Anda di halaman 1dari 13

TELAAH KASUS

PULPEKTOMI NONVITAL GIGI 84 dan 85

DENGAN DIAGNOSA NEKROSIS PULPA

Dan Restorasi Akhir Stainless Steel Crown (SSC)

Oleh :

Ovy Prima Damara

Dosen Pembimbing :

Drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA, M.DSc

DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018

1
TELAAH KASUS
Pulpektomi devital gigi 65 dengan diagnosa pulpitis irreversibel

Nama : Ovy Prima Damara


No BP : 1311411002
Preseptor : drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA, M.DSc
Tanda tangan :

A. Data Pasien
Nama : Adi Wahid Nurrasyid
Umur : 6 tahun 7 bulan
Alamat : Tunggul Hitam
No RM : 12591
Elemen Gigi : 84 dan 85

B. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complaint
Pasien datang dengan keluhan gigi geraham bawah kiri dan kanas sakit saat malam
hari dan ingin dirawat.

2. Present Illness
Pasien merasakan keluhan rasa sakit saat malam hari sejak satu tahun yang lalu. Rasa
sakit timbul saat malam hari dan pada saat pasien demam. Pernah mengalami rasa
sakit spontan pada malam hari dan terasa sakit apabila makan yang manis-manis
seperti biskuit dan es krim. Pasien pernah memeriksan giginya ke puskesmas dan
diberikan obat paracetamol untuk mengurangi rasa sakit. Lalu rasa sakit hilang.

3. Post Dental History


Pasien menyikat gigi 2 x sehari pagi dan sore. Pasien pernah ke dokter gigi
sebelumnya untuk memeriksakan gigi.

4. Post Medical History


Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit, dan pasien dalam keadaan sehat.

2
5. Family History
Orang tua pasien tidak dicurigai adanya penyakit sitemik

6. Social History
Pasien seorang siswa sekolah dasar kelas I SD sibuk sekolah dan mengaji. Pasien
sering mengonsumsi biskuit dan permen. Pasien mengkonsumsi susu setiap pagi.
Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.

C. Pemeriksaan Objektif
Elemen gigi : karies profunda pada gigi 84 di distooklusal
Sondasi (-)
Perkusi (-)
Palpasi (-)
Termal (-)

Foto intra oral gigi 84 Foto Rontgen Periapikal

Foto Rontgen Panoramik

3
D. Diagnosa
Nekrosis Pulpa

E. Restorasi indirect
Stainless Steel Crown (SSC)

F. Prognosis
Baik. Tidak terdapat fraktur horizontal maupun vertikal pada akar gigi. Pasien
kooperatif untuk datang berulang dan oral hygiene pasien cukup baik.

G. Penatalaksanaan
A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Diagnostik set ChKM
Bur Set Caviton
F ile Fletcher
Semen Spatel Eugenol
Endometer Bahan devitalisasi
Jarum Miller Cotton Roll
Jarum Ekstirpasi Cotton Pallet
Glass lab Chlorhexidine
Spuit Paper Point
Suction GIC lining
Mistar
Sliding caliper

B. Tahap Perawatan

4
Kunjungan Pertama
Devitalisasi :
Merupakan proses untuk mematikan jaringan pulpa dan saluran akar
menggunakan bahan devitalisasi yang diaplikasikan kedalam kavitas selama 5-
7 hari.
 Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll
 Bersihkan kavitas menggunakan ekskavator (jangan menggunakan bur
high speed karena kondisi gigi pasien masih vital dan dalam keadaan
sakit)
 Setelah kavitas dibersihkan kemudian keringkan mengggunakan cotton
pellet
 Pastikan kavitas benar-benar bersih dan kering, kemudian baru
aplikasikan bahan devitek kedalam kavitas. Aplikasinya menggunakan
kapas, kemudian balutkan bahan devitek ke kapas yang telah ditetesi
eugenol (aplikasikan bahan devitek secukupnya saja, jangan terlalu
banyak)
 Setelah bahan devitek diaplikasikan ke dalam kavitas, tutup
menggunakan kapas kering
 Tutup kavitas menggunakan bahan tambalan sementara
 Instruksikan paca perawatan :
 Jangan mengunyah makanan dulu pada sisi gigi yang baru
dirawat
 Kembali 5-7 hari berikutnya
 Pemberian obat analgetik
Kunjungan Kedua
a. Mengukur panjang kerja
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang
kerja.
Panjang gigi sebenarnya = axb
c
keterangan : a = panjang gigi pada rontgen foto
b = panjang mahkota klinis
c = panjang mahkota pada rontgen foto
5
Panjang kerja = 2/3 panjang gigi sebenarnya untuk mencegah terjadinya
perforasi foramen apikal dan merusak benih gigi permanen.
Panjang kerja : Mesial : mm
Distal : mm

b. Preparasi kamar pulpa


 Isolasi daerah kerja
 Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur
bulat
 Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin
 Buang isi kamar pulpa dengan ekscavator
 Cari orifis dengan jarum miller (smooth broach)
 Semua tahapan preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi
pada saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan chlorhexidine.
 Preparasi kamar pulpa selesai.
c. Preparasi saluran akar
 Pasang stoper sesuai panjang kerja
 Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar
pulpa dan saluran akar dengan diputar 360 derajat kemudian ditarik
keluar.
 Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan clorheksidin.
Jangan menyemprotkan udara kedalam kavitas karena akan mendorong
debris keapeks.
 Preparasi saluran akar dengan file. Mulai dari ukuran 6 dan diakhiri no
20. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat
jaringan pulpa dan menghaluskan dinding saluran akar, bukan
memperluar saluran akar.
 Irigasi dengan clorheksidin, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point
d. Sterilisasi saluran akar
 Keringkan saluran akar dengan paper point

6
 Basahi cotton pellet yang ukurannya kira-kira 1/3 kamar pulpa dengan
ChKM, keringkan dengan cotton roll, karena yang diperlukan hanya
uap ChKM
 Letakan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
 Tutup dengan tambalan sementara
 Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan Ketiga
 Bongkar tambalan sementara
 Keluarkan kapas kering dan cotton pellet
 Periksa apakah dari kavitas sudah tercium bau obat, hal tersebut menandakan
bahwa saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat dilakukan obturasi. Jika
belum periksa kembali saluran akar dan lakukan sterilisasi dengan ChKM
 Jika sudah, irigasi saluran akar dengan chorheksidin
 Keringkan dengan paper point
 Lakukan obturasi dengan pasta fletcher eugenol yang langsung dimasukan
kedalam saluran akar dengan spuit yang telah disediakan pabrik, lakukan
obturasi hingga orifis.
 Tutup dengan cotton pelet kering dan steril
 Tutup dengan GIC lining
 Tutup dengan tambalan sementara
 Cek oklusi dengan articulating paper
 Lakukan foto rontgen untuk melihat hasil obturasi

7
Pulpektomi
Pulpektomi adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran
akar. Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak
memungkinkan sehubungan bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.

Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :


1. Pulpektomi vital. 

2. Pulpektomi devital. 

3. Pulpektomi non vital
Indikasi
1. Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau non vital. 

2. Resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal. 

3. Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar. 

4. Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal. 

Kontra indikasi
1. Bila kelainan sudah mengenai periapikal. 

2. Resorpsi akar gigi yang meluas. 

3. Kesehatan umum tidak baik. 

4. Pasien tidak koperatif. 

5. Gigi goyang disebabkan keadaan patologis 


Gambar 1. Prosedur Pulpektomi pada gigi sulung

8
Restorasi Stainless Steel Crown (SSC)
Pasca Perawatan Pulpektomi gigi 65

A. Pengertian S. S. C

S.S.C adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran
dan mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. Materialnya mengandung
18% chromium dan 8% nikel. SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam
perawatan gigi sulung dengan kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi
seluruh mahkota gigi dan membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih
tahan lama dibandingkan restorasi lainnya
B. JENIS SSC
Ada dua macam SSC :
- Festooned : metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik
kontour oklusal, bukal / lingual, proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian
preparasi SSC jenis festooned ini tinggal membentuk / menggunting
permukaan servikal mahkota tersebut.
- Unfestooned : metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal saja
sedangkan bagian bukal / lingual dan servikal harus dibentuk dengan tang
khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus dimanipulasi agar tetap baik
marginalnya.

a : Bentuk unfestooned, tepi servikal mahkota belum digunting.


b : Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting dan dibentuk cembung.
c : Bentuk festooned tepi servikal sudah digunting sesuai dengan servikal gigi.

9
C. Indikasi

- Kerusakan yang meluas pada gigi susu


Finn (1973) menyatakan pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatan karies
rampan atau frekwensi kariesnya tinggi, dimana gigi sudah banyak kehilangan
struktur mahkota, sehingga tidak dapat ditambal dengan bahan tambalan biasa.
- Gigi sesudah perawatan saluran akar.
- Hilangnya struktur gigi sesudah perawatan endodontik yang meluas sampai di bawah
perlekatan epitel
- Sebagai pegangan dari space maintainer atau protesa.
SSC digunakan sebagai pegangan untuk space maintainer akar jika gigi
pegangan itu merupakan indikasi untuk pembuatan SSC.
d. Penatalaksanaan
- Alat
Diganostik set
Bur diamond set
Glass lab
Semen spatula
Stone bur
Sliding Caliper
Tang Paruh Burung
- Bahan
Cotton roll
Semen polikarboksilat
Cotton pellet
SSC

Prosedur kerja

10
1. Tahap Preparasi SSC :
a. Pengukuran materi gigi
Sebelum di preparasi, ukur jarak mesiodistal dengan kaliper, pengukuran ini
bertujuan untuk memilih besarnya ssc yang akan dipakai.
b. Pembuangan jaringan karies jika masih ada.
Dengan round bur putaran rendah atau dengan menggunakan ekskavator. Jika
gigi post perawatan endo, rapikan dinding kavitas dan bulatkan bagian sudut
yang runcing
c. Mengurangi permukaan oklusal.
Fissure yang dalam pada permukaan oklusal diambil sampai kedalaman 1-1,5
mm dengan tappered diamond bur.
d. Mengurangi permukaan proksimal.
Sebelum melakukan preparasi, lindungi gigi tetangga dengan matriks band.
Tempatkan bur tapered diamond berkontak dengan gigi pada embrasure bukal
atau lingual dengan posisi sudut 20 derajat dari vertikal dan ujungnya pada
margin gingival. Preparasi dilakukan dengan gerakan bukolingual mengikuti
kontur proksimal gigi. Untuk mengurangi resiko kerusakan pada gigi tetangga
akibat posisi bur yang miring maka dilakukan slicing dari arah lingual ke arah
bukal baru dari arah olusal ke gingival.
e. Mengurangi permukaan bukal dan lingual
Dengan tappered bur , permukaan bukal dan lingual dikurangi sedikit sampai
ke gingival, margin dengan kedalaman lebih kurang 1-1,5 mm. Bulatkan
sudut-sudut antara 2 permukaan.
2. Tahap Pemasangan SSC
a. Pemilihan ukuran SSC.
Pilih SSC sesuai jarak mesiodistal gigi susu sebelum dipreparasi. Ukuran
crown yang dipilih harus cukup besar untuk disisipkan diantara gigi dibawah
gingival margin dan sedikit bisa di restorasi.
b. Pemotongan SSC.
Tentukan kelebihan ssc, lalu buang dengan stone bur atau potong dengan
gunting.
c. Pembentukan SSC.

11
Pembentukan ssc memerlukan tang khusus (crimping). Tempatkan tang
dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung sebelah luar mahkota
yang akan dibentuk. Bagian bukal dan lingual serta servikal dibentuk sesuai
kontur gigi.
d. Penghalusan SSC
Penghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC telah sesuai.
Permukaan kasar akan mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan
plak. Untuk tindakan ini daerah margin SSC diasah ke arah gigi supaya
pinggirnya tidak mengiritasi gingiva, kemudian pinggir dihaluskan dan
dilicinkan dengan stone bur atau rubber whell.
e. Pemasangan SSC.
Lakukan isolasi daerah kerja dengan cotton roll, siapkan SSC. Pasang saliva
ejector agar gigi tetap kering. Gunakan adhesive semen seperti semen
polikarboksilat yang diaduk sampai konsistensi seperti krim, lalu alirkan ke
dinding sebelah dalam SSC sehingga hampir penuh. Pasang SSC dari arah
lingual ke bukal, tekan dengan jari sampai posisi yang tepat lalu pasien di
instruksikan menggigit dengan wooden blade yang diletakan diatas gigi
tersebut.
Kunjungan selanjutnya : kontrol 1 minggu

12
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Toumba, Jack dkk. 2014. At a Glance Kedokteran Gigi Anak. Jakarta: Erlangga
Finn, S. B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th edition. Philadelphia : W. B. Saunders.

13

Anda mungkin juga menyukai