sp.OG memberikan obat
asam mefenamat yang dikonsumsi 3x1 setelah makan. Asam mefenamat merupakan obat
antiinflamasi golongan non steroid yang mempunyai khasiat sebagai analgetik dan
antiinflamasi. Asam mefenamat merupakan satu-satunya mefenamat yang menunjukkan
kerja pusat dan juga kerja perifer (Lostapa et al., 2016). Dokter juga memberikan resep
obat antibiotik. Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi atau bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat yang dibuat
secara semisintetis tersebut juga termasuk kelompok antibiotik, begitu pula senyawa
sintesis dengan khasiat antibakteri (Pratiwi, 2017).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus terhadap "Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
pada Ny. M Umur 34 Tahun P2A1Ah2 dengan Tindakan Pembersihan Luka Atas
Indikasi Luka Post-Sectio Caesarea Hari ke-7 Di Rumah Sakit UNS" dengan
menggunakan manajemen kebidanan SOAP, dapat disimpulkan bahwa bidan
telah memberikan tindakan perawatan luka jahitan post-sectio caesarea. Asuhan
kebidanan Ny. M pada perawatan luka jahitan post-sectio di RS UNS telah sesuai
dengan teori dan tidak terdapat kesenjangan. Asuhan yang diberikan telah
dilakukan secara menyeluruh sehingga Ny. M dalam kondisi sehat dan normal
dalam masa nifasnya.
B. SARAN
Berdasarkan hasil studi kasus terhadap Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
pada Ny. M Umur 34 Tahun P2A1Ah2 dengan Tindakan Pembersihan Luka Atas
Indikasi Luka Post-Sectio Caesarea Hari ke-7 Di Rumah Sakit UNS, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bagi RS UNS
Diharapkan bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan kebidanan dengan
baik dan selalu berpegang pada standar asuhan kebidanan agar tercipta ibu
yang sehat untuk generasi yang sehat.
b. Bagi Klien
Diharapkan ibu dan keluarga klien dapat memahami tentang kebutuhan
ibu pada masa nifas, menjaga kebersihan diri, segera datang ke pelayanan
kesehatan apabila terdapat tanda bahaya pada masa nifas sampai 42 hari
setelah melahirkan.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan semua mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam menerapkan asuhan kebidanan dengan baik dan benar,
mahasiswa mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang
kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, R. (2018) ‘Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi Bagian Obstetri Dan Ginekologi
Rsud Ulin Banjarmasin’, Jurnal Berkala Kesehatan, 4(1), p. 10. doi:
10.20527/jbk.v4i1.5654.
Ayuningtyas, D. et al. (2018) ‘Etika Kesehatan pada Persalinan Melalui Sectio Caesarea
Tanpa Indikasi Medis’. Jurnal MKMI.
Novita, D., S, D. dan Nurlisis (2018) ‘Determinan Persalinan Sectio Caesarea Di Rumah
Sakit Syafira Kota Pekanbaru’, Ensiklopedia of Journal, 1(1), pp. 158–168.
Pramono, M. B. A., dan Wiyati, P. S. (2021). Buku Ajar Obstetri Patologi Seksio
Sesaria. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Puji Setiana, Herawati, dan Sutriyati (2019) ‘Hubungan Kelainan Letak Janin ,
Preeklamsia, Ketuban Pecah Dini Dengan Persalinan Sectio Caesarea’, Jurnal
Kesehatan dan Pembangunan, 9(18), pp. 69–75. doi: 10.52047/jkp.v9i18.45.
5. Pendidikan: S1 Pendidikan: S1
Anggota Kelompok :
Anggota Kelompok :