Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DISKUSI OPERKULEKTOMI

BAGIAN PERIODONSIA

Oleh:

Iga Oktawisdo
19100707360804046

Dosen Pembimbing:
drg. Netta Angeraini, MDSc

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

diskusi“Operkulektomi”untuk melanjutkan prosedur Operkulektomi pada bagian

Periodonsia.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna

sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,

karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, 15 Januari 2021

Penulis
LAPORAN KASUS OPERCULITIS

1. Nama : Hafiza Fajria


2. No RM : 056253
3. Usia : 23 tahun
4. JK : Perempuan
5. Alamat : Komplek Jabal Rumah Sari
6. No HP : 083180972542

Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan

Senin, 18 Operculitis 1. Anamnesa Iga Oktawisdo


oktober 2020 2. Pemeriksaan (19-046)
klinis
3. Operculektomi
4. Komunikasi,
Informasi,dan
Edukasi
LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah

dengan keluhan gusi belakang kanan bawah sering sakit dan tergigit. Pasien juga

mengeluhkan sering demam sejak 4 hari terakhir. Pasien ingin memeriksakan gusi

yang sakit tersebut dan ingin dilakukan tindakan. Pasien tidak mempunyai

kebiasaan buruk. Pasien menyangkal tidak adanya penyakit keluarga dan tidak

menderita penyakit sistemik. Berdasarkan pemeriksaan ekstra oral, tidak terdapat

kelainan. Dari pemeriksaan intra oral, terdapat gingiva yang masih menyelimuti

setengah permukaan oklusal gigi 48. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

klinis ditentukan diagnosis Operculitis. Pada kasus ini tindakan yang akan

diberikan yaitu Operculektomi pada regio 48.

Gambar. Gambaran Klinis Operculitis regio 48 (dokumentasi pribadi)


PEMBAHASAN

Operkulitis merupakan infeksi gusi disekitar gigi bungsu yang masih

menutupi mahkota gigi. Pada gigi bungsu yang pertumbuhannya tidak seluruhnya

menembus gusi, akan dijumpai jaringan gusi yang masih menutupi mahkota gigi

atau disebut juga operkulum. Sisa makanan dan bakteri seringkali terakumulasi di

bawah gusi tersebut dan sulit dibersihkan, sehingga menyebabkan infeksi

(operkulitis). Operkulitis juga dapat terjadi karena tergigitnya operkulum saat

sedang mengunyah.

Indikasi dan Kontra Indikasi Operkulektomi

A. Indikasi

1. Erupsi sempurna (bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang sama pada

garis oklusal).

2. Adanya ruang yang cukup untuk ditempati koronal, adanya ruangan yang

cukup antara ramus dan sisi distal M2.

3. Inklinasi yang tegak

4. Adanya antagonis dengan oklusi yang baik

B. Kontra indikasi

1. Kondisi perikoronitis akut

2. Erupsi tegak tetapi belum sempurna karena tertutup tulang

3. Erupsi horizontal
Tanda dan Gejala

Pada operkulitis biasanya tidak disertai gejala, pasien hanya merasakan nyeri pada

struktur gigi yang terlibat tanpa disertai pembengkakan,tidak jarang pasien

mengeluhkan malaise, gusi bengkak, merah, dan temperature suhu yang naik.dan

biasanya juga disertai trismus ringan sampai berat, bau mulut dan pembengkakan

wajah.

Tujuan Operkuletomi

Operkulektomi dilakukan untuk mempertahankan gigi molar yang masih

memiliki tempat untuk erupsi tetapi tertutup oleh sebagian operkulum. Tujuan

utama dari operkulektomi ini adalah untung menghilangkan operkulum yang

menutupi gigi molar tiga mandibula yang akan erupsi tersebut.

Prosedur Operkulektomi

1. Komunikasi dengan pasien terkait tindakan apa yang akan dilakukan.

2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Alat :

 Alat Standar

 Handle Blade

 Blade no.12

 Pinset chirugis

 Gunting bedah
Bahan :

 Alkohol 70%

 Povidone Iodine

 Cotton pelet

 Cotton roll

 Tampon

 Pehacain

 Spuit

 Aquadres

 Pack periodontal

3. Menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada permukaan operkulum

4. Irigasi pada permukaan operkulum

5. Asepsis area operculektomi dan area anastesi dengan menggunakan tampon

yang diberi povidon iodine sebelumnya

6. Lakukan anastesi infiltrasi pada sekitar area operasi dan tunggu hingga

parastesi, cek menggunakan sonde.

7. Lakukan bliding point pada daerah operculum dengan sonde sebagai panduan

kerja.

8. Lakukan insisi menggunakan blade No. 12 yang dimulai dari daerah anterior

sampai ke perbatasan anterior ramus dan kebawah lalu ke depan, kemudian

ke permukaan distal mahkota sedekat mungkit ke tingkat CEJ.

9. Setelah diinsisi lakukan irigasi dengan menggunakan aquades, lalu keringkan

menggunakan tampon hingga benar-benar kering.


10. Setelah kering aplikasikan pack periodontal, base dan katalis1:1 diaduk

hingga homogen diaduk diatas glass lab dengan menggunakan semen spatel

dan letakkan pada permukaan yang telah dilakukan operkulektomi.

11. Pastikan permukaan kerja kering sehingga pack melekat dengan baik

12. Setelah pack melekat pasien diinstruksikan menggigit tampon kurang lebih 5

menit.

13. Edukasi pasienuntuk tidak mengunyah didaerah yang ditutupi pack

periodontal, pasien juga tidak bolehsering berkumur agar pack tidak lepas.

14. Berikan antibiotik, analgetik, dan vitamin kepada pasien.

15. Setelah lebih kurang 1 minggu lakukan kontrol pasien untuk melihat hasil

dari operkulektomi

KIE Pasien

1. Instruksikan pasien untuk mengonsumsi obatyang diberikan secara teratur

R/Amoxilin Tab 500 mg no.x

S 3dd tab 1 pc

R/Aasammetafenamat tab 500 mg no.x

S prn tab 1 pc

2. Instruksikan kepada pasien untuk tidak memainkan lidah padadaerah yang

sudah dieksisi atau di pasangkan pack periodontal

3. Tidak minum, makan yang dingin dan panas

4. Jangan mengunyah pada daerah yang telah dieksisi

5. Jangan sering berkumur


6. Jika terlihat pembengkakan kompres dengan air hangat, dan jika terjadi

pendarah maka hubungioperator atau dokter yang bertugas.


DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, dkk: Kapita Selekta Kedokteran Editor Arif Mansjoer, dkk, Edisi
3, Volume 1, Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2000

Newman, dkk. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Sunders Elsevier

Anda mungkin juga menyukai