Anda di halaman 1dari 25

MODUL SKILL’S LAB

BEDAH DENTOALVEOLAR

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2021
XV. Kegiatan 13
Mampu melakukan pemilihan alat dan bahan, penetapan indikasi dan
kontraindikasi, mendemonstrasikan dan memverbalkan tahapan teknik
kuretase.

A. CPMK 7
Mampu menerapkan prinsip-prinsip kuretase

B. Indikator
Kemampuan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Menetapkan alat dan bahan untuk tindakan kuretase
2. Melakukan teknik kuretase

C. Rancangan Tugas
Mahasiswa diwajibkan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Penetapan alat dan bahan untuk tindakan kuretase
2. Tahapan teknik kuretase pada phantom

D. Proses Pelatihan
Metode : Pelatihan (simulasi) tahapan teknik kuretase
Fasilitas, alat, dan : Fasilitas dan Alat Bahan
bahan 1. Dental simulator 1. Masker
2. Phantom kuretase 2. Sarung tangan
3. Dental probe 3. Antiseptik
4. Kuret Gracey 4. Anestetikum
5. Sickle scaler 5. Cotton pellet
6. Petrie dish 6. Kasa
7. Dappen glass 7. Syringe
8. Tempat antiseptic 8. Normal salin
9. Loog book
Tempat pelatihan : Laboratorium Keterampilan Klinik
Waktu pelatihan : 170 menit
Peserta Pelatihan : Mahasiswa program sarjana semester 8
Sistem assessmen : Rubrik formatif
Sistem evaluasi : OSCE dan CBT

138
E. Tugas untuk Mahasiswa
1. Lakukan persiapan alat dan bahan untuk keperluan tindakan kuretase
periodontal;
2. Lakukan penetapan kuretase sesuai indikasi
3. Lakukan simulasi tahapan tindakan kuretase periodontal pada
phantom

F. Tinjauan Pustaka
Kuretase periodontal adalah mengerok dinding gingival dari poket
periodontal untuk memisahkan jaringan lunak yang mengalami kelainan.
Gingival kuretase terdiri dari:
1. Kuretase gigiva yang meliputi pengambilan jaringan lunak yang
terinfeksi pada dinding lateral poket. Kuretase subgingiva merupakan
prosedur kuretase yang dilakukan dari apikal ke epitheliat attachment
sedangakan kuretase inadvertent adalah kuretase yang tanpa disadari
dilakukan selama prosedur skeling dan root planning
2. Kuretase dengan pembedahan, kuretase kimiawi dan kuretase
elektronik.

Prinsip Kuretase Gusi


Tujuan utama dilakukan kuretase adalah pengambilan jaringan
granulasi yang mengalami inflamasi kronis yang terbentuk di dinding
lateral poket periodontal. Jaringan ini memiliki jaringan fibroblastic dan
angioblast, juga mengandung area jaringan inflamasi, kalkulus dan koloni
bakteri. Jaringan granulasi yang dilapisi oleh epitel dapat menghambat
atau bertindak sebagai penghambat pembentukan jaringan baru. Hal
penting yang perlu dilakukan sebelum kuretase adalah root planning. Root
planning harus dilakukan terlebih dahulu agar kalkulus, bakteri akan
terangkat dan jaringan patologi pada poket periodontal juga ikut terangkat
tanpa perlu dilakukan kuretase. Karena jaringan granulasi ikut terangkat
maka jika ada bakteri masuk ke dalam poket dalam jumlah sedikit dapat

139
dihilangkan oleh mekanisme pertahanan tubuh. Di sisi lain, kuretase perlu
dilakukan untuk mengangkat seluruh atau sebagian besar epitel yang
melapisi dinding poket dan epitel junctional yang mendasarinya. Tujuan
dilakukan kuretase terutama pada fase prabedah yang memiliki jaringan
inflamasi gingiva yang persisten setelah dilakukan scaling dan root
planning.

Indikasi
1. Dilakukan untuk membentuk perlekatan baru di infraboby poket yang
cukup dalam yang terletak di area yang dapat dijangkau. Operasi
tertutup disarankan untuk kasus ini
2. Dapat dilakukan sebagai prosedur penunjang untuk menurunkan
inflamasi sebelum dilakukan eliminasi poket pada pembedahan flap
3. Dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat dilakukan dengan
prosedur pembedahan berat seperti usia, kelainan sistemik.
4. Biasanya dilakukan pada pasien dengan kunjungan lanjutan sebagai
terapi untuk mencegah terjadinya rekurensi inflamasi dan kedalaman
poket.

Prosedur
Terdapat beberapa teknik dalam melakukan kuretase adalah teknik dasar dan
teknik lainnya. Kuretase tidak dapat menghilangkan faktor lokal seperti plak dan
kalkulus, oleh karena itu tindakannya harus selalu bersamaan dengan scaling dan
root planning.
1. Teknik Dasar
Kuretase dilakukan di bawah anestesi lokal. Prinsip kuretase adalah
dengan membuat cutting edge terletak berlawanan dengan jaringan.
Instrumen dimasukan untuk mengikat bagian dalam dinding poket
kemudian terus dimasukan sepanjang dinding jaringan lunak, pada
umumnya gerakan yang dilakukan adalah gerakan horizontal. Dinding
poket dapat didukung dengan tekanan yang lebut oleh jari pada permukaan

140
eksternal gusi. Pada kuretase subgingiva, jaringan melekat antara bagian
bawah poket dan alveolar crest diangkat dengan gerakan skup dari kuret
pada permukaan gigi. Area kemudian di irigasi untuk mengeluarkan debris,
jika diperlukan dilakukan penjahitan dan menggunakan pack periodontal.
2. Teknik lain
a. Excisional New Attachment Procedure (ENAP)
Merupakan prosedur kuretase subgingiva definitive yang dilakukan
dengan menggunakan pisau. Teknik yang dilakukan adalah:
1) Dilakukan anestesi lokal, kemudian dibuat insisi bevel internal
yang dibuat dari margin gusi daerah free gingiva kearah apikal
sampai dibawah dasar poket. Jaringan diambil seluruhnya pada
permukaan gigi dengan mempertahankan bagian interdental
sebanyak-banyaknya.
2) Jaringan yang dieksisi diangkat dengan menggunakan kuret dan
permukaan akar gigi dibersihkan sampai permukaan halur dan
keras.
3) Jika diperlukan tepi luka dapat dilakukan penjahitan dan
periodontal dressing.
b. Kuretase Ultrasonic
Ultrasonik kuretase dilakukan dengan menggunakan ultrasonic scaler,
getaran yang dihasilkan dari ultrasonic scaler dapat merusak
kontinuitas jaringan dan epitel terangkat. Getaran ini juga
memperngaruhi morfologi dari nucleus fibroblast. Metode ini memiliki
efektibitas yang sama dengan menual dan menurunkan inflamasi serta
jaringan ikat yang terangkat lebih sedikit.
c. Caustic Drugs
Obat seperti sodium sulfida, antiformin dan fenol sudah banyak
digunakan untuk menginduksi terjadinya kurestasi kimia dari dinding
lateral poket. Kerugiannya adalah kerusakan jaringan yang meluas
akibat penggunaan obat ini tidak dapat dikontrol.

141
G. Daftar Pustaka
1. Shantipriya. R. Essential of Clinical Peridontology and Peridontics.
3rded. 2011.
2. Newman and Carranza’s. Clinical Periodontology. 13 thed. 2019

H. Rubrik Kuretase Periodontal


SKALA PRESTASI
NO ASPEK YANG DINILAI PELATIHAN KOMENTAR
0 1 2
I Melakukan persiapan peralatan
Fasilitas dan Alat
1. Dental simulator
2. Phantom kuretase
3. Dental probe
4. Kuret Gracey
5. Sickle scaler
6. Petrie dish
7. Dappen glass
8. Tempat antiseptic
9. Loog book
Bahan
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Antiseptik
4. Anestetikum
5. Cotton pellet
6. Kasa
7. Syringe
8. Normal salin
II Melakukan pengaturan posisi kerja
1. Posisi operator: ergonomis
a. Arah jam 8, posisi operator di
depan pasien untuk kuretase
gigi RB kiri
b. Arah jam 9, posisi operator di
samping pasien untuk
kuretase RA kiri
c. Arah jam 11 - 12, posisi
pasien di belakang pasien

142
untuk kuretase gigi RB dan
RA kanan
2. Posisi pasien
a. Posisi duduk diatur
0
membentuk sudut 30
b. Permukaan oklusal gigi
pasien tidak melebihi 450
dengan lantai
III Melakukan tindakan persiapan kuretase
1. Melakukan sterilisasi daerah
operasi dengan mengaplikasikan
antiseptic
2. Melakukan pengukuran poket
periodontal dengan menggunakan
dental probe
3. Dilakukan anestesi lokal
4. Melakukan skeling dan root
planing pada gigi yang akan
dikuret dengan menggunakan
kuret Gracey, sisi tajam kuret
menghadap pada permukaan gigi
IV Melakukan kuretase
1. Melakukan kuret dengan
menggunakan kuret Gracey, sisi
tajam kuret menghadap pada
jaringan sehingga jaringan
nekrotik bisa terangkat
2. Dinding poket gigi yang sedang
dikuret ditahan dengan menekan
permukaan luar gusi dengan jari
tangan
3. Melakukan irigasi poket dengan
normal salin
4. Melakukan kontrol perdarahan
dengan menggunakan kasa steril
5. Pemberian resep antibiotic dan
obat kumur

143
Total skala
Pengali 12,5
Nilai

144
XVI. Kegiatan 14
Mampu melakukan pemilihan alat dan bahan, penetapan indikasi dan
kontraindikasi, serta mendemonstrasikan dan memverbalkan tahapan
gingivektomi/gingivoplasti

A. CPMK 10
Mampu menerapkan prinsip-prinsip gingivektomi/gingivoplasti

B. Indikator
Kemampuan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Penentuan alat dan bahan untuk tindakan gingivektomi/ gingivoplasti
2. Tahapan teknik gingivektomi/ gingivoplasti

C. Rancangan Tugas
Mahasiswa diwajibkan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Persiapan alan untuk tindakan gingivektomi/gingivoplasti
2. Tahapan teknik gingivektomi pada phantom

D. Proses Pelatihan
Metode : Pelatihan (simulasi) tahapan gingivektomi/
gingivoplasti
Fasilitas, alat, dan : Fasilitas dan Alat Bahan
bahan 1. Dental simulator 1. Masker
2. Instrumen dasar 2. Sarung tangan
3. Periodontal probe 3. Anestetikum
4. Kuret Gracey 4. Periodontal dressing
5. Sickle scaler 5. Larutan antiseptic
6. Pinset bedah 6. Normal salin
7. Blade holder 7. Kain kasa
8. Pocket marker 8. Blade (no. 11 dan 12)
9. Dappen glass 9. Cotton pellet
10. Tempat antiseptic 10. Kertas pengaduk

145
11. Petri dish 11. Syringe
12. Tools tray 12. Pisau Kirkland
13. Spatula plastic 13. Pisau Orban
14. Phantom
gingivektomi
15. Log book
Tempat pelatihan : Laboratorium Keterampilan Klinik
Waktu pelatihan : 170 menit
Peserta Pelatihan : Mahasiswa program sarjana semester 8
Sistem assessmen : Rubrik formatif
Sistem evaluasi : OSCE, CBT

E. Tugas untuk Mahasiswa


1. Lakukan persiapan alat untuk tindakan gingivektomi/gingivoplasti
2. Lalukan simulasi tahapan bedah gingivektomi/gingivoplasti pada
phantom

F. Tinjauan Pustaka
Gingivektomi adalah tindakan dengan melakukan eksisi jaringan
lunak pada dinding poket dengan tujuan untuk menghilangkan poket.
Gingivoplasty adalah rekonturing gusi yang telah kehilangan bentuk
fisologisnya. Biasanya kedua teknik ini dilakukan secara bersamaan.

Prinsip dasar gingivektomi adalah:


1. Adanya area gingiva yang memadai untuk dilakukan eksisi dan masih
meninggalkan area yang secara fungsional baik setelah dilakukan
eksisi.
2. Tulang alveolar pendukungnya harus dalam keadaan normal, jika
terjadi resorpsi tulang horizontal maka masih dapat dilakukan
gingivektomi
3. Tidak boleh ada poket infrabony.

146
Indikasi gigivektomi adalah:
1. Untuk menghilangkan poket supra-alveolar dan abses
2. Untuk mengangkat jaringan fibrosa pada gingiva atau pembesaran
berupa pembengkakan gingiva.
3. Mengubah margin gingiva patologis menjadi bentuk gingiva normal
4. Membentuk gusi sebelum pembentukan anantomi mahkota gigi
5. Membentuk gusi yang simetris antara dua gigi yang bersebelahan
6. Membuka gusi lebih ke arah sub gingival untuk mendapatkan retensi
tambahan restorasi gigi
7. Membentuk kawah gusi

Kontraindikasi gingivektomi dan gingivoplasty adalah:


1. Jika adanya tepi tulang alveolar yang tebal, terdapat kawah interdental
atau bentuk tulang krestal yang abnormal
2. Jika terdapat infrabony poket
3. Jika dasar mencapai area atau dibawah mukogingiva junction
4. Pasien kurang mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut
5. Pasien yang tidak kooperatif
6. Pasien dengan kompromis medis
7. Adanya hipersensisitif dentin sebelum prosedur pembedahan
8. Jika kelainan terdapat pada regio intermaksilari anterior

Teknik Pembedahan Gingivektomi


Alat yang digunakan adalah kaca mulut, probe, poket marker, pisau
gingivektomi (Kirkland dan Orban), pisau bedah dan pegangangannya,
kuret bedah, kuret Gracey, penjepit jaringan, gunting bedah dan
periodontal dressing.
Tahapan gingivektomi adalah:
1. Tahap I: Poket pada setiap permukaan gigi diperiksa dengan
menggunakan periodontal probe dan ditandai dengan menggunakan
poket marker. Masukan ujung probe pada dasar poket dan tandai

147
kedalaman poket dengan penanda, tandai poin perdarahan pada
seluruh area dengan mengukur kedalaman poket.
2. Tahap II: Dilakukan insisi pada permukaan fasial dan lingual dengan
menggunakan pisau periodontal. Instrument yang digunakan adalah
pisau Bard Parker No. 11 dan 12 serta gunting bedah. Insisi dimulai
dari bagian apikal ke arah titik poin yang ditandai pada poket dan
secara langsung ke arah koronal ke titik antara dasar poket dengan
puncak tulang alveolar. Paparan pada tulang yang tidak diharapkan
selama proses gingvektomi dapat terjadi, dan jika terjadi maka tidak
akan terjadi masalah pada saat penyembuhan selama seluruh area
tertutup oleh periodontal pack. Insisi yang dilakukan dapat berupa
insisi kontinu atau diskontinu. Insisi harus di bevel dengan sudut 45
derajat terhadap permukaan gigi dan sebaiknya dilakukan dengan
membentuk kembali gingiva seperti normal, jika gagal dalam
melakukan hal ini maka dapat menyebabkan pembentukan jaringan
fibrosa yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk
penyembuhan dan membentuk kontur fisiologis dibandingkan yang
seharusnya.
3. Tahap III: Mengangkat jaringan dinding poket yang terpotong.
Bersihkan area dan periksa kembali permukaan akar dari semua
deposit.
4. Tahap IV: Secara hati-hati lakukan kuretase jaringan granulasi dan
ambil kalkulus dan semen nekrosis sehingga terbentuk permukaan
akar yang bersih dan halus.
5. Tahap V: Tutup area dengan menggunakan pak periodontal.

Teknik Gingivoplasti
Instrumen yang digunakan adalah pisau periodontal, scalpel, batu
diamond atau elektroda, teknik gingivoplasti bertujuan meruncingkan
margin gingiva, outline pada bagian marginal, penipisan pada gingiva

148
cekat dan membentuk groove interdental vertikal, pembentukan papilla
interdental untuk menghasilkan celah agar makanan tidak terselip.

G. Daftar Pustaka
1. Shantipriya. R. Essential of Clinical Peridontology and Peridontics.
3rded. 2011.
2. Newman and Carranza’s. Clinical Periodontology. 13 thed. 2019

H. Rubrik Gingivektomi/Gingivoplasti
SKALA PRESTASI
NO ASPEK YANG DINILAI PELATIHAN KOMENTAR
0 1 2
I Melakukan persiapan peralatan
Fasilitas dan Alat
1. Dental simulator
2. Instrumen dasar
3. periodontal probe
4. Kuret Gracey
5. sickle scaler
6. pinset bedah
7. Blade holder
8. Pocket marker
9. Dappen glass
10. Tempat antiseptic
11. Petri dish
12. Tools tray
13. Spatula plastic
14. Phantom gingivektomi
15. Log book

Bahan
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Anestetikum
4. Periodontal dressing
5. Larutan antiseptic
6. Normal salin

149
7. Kain kasa
8. Blade (no. 11 dan 12)
9. Cotton pellet
10. Kertas pengaduk
11. Syringe
12. Pisau Kirklandpisau Orban
II Melakukan pengaturan posisi kerja
1. Posisi operator: ergonomis
Arah jam 8-9, posisi operator di
depan pasien
2. Posisi pasien
a. Posisi duduk diatur
0
membentuk sudut 30
b. Permukaan oklusal gigi
pasien tidak melebihi 450
dengan lantai
III Melakukan tindakan persiapan gingivektomi
1. Melakukan sterilisasi daerah
operasi dengan mengaplikasikan
antiseptik
2. Melakukan pengukuran poket
periodontal dengan menggunakan
dental probe
3. Dilakukan anestesi lokal
4. Membuat tanda dasar poket
dengan menggunakan pocket
marker. pocket marker digunakan
untuk membentuk bleeding point
yang menunjukkan dasar pocket.
5. Pocket marker diletakkan sejajar
sumbu panjang gigi, dengan paruh
menempel pada permukaan gigi
agar didapatkan letak bleeding
point yang benar. Ujung yang
tumpul dimasukkan ke dalam
poket sampai ujungnya
menyentuh dasar poket.
Sedangkan ujung yang tajam
berada di luar poket, kemudian
ditekan sehingga didapatkan titik
perdarahan atau bleeding point.

150
IV Melakukan gingivektomi
1. Membuang jaringan gusi yang
mengalami hyperplasia dengan
menggunakan scalpel no 11 atau
12
2. Permukaan fasial dan lingual
dapat diinsisi dengan
menggunakan pisau Kirkland,
sedangkan interdental diinsisi
dengan menggunakan pisau
Orban
3. Insisi dilakukan dengan metode
continue atau discontinue
4. Ujung blade diletakkan 2 mm di
bawah bleeding point dan
mengarah ke koronal, sedekat
mungkin ke tulang alveolar tanpa
membuatnya terekspos. hasil
eksisi harus menghasilkan poket
=0
5. Melakukan skeling dan root
planing.
V Melakukan gingivoplasti
1. Melakukan gingivoplasti denga
menghaluskan bagian tajam,
menghaluskan gingiva dengan
menggunakan scalpel atau bur
2. Melakukan irigasi daerah operasi
dengan normal salin
3. Melakukan kontrol perdarahan
dengan menggunakan kasa steril
4. Mengaplikasikan periodontal
dressing.
Total skala
Pengali 10
Nilai

151
XVII. Kegiatan 15
Mampu melakukan pemilihan alat dan bahan, serta melakukan dan
memverbalkan tahapan bedah flap dan sutura.

A. CPMK 11
Mampu menerapkan prinsip-prinsip analisis cefalometri

B. Indikator
Kemampuan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Penentuan alat dan bahan untuk bedah flap dan sutura
2. Tahapan teknik- bedah flap dan sutura

C. Rancangan Tugas
Mahasiswa diwajibkan mendemonstrasikan dan memverbalkan:
1. Persiapan alan untuk tindakan bedah flap dan sutura
2. Tahapan teknik bedah flap dan sutura

D. Proses Pelatihan
Metode : Pelatihan (simulasi) tahapan bedah flap dan sutura
Fasilitas, alat, dan : Fasilitas dan Alat Bahan
bahan 1. Dental simulator 1. Masker
2. Instrumen dasar 2. Sarung tangan
3. Periodontal probe 3. Anestetikum
4. Kuret Gracey 4. Larutan antiseptic
5. Sickle scaler 5. Normal salin
6. Pinset bedah 6. Silk suture
7. Blade holder 7. Needle
8. Needle holder 8. Kain kasa
9. Raspatorium 9. Blade (no. 11, 12,
10. Bone file 15)
11. Dappen glass 10. Cotton pellet
12. Tempat antiseptic 11. Syringe

152
13. Petri dish
14. Tools tray
15. Bur
16. Phantom flap
17. Log book
Tempat pelatihan : Laboratorium Keterampilan klinik
Waktu pelatihan : 170 menit
Peserta Pelatihan : Mahasiswa program sarjana semester 8
Sistem assessmen : Rubrik formatif
Sistem evaluasi : OSCE, CBT

E. Tugas untuk Mahasiswa


1. Lakukan persiapan alat untuk tindakan gingivektomi/gingivoplasti
2. Lalukan simulasi tahapan bedah gingivektomi/gingivoplasti pada
phantom

F. Tinjauan Pustaka
Bedah flap bertujuan memisahkan gingiva/ mukosa dgn permukaan
jaringan di bawahnya untuk mendapatkan visibilitas dan aksesibilitas ke
tulang dan permukaan gigi. Bedah flap dilakukan pada kondisi kerusakan
periodontal yang disertai kerusakan tulang alveolar dengan kedalaman
saku gusi (poket) lebih dari 6 mm dengan harapan hasilnya dapat
menormalkan kedalaman sulkus. Prinsip dasar desain flap dilakukan
dengan memperhatikan agar tidak terjadi komplikasi akibat flap berupa
nekrosis, dehiscense dan robek. Flap dentoalveolar yang biasa dilakukan
adalah mukosal flap. Step ini dapat digunakan untuk mengangkat gigi
impaksi, preparasi implant yag buruk, kerusakan pada tulang alveolar,
bedah periodontal dan memperbaiki defek yang terjadi pada jaringan
mukosa.

153
Indikasi flap periodontal adalah:
1. Mendapatkan akses untu debridemen akar
2. Pengurangan atau eliminasi kedalaman poket, sehingga pasien dapat
menjaga agar permukaan akar terbebas dari plak
3. Pembentukan jaringan keras dan lunak untuk mencapai topografi yang
normal
4. Regenerasi dari tulang alveolar, ligamen periodontal dan sementum
Saat ini flap menjadi prosedur pembedahan dasar pada terapi periodontal,
bukan hanya untuk mendapat akses pada jaringan diatasnya tetapi
memudahkan dokter untuk melakukan berbagai prosedur regeneratif.
Klasifikasi flap periodontal:
1. Berdasarkan Ketebalan dari Flap/ Kerusakan Tulang setelah Flap
a. Ketebalan penuh/ Mukoperiosteal Flap
b. Ketebalan sebagian/ Flap mukosa/ Split thickness flap
2. Berdasarkan Penempatan Flap setelah Pembedahan
a. Nondisplaced Flap
Flap dikembalikan dan dijahit kembali ke posisi awalnya.
b. Displaced flap
Flap direposisi ke arah korona, apikal ataupun lateral dari posisi
awalnya, tetapi flap palatal tidak dapat dipindahkan dikarenakan
adanya gusi cekat di bagian palatal.
3. Berdasarkan Desain Flap/ Manajemen Papila
a. Flap Konvensional
b. Insisi Horisontal
c. Insisi Krevikular
d. Insisi vertikal
e. Papilla preservation flaps
f. Teknik Flap Untuk Terapi Poket Periodontal

154
Prinsip Sutura
Luka yang dhasilkan akibat insisi harus ditutup untuk mempercepat proses
penyembuhan. Teknik yang secara konvensional yang dilakukan adalah
dengan penjahitan luka insisi. Penjahitan dengan menggunakan jarum dan
benang dilakukan untuk memperbaiki aposisi jaringan dan meninggalkan
luka bekas insisi dengan lebih baik. Instrumen yang dibutuhkan adalah
pemegang jarum, tang jaringan dan gunting.
Teknik suturing terdiri dari:
1. Simple Interrupted

2. Continous Interrupted

3. Continous Interlocking

155
4. Figure of Eight

5. Horizontal Vertical Mattress

a. Vertikal

b. Horisontal

156
G. Daftar Pustaka
1. Shantipriya. R. Essential of Clinical Peridontology and Peridontics.
3rded. 2011.
2. Newman and Carranza’s. Clinical Periodontology. 13 thed. 2019

H. Rubrik Bedah Flap dan Sutura


SKALA PRESTASI
NO ASPEK YANG DINILAI PELATIHAN KOMENTAR
0 1 2
I Melakukan persiapan peralatan
Fasilitas dan Alat
1. Dental simulator
2. Instrumen dasar
3. Periodontal probe
4. Kuret Gracey
5. Sickle scaler
6. Pinset bedah
7. Blade holder
8. Needle holder
9. Raspatorium
10. Bone file
11. Dappen glass
12. Tempat antiseptic
13. Petri dish
14. Tools tray
15. Bur
16. Phantom flap
17. Log book

Bahan
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Anestetikum
4. Larutan antiseptic
5. Normal salin
6. Silk suture
7. Needle
8. Kain kasa

157
9. Blade (no. 11, 12, 15)
10. Cotton pellet
11. Syringe
II Melakukan pengaturan posisi kerja
1. Posisi operator: ergonomis
Arah jam 8-9, posisi operator di
depan pasien
2. Posisi pasien
a. Posisi duduk diatur
membentuk sudut 300
b. Permukaan oklusal gigi
pasien tidak melebihi 450
dengan lantai
III Melakukan tindakan persiapan flap
1. Melakukan sterilisasi daerah
operasi dengan
mengaplikasikan antiseptik
2. Melakukan pengukuran poket
periodontal dengan
menggunakan dental probe
3. Dilakukan anestesi lokal
IV Melakukan bedah flap
1. Melakukan insisi horizontal
dengan menggunakan scalpel,
terdiri dari:
a. Insisi internal bevel,
dilakukan 0,5 – 1 mm dari
margin gusi ke puncak
tulang alveolar, dibuat flap
full thickness flap,
kemudian flap dibuka
dengan menggunakan
elevator
perioteal/raspatorium

158
b. Insisi crevicular, dibuat
dari dasar poket ke arah
puncak tulang. Insisi
dilakukan disekitar gigi
dengan menggunakan pisau
No. 12B. Insisi berbentuk
V dengan mengambil
jaringan granulomatosa
yang mengalami inflamasi
yang terdiri dari dinding
lateral poket, epitel
junctional dan serat
jaringan ikat antara dasar
poket dan puncak tulang.

c. Insisi interdental untuk


memisahkan leher gusi
yang tertinggal disekitar
gigi dengan menggunaka
pisau Orban. Kuret atau
scaler yang besar dapat
digunakan untuk
mengangkat gingiva di
sekitar gigi.

159
2. Melakukan pembersihan plak,
kalkulus, debris pada elemen
gigi di daerah operasi
3. Membuang semua jaringan
nekrotik yang melekat pada
tulang, gigi dan flap bagian
dalam
4. Mengkontur tulang (bila
diperlukan) dgn menggunakan
bone file atau mata bur (low
speed)
5. Melakukan irigasi dengan
normal saline sterile dan
betadine yang dicampur dengan
aquadest
6. Mengontrol perdarahan dengan
kain kasa steril (tampon)
7. Flap dikembalikan pada
tempatnya kemudian dijahit

V Melakukan Simple Interrupted Suturing


1. Mempersiapkan jarum dan
needle holder, benang
dimasukkan ke dalam jarum

160
2. Jarum ditusukkan pada tepi flap
dengan kedalam mencapai
subkutan dan sekitar 0,5 – 1 cm
dari tepi luka.
3. Jarum ditusukkan pada tepi flap
yang stabil sekitar 0,5 – 1 cm
dari tepi luka
4. Benang disimpulkan atau diikat
dengan cara memutar benang 1
kali ke depan needle holder dan
selanjutnya needle holder
menjepit bagian benang yang
bebas dan ditarik sehingga
benang menjadi terikat.
5. Penyimpulan diulangi sampai 3
kali dan kemudian ujung benang
dipotong 0,5 – 1 cm dan simpul
diletakkan di tepi luka di tempat
tusukan jarum
6. Penjahitan diulangi dengan
jarak antara satu jahitan dengan
jahitan lainnya tidak terlalu
jauh, paling tidak 3 jahitan
setiap 1 cm.

Total skala
Pengali 10
Nilai

161

Anda mungkin juga menyukai